Yukiko: Halo minna-san~ Yu-chan disini~!
Toki: Toki disini (sambil maen Pokemon F******)
Yukiko: (sweatdrop) Uhm... Selamat menikmati fic ini...?
Petunjuk:
"Hai" – percakapan
"Hai" – bicara dalam hati
It's Author's PoV!
Vocaloid © Yamaha
Wishes © Toki no Miko
Genre: Romance, Drama
Type: Multishoot! (Tapi langsung hiatus untuk part keduanya~)
Genre: T
Nee... Pernahkah kalian berpikir bahwa sebetulnya manusia itu egois?
Pernahkah kalian berpikir bahwa sebetulnya manusia itu lemah?
Aku selalu berpikir seperti itu setiap hari
Aku selalu menghitung detik-detik yang kulewati didalam kehidupan yang membenciku ini
Tapi setidaknya, manusia menjadi kuat karena cinta
...ya kan?
~17 Febuari 20xx, 12:08~
"Inilah hukuman akibat sok di pelajaran olahraga"
Kagamine Len mendengus kesal mendengar perkataan sahabat karibnya, Hatsune Mikuo. Len harus mendekam di rumah sakit karena kecelakaan kecil saat bermain sepak bola. Tapi, siapa tau kecelakaan kecil bisa membuatnya harus dirawat inap? "Uruse... Lagipula, ngapain kau kesini? Untuk menjenguk atau mengejek?" tanya Len dengan nada ketus.
Mikuo pun terkekeh. "Keduanya mungkin? Sudahlah, cepat sembuh ya~! Aku benar-benar pusing menanggapi teriakan fans-fansmu yang gila itu! Mereka selalu berkata, 'Len-sama kenapa?' dan aku selalu menjawab kalau kau dirawat inap, tapi masih saja mereka bertanya! Apa mereka tak punya kuping, hah?"
Kali ini Len yang tertawa. "Tapi terima kasih ya sudah merahasiakan tempatku dirawat inap ini!" ujar Len.
Mikuo hanya mendengus kesal. "Ketika kau masuk, kau harus membayarnya!" Lalu, dia keluar dari kamar Len dirawat.
Len menghela nafas pendek, dia bosan harus terus di rumah sakit dan tidak boleh berjalan sama sekali dengan kaki yang digulung perban berlapis-lapis ini. Ah... Inginnya dia berlari dengan leluasa lagi.
"Yah... Andai saja kejadian ini tidak terjadi..." pikirnya.
Padahal, dia tidak tau takdir apa yang akan menunggunya di tempat ini.
~17 Febuari 20xx, 12:08~
"Rin-chan, saatnya Rin-chan kemo terapi~!"
Kagami Rin menghela nafas pendek, lalu memaksakan sebuah senyum. "Baik Meiko-nee" ujar Rin dengan suara kecil.
Sakine Meiko, perawat yang selalu menjadi teman mengobrolnya pun ikut tersenyum. "Ayolah Rin-chan! Semangat dong! Mungkin saja kalau Rin-chan rajin kemo terapi Rin-chan bisa sembuh!" ujar Meiko dengan upaya menyemangati Rin.
"Memang ada pasien yang terkena penyakit kanker otak yang dapat tersembuhkan?" pikir Rin dalam hati, berpikir untuk menyerah.
Kagami Rin sejak umur sepuluh tahun telah difonis terkena penyakit kanker otak. Rin memang suka sakit-sakitan sejak kecil, tapi dia tidak tau kalau takdir dapat sekejam itu padanya.
Meiko melihat Rin dengan tatapan simpati. "Seharusnya, diumurnya enam belas tahun ini dia dapat bergaul dengan teman sebayanya, mengalami manisnya percintaan remaja, tapi..." Meiko langsung menggelengkan kepala lalu berkata, "Nah, Rin-chan~ Ayo kita pergi ke ruang perawatan~! E-Eh? Kemarin kutaruh dimana ya kursi rodanya? Tunggu ya Rin-chan~!"
Rin tersenyum melihat tingkah perawat yang menyayanginya seperti adiknya sendiri. Meiko selalu ada disamping Rin untuk menyemangatinya. Tapi, kadang Rin merasakan bahwa Meiko hanya memandangnya karena rasa kasihan.
"Andaikan aku tidak terkena penyakit ini, andai saja aku sehat-sehat saja..."
~19 Febuari 20xx, 11:45~
"Eh? Aku sudah boleh keluar kamar?"
Dokter muda itu mengangguk ketika melihat muka Len yang berseri. "Ya, tapi hanya keluar kamar, bukan keluar rumah sakit. Kita coba tes keseimbangan nanti, oke? Anggap saja aku membolehkanmu berjalan keluar kamar agar kakimu itu lebih rileks saat bersentuh dengan tanah, setelah sekian lama tidak berjalan" ujar dokter itu panjang lebar.
Len tidak peduli apa kata dokter ini, yang penting dia bisa keluar dari kamar yang membosankan, putih, sunyi, putih, menyedihkan, dan putih. "Arigatou Kiyoteru-sensei!" ujar Len dengan ceria.
Dokter muda, ah, sebut saja Kiyoteru pun tersenyum. "Semoga harimu menyenangkan" Lalu dia keluar kamar.
Len pun tersenyum lebar, melihat kakinya yang sudah terlepas dari gulungan perban tersebut. "Semoga aku cepat keluar dari tempat menyedihkan ini!"
~19 Febuari 20xx, 11:50~
"Nee, Meiko-nee~ Benar aku boleh bolos kemo terapi walau sehari saja?" tanya Rin penuh harap.
Meiko tersenyum sambil mendorong kursi roda Rin sepanjang koridor rumah sakit. "Yup~! Dokter yang menganjurkan kok! Katanya biar Rin-chan bisa tenang sehari" ujar Meiko. "Sa, mau ke taman rumah sakit?"
Kedua mata Rin bersinar. "Mau, mau, ma-"
GUBRAK!
"I-Ittai..."
Mendengar suara seseorang dan bunyi benda yang sangat berat jatuh, sontak Meiko dan Rin menengok ke arah suara tadi berasal. Dan mereka mendapati seorang pasien dengan paras mirip Rin, dengan rambut diikat model ponytail yang agak berantakan dan tanpa kursi roda tentunya. Meiko pun belari kecil kearah orang itu. "Mou daijobu?" tanya Meiko dengan nada khawatir.
"H-Hai... Ugh... Aku tidak tau kalau lantainya baru di pel..." gerutunya.
"Sini kubantu!" ujar Meiko sambil mengulurkan tangannya.
Orang itu pun meraih tangan Meiko dengan satu tangan, lalu tangannya yang satu lagi memegang pegangan yang ada di tembok koridor rumah sakit. "A-Arigatou..."
Meiko tersenyum senang. "Sama-sama! Siapa namamu? Baru masuk kesini ya? Kenapa? Dokter yang nangganin siapa? Terus bla bla bla..."
Orang yang terjatuh itu hanya bengong mendengar pertanyaan Meiko yang panjang seperti pidato. Lalu, Rin dengan kursi rodanya mengarah ke orang tadi. "Namaku Kagami Rin! Namamu? Maaf Meiko-nee agak bawel" ujar Rin dengan nada ramah.
Orang tadi melihat Rin lalu tersenyum. "Kagamine Len, yoroshiku! Ah, tidak apa-apa kok!"
Meiko mendengus kesal. "Rin-chan! Aku tidak bawel!" protes Meiko.
Rin terkekeh. "Jadi namamu Len ya? Nama yang bagus" puji Rin.
Len pun tersenyum. "Namamu juga!" Lalu mereka berjabat tangan.
Pertemuanku dengannya tidak seperti kebanyakan orang yang biasanya bertemu di sekolah atau taman
Malah pertemuannya ditempat dimana orang sakit maupun tidak hidup berada
Dan aku sama sekali tak tau bahwa dengan pertemuan sederhana itu macam-macam hal akan terjadi
Toki: (masih dengan kedua mata di depan laptop) Maaf abal atau nyampah, kalau bisa review ya.
Yukiko: (sweatdrop) O-Oke! Makasih minna-san udah mau baca fic To-chan ini~ Bisa dibilang To-chan bikin fic ini untuk pengganti 'Vocaloid Truth or Dare'! Tapi fic itu terus lanjut kok!
Toki: (mata masih di depan laptop) Fic ini ditulis karena sesuatu terlewat begitu aja
Yukiko: (sweatdrop) U-Until next time minna~!
