Chapter 1

"Dengar ya Naruto,aku itu paling malas kalau mendengar kata cinta! Bosan tau!" Sasuke, pria berumur 25 tahun itu memasang wajah kesal dihadapan sahabatnya tersebut, karena sahabatnya tersebut selalu saja curhat soal cinta padanya, padahal Sasuke kan paling tidak ahli dalam hal cinta.

"Kau kenapa sih, setiap aku curhat tentang cinta selalu saja begitu?" Naruto melipat kedua tangannya karena kesal akibat perlakuan Sasuke kepadanya. Bukannya mendapatkan nasihat, tapi malah keluhan yang dia terima.

"Sadar tidak sih? Kau itu kan setiap ngobrol selalu aja membicarakan Sakura. Sakura ini, Sakura itu, capek tahu dengernya!" Sasuke mengacak-acak rambutnya sendiri sambil menjambaknya sedikit. Sepertinya dia agak stress akibat kelakuan sahabatnya itu.

"Ah! Kau tidak mengerti sih, Sakura itu kan bagaikan Bidadari! Cantiknya bukan main! Masa kau tidak sadar?" Naruto mulai memuji-muji Sakura lagi.

"Keh! Tuh kan mulai deh! Apa bagusnya si Sakura yang centil dan berisik itu! Tiap hari terus manggil namaku. Dikit-dikit Kyaaa Sasuke-kun! Alah, padahal aku kan cuman batuk."

"Dia bilang batukmu sexy. hah! Asiknya kau di puja-puja banyak wanita."

"Ya ampun berlebihan banget! udah deh, aku mau pulang saja! Capek lama-lama!" Sasuke lalu pergi meninggalkan Naruto yang dari tadi masih menghayal tentang wanita yang dia incar."

Sasuke pun pergi meninggalkan Kantor tempat dia bekerja. Sebenarnya Sasuke adalah putra pemilik perusahaan terbesar di jepang, Uchiha Corp sudah memilik beberapa saham di beberapa Negara, karena itu dia bisa pulang kapan pun dia mau, tapi tentu saja dengan pekerjaan yang sudah beres dia kerjakan, dan Naruto itu dia pekerjakan juga di perusahaan sebagai manajer, oh ya, Sakura juga bekerja sebagai karyawati di sana.

Rasa lelah Sasuke mulai datang, dan Sasuke mulai sedikit mengantuk, tapi dia tidak boleh tertidur karena saat ini dia sedang menyetir mobil mewahnya.

Tiba-tiba saja Sasuke dikejutkan dengan sesosok gadis yang tiba-tiba menyebrang di depan mobilnya, dan hampir saja menabrak gadis itu. Sasuke segera menghentikan mobilnya dan segera keluar untuk melihat keadaan gadis yang hampir saja di tabraknya.

"Em, Nona, apa kau baik-baik saja?" Sasuke menghampiri gadis berambut panjang tersebut, karena sepertinya gadis itu terjatuh.

"Saya tidak apa-apa." gadis itu berdiri sambil di bantu Sasuke dan langsung menatap wajah sasuke. Tapi saat melihat wajah pria itu, gadis itu mengeluarkan warna merah di kedua pipinya.

Sasuke yang melihat hal aneh tersebut langsung khawatir dengan keadaan gadis tersebut, dia takut kalau gadis itu mungkin terluka akibat kejadian tadi.

"Nona, kau kenapa? wajahmu merah, apa kau terluka atau merasa sakit? Biar aku bawa kau ke dokter." Sasuke panik dan langsung menarik tangan gadis itu tapi gadis itu segera melepaskan genggaman tangan sasuke.

"Sa-saya tidak apa-apa, maaf sudah merepotkan." gadis itu membungkuk dan langsung meninggalkan Sasuke yang masih tercengang melihat kelakuannya.

….*****************….

"Kau sudah pulang Nak?" Mikoto membelai kepala anak bungsunya tersebut yang baru saja sampai di rumah besarnya yang seperti istana.

"Seperti yang Oka-san lihat, aku sudah di sini berarti aku sudah pulang." Sasuke melonggarkan dasi yang terikat di kerah kemejanya.

"Sasuke, cepatlah mandi, setelah itu kita makan malam. Ada yang mau ayahmu katakan."

Mikoto mengambil jas yang sedari tadi di genggam anak kesayangannya tersebut.

"Ada hal apa? Hari ini aku lelah sekali."

"Nanti kau juga tahu."

"Hmm, baiklah." Sasuke pun pergi menuju kamarnya.

Setelah Sasuke mandi dan berganti pakaian dia pun segera menuju ruang makan. Ruang makan yang begitu luas dengan perabot yang sudah tidak diragukan lagi berapa harganya.

Dan disana sudah menunggu Ibunya, Ayah, dan Kakak laki-lakinya Itachi.

Mereka pun makan bersama tanpa mengeluarkan sepatah kata sambil dilayani oleh beberapa pelayan yang menunggu mereka menyelesaikan makan malam mereka.

Akhirnya makan malam pun telah usai dan mereka masih duduk rapih di tempat masing-masing sambil menunggu makananny benar-benar turun ke perut mereka.

"Oto-san, aku dengar ada yang mau di bicarakan?" Sasuke memulai perbincangan.

"Ya, ada sesuatu hal penting yang mau aku bicarakan." Fugaku memulai perbincangan dengan serius dan ini membuat Sasuke sedikit takut.

"Ada apa?" tanya Sasuke.

"Sebenarnya, aku sudah menjodohkanmu dengan seseorang." jawab Fugaku dengan tenang.

"Apa! Aku dijodohkan? Oto-san benar-benar deh!" gumam Sasuke dalam hati, karena dia tidak berani berkata seperti itu di hadapan Ayahnya.

"Oto-san serius?"

"Ya, aku sudah menjodohkanmu sejak kau masih kecil."

"Kalau aku boleh tahu, kenapa aku yang di jodohkan dan bukan Itachi saja?"

Sasuke bertanya dengan ekspresi wajah yang sangat santai, walau aslinya hatinya tidak sesantai wajahnya.

"Hmm, simple, karena aku punya firasat kau ini susah punya pacar nantinya, dan ternyata benarkan? Belum ada satu gadis pun yang kau kenalkan padaku."

"Kau ingin menolaknya Sasuke." Itachi ikut dalam perbincangan serius ini sambil menyunggingkan sedikit senyuman pada adiknya tersebut.

"Bukan begitu, aku ini harus fokus dalam pekerjaan. Aku tak ada waktu dalam hal mencari istri."

"Karena itu, aku menjodohkanmu Sasuke." jawab Fugaku.

"Kenapa tidak ayah nikahkan saja dengan Itachi, dia kan lebih tua dariku."

"Ya Ampun Sasuke, kau kan tahu, kakakmu ini masih trauma dengan pernikahannya yang hanya sebentar." Mikoto segera ikut masuk dalam perbincangan.

"Oka-san, tolong jangan bahas itu." Itachi langsung terlihat kesal. Sebenarnya pernikahannya baik-baik saja, hanya saja sebuah kecelakaan merenggut nyawa istrinya yang tercinta dan mau tidak mau Itachi sekarang menjadi seorang duda di umurnya yang masih 30 tahun.

"Hah, baiklah. Siapa orangnya Oto-san? Apa putri dari konglomerat ato mungkin anak seorang bangsawan?" tanya Sasuke yang sudah pasrah menerima semuanya.

"Bukan, dia berbeda dari yang kau pikirkan Sasuke."

"Lalu?" tanya Sasuke.

"Dia hanya putri dari seorang tukang seorang tukang tahu."

"Tukang Tahu." Sasuke benar-benar heran dengan Ayahnya saat in. dia berpikir apa sekarang Ayahnya sakit jiwa atau menjadi seorang pelawak? Sasuke benar-benar tidak mengerti.

"Ayah serius? Dia anak dari seorang pedagang tahu? Ma-masa?"

"Sebenarnya, ayahnya itu sahabatku. Kebetulan tahu buatan keluarganya sangat enak, jadi aku langganannya dan akhirnya kami membuat kesepakatan dengannya untuk menjodohkan anak kami nanti."

"Ayah, sejak kapan kau makan makanan yang standart dan biasanya untuk rakyat jelata seperti itu?" Sasuke mengeluarkan sifat angkuhnya itu.

"Kau terlalu angkuh nak, tahunya benar-benar enak!" Fugaku memukul meja makan dan membuat semua pelayan kaget. Sepertinya dia mulai emosi, sedangkan Mikoto dan Itachi hanya bisa sweatdrop melihat kelakuan Fugaku.

"Ayah ada-ada saja!" Sasuke menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Pokoknya, besok mereka akan datang dank au tidak usah kerja dulu. Anaknya benar-benar cantik dan baik."

"Besok? Buat apa? Pekerjaan numpuk di kantor."

"Ya untuk membicarakan pernikahanmu lah! Kamu itu tampan tapi telmi juga!" Fugaku mulai mengomel.

"Cih! Terserah deh! Aku capek mau tidur!" Sasuke pun meninggalkan ruang makan.

…********************…

"Oto-san! Aku pulang!" gadis berambut panjang dan berkulit putih itu masuk kedalam rumahnya yang sangat sederhana. Dia lepas sandal dari kedua kakinya, dan mulai mencarii ayahnya.

"Ah Hinata, sudah pulang? Sudah makan?" Hiashi segera menoleh kearah anak gadisnya setelah ia melihat tayangan dari televisi.

"aku sudah makan Oto-san, tadi bareng Ino-chan." jawab Hinata sambil duduk di sebelah ayahnya.

"Hinata, Oto-san sebenarnya.." Hiashi terdiam sambil melihat gadisnya yang manis itu.

"Iya Oto-san?"

"Aku sebenarnya sudah menjodohkanmu dengan seorang pria."

"A-ayah jangan bercanda."

"Dia putra dari sahabatku, si Fugaku yang kaya itu. Kamu mau kan?"

"Ayah, bagaimana mungkin aku menikah dengan seseorang yang tidak aku kenal?" Hinata menahan air matanya yang hampir saja keluar. Padahal baru saja tadi dia bertemu dengan seorang pria yang sempat membuat jantungnya berdetak kencang.

"Tenang Hinata, besok kau akan bertemu dengannya."

"Besok?"

TBC

Gomen kalo critanya ga menarik ato apalah.. TT^TT

Yang jelas sudah pasti banyak miss typo..

Ya bukan saya namanya kalo saya ga ada miss typo.. #Plakk

Arigatou