Warning: AU,Gaje, ancur,typo
Rated: T
Disclaimer: MASASHI KISHIMOTO
Holaa.. saya mau publish nih fic karena tanggung banget jadi akan saya lanjutkan... Oke Check-it-dot. ^^.
UNTIL THE END
Seorang gadis berambut pirang sedang berjalan lunglai melewati jembatan di sebuah taman . Baju seragamnya acak-acakkan. Sepertinya gadis ini baru saja berhasil melarikan diri dari pelajaran yang begitu memuakkan untuknya. Mulutnya bergerak-gerak mengunyah permen karet. Gadis itu terus berjalan sampai di depan sebuah kolam ikan. Dia duduk di pinggir kolam itu. Melepas sepatu kets putihnya yang mulai memudar karena berpadu dengan debu dan memasukkan kedua kakinya ke dalam kolam. Sesekali dia melempari kolam itu dengan batu kecil. Menciptakan riak air yang membuat bayangan gadis itu bergoyang-goyang. Tak lama, gadis itu menghela nafas.
"Kenapa harus aku?! Aku benci keadaan seperti ini! Aku benci kau! Aku benar-benar membencimu! Dammit!"
SRAKK
Gadis itu menoleh keasal suara. Rupanya dia tidak sendiri. Ada yang mengikutinya kesini. Gadis berambut pirang itu mendengus, melihat 2 sahabatnya lebih parah dari penampilannya. Semua baju seragam Sakura keluar, rambutnya yang seperti bubblegum menjadi bubble boom. Sedangkan Hinata? Tidak terlalu buruk, tapi rok sekolahnya robek! Jika dia berjongkok sedikit mungkin celana dalamnya akan terlihat. Ino tidak percaya jika sang dewi di Sekolahnya berani membolos dan rela berlari-lari hingga roknya robek. Sedikit terlukis senyuman di wajah Ino. Ternyata dia bisa mendapat hiburan juga dari kedua sahabatnya.
Hinata mendekati Ino. Melakukan hal yang sama seperti Ino. Melepas sepatunya kemudian memasukkan kakinya ke kolam. Hinata sedikit meringis. Ino menatap Hinata, seolah berkata 'kenapa ?'
"T-tidak apa-apa, h-hanya lecet s-sedikit"
Sudah Ino duga. Hinata memang jarang berlari jauh dan menerjang rintangan yang cukup berbahaya untuknya. Melompati tembok.
Sakura bersandar di batang pohon maple. Tangan kirinya memegang jaket berwarna cream yang tersampir di pundak kirinya. Sedangkan tangan kanannya memegang batang lollipop.
"Kau yakin, kau benar-benar membencinya Ino-pig? Bukankah kau dulu begitu tergila-gila dengannya? Kau dulu juga sering histeris jika dia membalas senyummu, apalagi waktu dia melukismu. Kau hampir saja pingsan. Kau tidak melupakannya-kan?"
"I-Iya sih, tapi itu dulu. Sekarang sudah berbeda. Aku muak jika dia tersenyum kepadaku lagi. Mungkin aku akan keluar dari fangirl-nya. Ternyata senyumannya benar-benar mematikan. Kalian perlu tau, memang wajahnya tampan. Dan kuakui itu. Tapi hatinya tidak se-tampan wajahnya. Hatinya benar-benar busuk! Sai! I really really hate you!"
"S-sudahlah Ino-chan, m-mungkin dia p-punya m-masalah, j-jadi bersikap s-seperti itu"
"Ah.. Lupakan! Aku disini karena ingin menenagkan diri, bukan untuk memperdebatkan masalahku dengan bocah itu! Hei! Kalian berdua mengapa mengikutiku?"
Sakura dan Hinata saling berpandangan kemudian menghela nafas.
"Maaf.."
"M-Maafkan kami Ino-chan, k-kami pikir k-kau akan b-bunuh diri. K-kami khawatir, karena k-kau akhir-akhir ini s-sering membolos s-sejak kejadian itu"
Ino membelalakan matanya. Bagaimana tidak? Sahabatnya mempunyai pikiran sedangkal itu kepadanya? Cih, untuk apa bunuh diri hanya karena dia? Lelaki tampan di dunia ini masih banyak, tak cuman dia!
Sakura yang mengetahui reaksi Ino, buru-buru mengganti topik. Sebelum wajahnya berubah menjadi merah padam. Yah, walaupun Ino dikenal sebagai ratu gosip, centil, sexy, dan selalu mengejar laki-laki tampan namun akan sangat membahayakan dirinya dan Hinata jika mimik wajahnya berubah seperti tomat. Dia seolah-olah bisa berubah menjadi Hulk versi 2.
"Jadi selama kau membolos, kau kesini? Tamannya indah juga, tapi kenapa sepi?"
"Aku juga tidak mengerti, pertama kali aku kesini aku hanya melihat sepasang kekasih. Itu saja sepertinya mereka sedang dirundung duka. Kulihat di kolam itu ada beberapa lilin yang mengambang. Sang gadis sedang duduk di kursi roda sambil mencengkram sebuah kertas lalu membuangnya ke kolam. Sedangkan si pria juga menangis di hadapannya sambil memegang tangan gadis itu. Kurasa mereka menyadari kehadiranku, karena setelah itu mereka pergi. Setelah mereka pergi, diam-diam aku mengambil kertas itu dengan cepat. Untung saja tidak terlalu basah dan belum tenggelam. Aku membaca isi dari kertas itu. Dan sukses membuatku terkejut. Kalian tau isinya apa?"
Ino berhenti sejenak memberi jeda. Ia ingin membuat kedua sahabatnya curiga.
1 menit kemudian...
Sakura meletakkan tangan kanannya di dahi Ino.
"Kau panas Ino. Sepertinya suhumu lebih tinggi dari orang normal.. " "TENTU SAJA KAMi TAK TAU BODOH!"
Sakura men-deathglare Ino. Ino hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum. Hinata yang melihat keduanya, menggeleng-gelengkan kepalanya. Selalu saja seperti ini.
Tak lama tangan Ino mengambil sesuatu dari sakunya. Kertas. Mungkin kertas yang Ino bicarakan. Kemudian memeberikan kepada Sakura dan Hinata.
"Ini, kalian baca sendiri saja"
23-11-2012
Temari?
Bagaimana keadaanmu nak? Baik-baik sajakan? Ibu harap iya. Beberapa hari ini ibu mengalami mimpi buruk. Kau akan pergi meninggalkan ibu dan ayah sendirian untuk selamanya. Tapi itu hanya sekedar mimpi buruk. Ibu yakin kau akan baik-baik saja di Konoha.
Shikamaru, dia bagaimana? Apa dia juga baik-baik saja? Dia tidak menyakitimukan? Ibu harap kalian akan selalu bersama. Shikamaru memang calon menantu yang baik. Yah.. walaupun kalian terkadang juga sering bertengkar karena hal-hal yang sepele. Ibu tidak memaksa kalian untuk cepat menikah. Ibu hanya tidak sabar menggendong seorang cucu. Maaf Ibu belum bisa memberimu jatah uang bulanan, akhir-akhir ini cuacanya sedang tidak bagus. Jadi sulit hanya untuk pergi ke kota.
Sampai disini dulu surat Ibu.
Sayang,
Ibu.
Hening. Tak ada respon. Ino mendengus. Awalnya dia juga tak mengerti. Sama seperti Sakura dan Hinata, kenapa hanya karena surat ini si gadis menangis. Namun kemudian Ino membalik surat itu. Rupanya di balik surat itu ada semacam surat lagi, namun lebih resmi. RUMAH SAKIT KONOHA. Isinya tentang penjelasan bahwa seorang pasien bernama Temari mengalami kanker otak. Dan hidupnya tinggal beberapa bulan saja.
"Lalu setelah itu, aku tak pernah melihat mereka lagi. Hanya lelaki yang bersamanya yang datang kemari. Itu saja ia hanya menaruh sebatang lilin di kolam itu kemudian pergi"
"A-apa itu artinya, T-temari sudah..?"
Ino mengangkat kedua bahunya.
"Tidak tau, sungguh disayangkan, padahal lelaki yang bersamanya benar-benar tampan, melebihi SAI!"
Hinata menepuk-nepuk pundak Ino, berusaha membuatnya sabar.
"Hei Ino, apa yang kau maksud pria itu?"
Sakura menunjuk ke seorang pria yang sedang menaruh sebatang lilin di kolam. Ino menyipitkan matanya. Ah! Benar orang itu!
"Iya, benar orang itu!"
Ino segera merebut kertas itu dari tangan Hinata. Kemudian berlari menghampiri pria itu. Sakura dan Hinata mematung. Apa-apaan Ino?
"Permisi, ah maaf bila sebelumnya aku sudah lancang, tapi ini aku kembalikan surat kekasihmu"
pemuda itu tersentak kaget.
"K-kau siapa?! Kenapa surat ini bisa ada ditanganmu?"
"Aku? Perkenalkan namaku Ino. Yamanaka Ino. Kau sendiri? Apa benar kau Shikamaru?"
"Kau sudah membaca semua surat ini?"
"Tentu saja"
"Ck, wanita memang merepotkan"
Shikamaru kemudian berbalik dan pergi meninggalkan Ino yang bengong.
"Eh? Apa hanya seperti itu reaksinya? Dia sama sekali tidak terpesona denganku? Dan dia mengatakan bahwa aku merepotkan?"
Ino mengepalkan tangannya. Sakura terkikik geli sedangkan Hinata hanya tersenyum. Ternyata ada yang memperlakukannya seperti itu.
X_X
CKLEK
"Heh Shikamaru? Kenapa wajahmu murung?"
Tanya seseorang berambut pirang bermata blue sapphire yang sedang memegang joy stik.
"Mungkin dia dituduh pencopet lagi"
Ucap seseorang berambut midnight-blue-raven tanpa menoleh. Tetap fokus pada game-nya.
"Seorang gadis memberiku surat"
"Surat? Surat apa?"
"Apa itu Surat Cinta?"
"Bodoh! Tentu saja tidak, Namanya Ino. Surat yang dia berikan adalah surat dari Ibu Temari dan Rumah Sakit konoha yang di buang temari beberapa bulan lalu"
Shikamaru terdiam.
"Kau tidak apa-apa Shikamaru?"
Pemuda bermata blue sapphire mendekati Shikamaru. Ia takut Shikamaru melakukan hal yang sama waktu pemakaman Temari.
"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku ingin tidur saja. Naruto, Sasuke sebaiknya kalian cepat pulang. Orang tua kalian khawatir"
Sasuke menghela nafas.
"Naruto, benar kata Shikamaru. Sebaiknya kita pulang"
"Baiklah, kami pulang. Hati-hati di rumah"
"Hn"
BRUMM
Sasuke dan Naruto-pun pergi meninggalkan Shikamaru. Shikamaru segera menutup pintunya kemudian melangkahkan kakinya ke kamar. Sejenak ia memandang foto di samping tempat tidurnya.
"Apa kau disana baik-baik saja?"
X_X
"Sasuke"
"Hn"
"Menurutmu, apa Shikamaru akan bersikap dingin seperti itu terus menerus?"
"Entah"
"Lalu menurutmu kenapa ada gadis yang bernama Ino yang tiba-tiba datang dan memberinya surat dari Rumah Sakit Konoha dan Surat dari Ibunya Temari?"
"Entahlah"
"Hmm.. apa mungkin Temari memberikan cintanya kepada Shikamaru ke gadis itu untuk mewakilinya? Mungkin saja, bagaimana jika kita menjodohkan mereka?"
CKIITTT
Naruto dan Sasuke terdorong kedepan.
"Sa-sasuke! Ada apa?"
"Kita hampir saja menabrak 3 orang"
"Ha? Apa?"
Sasuke segera turun dari mobilnya diikuti Naruto. Sasuke menghampiri 3 orang gadis yang jatuh terduduk karena Shock.
"Hei! Kalau jalan liat-li..."
Salah seorang dari ketiga gadis itu tertegun saat melihat ketampanan Sasuke.
"Kalian tidak apa-apa?"
Ujar Sasuke dengan wajah datar. Menambahkan kesan cool. Ketiga gadis itu terdiam. Benar-benar tampan.
X_X
"Hei, sepertinya ini sudah jam pulang sekolah, sebaiknya kita kembali, bukannya tas kita masih di kelas?"Ucap Sakura.
"Benar juga, Ayo Hinata, Sakura. Aku bosan jika harus mengingat kejadian tadi. Penampilanku yang berantakan mungkin membuatnya takut"
Ino berjalan paling depan. Seolah dia adalah leader dari kumpulan sahabat itu.
Mereka menyebrangi jalan. Namun mereka tidak melihat jika dari arah kanan ada mobil sport berwarna hitam yang mewah melaju dengan cepat. Hinata yang pertama kali mengetahui buru-buru memegang tangan Ino dan Sakura. Tiba-tiba..
CKIITTT
Sakura, Hinata dan Ino serempak jatuh terduduk karena Shock. Sakura naik darah.
"Hei! Kalau jalan liat-li..."
Seorang pria bermata onyx keluar dari mobil tersebut, membuat Sakura berhenti berbicara. Benar-benar tampan.
"Kalian tidak apa-apa?"
Pemuda itu memang berkata dengan wajah datar, namun itu justru menambahkan kesan cool . Ino berbisik di telinga Sakura.
"Sakura, lihat! Dia tampan sekali.. namun aku akan tetap pada keyakinanku! Jadi dia milikmu!"
Sakura mendelik kearah Ino.
"Sasuke! Mereka tidak apa-apa! Mereka hanya Shock saja! sebaiknya ayo kita pergi! Kau tidak lupakan, ini dekat dengan sekolah kita. Bisa-bisa Kakashi-sensei melihat kita! Itu bisa menurunkan pamorku!"
Apa-apaan pria yang satu ini? Benar-benar tidak bertanggung jawab. Sakura segera bangkit berdiri, tanpa menghiraukan tangan pemuda yang bernama Sasuke yang ingin membantunya.
"Sudahlah, ayo Ino, Hinata kita pergi! Dan Kau!"
Sakura menunjuk Naruto.
"Aku?"
"Iya! Kuberi tau ya.."
Sakura mendekat kearah Naruto. Naruto yang merasa tidak berbuat apa-apa gelagapan. Posisi mereka seperti akan berciuman.
Sakura menyeringai melihat sikap Naruto. Namun sedetik kemudian..
DUAGHHH
"jadilah orang yang bertanggung jawab!"
JEDERRR..
Bagaikan orang yang tersambar petir. Naruto tersungkur ketanah sambil memegangi kepalanya. Benar-benar sakit! Baru pertama kali ia diperlakukan seperti ini dengan seorang gadis.
Sasuke tersentak melihat gadis dihadapannya ini. Namun ia segera memasang wajah datar kembali.
Sakura,Ino, dan Hinata pergi meninggalkan Naruto dan Sasuke.
Sasuke membantu Naruto bangun. Kemudian berkata.
"Gadis aneh, aku akan membuat mereka bertekuk lutut dihadapan kita, lihat saja nanti"
T-B-C
hahaha.. maaf ya uda main potong..
semoga kalian suka.. walaupun tetap membingungkan dan hancur..
Kritik&Saran akan ditampung..
Arigatou.. ^^
(Oke fic ini uda pernah di post.. tapi saya ulang saja, karena tanggung saya sudah buat yang ke-3)
