Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi – KnB (I own my story).

Warning : kemungkinan ada Miss typos, OOCness, sedikit gaje, ide pasaran, Yaoi/Boys Love, full of description (perhaps you can be bored), dan AU/AR (only for this story). Hope you can enjoy it and happy reading~

.

.

.

Rexa Anne presented

A KnB Fanfiction

For #EventGarisMiring

.

.

.

The Moment of Silent

.

.

.

Ada kalanya … berbicara bukanlah satu-satunya cara untuk saling berkomunikasi. Ada kalanya … hanya dalam keheningan kita bisa lebih meresapi arti kehadiran seseorang di kehidupan kita.

Kagami tersenyum sambil memandangi langit-langit kamarnya. Keheningan ini … entah kenapa tak pernah membuatnya bosan maupun jenuh. Ditolehkannya kepalanya ke sebelah kiri, ke arah di mana sosok pemuda berambut biru muda itu sedang menumpahkan atensinya pada sebuah buku bersampul coklat dan jingga.

Betapa Kagami bersyukur bisa bertemu dengan pemuda keras kepala—kalau tak mau dibilang pantang menyerah ini. penuh tekad dan begitu berdedikasi. Alasan mengapa ia kemudian jatuh cinta padanya. Kagami tersenyum menahan geli. Berpikir betapa beruntungnya ia memiliki Kuroko sebagai sahabatnya, bayangannya, kekasihnya, pasangannya.

Jemarinya terulur, menggapai helai biru yang memahkotai si pemuda. Dibelainya helai-helai selembut sutra itu perlahan-lahan. Sang empunya terlihat terusik hingga menoleh. Sudut-sudut bibirmya sedikit terangkat ke atas, kala netra yang sewarna dengan langit musim panas itu menangkap tatapan teduh dari netra merah darah. Dibiarkan jemari-jemari Kagami bermain di antara helaian rambutnya, yang kini mulai tertarik untuk bergerak memijat lembut dari belakang kepala hingga ke tengkuknya.

Senyum melukis wajah garang Kagami hingga membuatnya terlihat manis. Manakala netra merah darahnya menyaksikan reaksi dari sosok yang paling disayanginya itu. Tak lama ia menghentikan kegiatan mengusik Kuroko, lalu bangkit dari posisi tidurnya dan turun dari ranjang.

Kagami memilih untuk duduk di samping Kuroko dan memeluk pemuda yang bertubuh lebih mungil darinya itu. Kuroko menyamankan dirinya dalam pelukan Kagami. Kecupan ringan berlabuh di keningnya, lalu kedua iris berbeda warna itu pun saling bertumbukan, membuat kontak. Menyampaikan pesan tersirat, hingga senyum tipis kembali terulas. Kuroko balas memeluk Kagami.

Merasakan kenyamanan dan kedamaian yang selalu diberikan Kagami. Kehangatan yang selama ini dicarinya. Cahaya yang mengembalikan eksistensi dirinya sebagai bayangan. Satu-satunya orang yang membuatnya kembali mencintai apa yang dulu pernah—sempat ia benci. Namun nyatanya ia tak pernah bisa membenci permainan yang telah mempertemukan dirinya dengan Kagami. Cahaya yang ditakdirkan untuk bertemu dengan sang bayangan, dirinya.

Keduanya bertukar pandang, saling bertukar senyum. Berakhir dengan kecupan-kecupan ringan penuh ketulusan. Kembali berbagi rengkuh peluk kehangatan.

Afeksi tanpa kata, begitu keduanya menamakannya. Terbentuk lewat ungkapan bahasa tubuh sarat makna. Tak perlu diucap, cukup tindakan nyata untuk mengatakannya.

Begitulah senja berlalu pada hari itu. hanya berdua, hanya ada mereka. dalam keheningan yang ada, tindak afeksi pun tercipta. Cukup untuk menghapuskan penat maupun ragu yang menyapa.

.

.

.

End

A/N:

Halo, Rexa Anne di sini. Apa kabar minna? Fanfiksi ini full deskripsi, hanya deskripsi tanpa ada dialog sedikit pun. Saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Dan kali ini rasanya saat-saat yang tepat untuk Kagami dan Kuroko hehehe. Saya sangat merindukan mereka berdua.

Semoga bisa dinikmati. Terima kasih untuk teman-teman sekalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca ^_^/ sampai jumpa!

Rexa, signing out.