Author's Note: Ide FF gila ini didapetin oleh author waktu pelajaran agama. Nulis kerangka ceritanya pun juga di buku catetan agama. Gurunya kagak killer, makanya author bisa nyolong kesempatan… hahaha #authorGJ #dibuang

Warning: GJ, typo, OOC, JAYUS, dan membicarakan tentang agama. Don't be offended please! Rasanya sih tidak ada unsur-unsur yang membuat siapapun offended, tapi karena author paranoid jadi ratingnya T.

Disclaimer: Black Butler bukan punya saya. Entah punya siapa. #langsungditempeleng Oke, oke. Black Butler punyanya mbak Yana Toboso.

Pelajaran Agama

"KRINGG!" Bel masuk telah berbunyi. Hore! Hore! Eh, salah ya? Ya sudahlah, mari kita KEMBALI KE LAPTOP! Eh, salah juga. Yang benar kembali ke cerita.

Semua murid sekolah berhamburan masuk dengan wajah super duper ngenes, termasuk seorang siswa cebol bernama Ciel. Kalau dilihat-lihat, ternyata wajah Ciel adalah wajah paling ngenes pake pol. "Haduh, pelajaran pertama kelas gue agama! Siap-siap diajar lagi sama guru geje yang sebenernya gak ngerti apa-apa…" Gerutu si kurcaci – eh, Ciel. Gerutu Ciel.

Ciel sampai di kelas yang besarnya sebesar lapangan sepakbola di Brazil sono dikali panjang dikali tinggi dikali lebar dikali alas. Cekikikan murid-murid ber rok dapat terdengar dengan jelas. Sementara itu, para murid bercelana menggerutu, sudah terbiasa dengan cekikikan ala Mak Lampir tersebut sebelum pelajaran agama.

Memang, guru agama mereka yang bernama lengkap Sebastian Michaelis, yang terkenal karena ketidaktahuannya tentang mata pelajaran yang diajarnya itu ngajar pake modal wajah cakep. (Masa sihhh?) Sehingga ia pun rame dibicarain dan digosipin oleh para murid ber rok. Selain karena wajah kebonya, ekspresi dan sorotan matanya yang kece badai (baca = sok kalem, sok misterius, sok ganteng dan asli raja narsis) juga merupakan bahan gosipan bulanan mereka.

"Selamat pagi anak-anak…" Pintu kelas terbuka dan masuklah guru agama mereka. Para murid ber rok langsung mengeluarkan fangirl scream nya masing-masing.

"HUUUSSS!" Salah satu murid bercelana (Ah, masa sihh…? #dikaplok) yang bernama Claude Faustus akhirnya ribut sendiri menenangkan teman-temannya (baca = manusia-manusia bego yang sama sekali tidak dia kenal)

"Ayo, ayo, diam! Sekarang kita berdoa dulu. Silahkan mulai, yang Kristen, Katholik, Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, aliran kepercayaan…," Akhirnya Sebastian jadi menuliskan semua agama yang ada di muka bumi ini…

Ciel menggerutu kembali. "Pak, ayo kita mulai pelajarannya ajah!" Dia berteriak dari kursi paling belakang, tepat disebelah bangku kooosooong…. (*tawa mbak kunti terdengar dari speaker yang dipasang oleh author*)

Sebastian berdehem kecil. "Oke, oke. Mari kita mulai pelajarannya. Terakhir kali kita sampai dimana, ya?"

Salah satu murid yang bernama Mey-Rin mengangkat tangan. Dia adalah presiden dari fanclub khusus guru mereka. "Kita memperdebatkan agama Hitler, pak!"

Ciel langsung tepuk jidat. Salah, salah! Mereka itu sedang memperdebatkan agamanya Benito Mussolini! (*author paling pinter kalau masalah sejarah*)

"Bukan, pak! Kita lagi membicarakan agamanya Spongebob Squarepants!" Murid didepan Ciel yang bernama Alois Trancy bersuara. Ciel langsung menghela nafas capek.

Akhirnya, kelas mereka memperdebatkan tentang agama siapa yang mereka bicarakan pada pelajaran agama terakhir.

Sementara itu, guru mereka Sebastian hanya ber-fakesmile didepan kelas. Ciel yang sedari tadi memperhatikan reaksi guru GJ itu terbelalak. Tampak guru mereka mengeluarkan penggaris kayu panjang ala guru jadul yang super killer dan sadis.

Lalu…

"BRAAAKKK!"
Papan tulis yang dibeli mahal-mahal di IKEA cabang Swedia hancur berkeping-keping.

Semua murid terbelalak kaget.

"A-Anu, pak.. Disana ada bahan Ujian Sekolah…" Salah satu murid yang bernama Finny dengan takut-takut bersuara.

"Ya sudah! Salahmu tidak mencatat! Sekarang balik lagi ke pelajaran agama…"

"KRRIIIINNNGGG!"

Bel tanda pelajaran telah selesai berbunyi. Sebastian menghela nafas.
"Baiklah, kita akhiri disini. Saya yang akan menentukan agama siapa yang kita sedang perdebatkan. Jadi minggu depan, kita akan memperdebatkan agama saya!" Dengan gejenya Sebastian menyeringai.

Murid-murid ber rok mendadak ber-kepo-kepo ria. "JANGAN TUNGGU MINGGU DEPAN! SEKARANG AJAH PAK!"

"HUUSSS! DIAM!"

… Yah, hanya pelajaran agama biasa.

Don't forget to review! Love chu x