ScReW © PSC


Pair(s) : Kazuki/Byou(main),—

~ Prologue ~


~ ( ^O^ ) ~

Seorang pemuda tampak berlari tergesa menembus derasnya hujan. Dia sama sekali tak berniat untuk berteduh, yang ada dikepalanya hanyalah ingin cepat-cepat sampai rumah. Dia mencemaskan adiknya yang sedang sendirian di rumah. Apalagi sekarang sudah hampir tengah malam.

"Tadaimaaaa~" serunya ketika sampai di rumah sederhananya. Dia langsung melepas sepatu dan mantelnya yang basah.

"Okaeri—KAZU-NII... Kenapa kau basah kuyup seperti itu?! Harus kubilang berapa kali agar kau tidak hujan-hujanan lagi?!" Sang adik tampak kesal melihat tingkah keras kepala kakaknya itu. Sudah hampir setiap hari dia terus mengomeli kakaknya itu, namun kebiasaan kakaknya yang ceroboh tak kunjung hilang.

"Aku kan takut membiarkanmu sendirian di rumah," ucap Kazuki sambil memasang wajah tak berdosa.

"Cepat mandi dulu sana!" seru Jin membuat Kazuki tertawa geli.

.

.

.

Setelah selesai mandi, Kazuki langsung masuk ke kamarnya. Beberapa saat kemudian Jin masuk membawakan roti panggang dan coklat hangat.

"Niisan pasti lelah, mau kupijitin?" tawar Jin.

Kazuki menggelengkan kepalanya. Dia mengambil roti panggang itu dan langsung melahapnya. "Lebih baik kau tidur saja, Jin-chan. Aku takut besok kau terlambat kesekolah—"

"Aku bukan anak kecil lagi, Niisan!" potong Jin dengan kesal. Jujur saja dia tidak suka dengan sikap Kazuki yang terlalu memanjakannya. Semenjak orang tua mereka meninggal empat tahun yang lalu, Kazuki banting tulang bekerja sampai tengah malam untuk menghidupi Jin yang belum lulus sekolah. "Gomen, Niisan... Aku tidak bermaksud untuk membangkang, tapi aku memang bukan anak kecil lagi. Sebentar lagi aku akan lulus sekolah dan aku tidak ingin membebanimu lagi."

Kazuki mengacak rambut Jin. "Aku mengerti, tapi kau juga harus mengerti kalau aku sangat menyayangimu. Hanya kamu yang ada dipikiranku!"

"Makanya jangan sibuk bekerja terus! Cari jodoh sana, nanti Niisan keburu tua!" seru Jin sambil mengguncang pundak Kazuki.

Hampir saja Kazuki tersedak mendengar penuturan Jin. Selama ini dia tidak pernah memikirkan hal semacam jodoh dan sejenisnya. Mungkin ada benarnya juga kalau dia harus mulai meluangkan waktunya untuk mencari pendamping hidup.

"Aku mau tidur dulu... Oyasumi..." Jin beranjak keluar menuju ke kamarnya, meninggalkan Kazuki yang tiba-tiba resah memikirkan jodoh.


~ ( ^O^ ) ~

Malam berikutnya berlangsung sama bagi Kazuki, dia masih saja pulang kerja hingga larut malam dan kehujanan. Yang membedakan hanya ekspresi wajahnya yang berseri-seri karena baru saja menerima gaji.

Di tengah jalan –tepatnya di tepian sungai dekat lapangan- Kazuki menghentikan langkahnya melihat sesuatu yang bersinar kehijauan. Suasana di sana sudah sangat sepi dan hampir tak ada seorangpun yang lewat disana. 'Mungkin itu semacam batu meteor...' batin Kazuki sambil mendekati benda tersebut. Bentuk dan strukturnya memang menyerupai batu meteor yang berukuran sebesar tubuh manusia dewasa, namun yang membingungkan adalah—kenapa bisa bersinar?

Walau agak ragu, Kazuki memberanikan diri untuk menyentuhnya. "Kok tidak panas ya?" gumamnya setelah menyentuh bongkahan itu. Perlahan-lahan sinar dari bongkahan itu mulai meredup. Kazuki langsung mengambil langkah kebelakang saat melihat bongkahan aneh itu mulai bergerak lalu membelah menjadi dua.

Jantung Kazuki hampir melompat keluar saat mendapati ada seseorang di dalam bongkahan itu. Orang itu memiringkan kepalanya melihat Kazuki yang diam mematung dengan mulut terbuka.

"Siapa—kenapa bisa ada di dalam batu itu?" tanya Kazuki gugup bercampur takut.

"Namaku Byou, aku datang dari langit, untuk kamu~ Namamu Kazuki kan~ Kebetulan sekali ya kita langsung bisa bertemu saat aku baru saja sampai kesini~"

"Haaahh?! Kenapa kau bisa tahu namaku?!" Kazuki semakin membulatkan matanya. Apalagi saat melihat Byou sama sekali tidak basah padahal mereka berdua sedang berdiri di tengah guyuran air hujan.

"Sudahlah, mendingan kita pulang dulu dan bertemu dengan adikmu agar semuanya bisa jelas~" ucap Byou sambil menjentikkan jarinya. Seketika itu juga muncul payung di tangannya. Dia memayungi tubuh Kazuki lalu keduanya berjalan menuju rumah Kazuki. Sepanjang perjalanan Kazuki terus memperhatikan Byou, segala sesuatu yang baru saja dilakukannya belum bisa diterima akal sehat orang normal manapun.

.

.

.

Saat membuka pintu, Jin tampak terkejut namun langsung tersenyum lebar. "Niisan, kenapa tidak bilang-bilang kalau mau membawa pulang pacarmu hari ini?"

"Dia bukan pacarku. Aku menemukannya di tengah jalan," jawab Kazuki seadanya. Dia melirik Byou yang masih berdiri di belakangnya.

"Huwaaaaa~ manis sekali..." ucap Jin lalu menarik Byou masuk ke dalam dan mengajaknya duduk di sofa. Jin memandangi Byou dengan mata berbinar-binar. "Kau benar-benar kakak ipar impianku!"

"Namaku Byou, 'Angel no 999'. Aku datang kesini atas panggilan Jin-chan. Untuk Kazuki."

Mata Jin langsung membulat karena takjub. "Kau Angel yang ada dalam mitos itu? Kau benar-benar ada? Huwaaaaaa~ ternyata kau benar-benar ada~ Terimakasih sudah mengabulkan permintaanku!" ucap Jin dan langsung memeluk Byou dengan erat.

"Hey! Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi!" tuntut Kazuki.

Jin langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil sebuah buku yang sudah terlihat kusam lalu membukanya. Kazuki mengerutkan keningnya melihat tanda-tanda dan huruf-huruf aneh yang tertera di dalam buku tersebut.

"Niisan, ini adalah buku yang kutemukan di kamar Ayah beberapa hari yang lalu. Aku meminta bantuan temanku untuk membacanya dan kami berdua mencoba memahami maksudnya. Di dalam buku ini disebutkan bahwa kita bisa memanggil Angel dengan cara membaca mantra dan menyebutkan nomor Angel yang kita inginkan," jelas Jin.

"Dan hanya yang berhati tulus yang permintaannya akan dikabulkan. Kebetulan Jin-chan memilih nomor 999, yaitu aku..." sambung Byou.

"Memangnya apa tujuanmu memanggil Angel?" tanya Kazuki penasaran.

"Untuk dijadikan istrimu," jawab Jin sambil melirik Byou yang wajahnya sudah memerah.

Kazuki kaget mendengarnya. Istri? Apakah Jin sangat meragukannya dalam hal mendapatkan jodoh sampai memanggil Angel segala? Kalau masalah menikah dengan Byou, sudah bisa dipastikan Kazuki tidak akan menolak. Byou sangat cantik seperti bangsawan Eropa. Rambutnya pirang panjang dan kulitnya pucat, benar-benar cantik. Apalagi sepasang bola matanya yang berkilau kehijauan, itu sangat langka dan indah. Siapapun tidak akan bisa untuk menolaknya. Namun mencari pendamping hidup itu tak cukup hanya dengan melihat penampilan. Lagipula Byou itu tidak jelas asal usulnya.

"Pada awalnya aku ragu saat mendengar permintaan Jin-chan. Makanya selama beberapa hari berikutnya aku terus memperhatikan Kazuki. Lalu akhirnya aku sadar kalau Kazuki orang yang baik dan orang tuaku mengizinkanku turun kesini untuk menjadi... istri... Kazuki," ucap Byou sambil menunduk malu.

"Gomen, Byoucchan... Aku menolak semua ini. Aku tahu niatmu baik tapi menurutku ini semua tidak benar—"

"Kazuki, dengarkan aku~ Aku bisa mengerti kalau seandainya kau menolakku, tapi sebagai gantinya kau tetap harus menikah. Batas waktuku tinggal di sini hanya tiga bulan, itu berarti sebelum aku pulang kau sudah harus menikah. Aku akan membantumu mencarikan orang yang tepat, tapi jika kita gagal aku akan mendapatkan hukuman," potong Byou.

"Hukuman?" tanya Jin bingung. Dia memang belum membaca buku itu sampai selesai, jadi dia belum tahu perihal hukuman yang dimaksud oleh Byou.

"Hukumannya itu... aku akan diasingkan dari keluarga dan teman-temanku. Aku akan ditempatkan di kastil bersama Angels lain yang gagal menjalankan tugasnya. Dan orang tuaku pasti akan sangat kecewa padaku," jawab Byou.

Kazuki menghela nafas pasrah. "Kalau begitu terserah kau saja, kau boleh tinggal di sini sekalian untuk temani Jin-chan kalau aku sedang kerja. Di lantai dua ada satu kamar kosong, kau boleh menempatinya."

"Terimakasih, Kazuki~" ucap Byou lalu langsung berlari ke lantai dua untuk melihat kamar yang akan dia tempati. Ternyata kamar itu cukup luas dan terawat. Ada sebuah ranjang berukuran sedang, nakas, lemari, sofa, dan cermin yang cukup besar.


~ ( ^O^ ) ~

Paginya, Byou bangun paling awal untuk menyiapkan sarapan. Dia memasak Beef Bacon and Tomato sekaligus menyiapkan dua gelas susu segar. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Byou langsung membangunkan Jin yang masih terlelap.

"Jin-chan~ Cepatlah bangun, nanti kamu ketinggalan bus sekolah!" ucap Byou sambil mengguncang pundak Jin. Tanpa disangka tiba-tiba Jin memeluknya hingga keduanya jatuh ke atas ranjang.

"Sebenarnya aku sudah bangun dari tadi, tapi aku ingin Angel yang membangunkanku," ucap Jin sambil tersenyum penuh kemenangan. Setelah puas bermanja-manja dengan Byou, Jin langsung bangkit berdiri lalu masuk ke kamar mandi.

Byou hanya tersenyum lalu keluar dari kamar Jin. Melihat kamar Kazuki yang tampak sunyi, membuat Byou menarik kesimpulan kalau Kazuki juga belum bangun. Makanya dia masuk begitu saja ke kamar Kazuki yang kebetulan memang tidak dikunci.

"Kazuki—" ucapan Byou terputus saat matanya menangkap sosok Kazuki yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan setengah telanjang. Byou langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena terlalu shock.

Kazuki tak kalah kaget melihat Byou yang ada di dalam kamarnya. Dia mengira kalau Byou akan berteriak kaget lalu berlari keluar dari kamarnya. Namun ternyata dugaannya salah. Byou malah berlari ke arahnya lalu memeluknya.

"Kazuki, tubuhmu bagus sekali~" seru Byou sambil membenamkan wajahnya ke dada telanjang Kazuki.

"Byo—chan, lepaskan..." ucap Kazuki yang hampir kehilangan nafas karena tanpa sadar Byou menggesek-gesek bagian tersensitif di dadanya.

Byou langsung melepaskan pelukannya. "Eh? Maafkan aku..." ucapnya lalu cepat-cepat kembali ke dapur.

Kazuki mengunci pintu kamarnya lalu menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Dia memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Dia merutuki tindakan Byou yang menyulut nafsunya. Melihat wajah cantiknya saja sudah membuat Kazuki tidak bisa berhenti berpikir kotor, apalagi barusan Byou menyentuh bagian tersensitifnya. Bisa-bisa Byou langsung terlempar keatas ranjang kalau tak kunjung pergi dari hadapannya.

'Aku harus jaga jarak...' batin Kazuki yang mati-matian menahan dirinya agar tidak 'tegang'.

.

.

.

Kazuki melahap sarapannya dengan –pura-pura- tenang. Dari luar dia terlihat santai, namun sebenarnya dia masih merasa gugup mengingat tindakan Byou tadi. Sesekali dia mengajak Jin mengobrol agar pandangannya bisa teralihkan dari Byou yang duduk tepat di depannya.

"Angel, sebenarnya kau itu laki-laki atau perempuan?" tanya Jin.

Byou langsung menghentikan makannya. "Sebenarnya aku dilahirkan dalam struktur fisik laki-laki, tapi bagi Angel gender itu tidak penting karena baik sebagai laki-laki maupun perempuan kami tetap bisa menghasilkan keturunan..." jawab Byou.

Jin hanya mengangguk mengerti lalu menyeringai pada Kazuki. "Niisan, aku ingin punya keponakan yang cantik~"

Mendengar ucapan Jin membuat Kazuki langsung tersedak lalu terbatuk-batuk. Byou buru-buru mengambilkan minuman untuk Kazuki lalu mengelus-elus leher Kazuki. Tindakan Byou membuat Kazuki langsung meremang dan hampir mendesah.

"Kau baik-baik saja kan, Kazuki?" tanya Byou.

Kazuki mengangguk singkat lalu menyingkirkan tangan Byou dari lehernya. Dia merasa tubuhnya sangat sensitif jika bersentuhan dengan Byou. Satu sentuhan kecil saja bisa langsung menaikkan nafsunya.

"Niisan, kau mendengarkanku atau tidak? Aku ingin keponakan yang cantik seperti Angel!" rajuk Jin.

"Itu juga termasuk tugasku untuk melahirkan keponakan untuk Jin-chan. Kalau aku benar-benar mengandung, aku akan tinggal di sini sampai anakku lahir," ucap Byou dengan polosnya membuat Kazuki sukses terjengkang dari kursinya.

Jin tersenyum kegirangan lalu memeluk Byou. "Kalian harus menikah! Kalian harus menikah!"

"Jangan suka bicara sembarangan, Jin!" seru Kazuki lalu langsung pergi ke tempat kerjanya. Dia benar-benar kesal pada adiknya itu. Bisa-bisanya dia menyuruhnya menikah dengan orang yang baru kemarin dikenalnya. Kazuki masih kukuh pada pendiriannya kalau dia akan menikah dengan orang yang benar-benar dia cintai. Lagipula dia juga tidak tega memperlakukan Byou dengan kurang ajar. Walaupun dia yakin Byou akan menurut kalau dijadikan 'mesin penghasil anak'.

"Apakah Kazuki marah padaku?" tanya Byou pada Jin. Dia benar-benar takut kalau Kazuki terganggu atas keberadaannya.

"Tidak, dia tidak mungkin marah padamu. Uhmm... Angel, apakah kau menyukai kakakku?"

"Masalah itu... aku... aku... sebenarnya..." Byou tergagap dengan wajah memerah.

"Sudah kuduga. Angel tidak mungkin mau mengabulkan permintaanku kalau memang tidak menyukai kakakku. Aku janji akan membantumu mendapatkan hati kakakku," ucap Jin.

"Eh? Tapi kemarin dia sudah menolakku..."

"Percayalah padaku, dia itu memang agak keras kepala tapi aku yakin kalau sebenarnya dia tertarik padamu."

Byou tersenyum senang. "Terimakasih sudah memanggilku kesini, Jin-chan."


~ T B C ~