Dear diary,
Hari ini hari pertama aku menginjakkan kakiku di bangku SMA. Aku takut, tegang, namun aku merasa sangat antusias, saat mobil kami menerobos gerbang sekolah. Saat memasukinya, aku merasa berada di masa lalu. Aku merasa tempat ini tidak terjamah waktu. Bangunannya nampak seperti sebuah istana(atau benteng?)megah yang tegak dan kokoh. Elegan, dan kuat.
Unlimited Sky
by Sumeragi Shoko
Genre : Romance/Supernatural
Rating : T
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning : AU, maybe OOC
First Letter
Someone's P.O.V.
Aku melambaikan tanganku, tanda perpisahan selama dua semester kepada keluargaku yang telah mengantarku sampai disini. Aku berbalik, menarik nafas panjang lalu berjalan mantap sambil menenteng koper besar. Fajar masih malu, bersembunyi dibawah horizon. Ini masih pagi sekali.
Aku menaiki satu demi satu anak tangga, menuju lantai tiga. Kutelusuri lorong sekolah tersebut dan tersenyum memandang papan nama yang berada diatas pintu didepanku. Aku membukanya dan langsung berteriak memeluk seorang pria(tua?) yang membelakangiku.
" Ojii-sama!!" teriakku. Pria itu kaget dan langsung memukul kepalaku pelan.
" Irasshaimashita," katanya.
" Ojii-sama, kau tahu? Waktu kelulusan SMP aku memperoleh peringkat pertama. Jadi kau harus menepati janjimu untuk memasukkanku ke sini!" kataku. Ojii-sama lalu menyuruhku duduk.
" Dasar anak nakal, kalau kau tidak jadi anak baik, aku akan mengeluarkanmu nanti," kata Ojii-sama sambil tersenyum nyengir.
" Eto… Jadi aku boleh sekolah disini??"
Ojii-sama mengangguk.
" Hontou??" mataku membelak.
" Eh? Uso! Aku tidak mau ada di Dorm para guru!" tolakku.
" Uh… Nanti kalau tengah malam aku kangen cucuku, masa aku harus jalan sepanjang lima ratus meter untuk menemuimu??"
" Pokoknya tidak! Aku mau di Dorm untuk siswi! Kalau Ojii-sama tidak mau pisah, Ojii-sama saja yang pindah ke Dorm untuk siswi!" kataku.
Ojii-san memijit dahinya dan menggeleng.
" Kau ini, benar-benar tidak bisa dibujuk, "
" Turunan siapa memangnya?"
Ojii-sama mengacak-ngacak rambutku. " Anak nakal. Sudah sana! Upacara untuk murid baru sebentar lagi dimulai!" kata Ojii-sama.
" Eh? Kenapa tidak bilang dari tadi?? Ojii-sama, aku titip barangku disini, ya?!" kataku sambil menunjuk koper yang kubawa. Aku berlari keluar, menuju lapangan utama.
Aku mengambil barisan ditengah. Barisan yang menurutku paling aman.
Kulihat, semuanya masih memakai mantel mereka, menolak dinginnya angin menyentuh mereka. Salah satunya aku.
Udara pagi dingin, dan tenang. Membuatku merasa damai. Aku mulai menerawang, para murid kelas satu berkumpul di barisan tengah. Di kanan dan kiri kami, senpai-senpai telah berbaris rapi dengan seragam berwarna dasar hitam.
Pagi yang damai, namun entah mengapa, aku merasa ada sesuatu yang berbaur disini. Sesuatu yang lain, sesuatu yang diluar pemikiranku.
Aku merasa, sebagian orang disini berbeda. Namun aku tidak tahu siapa. Aku melamun memikirkan jawabannya, sampai suara Ojii-san membangunkanku. Kulihat Ojii-san berdiri didepan, tersenyum gagah dan memandang kami, para murid baru.
" Selamat datang di Orient Gakuen,"
Orient Gakuen adalah sekolah yang didirikan Ojii-sama, menurutku Ojii-sama sangat pelit menerima murid. Begitu kulihat, murid baru yang ada hanya sekitar delapan puluh orang. Hari ini, kami mulai dengan perkenalan sekolah. Delapan puluh siswa dibagi menjadi delapan kelompok beranggotakan sepuluh murid kelas satu dan dua orang senpai dari kelas dua dan tiga. Seharian penuh kami berjalan kaki mengelilingi sekolah yang benar-benar luas itu.
Namun, lagi-lagi aku merasakan perasaan aneh seperti tadi. Seolah, ada yang beda diantara kami berdua belas.
Aku merebahkan diriku diatas kasur empuk. Keliling-keliling sekolah sudah selesai, dan besok saatnya mulai melakukan kegiatan belajar-mengajar.
Dari semua bangunan yang kami lihat, yang paling menarik perhatianku adalah menara yang berada jauh ditengah hutan yang berada dia daerah belakang sekolah, diseberang dorm murid perempuan. Saat pertama kali aku melihat menara itu, aku tidak dapat berfikir apapun, yang kurasakan hanyalah rasa sebal pada diriku sendiri, dan sedikit ketakutan. Dibandingkan semua bangunan, menara itu memiliki aura yang berbeda, seolah sudah hidup sangat lama disitu. Jam besar di puncaknya terlihat jelas saat cahaya bulan menyentuhnya.
Aku sejak saat itu, sebal pada diriku sendiri.
TBC
Sangat pendek, tidak jelas, dan saya tahu, idenya pasaran. Gomenasai, school life model seperti ini memang sudah banyak, tapi saya mencoba membuat sesuatu yang baru. Ide membuat ini muncul begitu saja waktu baca manga Vampire Knight chapter 49*nggak nanya tuh*.
Yang pasti, saya berusaha membuat ini se orisinil mungkin. Mohon dukungan dari semuanya…^.^
Belum ketahuan kan siapa pemain-pemainnya?? Hayo siapa?? Coba tebak…^.^
Gomen, masih belum sempat update Majo X Me, masih dalam masa pengetikan. Terus, Shoko bikin crossover Naruto X Vampire Knight, baca ya!?^.^
Oh, iya! Satu lagi, Shoko butuh 10 OC untuk fanfic ini.
Sebutkan saja :
Nama :
Ciri-ciri :
Sifat :
Mau jadi : (Murid kelas satu, kelas dua, kelas tiga, atau jadi secret character yang nanti akan muncul tiba-tiba(peran masih dirahasiakan^.^) )
Character favorit di Naruto : sebutkan sesuka anda.
Bukan maksud menambah review, hanya Shoko memang butuh OC.
Mind to Review?
Shoko Sumeragi
