Disclaimer : Naruto punya Tuan Masashi Kishimoto.

A/N : Halo! Ini fic ketiga saya yang Naruto loh! Kali ini cerita bersambung. Maaf kalau abal dan jelek. Dan saya hanya mau menuangkan ide saya yang saya bayangkan waktu saya lagi bengong.

Warning : Original Character is in the house! abal inggrisnya -_- . AU deh kayaknya.

~oOo~

Malam yang indah. Seharusnya setiap orang juga bermimpi indah. Tapi tidak dengan gadis kecil itu.

Pein mendekap mulut gadis kecil itu erat, hingga gadis kecil itu tidak bisa bernafas dengan baik. Mata gadis itu mulai berkunang-kunang karena sudah kehabisan nafas.

Paru-parunya mungkin sudah mau meledak, karena tidak mendapat pasokan oksigen dari luar.

Pein tersenyum penuh misteri pada anak kecil itu. Anak kecil itu menampakkan ekspresi takut yang luar biasa. Badannya bergetar hebat karena ketakutan.

Tangan kanannya yang memegang boneka beruang sudah memegang leher beruangnya itu hingga nyaris putus.

Pein tertawa.

"Kau ternyata menguping pembicaraan kami, ya?"

Anak kecil itu menggeleng lemah.

Pein tidak dapat menahan seringaian kemenangannya.

"Oh ya? Kalau begitu sekarang kau harus ikut aku. Paling tidak kau akan kami bunuh."

Anak kecil itu mengeluarkan cairan bening dari matanya. Ia sangat ketakutan. Apalagi pada saat ia mendengar kata bahwa orang yang hendak menyuliknya itu akan membunuhnya.

Pein membawa anak itu ke markas organisasinya.

Organisasi antagonis yang menjadi tempat perkumpulan kriminal kelas S.

Anak kecil itu hanya menangis tanpa suara. Ia takut tidak akan pernah melihat matahari esok pagi.

~oOo~

Pagi yang cukup mendung.

Konoha gempar. Berita kehilangan Nawata Kaze, anak dari Jun Fuyomo Kaze yang seorang pengusaha, hilang.

Tak ada yang tahu di mana Nawata berada.

Tak ada yang tahu.

Reizuki Kaze, ibu Nawata, hanya bisa menangis dan menangis sejak polisi di Konoha telah menyatakan bahwa Nawata hilang.

"Kau pikir, Nawata hilang karena apa?" kata seorang perempuan yang tengah berdiri membaca koran.

Seorang pemuda berambut kuning yang ada di sampingnya, hanya mengedikkan bahunya.

"Mana kutahu" jawabnya santai.

~oOo~

Gadis kecil itu bimbang. Hanya gertakan giginya saja yang terdengar.

Ancaman dari orang yang ia bilang kejam itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya.

Membuat ia takut untuk melakukan sesuatu yang dapat berakibat fatal dalam dirinya.

Ancaman itu berputar tiada henti-hentinya.

"Kau menjaga rahasia kami, atau mati?"

Pendek memang. Tapi membuat gadis kecil itu sungguh takut.

Ia tak tahu siapa Naruto, orang yang diceritakan oleh orang-orang itu.

Yang ia tahu bahwa ia tak sengaja mencuri dengar dan akhirnya ia disekap hingga sekarang.

Ia tak tahu harus berbuat apa, selain hanya menangis ketakutan.

~oOo~

A/N part 2 : Prolog yang betul-betul jelek. Aneh gila sumpah! Ah! Pengen teriak! gak nyambung.

Makasih yang udah review dan kritik cerita-cerita Naruto ku sebelumnya.

Saya harap bantuan dari kalian semua!

:)

Nagisa