'Apa kau tahu Ichigo kata-kata ini adalah nyata bukan sekedar sandiwara untuk membantumu?'
'Aku akan menjaganya baik-baik, andai dia memang milikku'
'Apakah kau mempunyai perasaan yang lebih padaku, Ichi?'
Disclaimer by Tite kubo
(Bleach bukan milik saia )
Warning : AU, OOC, Typo, Gaje
Don't like? Don't read please,,,,,
Seseorang Yang lebih
Chapter One : Hanya Teman
"Maaf, aku tidak bisa," pemuda berambut orange itu mencoba melakukan penolakan dengan lembut.
"Kenapa tidak bisa?" Tanya gadis berambut hitam yang diikat ekor kuda itu, nampak sekali ia tidak puas dengan jawaban yang diberikan pemuda didepannya.
Pemuda berambut orange yang bernama Ichigo itu menghela nafas berusaha menetralkan emosinya agar tidak mengeluarkan kata-kata ketus sebagai jawaban mengingat ia mulai kehabisan kesabaran pada situasi yang dihadapinya saat ini.
Nama gadis itu Sora. Gadis manis yang sudah enam bulan ini menjadi teman sekelasnya. Sebenarnya Sora gadis yang menyenangkan, supel dan pandai. Ichigo menyukainya, menyukainya sebagai teman. Tapi gadis itu mempunyai keinginan yang berbeda, ia tidak ingin hanya berteman dengan Ichigo. Ia ingin lebih dan saat ini ia tengah mengutarakan maksud itu kepada Ichigo.
"Karena aku tidak bisa," jawab Ichigo. Iapun menyadari alasan yang diberikannya sangat lemah seharusnya tadi ia menjawab 'karena aku tidak memiliki persaan suka seperti yang kau punya. Jadi sebaiknya kita berteman saja,' . Setidaknya itu lebih terdengar seperti sebuah alasan, bukan? Sebuah alasan yang tidak akan membuat Sora menyerah karena Sora yang Ichigo tahu bukan gadis yang mudah menyerah malah sepertinya Ichigo memberi harapan pada gadis itu kalau ia menjawab demikian.
"Itu bukan alasan yang bisa kuterima, Ichigo!" Sahut Sora keras kepala.
Ah, ini dia salah satu alasan Ichigo tidak bisa menerima Sora sebagai pacarnya. Keras kepala. Apa tidak bisa gadis itu menerima penolakannya begitu saja tanpa perlu memperpanjang masalah?
Ichigo menatap serius sosok mungil yang berdiri dihadapannya. Berusaha mencari sebuah cara agar ia bisa terbebas dari situasi yang tidak menyenangkan ini. Situasi yang memang seringkali dihadapinya, meskipun bagi Ichigo sepertinya saat ini yang terparah. Karena harus menghadapi seorang gadis yang tidak menerima kata 'tidak' begitu saja.
"Kenapa Ichigo? Kau tidak punya alasan untuk menolakku 'kan?" Sudut bibir Sora terangkat membentuk senyum. Sepertinya ia mulai merasa menang karena pemuda didepannya tidak memberikan jawaban.
Ichigo balas tersenyum, senyum yang sama seperti Sora senyum kemenangan. Senyuman Sora hilang digantikan tatapan bingung kearah Ichigo.
"Dia," Ichigo menunjuk seseorang dengan dagunya. Sora menoleh kearah yang ditunjukkan pemuda itu dan menemukan seorang gadis berambut hitam pendek sedang duduk dibangku dibawah sebuah pohon sambil membaca buku.
Sora berbalik kearah Ichigo. "Jangan mengalihkan pembicaraan!" Ujarnya kesal.
Ichigo tak mengacuhkan nada kesal dalam suara Sora. Ia malah berkata dengan tak acuh, "Aku tidak bisa jadian denganmu karena dia."
Sora menatap Ichigo penuh antisipasi. Tapi ia tidak mengeluarkan satu patah katapun. "Dia pacarku, Sora." Tambah Ichigo.
"Aku gak percaya! Kamu tidak pernah bilang bahwa kamu sudah punya pacar!" Sahut Sora bebal.
Ichigo mengangkat bahu. "Terserah kau mau percaya atau tidak, itu urusanmu," ujarnya seraya melangkah meninggalkan Sora kearah gadis yang diakuinya sebagai pacarnya tadi.
...
"Rukia!"
Rukia berbalik saat didengarnya ada yang memanggil namanya. Senyumnya mengembang dan ia melambaikan tangan pada pemuda berambut orange yang tengah berjalan kearahnya. Pemuda itupun balas melambai padanya disertai senyuman yang beberapa hari ini Rukia rindukan. Ya, Rukia merindukannya padahal baru beberapa hari ia tidak melihat pemuda itu. Rukia benar-benar merindukan pemuda jangkung berambut orange itu, hingga rasanya saat ini Rukia ingin berlari kearahnya agar ia bisa memeluk pemuda itu. Tapi itu tidak mungkin dilakukannya mengingat statusnya yang hanya berteman dengan pemuda itu.
Teman. Sahabat lebih tepatnya itulah hubungan yang dimilikinya dengan pemuda itu. Padahal Rukia ingin lebih dari sekedar teman, ia ingin menjadi kekasih pemuda itu. tapi sepertinya Rukia hanya bisa bermimpi. Bermimpi menggandeng tangan besar itu, bermimpi merasakan dekapan hangat itu. Karena Rukia tahu pemuda itu tidak memiliki perasaan yang sama sepertinya. Pemuda itu mungkin menyayanginya tapi tidak mencintainya.
"Aku merindukanmu," suara lembut itu sukses membuat Rukia menatap tak berkedip pemuda yang tengah tersenyum manis padanya itu. "Kau tidak merindukanku, sayang?" Pemuda itu mengambil tempat disampingnya dan langsung merangkul bahunya.
Rukia tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia hanya menatap pemuda disampingnya dengan tatapan bingung. Ichigo mendekatkan mulutnya ketelinga Rukia dan berbisik. "Jadilah pacarku."
Deg!
Sepertinya jantung Rukia melewatkan satu degupan.
"Aa… apa yang…," belum Rukia menyelesaikan kalimatnya Ichigo kembali berbisik. "Tolong aku, jadilah pacarku untuk beberapa menit," Ichigo memohon ditelinganya.
Oh,…!
Hati Rukia mencelos. Padahal Rukia sudah berharap bahwa apa yang dikatakan Ichigo tadi adalah kenyataan bukan impiannya semata.
"Ya, Rukia?" Kembali terdengar suara Ichigo ditelinganya. Membuat Rukia otomatis mengangguk mengiyakan permintaan itu.
"Kau tahu aku benar-benar meridukanmu padahal baru beberapa hari aku tidak melihatmu," Ichigo memulai sandiwaranya lagi.
"Benarkah? Lalu kemana saja kau padahal aku sudah sejak tadi menunggumu disini?" Rukia meladeni sandiwara Ichigo. Tapi skenario mereka sepertinya berbeda karena Ichigo tertegun beberapa saat.
"Maafkan aku, sayang. Tadi ada urusan sebentar," ucap Ichigo. Sepertinya pemuda itu memutuskan mengikuti skenario Rukia.
"Urusan yang lebih penting dariku?" Rukia mengerucutkan bibirnya.
"Maaf, lain kali aku tidak akan membiarkanmu menunggu lagi," Ichigo mengelus-elus rambut Rukia. Benar-benar mendalami aktingnya sebagai seorang pacar yang tengah membujuk pacarnya agar mau memaafkannya. "Sebagai permintaan maaf, hari ini aku akan menuruti apa saja permintaanmu."
Rukia menyatukan kedua telapak tangannya hingga terdengar suara tepukan. "Benarkah? Kau serius 'kan, Ichi?" Rukia memandang Ichigo menanti persetujuan pemuda itu. Ichigo mengangguk, ia tidak tahu bahwa Rukia menganggap serius perkataan Ichigo tadi bukan hanya bagian dari sandiwara mereka.
"Aku benar-benar menyayangimu Ichigo!" Rukia memekik senang seraya memeluk leher Ichigo.
Apa kau tahu Ichigo kata-kata ini adalah nyata bukan sekedar sandiwara untuk membantumu?
...
"Harusnya kau memberitahuku!" Suara itu membuat Rukia sadar bahwa ada sepasang mata yang memerhatikan mereka sedari tadi. Jadi ini sebabnya Ichigo meminta bantuannya. Karena ia ingin menolak gadis ini sehingga ia meminta Rukia berpura-pura menjadi pacarnya.
"Ya, sudahlah kalau begitu. Aku juga gak minat merebut pacar orang," Sora kembali angkat bicara. "Kuchiki, jaga dia baik-baik. Bukan hanya aku yang berminat padanya," ujarnya sebelum beranjak meninggalkan sepasang kekasih palsu itu.
'Aku akan menjaganya baik-baik, andai dia memang milikku'
...
"Kenapa menolaknya?" Tanya Rukia setelah Sora jauh. Ichigo menghela nafas, perlahan melepaskan rangkulannya pada bahu Rukia. Jujur saja Rukia tidak ingin Ichigo melepaskannya.
"Padahal dia cantik," tambah Rukia. Karena tidak mendapat jawaban Rukia menoleh dan menatap Ichigo memintanya memberi jawaban.
"Karena aku tidak memiliki perasaan yang sama dengannya," jawab Ichigo. "Aku tidak bisa memulai suatu hubungan hanya karena seorang gadis menyukaiku padahal aku hanya menganggapnya sebagai teman."
"Jadi?"
"Aku harus mempunyai perasaan yang lebih pada seseorang baru bisa menjalin hubungan dengan orang itu," jelas Ichigo.
'Apakah kau mempunyai perasaan yang lebih padaku, Ichi?'
"Rumit," gumam Rukia. Tapi sepertinya Ichigo mendengar gumaman itu karena sekarang Ichigo memandangnya dengan pandangan bertanya. "Bukan apa-apa, hanya saja sepertinya kau terlalu serius memikirkan apa kau memiliki perasaan lebih pada seorang gadis atau tidak."
"Maksudmu?"
"Sesekali jangan pakai otakmu tapi pakai hatimu mungkin kau akan menemukan sesuatu yang selama ini terlewatkan," jawab Rukia. Ichigo terlihat makin bingung. "Sudahlah, kau terlalu serius." Rukia menepuk bahu Ichigo seraya berdiri. Ichigopun ikut berdiri disampingnya.
"Aku mulai dari mana ya?" Nada jahil dalam suara Rukia membuat Ichigo waspada apalagi melihat senyuman yang terpasang diwajah Rukia membuat Ichigo merinding.
"Aa… apa?" Tanya ichigo was-was.
"Kau lupa janjimu, Ichigo?" Tatapan tajam Rukia menghujam Ichigo. Ichigo begidik kalimat yang diucapkannya tadi terngiang dikepalanya.
'"Sebagai permintaan maaf, hari ini aku akan menuruti apa saja permintaanmu."'
"Ta… tapi, itu kan…. ."
"Tidak ada alasan! Seharian ini kau jadi budakku!"
"Eakhh!"
...
TBC
Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca fic Saia,,, Bagaimana? Like or Not? (Kuharap Kalian menyukainya,,,,)
oh ya, Sora adalah out karakter. Karena saia gak nemuin karakter yg tepat jadi saia tambahin aja deh,,,, (mohon dimaklumi,,,,)
Review please,,,,! Jangan jadi silent reader ya,,,, review kalian sangat berarti bagi saia,,,,
Sampai jumpa di Chapter berikutnya,,,,!
