Fang POV
Aku berjalan keluar dari rumah peninggalan Belanda yang bisa dibilang, lebih mirip rumah berhantu. Tidak aneh semua orang menganggap bahwa aku adalah hantu sebelumnya. Padahal hantu itu tidak ada kan? Atau mereka itu ada?
Jika kalian menanyakan pendapatku, heh, mudah sekali.
YA, mereka ada
dan akan kukatakan sekali lagi
YA, MEREKA ADA DAN NYATA
Kenapa aku bisa yakin sekali kalian bertanya? Simple
Tiba-tiba, dari belakangku, muncul 2 tangan tembus pandang memelukku dengan erat. Kaget, tapi bagiku, ini sudah biasa, kok.
"Kamu jahat, Fang. Kamukan sudah janji bakal membawaku bersamamu ke sekolah" ujar si pemilik kedua tangan tersebut sambil menempelkan pipinya ke pipiku.
Aku menghela nafas, berbalik menatap makhluk yang memelukku tanpa tahu sopan santun itu "Bukannya kamu yang memutuskannya sendiri,..."
Aura dingin, kaki tak bersentuhan dengan tanah, tubuh tembus pandang. Mata violetku bertemu dengan mata merah darah miliknya. Matanya tersebut, bagiku benar-benar tidak cocok dengan pakaian sweater hijau garis kuning yang ia pakai.
"...Chara?"
Gadis tersebut hanya tersenyum
Karena aku sekarang sedang bertatap mata dengan salah satu dari makhluk yang kalian sebut 'Hantu' itu.
Ini semua terjadi sejak pertengahan liburan kenaikan kelas kemarin.
BEST FRIEND OF THE DEAD
Semua karakter milik Monsta dan TobyFox plus Temmie Chang. Saya cuman meminjam mereka. v
WARNING: Cerita gaje, entah bagus atau nggak, pendapat para Reader.
Author/Reader POV
Juni, Libur kenaikan kelas, 20XX
"APA!?!? KALIAN TIDAK BISA IKUT LAGI TAHUN INI!?!?" teriak Fang sambil menggebrak meja kedai Tok Aba, dengan mata melebar.
Boboiboy dengan wajah datar melihat kearah Fang "Iya, aku harus bantu Tok Aba jaga kedai"
"Liburan ini aku mau mulai kerja sambilan" kata Ying sambil bermain game di Hpnya.
"Aku harus mengatur jadwal acara tahun ajaran baru." Yaya menggaruk kepalanya. Gadis yang saat ini menjabat sebagai ketua OSIS.
"Papaku menyuruhku belajar sepanjang liburan karena nilai kelas tujuh ku anjlok semua" Ini pastinya Gopal, dengan wajah manyun, semanyun-manyunnya.
Fang menatap tak percaya, lagi? SERIUS NIH?
Liburan Natal-Tahun Baru sebelumnya mereka juga nggak bisa, Liburan kenaikan kelas tahun lalu juga, mereka membatalkan perjanjian mereka untuk liburan ke Bali, bahkan saat liburan kenaikan SMP, mereka berlibur sendiri-sendiri kecuali Fang. Bukan cuma itu, selama 2 tahun ini, bisa dibilang, mereka jarang bertemu satu sama lain karena sibuknya tugas.
Fang menghela nafas, mengacak-acak rambutnya
"Kalian kan sudah janji..." Fang mulai merajuk.
BoboiBoy menatap Fang "Fang, kita sudah bukan anak-anak lagi, pekerjaan sudah makin banyak..."
"Iya iya, aku pulang dulu, ya, mau siap-siap" Fang pun berbalik menuju rumahnya.
Setelah agak jauh dari kedai Tok Aba "Huh, bilang saja kalian cari alasan buat nggak ikut liburan denganku"
Fang berhenti sejenak dibawah sebuah pohon, dari balik bayang-bayang daun pohon yang menutupi separuh wajahnya ia menatap langit. Matanya sayu, ia mengingat kenangan-kenangannya dulu bersama BoboiBoy dan yang lainnya. Benar-benar, ia ingin kembali lagi ke masa itu. Dibandingkan masa sekarang, dimana berkumpul dengan kawan-kawannya dan mendapat perhatian mereka saja susahnya minta ampun.
"Huh, mending Adudu tetap tinggal saja di bumi. Merencanakan hal-hal jahat agar aku dan yang lainnya dapat menghancurkan rencana tersebut. Bukannya sibuk sendiri-sendiri kayak gini"
Fang menunduk, menggaruk kepalanya, dilihatnya jam kuasa yang melekat ditangannya. Sebuah pesan tertanggalkan hari sebelumnya muncul, dari abangnya. Fang, Abang ada tugas mendadak dari TAPOPS. Maaf tidak bisa menemanimu liburan ini
Fang benar-benar ingin meremukkan jam kuasanya saat ia melihat pesan tersebut.
Hening sesaat
"Lagi-lagi aku sendirian liburan ini..." tanpa sengaja, Fang melihat 2 orang anak kecil, sepertinya masih TK, tengah berjalan beriringan melewatinya. Dapat terdengar canda dan tawa dari 2 anak tersebut, membuat Fang tersentak saat 2 anak tersebut melewatinya tadi. Melihat betapa serunya 2 anak tersebut bermain, Fang menjadi iri "...jika saja aku memiliki seorang sahabat lagi"
BFOTD
Fang melihat Pulau Rintis dari atas pesawat yang tengah ia tumpangi saat ini. Kali ini dia akan pergi berlibur, 6 bulan yang lalu, ia secara beruntung memenangkan 5 tiket pulang-balik, liburan ke Amerika Serikat selama 3 minggu. (Lucky banget T•T) Rencananya sih ia akan mengajak kawan-kawannya berlibur, tapi, ya...
Fang menghela nafas, ia berbalik melirik 2 kursi kosong disebelahnya, lalu berbalik melihat 2 kursi lain dibelakang. Ia membayangkan kawan-kawannya sedang berkumpul disana, saling mengobrol, merencanakan apa yang akan mereka lakukan nanti, uang yang nanti akan dipakai cukup atau tidak, dan sebagainya.
"Fang? Ngapain ngelamun gitu? Nanti kesambet loh"
Fang terkejut, ia segera melihat sumber suara tersebut.
Seorang remaja berambut coklat dan bermata sipit, saking sipitnya, Fang tak dapat melihat warna matanya. Ia memakai baju putih tak berlengan dengan terusan sweater biru ungu, tak lupa celana coklat kulit yang ia pakai selutut. Sedikit menutupi kulitnya yang berwarna kuning langsat.
"Oh, Frisk, nggak apa-apa kok. Cuman lagi mikirin bakal ngapain nanti"
Yah, Fang tak akan menyia-nyiakan tiket-tiket tersebut. Sebelum ia berangkat, ia segera menge-chat semua orang yang ia kenal. Hasilnya, tidak ada yang mau karena Fang mengabarinya terlalu mendadak, kecuali seorang kakak kenalannya, Frisk. Gadis Asia yang kampung halamannya ada di Amerika.
Kebetulan, Frisk baru saja menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas ternama Malaysia yang terletak di Pulau Rintis, yaitu University of World Politics. Dan memang sedang mencari tiket pulang ke Amerika.
Fang berkenalan dengan Frisk karena Frisk bekerja sambilan sebagai pegawai Market langganan Fang. Meski umur mereka berjarak sekitar 8 tahun (Fang 14 tahun, Frisk 22 tahun), Frisk meminta agar Fang memanggilnya dengan nama tanpa kak, ce, atau apapun. Fang awalnya kesusahan, tapi lama-kelamaan ia menjadi terbiasa menggunakan, toh tidak akan ada yang curiga, karena lucunya lagi, Frisk meski berumur 22 tahun, terlihat seperti remaja berumur 16 tahun, awet muda banget. (Frisk: Eh, kok aku bisa se-awet itu? / Author: Pikir aja kamu diajarin emakmu itu, sihir awet muda)
Frisk duduk di kursi sebelah Fang "Fuah, Toilet pesawat benar-benar kecil, merepotkan"
Fang menghela nafas, dan kembali melihat jendela.
Frisk melirik kearah si landak ungu "Jadi Fang, nanti kamu mau ngapain di Amerika?"
"Mungkin mencari penginapan dulu"
"Lalu?"
"Lihat-lihat Patung Liberty"
"Terus?"
"Tidur sepanjang Minggu"
Frisk langsung memukul kepala Fang menyebabkan kepala si kacamata benjol sebesar bakso.
"Aduh!!!"
"Serius kek, jarang banget dapat liburan kayak gini, masak mau kamu habiskan dengan tidur sepanjang Minggu?"
"Kan aku cuman bercanda, lagipula, aku memang belum tau mau kemana saat sampai ke Amerika nanti"
"Dasar...kamu tahukan nanti aku tidak bisa menemanimu terus"
"Iya, iya, kamu sudah bilang, 'Aku nanti hanya akan menemanimu selama seminggu, setelah itu aku akan pulang kerumahku'." kata Fang sambil meniru suara perempuan.
Dan dibalas dengan, satu lagi, pukulan di kepala.
BFOTD
"Aaaah, capeknya" Fang segera merebahkan badannya keatas kasur hotel.
Frisk kemudian masuk, ia langsung menaruh tasnya diatas meja.
Fang melirik Frisk sebentar "Hmmm, apa ini nggak apa-apa?"
"Hmm? memang kenapa kalau nggak?" tanya Frisk.
"Ya..." Fang segera duduk "...kakakkan cewek, sedangkan aku cowok, dan ini 'sekamar' loh" kata Fang pakai semua Font dikata 'sekamar'.
"Nggak apa, aku bilang ke resepsionisnya kalau kamu adikku. Jadi mereka tidak akan curiga, lagipula kamu mau menghemat uangmu untuk liburan kan"
"I-iya sih..." Kak Frisk ini sebenarnya siapa sih!?!? tanya Fang dalam hati. Gimana nggak coba? Lihat aja hotel, yang kamarnya Frisk sewa itu.
Sebuah hotel bintang lima mewah dengan fasilitas super lengkap. Entah berapa harga sewa perkamarnya perhari, tapi melihat fasilitas-fasilitas yang ia lihat di lobi, ruang makan, kolam renang, dll. Fang sudah dapat merasakan, meski BoboiBoy bekerja di Kedai Atoknya selama 5 tahun, belum tentu dapat membayar sewa semalam di hotel tersebut.
Awalnya Fang sungkan sekali mau nginap di hotel tersebut dan berniat mencari penginapan atau hotel-hotel murah. Namun sebelum niat tersebut terlaksana, Frisk memberitahu (baca:menakuti ) Fang dengan mengatakan.
"Kebanyakan hotel murah atau penginapan di kota ini menyediakan kamar yang kurang rapi, loh. Dengan fasilitas kamar mandi yang kotor penuh kecoa, belum lagi makanan yang disediakan kurang higienis"
Dan sebagai maniak kebersihan yang amat sangat (dan memiliki phobia terhadap kecoa) deskripsi Frisk sudah mampu menghapus niatan Fang tersebut
"Okay, aku mandi dulu, ya" kata Frisk "...jangan ngintip~~~" Frisk mengedipkan matanya. Setidaknya itulah yang Fang pikir Frisk lakukan.
"AKU BUKAN ANAK MESUM" seru Fang kesal dengan wajah memerah dan hanya dibalas Frisk dengan cekikikan masuk kamar mandi.
Sambil menunggu Frisk selesai mandi, Fang menyalakan TV diruangan tersebut. Sambil memakan snack yang ia bawa, ia menonton acara-acara berita berbahasa Inggris, yang kemungkinan membicarakan tentang si Presiden Trompet atau apalah.
Beberapa saat kemudian, Frisk keluar dari kamar mandi dengan kaos biru dan celana santai putih. Rambutnya yang panjang sepundak dibiarkan basah.
Fang pun segera gantian masuk kedalam kamar mandi.
BFOTD
Malamnya
Fang dan Frisk tengah bersantai diatas kasur mereka masing-masing di kamar hotel mereka. Frisk terlihat asyik chattingan di hpnya. Mungkin dengan keluarganya.
Sedang Fang sibuk menggonta-ganti channel TV lagi, mencari program menarik.
"Fang, kamu mau tidak ikut ini?"
Frisk menunjukkan sebuah brosur di Hpnya
Brosur tersebut berwarna kuning dengan tulisan 'Tourist Guide', 'Feels the life of Washington for just $1000'.
"Hanya guide 1 minggu keliling Washington, kamu mau coba? Lumayan murah loh, disini juga dijelaskan fasilitas penginapan dan konsumsi tersedia. Meski makanan yang tersedia kebanyakan hanya sayuran dan roti"
"Selama penginapannha tidak sekotor hotel murahan yang kamu pernah jelaskan, tak apa kok"
"Tapi aku hanya dapat menemanimu selama sehari"
"Eh? Kenapa?"
"Daerah dimana tour ini lewat, lumayan dekat dengan tempat kutinggal. Jadi nanti aku bakal langsung pulang"
"Oh..."
"Jadi mau ikut Nggak?"
"Ikut aja deh"
"Oke, langsung aku daftarin, ya."
"Sip, sudah kudaftarka-eh?" Frisk melihat Fang sudah tertidur lelap diatas tempat tidurnya.
Frisk cemberut "Dasar, bilang-bilang dong kalau mau tidur" Frisk segera mematikan TV dan lampu kamar, lalu menyusul Fang ke dunia mimpi.
BFOTD
Fang membuka matanya, ia ada disebuah ruangan hitam gelap. Saking hitamnya, ia tak dapat melihat apapun. Seperti ruang hampa, ia dapat merasakan tubuhnya melayang-layang. Ia tak dapat menggerakan tubuhnya.
Dimana aku? pikir Fang
Tiba-tiba ia melihat sebuah cahaya merah terang didepannya. Fang sedikit terkejut. Sumber cahaya tersebut adalah sebuah hati berwarna merah terang.
'Apa ini? Sebuah Hati?'
Sebuah siluet muncul didepan Fang, Fang terkejut. Ia ingin sekali mengangkat kepalanya, melihat siapa sosok yang ada didepannya tersebut.
"Soulmu juga...Determination, ya?"
Eh?
"Wah, padahal itu Tipe Soul yang langkah loh. Kukira hanya Frisk satu-satunya yang memiliki tipe itu di muka bumi ini"
Tu-Tunggu
"Dan lagi, Kekuatan Determination-mu bahkan lebih kuat dari milik Frisk."
A-apa maksudnya? Soul? Determination?
Sesosok tersebut tertawa cekikikan
Hoi, hoi, apa maksudnya ini!?
Sosok tersebut terdiam sejenak, dan memegang hati merah didepan Fang. Fang tersentak, entah kenapa ia merasa tubuhnya seperti ditarik dan didorong paksa secara bersamaan saat hati tersebut disentuh.
Ggghh...!?!? Fang pun mulai kehilangan kesadarannya.
Sebelum Fang kehilangan kesadarannya, ia dapat melihat sosok tersebut tersenyum aneh.
"Apa boleh aku ikut denganmu?"
BFOTD
PIIIIIIIIIIP!!! PIIIIIIIIIIP!!!
Fang terbangunkan oleh alarm Hp-nya. Dilihatnya jam di Hpnya, masih jam 4 pagi. Dia pasti lupa mengatur ulang alarm di Hpnya. Setelah mengatur ulang alarmnya, Fang langsung kembali tidur. Tapi ada yang aneh. Selimutnya entah kenapa terasa lebih berat, seperti ada beban di bagian sisi lain tempat tidurnya. Dan ia merasa ada sesuatu yang seperti mengikat dadanya kebelakang. Saat ia berbalik melihat...
";*#asemmanisl(jb#8£πyzkbzkurangasemkob£}%-$!?!?!?!?"
BFOTD
"Fang, jangan tidur mulu, ayo kita segera ke kolam gelombang" Frisk menarik-narik Fang yang tengah ketiduran diatas kursi santai.
Mereka sedang ada di kolam renang hotel, yang luar biasa mewah karena memiliki berbagai jenis kolam. Mulai kolam biasa, kolam air panas, kolam susu(?), kolam gelombang, dan kolam air dingin.
"Hmmm..." Fang hanya dapat mengucek-ucek matanya "Frisk, biarkan aku tidur 5 menit saja"
"Kamu sudah mengatakan itu 30 menit yang lalu, pokoknya kali ini kamu ikut aku berenang"
"Salah siapa yang tiba-tiba tidur di tempat tidurku. Jadiin aku guling lagi" seru Fang dengan kantong hitam di kedua matanya, wajah memerah, entah karena malu atau marah.
Yep, Fang tadinya tak bisa tidur lagi karena ia sedang menghadapi cobaan, cobaan dimana seorang wanita tengah memeluknya dari belakang saat itu. Di tempat tidurnya!!!!
Frisk cengengesan "Hehe, soalnya tempat tidurku langsung menghadap AC, jadi aku kedinginan..."
Untunglah Fang bukan Islam, jadi belum melanggar aturan apapun. Tapi tetap saja "Kan bisa minta tukar tempat tidur"
"Nggak ah, habisnya..." Frisk mengelus-elus rambut Fang "...rambutmu FLUFFY banget, kayak boneka"
Fang cemberut, malu "Tapikan nggak usah peluk-peluk segala"
"Sudah, sudah, jangan dibawa-bawa. Kejadian masa lalu biarlah berlalu, sekarang..." tiba-tiba Frisk mengangkat Fang bagaikan seorang pemain sepakbola mengangkat piala kemenangan "...Kamu harus ikut aku berenang dikolam gelombang!!!!!!"
"Tu-Tunggu, Fris-AAAAAAAAAHHH!!!"
BYUR!!!
Dan itulah keseharian Fang hingga 5 hari kedepannya bersama Frisk. Frisk menunda kepulangannya karena ingin menemani Fang.
Awalnya mereka jalan-jalan ke Disney World, patung Liberty, Central Park, Universal Studio, Gunung Rashmore, dan Museum Seni Metropolitan. Sisanya mereka berbelanja di Mal, meski kebanyakan Frisk yang berbelanja.
Fang sampai bingung, sebenarnya seberapa kaya Frisk? Setiap kali Fang menanyakan hal tersebut, Frisk hanya menjawab "Nggak seberapa kaya, kok, yah..hasil jualan sih"
"Hasil jualan?" Jawaban yang membuat Fang selalu bingung.
"Memang itu semua buat siapa?"
"Hmm, buat keluarga kakak semua. Yah, mereka memang banyak sekali, sih"
"Seberapa banyak?"
"Rahasia"
Selalu itu jawaban Frisk tiap kali Fang bertanya tentang keluarganya.
Hari H, hari tour guide akan dimulai.
"Fang, semuanya sudah dimasukkan kedalam koper? Nggak ada yang ketinggalan?"
"Sudah, tenang saja, nggak ada yang tertinggal kok"
"Sip, berarti tinggal Check Out besok"
Esoknya, mereka langsung check out dan langsung berangkat ke Washington. Butuh waktu 8 jam, apalagi selama perjalanan mereka harus berganti-ganti kendaraan.
Frisk dan Fang dua-duanya tentu saja kelelahan, tapi kelelahan tersebut juga diwarnai oleh kesenangan. Frisk banyak membeli oleh-oleh di pasar yang sempat mereka singgahi, meski sudah berbelanja banyak di mall sebelumnya.
Fang hanya membeli beberapa barang-barang murah seperti gantungan kunci tulang hewan, bola kristal plastik, pot bunga kecil, dsb.
Setelah sampai di Washington, Frisk dan Fang berjalan ke tempat perkumpulan untuk tur tersebut. Sebuah taman kecil dipinggiran kota. Saat mereka berdua sampai, sepertinya mereka adalah yang terakhir datang. Sudah ada beberapa orang yang berkumpul. Sebelum masuk, mereka harus menunjukkan iklan brosur di Hp mereka.
Sambil menunggu waktunya pengumuman dan pembayaran, Fang dan Frisk duduk dibawah pohon dan makan siang.
"Mmh...enak banget, Aku jadi semangat!!!!" kata Frisk sambil mengangkat tangannya.
"Kira-kira masih lama tidak ya, tour ini dimulai" kata Fang sambil memakan sandwichnya.
"Sabar saja, mungkin 30 menit lagi mulai" Frisk melihat sekeliling, tidak terlalu banyak orang yang ikut. Mungkin sekitar 20-25 orang termasuk mereka.
"Ya, kalau sudah mulai, bangunkan aku, ya" Fang menyandarkan tubuhnya ke pohon. Ia pun langsung terlelap.
Fang tersadar disebuah ruangan gelap, ruang hampa itu lagi. Dengan tubuh, yang lagi-lagi, tak dapat ia gerakan.
Mimpi lagi?
"Suara tersebut sepertinya terdengar dari arah sini..." Fang mendengar suara, sepertinya suara anak lelaki.
Si-siapa itu? Yang Fang tahu, pastinya suara tersebut bukan milik suara aneh yang muncul di mimpinya beberapa hari yang lalu.
"Oh, kau terjatuh, ya?"
Terjatuh? Apa maksudnya? Aku tidak...
"Apa kau tak apa? Ayo bangunlah"
Dan entah kenapa, Fang merasa ada seseorang...atau sesuatu yang menariknya. Fang masih tak dapat melihat apapun.
"Chara? Itu nama yang bagus"
Cha...ra...? Siapa lagi itu?
"Namaku..."
"FAAAAANG, AYO BANGUN!!!!!" Frisk memukulkan tas belanjanya ke muka Fang yang langsung membuat si pengendali bayang melek, bonus muka merah.
"Hah, apa...apa!!!?"
"Ayo, tournya sudah mau dimulai. Kamu itu susah banget dibangunin kalau nggak pakai alarm"
Fang mengucek matanya "Maaf deh, tapi apa memang harus memukulku dengan tas?"
"Habis aku jatuhkan kamu dari atas pohon pun kamu nggak bangun, jadi, ya..."
Tiba-tiba wajah Fang pucat "A-apa maksudmu menjatuhkanku dari atas pohon?"
"Ah, tadi pas pertama kali aku coba bangunin kamu, kamu nggak bangun, jadi deh aku jatuhin kamu dari atas pohon. Tahunya kamu tetap tidur lelap, terus aku coba lagi, kali ini jatuhkan tas koperku dari atas pohon keperut kamu. Kamu masih belum bangun, jadi..."
"APA-APAAN!?!? KAMU MAU MEMBUNUHKU, YA!?!?"
"Eh...hehehe" Frisk hanya cengengesan "Maaf?"
BFOTD
"So, 2 people. But one of you guys just gonna join the tour for 1 day and then leave?"
"Yes sir"
"Okay, that'll be $1130 in total"
Frisk membayar $130 dan Fang membayar $1000
Merekapun masuk kedalam bus tour setelah menaruh tas-tas mereka kedalam bagasi bus. Mereka duduk dibagian paling belakang bus, berdempetan dengan beberapa turis lain.
Mereka sampai ke hotel dimana mereka akan menginap.
Hotel dimana mereka tinggal, ada dipinggiran kota. Tempat yang masih sepi gedung. Kalaupun ada gedung hanya beberapa rumah kecil dan hotel tempat mereka akan tinggal tersebut. Tidak jauh didepan hotel, terdapat hutan lebat. Membatasi tempat mereka dengan sebuah gunung besar. Kalau tidak salah, namanya gunung Ebott. Selain itu, tidak ada yang terlalu spesial dengan hotel tersebut. Hanya gedung putih yang dindingnya sudah sedikit menguning karena rembesan air hujan. Halaman depannya juga hanya tanah kering dengan sedikit rumput liar. Disekitarnya ada tokoh-tokoh kecil, entah menjual apa.
Mereka diberi waktu 2 jam untuk menaruh barang dan istirahat sebelum berangkat tour pertama.
Kamar Fang dan Frisk ada di Lantai 3 ujung. Setelah mengeluarkan barang, mereka berdua beristirahat sejenak.
Fang mengambil kesempatan ini untuk men-text teman-temannya di Group Chat.
Hi kawan-kawan, kalian lagi ngapain?
BFOTD
Fang dan Frisk baru saja menyelesaikan tour hari pertama mereka.
"Wah, gedung putih benar-benar keren" seru Frisk.
"Loh, bukannya kamu harusnya pernah lihat, ya? Katanya kamu tinggal dekat sini"
Frisk menggaruk kepalanya "Hehe, sebenarnya aku tinggal di daerah terpencil tidak jauh dari sini. Jadi jarang banget ke perkotaan"
"Oh..."
Setelah menaruh belanjaan dan mandi. Fang merebahkan dirinya diatas kasur. Kasur hotel ini memang tidak seempuk hotel yang ia dan Frisk tempati sebelumnya. Tapi setidaknya bisa untuk dibuat tidur.
Fang langsung membuka Hpnya.
Belum ada jawaban dari pesan Text yang ia kirim tadi. Meski disebelah pesan Text tersebut tertulis 'dibaca 4'.
Fang hanya memandang pesannya tersebut, lalu menghela nafas.
"Yah, aku harap mereka baik-baik saja di Pulau Rintis"
"Eh, siapa yang baik-baik saja?"
"Tidak, cuman teman-temanku"
"Teman-temanmu?"
"Iya... BoboiBoy dkk. Bukannya aku sudah pernah cerita, ya?"
"Fang?"
"Eh?" Fang terkejut saat Frisk baru memasuki kamar sambil membawa sepiring roti bakar.
"Kamu bicara sama siapa?"
Seketika Fang membeku, iya juga ya, tadikan saat Fang mandi ia mendengar Frisk berjalan keluar, katanya untuk mengambil camilan, kalau begitu... Tanpa berpikir apa-apa, Fang langsung melihat kesebelahnya. Tidak ada siapa-siapa. Fang merasakan aura horor tiba-tiba menyelimuti dirinya. Tapi ia berusaha menenangkan dirinya.
"Ng-nggak kok, cu-cuman lagi baca komik" Pa-paling itu cuma perasaanku. Mana mungkin di dunia ini ada hantu atau semacamnya Fang menggaruk kepalanya. Untuk beberapa saat, Frisk terdiam ditempatnya, lalu berjalan dan duduk disebelah Fang.
"Mau roti bakar?" tawar Frisk.
"Ti-tidak usah, aku sudah kenyang. Lagipula, kalau aku makan, nanti aku harus sikat gigi lagi"
"Hmm, ya sudah" Frisk langsung memakan dengan lahap 3 potong roti bakar yang ia bawa. Tapi, diam-diam tanpa sepengetahuan Fang, Frisk diam-diam menatap Fang, lebih tepatnya, sisi kanan Fang.
Masa sih, barusan Fang berbicara padamu?
BFOTD
Fang melihat Frisk yang pagi-pagi sekali sudah mengemas barang-barangnya.
"Kamu sudah mau pulang?"
Frisk mengangguk "Setelah sarapan, aku akan langsung cabut"
"Yah, aku akan merindukanmu. Apa kau mau balik ke Malaysia setelah reuni keluargamu?"
Tiba-tiba Frisk berhenti berkemas-kemas "Sayangnya, kemungkinan besar aku tidak akan kembali ke Pulau Rintis dalam waktu dekat ini..."
Fang hanya memasang wajah datar. Meski didalam hatinya, ia sangat tidak ingin Frisk pergi. Baginya, Frisk sudah seperti sosok Kakak yang ia inginkan. Meski ia MEMANG, memiliki seorang Abang. Walau, Memikirkan Abangnya saja, Fang merasa kesal.
Yah tentu saja kesal, Fang menginginkan sosok kakak yang selalu bisa ada bersamanya. Bukan sosok kakak yang hanya memikirkan pekerjaan saja.
"Tapi..." Frisk melanjutkan kegiatan berkemas-kemasnya "...Kamu mungkin akan melihatku di berita TV"
"Hah? Kamu mau jadi artis?"
"Haha...tentu saja nggak"
"Terus?"
"Lihat aja sendiri nanti"
BFOTD
Fang membuka Hpnya sambil melihat foto-foto lukisan, patung, dan...ya, itu aja sih sebenarnya. Ia dan rombongan turis baru saja menyelesaikan tur mereka ke sebuah museum terkenal. Apa namanya, Fang sendiri juga lupa karena ia tidak mendengar kan penjelasan pemandu sama sekali. Biasanya kalau Fang seperti itu, Frisk akan langsung memukul kepalanya agar Fang fokus dan tidak sibuk sendiri. Tapi karena Frisk sudah tidak ada, akhirnya Fang kebablasan tidak mendengarkan.
Fang dan rombongan turis tersebut makan siang sebelum diberi waktu istirahat 2 jam sebelum mereka melanjutkan perjalanan.
Fang masuk ke kamarnya, dilihatnya cuman ada 1 tas koper biru dilantai. Koper miliknya seorang. Karena salah satu tas koper biru yang lain (Tas koper Frisk dan Fang dua-duanya berwarna biru) tentunya sudah dibawa Frisk sendiri pergi.
Fang terdiam sejenak sebelum ia memutuskan untuk mandi. Ia membuka tas kopernya untuk mengambil baju gantinya, dan...
BRAK!!!
Fang buru-buru menutupnya lagi dengan muka memerah.
"Tu-Tunggu, barusan itukan...PAKAIAN DALAM CEWEK!?!?"
Fang buru-buru melihat bagian bawah koper. Tidak ada namanya, padahal koper miliknya seharusnya ada tulisan namanya dengan spidol hitam.
Fang mencoba memproses apa yang barusan terjadi.
"Koper dengan pakaian dalam cewek didalamnya."
"Tidak ada nama dibagian bawah koper"
"Frisk pergi tadi pagi"
"Dan koper yang kupakai hampir mirip warnanya dengan kopernya Frisk..."
Fang melotot menyadari apa yang terjadi
Frisk keliru membawa kopernya Fang.
"As*m!!! Mati aku!!!!Gimana ini!?!? Mana dompet, tiket pesawat pulang, dan barang-barangku disitu semua lagi"
"Aku harus segera menyusul Frisk!!" Tanpa pikir panjang, Fang segera me-resleting koper Frisk, mengunci pintu, dan keluar hotel.
Ia segera bertanya pada orang disekeliling hotel
"Excuse me, did you see a brown-haired girl, bring a big blue suitcase walk out of the hotel this morning?" (Terjemahan: Permisi, apa kau melihat gadis berambut coklat, membawa tas koper biru, berjalan keluar dari hotel pagi ini?)
"Sorry, I didn't see someone who walking out the hotel" (Terjemahan: Maaf, aku tidak melihat seorang pun keluar dari hotel)
Fang terus menanyakan ke beberapa orang disekitar hotel, tapi tidak ada yang tahu dimana Frisk pergi. Sebenarnya ia sudah mencoba menelepon Hp Frisk, sayangnya Hp Frisk sepertinya kehabisan baterai.
Saat Fang hampir putus asa, tiba-tiba seorang pria tua mengatakan ia melihat kemana Frisk pergi.
"Yes, I saw her walked into that forest this morning." (Terjemahan: Ya, aku melihatnya berjalan kedalam hutan pagi ini) kata si pria tua sambil menunjuk sebuah hutan yang membatasi pedesaan dengan sebuah gunung. "I think she went to Ebott Village" (Terjemahan: Kupikir dia menuju Desa Ebott)
"Oh, thank you mister" (Terjemahan: Oh, terima kasih pak)
"But you must be careful..." (Tapi kau harus hati-hati...)
"Huh?"
"You should try not to be lost and climbing to the Mountain. Especially, Mount Ebott.." (Terjemahan: Usahakan agar kau tidak tersesat dan mendaki gunung. Khususnya gunung Ebott...) Pria tua tersebut tiba-tiba memasang muka seram "...because nobody have ever return from that Mountain after climbed it" (Terjemahan: ...karena tidak seorangpun pernah kembali setelah mendaki gunung tersebut)
Fang hanya memasang wajah datar Dongeng Kuno lagi, ya? "Yes mister, I Will be careful. Thanks for the information" (Terjemahan: Baik pak, aku akan berhati-hati. Terima kasih atas informasinya)
Fang berlari memasuki hutan, ia sangat beruntung, ia menemukan jalan setapak dimana ia melihat jejak roda koper terbentuk ditanah yang agak becek.
"Ini pasti jejak koperku. Untunglah koperku berat, jadi jejak yang dihasilkannya cukup dalam dan jelas." Fang pun berlari memasuki hutan lebih dalam sambil membawa koper Frisk.
1 jam berlalu
Fang masih mengikuti jejak koper yang tercetak di jalan setapak tersebut. Namun ia masih belum menemukan Frisk. Ia sudah berjalan mengikuti jalan setapak yang sepertinya naik mengitari gunung. Ia kelelahan, ditambah cuaca yang panas, pohon-pohon di hutan sepertinya juga membencinya. Hutan tersebut sangatlah tidak sejuk.Ditambah lagi tas koper Frisk yang beratnya bukan main. Sekarang aku tidak terkejut kenapa Frisk sangat kuat untuk menggendongku nak keatas pohon kemarin
Fang mulai kehabisan tenaga, keringatnya berjatuhan. Tapi ia berusaha untuk tetap kuat. Dan entah darimana, tiba-tiba tenaganya kembali saat ia melihat sebuah belokan yang diikuti dengan tanda panah terbuat dari kayu bertuliskan 'Ebott Village'. Artinya, ia sudah sangat dekat dengan desa dimana Frisk ting...tunggu dulu.
Fang terkejut saat ia melihat bahwa jejak kopernya tidak menuju kearah Desa Ebott, namun tetap lurus melewati semak-semak, lebih masuk kedalam hutan.
"I-ini beneran nih?" Fang sangat bingung, apa ada desa lain di gunung tersebut? Kalau ada, kenapa tidak ada jalan menuju kesana atau papan penunjuk?
Untuk beberapa saat Fang diam memikirkan kejanggalan tersebut. Tiba-tiba Hpnya berdering, Fang terkejut dan segera membukanya, berpikir mungkin itu Frisk yang sedang mencoba menghubunginya. Sayangnya itu bukan Frisk, namun sebuah notifikasi game. Benar-benar membuat Fang kaget. Saat Fang melirik jam di Hpnya, ia terkejut bukan main , 2:16 PM, berarti kurang dari 1 jam lagi, tournya akan dimulai.
Sekarang bukan waktunya diam, akhirnya Fang memutuskan untuk mengikuti jejak koper tersebut. Tapi kali ini, karena ia kelelahan, dan akan sangat susah mengikuti sebuah jejak diantara semak. Fang pun memutuskan untuk memakai kuasanya. Mumpung tidak ada orang disekitarnya.
"Kuasa Bayang, SERIGALA BAYANG!!!"
Fang naik keatas serigala bayang miliknya, serigala tersebut mengendus tanah, mencoba mengenali bau Frisk, lalu mulai berlari menyusuri semak.
Mereka melewati sungai kecil, tebing, kumpulan kera, padang rumput kecil, dan sebuah rawa-rawa. Fang tak habis pikir, bagaimana Frisk dapat melalui itu semua. Dia sempat berpikir, jangan-jangan Frisk juga seorang alien seperti dirinya atau juga memiliki kuasa dari sebuah Power Sphera. Tapi bila itu benar, harusnya TAPOPS sudah memperingatkannya dari dulu.
Lamunan Fang terhenti saat tiba-tiba, serigala bayang miliknya berhenti disebuah mulut gua. Fang juga dapat melihat, sebuah jejak koper masuk ke dalam gua. Pertanyaan-pertanyaan baru mulai muncul. Fang turun dari serigala bayangnya, segera setelah Fang turun, serigala bayang tersebut menghilang.
Sambil membawa koper Frisk, Fang masuk kedalam gua tersebut. Awalnya matanya tidak bisa terbiasa melihat dalam kegelapan, namun ia melihat sebuah cahaya ditengah dalamnya gua tersebut. Fang memutuskan untuk tidak bersuara. Samar-samar, ia dapat melihat siluet manusia, berdiri di ujung-ujung cahaya tersebut yang rupanya adalah cahaya matahari dari atap gua yang berlubang. Fang berusaha memfokuskan matanya untuk melihat orang tersebut, setelah melihat dengan cermat, Fang menyadari bahwa itu adalah...
"Frisk?" gumam Fang.
Terlihat Frisk diam berdiri menatap kearah bawah dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Disebelahnya, terlihat koper biru milik Fang.
Apa yang ia lakukan disini? pikir Fang. Saat matanya sudah dapat menyesuaikan keadaan, Fang dapat melihat lebih jelas. Ia melihat...
"Se-sebuah lubang!?!?" bisik Fang, ia baru menyadari ada sebuah lubang besar. Lubang yang sedari tadi Frisk lihat. "Ja-jangan-jangan...Frisk mau..."
'Tapi...Kamu mungkin akan melihatku di berita TV'
Fang teringat perkataan Frisk tadi
Ja-jangan-jangan maksudnya melihat dirinya di berita TV itu?
Frisk menghela nafas, ia melihat kekanan kiri, sepertinya memastikan tidak ada siapapun yang ada di gua tersebut bersamanya. Fang buru-buru bersembunyi dibalik sebuah batu besar sebelum Frisk melihat kearahnya.
Tidak mungkin, Frisk yang baik seperti itu, masa mau...
Fang memberanikan diri mengintip lagi, tepat saat itu ia melihat Frisk mengangkat koper miliknya, dan melangkahkan salah satu kakinya kedalam lubang.
...bunuh diri!?!?
Frisk langsung menjatuhkan dirinya kedalam lubang.
"FRIIIIIIIIIISK!!!!!!"
Saat kepala Frisk sejajar dengan tanah disekitarnya, ia dapat melihat siluet kaki berlari kearahnya.
"Fang?"
Tanpa pikir panjang, Fang melompat mencoba menyelamatkan Frisk.
Waktu terasa berputar sangat cepat bagi Fang, hingga tanpa ia sadari, ia dan Frisk telah mencapai dasar lubang tersebut.
BRAAAAAAAK!!!!
