Cinderella

.

.

Hinata bukanlah seorang yang baik hati, penyabar, dan lugu seperti yang dipikirkan oleh ibu tiri serta kedua saudari tirinya.

Ibu tiri dan kedua saudari tirinya tertawa girang ketika melihat penderitaan yang dialami Hinata. Mereka tertawa saat melihat Hinata yang kotor dan letih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Mereka tertawa saat melihat Hinata yang hanya bisa diam meski diperlakukan semena-mena. Mereka tertawa saat melihat Hinata harus terbungkuk-bungkuk mengepel lantai. Mereka tertawa saat melihat Hinata yang susah payah memasak di dapur demi membuatkan mereka makanan.

Tidakkah mereka tahu….

Hinata tidak sebaik yang mereka kira.

Hinata diam bukan karena takut.

Hinata diam karena menunggu.

Menunggu ajal ibu dan saudari tirinya yang semakin dekat dari hari ke hari.

Mereka tidak pernah mengira jika makanan yang mereka santap tiap hari telah dibubuhi racun.

Mereka tidak sadar jika racun tersebut perlahan-lahan menyebar di tubuh mereka…

Mereka hanya tertawa dan tertawa… tidak menyadari jika Hinata diam-diam menertawakan mereka.

.

Hinata adalah seorang pembohong.

Dia bercerita jika kehadirannya di pesta dansa karena dibantu oleh ibu peri yang baik hati.

Itu adalah salah.

Ia bisa hadir ke pesta dansa karena dibantu oleh seorang penyihir yang menawarkan bantuannya pada Hinata dengan imbalan tiga kantung koin emas. Pada akhirnya Hinata berhasil mencuri tiga kantung koin emas yang disimpan oleh ibu tirinya.

Tidak ada ayunan tongkat sihir… sebagai gantinya adalah si penyihir membaca mantera.

Dengan satu jentikan jari, Hinata yang kumal dan compang-camping berubah menjadi menawan dan mempesona bagaikan seorang ratu.

Dan mantera itu hanya akan bertahan hingga tengah malam…

.

Hinata adalah seorang pembohong.

Hinata mengatakan jika ia sama sekali tidak mengenal sang pangeran.

Itu adalah salah.

Ia langsung mengenali sang pangeran ketika ia melihat seorang pemuda tampan dengan mata serta rambut berwarna hitam berdiri tegap dengan pakaian mewahnya.

Hanya orang bodoh yang tidak tahu identitas sang pangeran ketika telah melirik simbol kipas berwarna merah dan putih yang menghiasi baju pemuda yang kini berjalan menghampirinya.

Hinata lalu tersenyum. Berusaha memikat sang pangeran dengan kecantikan serta ekspresi naif yang menghiasi wajahnya.

Sang pangeran yang telah terpikat lalu meraih tangannya dan mengajaknya berdansa.

Hinata pura-pura tidak mengerti ketika sang pangeran dengan tatapan penuh hasrat mendekatkan tubuh mereka sehingga tidak tersisa jarak diantara mereka berdua.

Hinata masih mempertahankan ekspresi lugu dan naif di wajahnya ketika sang pangeran berbisik dan mengajaknya menjauh dari pesta dansa ini.

.

Hinata adalah seorang pembohong.

Dia mengatakan pada semua orang jika ia berdansa dengan sang pangeran hingga tengah malam.

Itu adalah salah.

Semua orang tidak tahu jika yang sebenarnya terjadi adalah ia menghabiskan waktunya dengan bercinta bersama sang pangeran.

Ketika sang pangeran menggandengnya ke kamar, ia tidak menolak.

Ketika sang pangeran menciumnya, ia tidak menolak.

Ketika sang pangeran menggerayangi tubuhnya, ia tidak menolak.

Ketika sang pangeran menyetubuhinya, ia tidak menolak.

Ia justru memeluk erat pundak sang pangeran sambil berdesah dengan penuh hasrat serta gairah.

Ia membiarkan sang pangeran menikmati tubuhnya.

Ia membiarkan sang pangeran menjamah tubuhnya dengan liar.

Ia membiarkan itu karena ia tahu sang pangeran saat ini benar-benar jatuh hati padanya.

Sang pangeran telah jatuh dalam perangkapnya.

Dan ketika jam tanda tengah malam mulai berdentang…

Hinata pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan sang pangeran. Ia berlari dengan rambut yang berantakan. Ia sama sekali tidak mempedulikan gaunnya yang kusut dan koyak ataupun jejak-jejak percintaan yang ditinggalkan sang pangeran di tubuhnya.

Hinata terus berlari dan berlari meski sang pangeran kini mengejarnya.

Pada akhirnya Hinata kehilangan sepatu kacanya.

Dan ia juga kehilangan keperawanannya.

Sang pangeran hanya mampu menatap sepatu kaca itu dengan sendu.

Begitu pula dengan noda darah yang menghiasi selimut serta ranjangnya.

Dan saat itu pula sang pangeran bersumpah. Ia akan menemukan wanita itu dengan cara apapun karena wanita tersebut telah berhasil mencuri hatinya.

.

Hinata hanya menyunggingkan senyum ketika mendengar kabar jika sang pangeran berusaha mencari wanita misterius yang berdansa dengannya dan akan menjadikan wanita tersebut sebagai istrinya

Seluruh perempuan di kerajaan tersebut menjadi gempar, begitu pula dengan kedua saudari tiri Hinata. Mereka semua berharap agar pangeran mau memilihnya.

Satu per satu perempuan mencoba sepatu kaca itu, akan tetapi tidak ada satupun yang sesuai.

Pada akhirnya tiba giliran Hinata.

Semua orang terkesiap ketika menyaksikan sepatu kaca tersebut bisa sesuai di kaki Hinata.

Hinata tertawa dalam hati ketika menyaksikan ekspresi horror yang menghiasi wajah ibu tiri serta kedua saudari tirinya.

.

Hinata adalah seorang pembohong.

Ia memohon pada sang pangeran untuk mengampuni ibu tiri serta kedua saudari tirinya meski mereka memperlakukan Hinata dengan semena-mena. Ia berbohong dengan mengatakan ia memaafkan kesalahan mereka. Dengan air matanya, ia berhasil menggagalkan upaya eksekusi yang hendak dilakukan sang pangeran pada ibu serta saudari tirinya.

Dan semua orang luluh dengan kata-kata manis yang diucapkan Hinata. Mereka semua menganggap Hinata adalah seorang yang baik hati dan pemaaf. Pada akhirnya nyawa ketiga orang itu diampuni, meski begitu mereka bertiga harus diusir dari ibu kota kerajaan.

Semua orang mengatakan ibu tiri serta kedua saudari tiri itu sangat beruntung karena nyawa mereka berhasil selamat.

Tidakkah mereka tahu? Hinata tidak pernah benar-benar tulus memohon ampun. Hinata melakukan itu karena dia tahu umur ibu tiri serta saudari tirinya tidak akan lama lagi. Beberapa minggu lagi racun itu akan menyebar di tubuh mereka secara sempurna, membuat jantung mereka berhenti secara mendadak.

Mereka bertiga akan mati dengan menyedihkan sedangkan Hinata akan hidup bahagia bersama sang pangeran…

Bukankah itu adalah akhir yang bahagia?

.

.

Cinderella yang jahat… awalnya saya ingin membuat beauty and the beast versi dark tapi malah menulis Cinderella.

Haruskah saya menulis kisah fairytale lain semacam ini?

Jika iya, apa yang perlu saya buat? Ada saran?