Broken
Hai Minna-san, ini adalah FF pertama Rani(panggilan akrab)jadi silahkan baca ya..,
Naruto dkk milik Mashahi Kishimoto
Rate : M
Warning : 18+ .Typo(S), OOC
Pair : ?
Chapter 1
Hinata POV
Aku adalah seorang gadis biasa yang sebatang kara, aku tidak memiliki teman apalagi orang tua sungguh malang nasibku. Tapi kemalangan ku tidak bertahan lama saat aku bertemu Uchiha Mikoto saat aku berumur sepuluh tahun, aku tidak sengaja menemukan dompetnya di taman waktu itu dan aku segera mengembalikan ke alamat yang ada disana. Dari sana aku mulai mengenalnya, sampai dia mengangkatku sebagai anaknya saat ibu asuhku meninggal dunia.
"Hinata.."
"Iya Mikoto-sama" Balasku sembari menundukan kepala.
"Kemasi pakaianmu, kau akan di antar Kakashi untuk tinggal bersama anakku" Jelasnya.
Aku hanya menganggukan kepalaku pelan dan segera pamit untuk mengemasi semua pakaianku, aku berjalan seperti biasa menuju kamar yang sudah aku tempati selama lima maksudku enam tahun tahun terakhir ini. Tidak butuh waktu yang lama aku sudah mengemasi semua yang kurasa cukup penting, tidak masalah kemanapun aku pergi nanti. Sekolahku sudah selesai sampai kelas 12 menengah atas karena aku belajar dengan home schooling dan menjalani akselerasi selama ini.
"Ittemairimasu" Ujarku seraya menunduk di hadapan Uchiha Mikoto sebelum memasuki mobil yang akan mengantarku nanti.
Aku memandangi Uchiha Mikoto yang mulai menjauh dari pandangan mataku, entah kenapa sangat berat untuk berpisah dengan sosok wanita yang telah menggantikan fungsi ibu untukku. Setelah dua jam perjalanan aku dan Kakashi berhenti sejenak untuk beristirahat dan membeli beberapa makanan untuk di perjalanan nanti.
xxx
Cukup berat saat aku mencoba membuka pelupuk lavenderku, Kakashi tersenyum simpul saat membukakan pintu sebelah kanan tempatku duduk. Setelah Kakashi mengantar diriku serta beberapa bawaanku di depan sebuah pintu apartermen mewah , dia meninggalkanku dengan sebuah key card yang membuatku harus memberanikan diri membuka pintu apartermen milik orang lain.
ceklek
Saat kubuka pintu semua lampu menyala seketika, aku hanya bisa tercengang melihat betapa sempurnanya tatanan apartermen ini. Semua barang tersusun rapi dengan warna hitam dan biru mendominasi ruangan ini. Aku tidak berani untuk masuk lebih jauh ke dalam ruangan ini, aku meletakan koperku di belakang pintu setelah aku mengambil piyama. Aku bergegas ke kamar mandi yang ada di dekat pintu masuk ini, setelah mandi aku hanya duduk diam di bangku dekat wastafel sampai aku tertidur.
"Bau apa ini!"
Aku segera membulatkan lavenderku dan segera berdiri dari posisiku, menghampiri sosok yang ditunggu-tunggu ada di belakang pintu dengan tatapan dingin dan tajam seakan ingin mengulitiku.
"Sasuke-sama?a-"
"Beraninya kau!"Ujarnya memotong kalimatku dan segera memojokan ku di dinding.
Sasuke terlihat sangat marah dan menarik kasar pergelangan tanganku ke sebuah kamar, kamar? aku berusaha menolaknya tapi justru tamparan panas mendarat di pipi sebelah kananku.
Brak!
Sasuke mendorong kasar tubuhku ke atas ranjang, dia segera melepaskan semua pakaianku tanpa ada satu yang tertinggal. Takut itulah yang aku rasakan saat ini tapi aku hanya diam kaku, aku melihat Sasuke melepaskan kemeja putihnya dan mulai menindih tubuhku.
"Hen.."
Belum sempat menyelesaikan kalimatku aku merasakan geli yang sangat saat Sasuke mulai memainkan dua bukit kembarku dan mengunci satu-satunya jalan keluar suaraku. Aku merasakan sesuatu di bawah sana digesek-gesekan pada daerah sensitif milikku.
"Em..ja..ngan..."
Plakk
"Tidak ada yang bisa menolakku!"
Panas itulah yang kurasakan saat ini, sayup-sayup aku memperhatikan Sasuke yang mulai menjauh dariku. Rasa lega yang aku rasakan segera sirna saat Sasuke membuka re-sleting celananya dan memasangkan sesuatu disana. Sasuke terlihat menyeringai melihat ke arahku dan segera menindih tubuh ku yang kini sama polos dengan dirinya. Aku meronta sekuat tenagaku aku tidak bisa seperti ini,
"Henti..kan.."
Sasuke tidak menghiraukan perkataan diriku. Sasuke justru membekap ku dengan bibirnya. Sasuke terus melumat bibirku kasar. Awalnya aku merasa sakit , lama kelamaan aku merasa ada sensasi yang berbeda pada setiap sentuhan Sasuke. Sasuke mulai menjilati payudaraku secara pelan, aku merasakan sesuatu yang besar dan keras yang tidak sengaja menyentuh daerah sensitif ku.
"Ah...eh...m..."
Desahan demi desahan terdengar jelas di ruangan ini , aku melihat dengan jelas junior Sasuke yang sudah berdiri tegak itu . Sasuke mulai menggesekkan juniornya pada daerah sensitifku,
"Ah..uh..em..Sas..ah.."
Sasuke menyeringai menang mendegar desahanku, dia terus memainkan juniornya di bagian bawah tubuhku. Semua ini membuatku gila, Sasuke yang terus berusaha mempermainkanku. Sampai-
"Memohonlah ..." Ujar Sasuke sambil membelai lembut bukit kembarku.
"Ah..ah...Sasuke...aku.."
Sasuke yang sudah dikuasai nafsu nya , segera memasukkan juniornya secara paksa pada vaginaku yang masih sangat sempit. Aku benar benar merasakan perih yang amat sangat dengan darah yang mulai mengalir menuruni selangkanganku. Rintihanku tidak dihiraukan Sasuke, Sasuke terus berusaha memasukkan seluruh juniornya dalam vaginaku yang sudah basah .
"Ah!"
"Inilah surga dunia.."Ujar Sasuke saat berhasil memasukkan seluruh juniornya pada vaginaku. Sasuke tidak memberiku waktu istirahat, dia sekarang mulai menggenjot juniornya secara perlahan dengan kedua tangannya terus memainkan kedua bukit kembarku.
"Ah!..en..ah..Sas..agh..."
"aku...ah..akh!"Ujar Sasuke terpotong saat dia mengalami orgasme pertamanya. Sedangkan aku merasa sangat lelah entah untuk orgasme yang ke berapa untukku.
Sasuke menggerakan juniornya in out kali ini aku merasakan pergerakannya sangat lembut dan membuatku merasa sakit dan nikmat di waktu bersamaan . Entah hanya perasaanku saja atau bukan tapi aku mulai kehilangan akal sehatku.
"Ah...em...ah..Sasuke..ah.."
"Ah...n...ah.."
Sasuke terus melakukan gerakan in out nya seperti tidak ada kata lelah untuknya, sedangkan aku mulai melihat tidak jelas ke arah wajahnya yang masih berada di atasku saat ini.
Hinata POV end
...
Pagi hari yang sangat dingin mungkin karena ini awal tahun , hari pertama di Kyoto dengan rasa sakit yang sangat di sekujur tubuh Hinata,meski tidak mungkin Hinata ingin sekali kembali ke Tokyo bersama Mikoto-sama. Udara dingin pagi ini sampai terasa sangat menusuk di kulit putih Hinata yang terekspose tanpa sehelai kain pun, kecuali selimut tebal tosca yang di pakainya bersama Sasuke.
"Ah,"Keluh Hinata, saat dia merasakan sakit pada bagian bawah tubuhnya.
Hinata berusaha berdiri dari posisinya, tapi semua itu hanya usaha tanpa hasil untuk Hinata. Hinata justru merasa semakin menjadi jadi rasa sakit yang ada pada dirinya.
"Pagi"Ujar Sasuke tanpa membuka pelupuk mata yang menyembunyikan onyx nya itu. Kemudian Sasuke segera duduk dan berbalik menindih Hinata.
Cup
Sebuah ciuman pagi hari yang diberikan Sasuke sukses membuat pipi Hinata berwarna persis seperti makanan kesukaan Sasuke. Hal itu membuat Sasuke segera memalingkan pandangannya dan beranjak dari tempat tidur dengan celana tidur yang melekat pada dirinya.
"Hikssss.."Tangis Hinata yang hanya terdengar olehnya.
Hinata POV
Aku merasa sangat malu dan hina sekarang,bagaimana bisa dia memperlakukan ku lebih rendah dari seorang anak pungut yang biasa kuterima dari Fugaku-sama?. Kenapa dia sampai menyentuhku? Aku tidak mengerti semua ini, aku tidak dapat menahan semuanya lagi, andai saja aku mempunyai cukup tenaga untuk segera beranjak dan melompat dari gedung ini .
"Makanlah sesuatu nanti"Perintah Sasuke sesudah dirinya berkemas dan pergi meninggalkanku sendiri di dalam ruangan ini.
Aku menurunkan selimut tebal yang menutupi wajahku, berusaha mendudukan perlahan tubuh rapuh ini di pinggiran tempat tidur dan menyentuhkan telapak kakiku perlahan dengan lantai yang teramat dingin. Kubawa selimut tosca ini sampai ke depan pintu kamar mandi milik Sasuke, perlahan aku masuk dan membersihkan seluruh tubuhku di shower .
"Kaa-san...hikssss..hikss"
"Tou-san...hiksss"
...
Sudah tengah hari aku sudah membersihkan semua hal di kamar laki-laki yang tidak ingin kusebut namanya, aku menyuapi diriku dengan terpaksa karena sedari pagi belum juga mencerna apa-apa. Setelah menghabiskan dan membersihkan perlengkapan makan, aku hanya duduk di sofa karena rasa sakit masih melanda tubuh bagian bawahku.
"Mikoto-sama..,bawa aku pulang..kumohon"
"Aku harus pergi"Ujarku sembari berdiri di belakang pintu dan memegang gagang pintu baja itu dengan ragu.
krekk
Aku terkejut bukan main dan menatap takut pada seseorang yang ada di hadapanku saat ini, sepertinya kemalangan sedang berada di pihakku maksudku selalu berada di pihakku. Sasuke menatapku tajam dan segera mendorong tubuhku hingga terjatuh di atas sofa setelah dia menutup pintu apartermennya,
"Kau mau pergi?"
"En.."
cup
Sasuke memberiku ciuman sekilas yang lama kelamaan berubah menjadi lumatan kasar, atas bawah dia menggigit pelan bibir ku yang membuat mulutku sedikit terbuka dan membuatnya dapat memainkan rongga mulutku. Aku tidak tahan lagi dan tidak sengaja menendang junior milik Sasuke yang membuatnya lengah, sekuat tenaga aku mencoba berlari ke arah pintu dan membukanya. Aku berhasil membuka pintu tapi malangnya Sasuke sudah berada di belakangku dan menutup kembali pintu itu.
"Kau akan tahu akibatnya"Ujar Sasuke menyeramkan.
Aku masih berusaha membuka pintu yang sudah di halangi Sasuke, kali ini gagal karena Sasuke sudah memberinya password dan aku kembali di jatuhkannya di atas sofa. Oh Kami-sama, satu tangan Sasuke mengunci kedua tanganku dan satunya lagi digunakannya untuk membuka re-sleting celana hitam pekatnya melihat dengan jelas junironya yang sudah berdiri tegak dan mengarahkannya pada bagian bawah tubuhku.
Srett
Sasuke merusak dress terusanku dengan merobeknya, celana dalam yang masih melekat di tubuhku segera diturunkannya dengan kedua kakiku yang tidak bisa lagi meronta karena kedua kaki Sasuke sudah menindihnya.
Blesh
"Ah!" Pekikku saat Sasuke memasukan seluruh juniornya dalam satu kali hentakan.
"Kau belum boleh pergi"Bisik Sasuke sinis.
"Gomen.."Ujarku sebelum semuanya samar.
Hinata POV END
TBC
Don't Flame if you Don't like
