Loyal Companion

Oo—O—oO

Genre: Hurt/Comfort

Rate: K+, mungkin?

Warning: Hint shonen ai, drabble, dan berusaha untuk IC, dan semoga tidak fail. #komatkamit

Disclaimer: NuraMago kepunyaannya Shiibashi Hiroshi-sensei. Saya enggak punya apa-apa kecuali plot yang (biasanya) abstrak ini.

Oo—O—oO

"Hanya dengan satu syarat—"

Ia menghela napas panjang. Satu syarat yang simpel, sebenarnya. Mudah juga untuk dilakukan, mengingat yang harus ia lakukan hanyalah membuat nisan untuk mereka yang telah tiada karena ulahnya.

Namun entah mengapa, ada sesuatu yang membuat napasnya sesak.

Sesuatu yang—

"Guk."

-familiar?

Ia menoleh ke belakang. Sepasang mata yang biasanya terlihat sendu kini melebar sejenak, sebelum kembali ke ukuran semula seiring dengan munculnya sebuah senyuman tertahan di bibirnya. Pemandangan yang tertangkap tak jauh dari nisan raksasa itu berada sedikit membuatnya geli.

"Apa kau ingin mengikutiku—lagi—?"

Anjing itu menyalak, seolah menyahuti pertanyaannya dengan jawaban 'ya'. Lidah yang terjulur itu benar-benar mengingatkannya pada seseorang yang pernah setia padanya. Entah karena rasa benci atau apa, ia sama sekali tidak tahu. Satu hal yang pasti dari sosok yang telah tiada itu: ia sangat setia padanya.

Terlalu setia, sampai setelah ia tewas di tangan Tamazuki sendiri pun ia masih tetap 'ada' di sisi si yokai berambut hitam itu.

"Terserahmu sajalah." Dan Tamazuki sendiri juga tidak bisa menolaknya. Tidak, setelah semua yang terjadi dulu.

Ia kembali berjalan lurus ke tempat keluarganya berkumpul tanpa menoleh ke belakang lagi. Suara langkah kecil yang berjalan di belakang punggungnya meyakinkannya bahwa sosok anjing dengan lidah terjulur itu masih mengikutinya.

Masih, dan akan selalu mengikutinya kemanapun ia pergi.

Tamazuki tidak bisa menahan senyumannya lebih dari sekarang.

.

.

The end.

A/N: Fic pertama saya di fandom ini. Apakah ada yang mengganjal? Atau enggak sesuai sama aslinya? Atau Tamazuki jadi terlalu melankolis? Jangan ragu-ragu buat komplain di kotak review ya~ #modus #plak