DISCLAIMER: Anonymus Timeline - Half-canon thing I guess. TOX and Characters are not mine.
Originally Song Based Drabble - Bet My Life by Imagine Dragon.
Ada alasan mengapa Alfred Vin Svent bukan lagi manusia.
Jika yang dimaksud bukan manusia adalah fisiknya, jelas Alvin adalah lelaki rupawan, senyumnya memabukkan, gesturnya lembut dan menghipnotis. Jika yang dimaksud adalah perilakunya, maka Alvin adalah seorang mercenary dengan hati emas, belas kasihnya ada—dan tak ayal membuat gadis-gadis berteriak tertahan. Dia tampan dan rupawan, kuat, sosok yang muncul ketika kau membayangkan tentang 'sosok lelaki yang sempurna'.
Tapi Alfred Vin Svent sudah mangkir dari titel manusia.
Jude Mathis tahu akan hal itu, mengingat berapa kali hatinya dihancurkan menjadi pasir dalam jam tabung yang terus mengalir, menantikan kedatangan Alvin kembali. Mengingat berapa kali seringaian dan kerlip bulir emas itu membatasi realita mereka. Bahwa Alvin tak lebih sekedar kunci permainan, dan kunci permainan tidak boleh terlibat dalam papan selama mungkin, untuk menjaga permainan selama mungkin—dia hanya alat.
Alat bagi Gaius? Alat bagi Chameriad? Alat bagi Jude Mathis dan tujuan mereka?
Tidak ada yang tahu.
Dan alat tidak bernyawa, mereka berguna pada waktunya, Maka Alvin punya batas waktu—pilihannya dua, pergi atau musnah. Dan ia memilih pergi—dan Jude tahu akan hal itu (ia tahu sedikit dan banyak hal dalam waktu yang bersamaan, membuatnya gila). Harusnya dia awas, pada kenyataan Alvin mungkin akan pergi sekali lagi. 'Toh, dia tidak pernah disini, sejak awal permainan. Dan jika hal itu terjadi, Jude menyingkirkan hatinya, memakai logika—bahwa Alfred Vin Svent adalah orang paling busuk yang dia kenal. (Tapi, hatinya tidak bisa pergi kemanapun, maka dia akan tetap membiarkan pemuda itu datang kembali, bahkan untuk kesekian kalinya pun).
Alasan #1 Alfred Vin Svent bukan lagi manusia.
Jude kenal Presa, semua tahu masa lalu Alvin dan Presa, maka tidak kaget jika bayang-bayang Alvin akan terus menceritakan kisah mereka berdua—masa lalu yang tidak bisa diungkit kembali, kegagalan yang tidak bisa diulang, sakit hati yang merasuk bukan hanya bagi pemuda brunette itu, namun untuk semuanya. Presa? Presa wanita, Alvin mencintainya, dan Presa mati, maka hati Alvin pun ikut mati.
Manusia punya hati. Namun Alvin tidak—ia tidak mengada-ngada, namun pemuda Vin Svent itu mengakuinya sendiri, hatinya mati bersamaan dengan Presa—dan artinya selama ini Alvin hidup karena Presa. Sekali lagi, Jude tidak kaget, apalah dia? Pemuda enambelas tahun yang kelewat pintar akan percintaan, namun memahami hati seseorang saja dia kelabakan. Yang ia tahu, ketika satu hati mati, pemiliknya sudah bukan manusia.
Alasan #2 Alfred Vin Svent bukan lagi manusia.
Jude Mathis? Dirinya dokter—saat ini, masih calon. Namun jangankan membantu sesama, membantu hatinya yang runtuh dengan mengenaskan pun ia hanya bisa meringis malu. Ia malu—malu pada dirinya, malu pada kata-kata Milla tentang bagaimana kuat Jude Mathis dan keras kepalanya. Malu mengakui bahwa sakitnya selama ini karena satu sosok, yang memalukan, membuatnya gila, menghapus akal sehatnya hingga kandas—dan sosok itu bukan manusia.
Alfred Vin Svent menolak disebut manusia, baginya ia lebih rendah. Ia bahkan tidak punya kualitas untuk kembali hidup, walaupun diberi kesempatan seribu kali sekalipun.
(Ada cerita mengapa Alfred Vin Svent menolak disebut manusia, namun hal itu membuatnya tercekat hingga pangkal tenggorokan. Maka cerita itu masih misteri.)
== FIN? ==
