Di dunia ini, ribuan tahun yang lalu.

Hiduplah seorang penyihir yang begitu kuat. Sangat kuat sampai banyak manusia pada masa itu mengatakan bahwa ia terlalu menakutkan untuk menjadi manusia, dan menyuruh ia untuk mati.

Padahal yang ia lakukan hanya menolong sesama manusia yang membutuhkan. Ia merasa sedih, dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri di laut.

Sebelum ia menenggelamkan diri, ia bersumpah dibawah langit dan diatas bumi yang ia pijak, bahwa kelak, akan ada 10 keturunan umat manusia, yang dilahirkan untuk memiliki sihir dan menyelamatkan dunia ini dari ancaman.

Kemudian, sama di dunia ini jua, tepatnya 1500 tahun yang lalu.

Seorang alchemist berhasil menemukan 8 batu yang berisi kebaikan dan memiliki mantra sihir yang kuat. Begitu berwarna warni. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, putih dan pink. Kabar ini cepat menyebar ke seluruh dunia. Ia pun diburu oleh seluruh orang yang berniat ingin menguasai dunia dengan 8 batu kebaikan tersebut.

Akhirnya, ia berlari, mengelilingi dunia dan menyembunyikan satu batu di masing masing benua.

Tapi, pada saat hendak menyembunyikan batu terakhir yang berwarna putih, ia tertangkap. Beruntung, ia sempat melempar batu tersebut di tumpukan salju abadi.

Dan kimiawan tersebut.. tewas.

Osaka, 2010.

Seorang anak perempuan berumur 7 tahun sedang memainkan boneka kelinci di dalam rumahnya, ketika kedua orangtuanya datang, dengan rusuh. Mereka berlari ke kamarnya dan mengepak beberapa pakaian mereka dan gadis itu ke dalam koper. Dengan riang, gadis tersebut berlari kecil menghampiri kedua orangtuanya.

"sayang, kita harus segera pergi. Aku yakin mereka pasti mengejar kita sampai sini." Gadis itu yakin, ini suara okaa-san nya. Dengungan dari ayahnya terdengar sesekali.

"okaa-san, obba-san?" Tanyanya, meyakinkan. Anak itu memunculkan kepalanya dari balik lemari "kita mau kemana?"

Kedua orangtuanya menoleh, lalu tersenyum, enggan memperlihatkan kekhawatiran mereka.

"hari ini, kita akan pindah ke Korea selatan. Nanti disana, kamu akan memiliki banyak teman." Jelas ayahnya, mengelus surai hitam anak gadisnya, yang hanya dibalas tatapan bingung.

"tapi kalau kita pindah, gimana nanti kalau momo-chan nyariin?" Tanya sang anak gadis lagi. "ah! Aku mau pamitan sama m—"

"ADA DIMANA KALIAN, MINATOZAKI!"

Suara teriakan terdengar dari luar. Teriakan seorang pria. Kemudian sesekali terdengar suara pintu di dobrak dan suara banyak langkah berlarian.

Kedua orangtuanya panik. Sedang sang gadis hanya melihat keduanya semakin bingung.

"ada apa obaasan? Okaasan? Kenapa ada yang mendobrak pintu rumah kita? Apa aku berbuat nakal?" Tanya anak gadis tersebut. sang ibu terlihat semakin panik. Kemudian memberikan kotak kayu berukuran sedang kepada anaknya.

"Nak, ingat ini. Bawa kotak ini, lalu masuk ke pintu rahasia di dalam lemari ini. Ingat, jangan pernah menoleh ke belakang." Jelas ibunya. Gadis kecil yang tidak mengerti hanya memiringkan kepalanya.

"pergilah ke kuil milik keluarga jauh kita yang terletak di puncak bukit. Kamu akan aman disana. Ingat. Kami menyayangimu." Lanjut ibunya, matanya berkaca-kaca seakan akan mereka tidak akan bertemu lagi.

"kamu anak yang baik, kan?" kali ini ayahnya yang bersuara. Gadis tersebut mengangguk.

"ya! Aku anak baik obaasan! Aku akan lakukan apa yang obaasan dan okaasan suruh." Gadis tersebut tersenyum lucu, membawa tas yang cukup besar untuk pakaiannya dan kotak kayu tersebut di genggamannya.

Gadis itu hendak masuk kedalam lubang yang kecil tersebut, ketika ibunya memanggilnya kembali.

"Nak, kamu anak yang sangat istimewa. Ibu akan memberikanmu ini." Ia mengalungkan sebuah kalung dengan kunci bintang di lehernya. "suatu hari, teman okaasan dan obaasan akan menjemputmu dan membawamu pergi dari negeri ini. Dan ingat. Tetaplah menjadi anak baik." Gadis itu hanya tersenyum, dan mengangguk lalu masuk kedalam lubang kecil itu.

"kami akan sangat merindukanmu. Kami menyayangimu.

MINATOZAKI SANA."

Kyoto, 2018

"OKAASAN! OBAASAN!" Gadis itu, Minatozaki Sana, terbangun. "mimpi buruk lagi?" gumamnya. Piyama merah mudanya terlihat berantakan, dan rambutnya yang tergerai sebahu ia rapikan asal.

Akhir akhir ini, ia seringkali bermimpi mengenai kedua orangtuanya yang tidak pernah kembali menjemputnya sejak saat itu. Yang ia dengar hanya kedua orangtuanya meninggal , dan rumahnya terbakar hangus.

Sekarang, Sana sudah berusia 15 tahun. Keluarga jauhnya yang tinggal di kuil memberinya sebuah apartment kecil di pinggiran Kyoto.

Selama ia tinggal di kuil, ia menyadari maksud ibunya yang berkata "anak istimewa". Kalung yang ibunya berikan ternyata dapat berubah menjadi tongkat sihir dan ia dapat mengeluarkan apa yang berada dalam kartu yang tersimpan di kotak kayu. Dan selain kartu, di kotak kayu itu terdapat sebuat batu Kristal berwarna putih. Sana tidak mengetahui apa itu, yang jelas, itu begitu indah.

Itu cerita nya. Kali ini, Sana terlihat sedang duduk termenung di meja belajarnya sembari memainkan kartunya.

Selain untuk mengeluarkan benda yang berada dalam kartunya, ia juga bisa menggunakan itu untuk meramal. Dengan peralahan, ia mengocok kartunya, memejamkan mata dan menggumamkan beberapa mantra hingga cahaya putih menyelubungi tubuhnya yang berbalut piyama.

Ia mengambil tiga buah kartu secara acak, dan membukanya secara berurutan.

" Time, Erase, Light."

"apa mungkin waktu akan menghapus caha—"

Knock Knock.

Pintu apartmentnya diketuk. Sana bergegas mengakhiri sesi ramalannya dan membuka pintunya.

Tidak ada siapapun.

"aneh. Aku rasa aku mendengar pintu tua ini diketuk" gumamnya, menengok ke kiri dan kanan. Ia hendak menutup pintunya ketika melihat sebuah amplop cokelat ada di bawah, di atas keset.

"are? Punya siapa ini?" ia mengambilnya, dan melihat ada namanya disana. "oh? Punya aku?" gumamnya, dan langsung masuk kedalam kamarnya kembali. Dengan tatapan bingung, ia membuka amplopnya dan membaca isinya.

"undangan menuju Kindness highschool di korea?" gumamnya. "yatuhan, bahkan aku tidak memiliki uang sebanyak itu—"

Srakkkk.

"LOH KOK AMPLOPNYA ADA VISA, TIKET, PASPOR ATAS NAMA AKU SAMA UANG SIH?!" Sana sedikit berteriak kaget. Ia mencubit pipinya, bertanya kalau ini mimpi atau tidak.

"sakit… ternyata aku tidak bermimpi." Gumamnya pelan. Ia lalu meneliti surat tersebut dan sedikit terkejut melihat tiketnya.

"KEBERANGKATANNYA 3 JAM LAGI? KALIAN BERCANDA?"

The story Will Begin Now. Prepare yourself~

"The Templars"

Jieys, 2018

GOT7 Park Jinyoung and Im Jaebum (JB)

Wanna One Kang Daniel

Lee Jieun

Twice Minatozaki Sana

IKON Kim Hanbin (BI)

EXO Byun Baekhyun

BTS Kim Taehyung (V)

ASTRO Cha Eunwoo

Pentagon Kang Hyeonggu (Kino)

A.N : Halo semua! Aku mau nyoba bikin FF Fantasy lagi, nich! Hehehe /slapped/ sebenernya ini ff Remake dari FF lama dengan judul 8xcellent (kalo gasalah) di akun FFN aku yang satu lagi, dan kebetulan itu lupa password /sad/

Mungkin bakalan banyak kemiripan dengan FF sebelumnya (ya namanya juga saduran) dan ya mudah mudahan kalian suka! Xoxo.

Jangan lupa review!