diabolik lovers (c) rejet
.
.
.
Tiapkali instingnya meraung-raung kehausan, Ayato mengingat harum dan lezatnya hemoglobin milik Yui. Terbayang taringnya menancap, merobek kulit putih Yui, menimbulkan noda, dari setitik, dari menetes hingga mengalir. Ayato mengecup, mengecap dan menghisap. Yui berteriak kesakitan, tapi tak pernah bisa melawan. Ayato meneguk kenikmatan, terus, dia minum tapi tak pernah puas.
Gadis kecil itu punya hal yang tak dimiliki perawan lainnya. Ayato suka melihat ekspresi Yui saat tidak berdaya dibawah kekuasannya. Ayato sangat, sangat menyukainya.
Rasanya Ayato ingin meremukkan tulang Yui.
Sampai Yui tak bisa berjalan. Lalu meminta tolong kepadanya. Sampai Yui hancur. Lalu bergantung kepadanya. Yui akan kembali padanya sejauh apapun Yui berusaha pergi.
Rasanya Ayato semakin tak sabar.
Melihat Yui menderita karenanya. Yui semakin cantik ketika wajahnya dilelehi airmata kesedihan. Ataupun darah, Ayato senang, merah cocok dengan Yui yang manis.
Rasanya Ayato tak keberatan menghabiskan waktunya untuk Yui.
Karena Yui miliknya, darah gadis itu miliknya, matanya, tubuhnya, semuanya milik Ayato. Hanya Ayato dan Ayato.
Dan malam ini rencananya harus terealisasi.
