Kau dan Aku

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Romance, hurt/comfort

Warning : Au, typo's, OOC sangat!, alur kecepetan, no eyd(?) Dan lain-lain

.

.

Sebelum membaca biar gk bingung

"Blablabla" percakapan biasa

»Blablabla. Percakapan di facebook

.

.

.

DLDR

.

Awal kisah kita

.

.

.

"Apa yang kau perbuat ah!"

"Aku tak berbuat apa-apa, hanya tak sengaja mengotori buku mu."

"Hanya kau bilang, diam kau baka, kau memang sangat-sangat menyebalkan." Teriaknya di depan wajah gadis yang terlihat menyesal akan ke cerobohannya.

"Bagaimana bisa diam, kau sendiri yang mengajak ku berbicara." Sindirnya pelan dengan pipinya yang ia kembungkan. Pipi gambilnya terlihat sangat menggemaskan dengan bibir yang sedikit maju, mungkin itu pikir kalian. Tapi tidak dengan pemuda Namikaze di depannya ini.

"Ah! Kau menyebalkan. Dasar miss Hentai." Habis sudah kesabaran sang Namikaze muda ini. Hanya karena masalah sepele mereka berdua bertengkar. Memang mereka berdua sering sakali adu mulut, dan di antara keduanya tak ada yang mau mengalah.

"Aku tak Hentai! Kau yang Hentai dasar rubah!" Hinata nama gadis tersebut berbalik dengan wajah yang bersemu merah karena sebal.

"Oh ya? Terus 1 bulan lalu kau mempublish foto anime yang h-e-n-t-a-i kenapa? Bukankah itu namanya hentai?" Senyum pemuda Namikaze tersebut yang bernama Naruto.

Hinata sudah geram dengan panggilan yang selama sebulan ini melekat padanya padahal ia sama sekali tak memposting foto hentai karena itu menurutnya memalukan dan menjijikan, dengan gerak cepat Hinata berbalik dan memegang kerah baju Naruto, kepalan tangan kananya tinggal beberapa inci dari wajah Naruto. Naruto tersenyum miring melihat reaksi Hinata.

"Kau menyebalkan! Sekali lagi kau memanggilku miss Hentai, kau akan tau akibatnya." Teriak Hinata di depan wajah Naruto. Hinata melepaskan tangannya dari kerah baju Naruto tanpa memukul wajah Naruto.

"Cih, aku rasa aku harus mencuci baju ku sampai beberapa kali hingga bekas tangan najis mu hilang."

Ucapan Naruto bagai di tersambar petir di siang bolong bagi Hinata. Siswa-siswi lain yang melihat kejadian tersebut terdiam melihat reaksi Hinata. Bahu Hinata terlihat bergetar.

Hinata mengankat kepalanya menampakan liquid bening berjatuhan di manik lavendernya.

"Hiks hiks hiks... Kau sa-sangat keterlaluan, Na-Naruto." Hinata berlari melewati Naruto. Saat ini ia butuh ketenangan.

Untung saja bel sedari tadi berbunyi jadi tak ada yang melihatnya menangis. Jangan heran kenapa kelas mereka tak ada guru yang mengajar karena sensei mereka yang bernama Kakashi selalu saja telat 15 sampai 20 menit lamanya.

"Wah-wah Naruto kali ini kau sungguh keterlaluan dengannya, aku tak suka itu," ucap Kiba sambil geleng-geleng kepala.

"Kau tak berperikemanusiaan Naruto, hanya masalah sepele kau memarahinya sampai ia menangis." Kali ini Shikamaru berujar.

"A-aku tak bermaksud berucap seperti itu sungguh, dia saja yang terlalu berlebihan," ucap Naruto membela dirinya.

"Kau yang berlebihan dobe, sudah cepat kejar Hinata atau kau akan menyesal," ucap Sasuke membuat Naruto terdiam.

Drap langkah terdengar semakin dekat hingga sosok sensei bermasker terlihat dari balik pintu.

"Ohayou minna," ucap Kakashi-sensei dengan senyum di balik maskernya.

"Eh ada apa ini?" Melihat reaksi anak muridnya yang terdiam membuat Kakashi mengerutkan keningnya.

"Maaf sensei, aku harus mengejar Hinata." Naruto berlari keluar kelas Kakashi yang awalnya hendak mencegat Naruto ia urungkan karena tatapan tajam siswa-siswinya.

"Dasar anak muda, seenak-enaknya saja."

.

.

.

"Kau me-menyebalkan Naruto hiks hiks hiks..." Hinata menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya yang berada di atas pahanya.

Sekarang ia berada di taman belakang sekolah, tepatnya di bawah pohon momiji.

"Hiks hiks... dasar menyebalkan."

Cukup lama ia terdiam sampai suara yang amat ia benci terdengar. "Gomen, aku benar-benar tak bermaksud seperti ini."

Suara itu suara Naruto, ah rasanya saat ini Hinata ingin pergi saja dari dunia ini.

"Pergi kau," ucap Hinata ketus tanpa merubah posisinya sama sekali.

"Tidak akan sebelum kau memaafkan'ku." Naruto berjongkok di depan Hinata. Manik sapphirnya terlihat menyesal, jujur seharusnya ia tak bersikap kasar terhadap wanita.

"A-aku tidak akan me-memaafkan mu." Hinata melirik sekilah wajah Naruto di celah lipatan tangannya.

"Benarkah kau tak ingin memaafkan ku? Sayang sekali ice cream ini cair ya." Goda Naruto, ya saking sering beradu mulut dengan Hinata Naruto sampai tau ke sukaan Hinata yaitu ice cream, tak peduli rasa apa itu.

"Ice cream mu tak mempan." Hinata mengubah duduknya yang semula berhadapan dengan Naruto menjadi menyamping dari hadapan Naruto.

Naruto mendesah pasrah, "Ayolah Hinata, aku minta maaf sungguh aku tak bermaksud seperti itu. Dan soal kau yang tak sengaja mengotori buku catatanku tak apa."

Naruto menyodorkan ice cream batang tersebut ke arah Hinata. Hinata terdiam melihatnya, walau jujur ia saat ini ingin sekali ice cream itu.

Naruto yang melihat gelagat Hinata tersenyum kecil, "Jika kau mengambil ice cream ini berarti kau memaafkan'ku dan kita berdua bersahabat."

Hinata terdiam, Hinata menengok ke samping. Ia tatap manik sapphire tersebut dengan tatapan tak percaya, tak percaya dengan ucapan sang Namikaze muda ini.

"Percayalah pada'ku, aku juga lelah beradu mulut dengan mu," sambung Naruto dengan tatapan yang sangat menyakinkan.

"Ka-kau yakin?" Tanya Hinata dengan sebelah alis yang terangkat. Naruto mengangguk mantap membuat Hinata tersenyum kecil. Dengan cepat Hinata mengambil ice cream batang tersebut dari tangan Naruto dan segera membuka bungkusnya dan selanjutnya memasukannya ke dalam bibir mungilnya.

Jari kelingking Hinata terulur ke depan Naruto membuat Naruto menyerngit bingung. "Janji jari kelingking kau tak akan berucap seperti itu lagi walau aku sangat menyebalkan di matamu," ucap Hinata.

"Uhm aku janji. Tapi kau juga." Naruto membalas uluran jari kelingking Hinata dan mereka tersenyum berdua.

"Ya."

"Dasar kalian berdua selalu saja bertengkar, dan rupanya kalian sudah barbaikan." Lelaki dengan model rambut mencuat ke belakang seperti pantat ayam mendekat ke arah Naruto dan Hinata yang duduk berdua.

"Dasar Teme sialan, kenapa kau di sini?" Tanya Naruto, Sasuke mendengus sebal.

"Kakashi-sensei menyuruh kalian berdua masuk," ucap Sasuke masih dengan wajah coolnya. Hinata berdiri dan menghampiri Sasuke.

"Mau sampai kapan kau duduk di sana, Naruto?" Naruto mendengus sebal kemudian berjalan ke arah Sasuke dan Hinata, tapi Naruto langsung melewati Hinata dan Sasuke berjalan meninggalkan mereka berdua yang masih terdiam melihat punggung Naruto. Naruto berhenti kemudian menengok ke belakang.

"Kenapa kalian masih diam, cepat." Sasuke mendengus sebal melihat tingkah Naruto.

"Ck, dasar dobe."

.

.

.

{...}

.

.

.

Hari mulai sore dan Hinata sudah sampai di rumahnya, rumahnya memang tak terlalu jauh dari sekolahnya, hanya dengan menaiki bus 10 menit kemudian sampai.

"Ah, ternyata Naruto baik juga." Gumam Hinata saat merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Saat manik lavendernya melihat leptop yang berada di meja belajarnya ia seketika memekik senang.

"Saatnya mendownload anime." Hinata segera duduk manis di depan leptopnya. Namun sayang anime yang ingin di tonton hari ini tak update di undurkan menjadi kamis depan.

"Huft... Menyebalkan sekali lebih baik berkelana di grup facebook saja." Hinata-pun langsung membuka facebooknya. Dan saat melihat pemberitahuan di akunnya, sejumlah hal gak jelas memenuhinya.

"Ah ada apa ini." Hinata-pun membuka salah satu yang menurutnya mencurigakan dan ternyata oh ternyata isinya adalah foto dirinya dan Naruto saat di halaman belakang berdua sambil memakan ice cream batang di bawah pohon dan terlihat sangat romantis, dan baru beberapa jam lalu di upload oleh Sasuke Uchiha.

Dan saat melihat komentar-komentar dari teman sekelasnya wajah Hinata bersemu merah melihatnya.

Kiba Inuzuka

»Wah rupanya, pasangan kita sudah jadian.

Naruto Namikaze

» Diam kau bocah anjing

Hinata yang melihatnya terdiam Naruto ternyata on, karena tak terima Hinata-pun ikut mengomentari foto tersebut, ia tak ingin mereka mengira ia dan Naruto berpacaran.

Hinata Hyuuga

» Dasar Sasuke! Bagaimana bisa kau mem-foto kejadian laknat tersebut. Dan aku tak berpacaran dengan Naruto, Kiba.

Naruto Namikaze

» Ya bisalah, namanya juga anak aneh. Tuh dengar sendiri Kiba kalau aku dan Hinata tidak berpacaran hanya berteman.

Kiba Inuzuka

» Wah pasangan kita sedang berinteraksi rupanya .

Sasuke U

» Hn

Empat sudut siku-siku muncul di dahi Hinata, mungkin Naruto dan Kiba juga akan mengalami hal yang sama saat membaca balasan Sasuke yang hanya 'hn'.

Hinata Hyuuga

» Kami berdua bukan pasangan kiba, dan Sasuke tak adakah kata-kata selain 'hn'?

Naruto Namikaze

» Ah Kiba kau sangat menyebalkan hari ini, baiklah kalau begitu aku off dulu aku ada latihan malam ini. Jaa~ salam manisku untuk sahabat baruku Hinata :p

Kiba Inuzuka

» Waduh-waduh Hinata salam manis dari Naruto tuh, aku juga ya ;) love you full

"Kyaa dasar Kiba no baka. Sejak kapan dia menjadi alay? Apa gara-gara sering menonton sinetron Indonesia?" Pekik Hinata dengan mata yang membulat dan sambil menunjuk-nunjuk layar leptopnya. Dengan cepat tangan lentik Hinata dengan lincah menari-menari di atas keyboardnya dan membalas komentar tersebut

Hinata Hyuuga

» Jaa rubah~ dan kau Kiba kau sungguh memalukan . Jaa aku juga ingin off

Sasuke U

» Mereka merepotkan

Kiba inuzuka

» Aku-kan hanya bercanda Hinata. Dan Sasuke kau benar sobat mereka berdua merepotkan.

.

.

.

Manik sapphirenya memandang kalender di depannya, "ah 2 minggu lagi, ujian kenaikan kelas."

Tangan tannya menggaruk-garuk pelan kepalanya yang agak sedikit gatal. Gumamman tak jelas mulai terdengar.

"Setelah kenaikan kelas aku dan dia apa bisa sekelas lagi dengannya? Dan apakah aku dan dia bisa satu sekolah menengah atas bersamanya? Semoga saja iya."

Ia pandang jari kelingkingnya yang sempat bertemu dengan jari kelingking Hinata tadi dengan senyum kecil ia dekatkan kelingkingnya ke arah sesuatu yang terasa gatal. Dan memasukannya ke dalam~

"Ah leganya," ucap Naruto setelah selesai mengorek telinganya dengan jari kelingkingnya, agak memalukan memang tapi itulah kenyataannya bahwa situasi gawat seperti itu tak bisa di hidari.

"Saatnya pergi latihan-ttebayou," ucapnya kemudian dan mengambil tasnya yang berada di tempat tidurnya dan segera beranjak dari kamarnya.

"Sudah mau berangkat, Naruto?" Tanya Minato yang sedang duduk di teras rumah sambil menyesap ocha panas yang baru saja di buat oleh Kushina selaku istrinya.

"Iya tou-san," jawab Naruto.

"Baiklah, hati-hati di jalan. Oh iya sebelum pulang nanti tolong belikan kaa-sanmu brownies di toko biasa," ucap Minato yang di jawab anggukan Naruto. Naruto tersenyum kecil kemudian menyodorkan tangannya ke arah Minato membuat Minato memiringkan kepalanya tanda tak mengerti.

"Ah astaga tou-san jangan belaga imut seperti itu, uang buat beli browniesnya mana?" Ucap to the point Naruto membuat Minato menatap tajam ke arah Naruto dan mendesah lelah. Memang kelakuan anak dan ayah ini sungguh aneh.

"Bilang dong, ini kembaliannya kau ambil saja," ucap Minato kemudian menyesap ochanya lagi membuat sisa ochanya semakin sedikit.

"Ya, aku berangkat dulu tou-san."

"Hati-hati di jalan." Nasihat Minato.

"Kembalian apanya, jelas-jelas ini uangnya pas dasar tou-san." Gerutu Naruto saat beranjak dari hadapan Minato dan keluar dari rumah lantai dua sederhana tersebut.

.

.

.

TBC

AN : hai minna-san, salam kenal author-senpai reader-san, ini fic pertama Yuu-chan, ya kalian boleh manggil aku Yuu-chan kalau pam-chankan aneh LoL... Dan masalah facebook gpplah ngambil tema bgituan walau orang jepang gk suka main FB-an #sok tau. dan aku buat mereka masih SMP dan mungkin alurnya akan menjadi semakin cpat :3 Fic ini murni karangan yuu-chan

Oke cukup cuap-cuapnya untuk chapter ini

Keritik dan Sarannya yaa?