"Aku bersumpah.."

.

"Aku tidak mau lagi..."

.

"Jatuh cinta pada siapapun!"

.

.

Lovetails

A fanfic by Natsui Uchiha

Disclaimer: Masashi Kishimoto-senpai

This story is MINE ! Copyrighted and Reserved!

WARNING! Rate M for explicit dialogues. There's NO Lemon in this fic .

Cast: Sakura,Pein,Konan,Hinata,Naruto,and... Sasuke!

DLDRDB! ;)

.

.

Namaku Sakura. Aku hanya gadis biasa. Aku benci semua laki-laki,kecuali Tou-san.

Sepertinya semua temanku yang telah mengenalku dari dulu pasti heran dengan perubahanku.

Aku- yang dulu mempunyai banyak teman cowok.

Aku- yang dulu sempat menjadi trio idola sekolah.

.

.

Aku ditembak cowok. Mungkin ini hanya kejadian biasa. Tapi dari sekian banyak yang pernah menyatakan perasaan padaku,hanya dia yang kuterima.

Namanya Pein. Aku merasa sangat cocok dengannya. Awalnya banyak yang menggosipkan kami hanya akan bertahan sebentar. Tapi,ternyata kami berpacaran sampai lulus SMA! Bagiku,Pein itu orangnya baik,tenang,dan mengerti aku. Kami bahkan sudah membuat janji akan terus bersama. Dan ternyata saat kami kuliah,aku dan Pein masuk universitas yang berbeda. Dia masuk universitas Amegakure. Dan aku masuk universitas Konohagakure. Tapi hubungan kami tetap lancar walaupun LDR. Bahkan kami semakin merasa hubungan kami menjadi lebih erat.

Tak terasa sudah 8 tahun berlalu sejak kami mulai LDR. Masing-masing kami sudah punya pekerjaan sendiri dan sudah mapan. Aku menjadi dokter di rumah sakit Ame dan Pein menjadi anggota militer. Kami semakin lengket karena tidak LDR-an lagi. Akhirnya Pein melamarku,dan kami bertunangan.

Karena dipindahtugaskan lagi ke Suna,aku jadi harus LDR-an lagi dengan Pein. Aku tinggal disebuah apartemen dan hanya sendiri. Aku juga sering memelihara kucing terlantar. Tapi kucing-kucing itu kusembunyikan di kandang didepan balkon. Dan pintuku kulapis peredam suara agar satpam apartemen tidak mengetahui keberadaan kucing-kucingku tadi. Tapi karena aku sering pergi lama,jadi kucing-kucing tadi kuberikan ke orang lain.

.

Aku mengambil cuti seminggu dan berniat mengunjungi Pein di Ame. Selama ini hubunganku baik-baik saja dengannya. Kali ini,aku tidak memberitahukan kedatanganku agar menjadi kejutan baginya.

Aku langsung naik taksi dari bandara menuju apartemen Pein. Setibanya disana,seorang tetangga Pein yang mengenalku memberitahukan bahwa Pein pindah gedung apartemen,tapi masih di kompleks apartemen yang sama. Aku bertanya tepatnya di lantai berapa dan nomor berapa apartemen baru Pein tadi.

Aku menyebrang ke gedung apartemen sebelah. Naik ke lantai 15 dan mencari pintu bernomor 1567.

Aku mengetuk pintunya. Tidak ada jawaban. Pintunya tidak dikunci,jadi aku memutuskan untuk masuk.

Ruangan apartemennya lebih luas dari yang lama. Lampunya mati. Dan aku mendapati beberapa barang milik wanita seperti tas,botol parfum,dan jepit rambut. 'Ah,apa dia begitu kangen padaku sampai membeli beberapa barang wanita seperti ini?' Pikirku heran. Setahuku Pein bukan orang seperti itu. Lampu kamarnya menyala dan pintunya terbuka sedikit. Aku mengintip kedalam,berniat membangunkan Pein karena kupikir dia tertidur.

Dugaanku salah.

Dia sedang bermesraan bersama seorang wanita berambut biru pendek. Dan aku yakin wanita itu pasti pemilik beberapa barang tadi karena aku mencium aroma parfum yang sama dengan yang di botol parfum tadi.

Aku shock berat. Tiba-tiba kepalaku sakit dan nafasku sesak. Aku memilih mundur dan duduk di sofa ruang tamu Pein yang gelap. Aku harus membuatnya tahu aku disini dan aku tahu dia sedang apa.

.

Satu jam yang terasa bagai setahun bagiku,menunggui dia keluar kamar.

Dia keluar dengan merangkul wanita itu,dan mereka sepertinya berniat ke ruang tamu dan duduk di sofa. Sofa yang sama dengan yang kududuki.

Pein kaget setengah mati mendapati aku disitu,duduk dan memeluk lututku. Begitu pula wanita tadi. Dia juga tak kalah kaget.

"S-Sakura..kamu sedang apa disini..?"

Aku menatap lurus ke matanya. "Menurutmu aku sedang apa? Aku sedang mengunjungi tunanganku." Sahutku ketus. Wanita tadi berjengit dan melihat kearah Pein. "Dia ini siapa?" Tanyanya,seakan tidak tahu apa-apa.

Atau memang dia tidak tahu apa-apa?

"Dia...pacarku..maksudnya,tunanganku.." Jawab Pein buru-buru. Ekspresi kaget masih terlihat diwajahnya. Aku menatap sinis kearahnya,lalu kearah wanita itu. "Mantan." Sahutku ketus. Aku langsung membawa barang-barangku,membuka pintu,lalu keluar sambil membanting pintu tepat didepan wajah 'mantan' ku tadi.

.

"Aku shock sekali. Aku tidak pernah mengira Pein akan berselingkuh dibelakangku. Kukira selama ini hubungan kami baik saja. Kukira dia setia padaku. Dou sureba ii*...?" Aku bercerita sambil menangis kepada Hinata,temanku. Yah,tadi,sepulang dari apartemen Pein,karena aku shock dan bingung,akhirnya aku naik kereta api ke Konoha. Dan disinilah aku,terdampar di rumah Hinata dan Naruto,suaminya.

"Sudahlah Sakura...putuskan saja pertunanganmu dengannya. Buat apa lagi kau mempertahankan status bertunanganmu kalau ternyata dia sudah memiliki perempuan lagi selain kau." Ujar Naruto,berusaha memberi saran. "Naruto-kun benar,Sakura. Apa yang terjadi membuktikan bahwa dia bukan orang yang tepat untukmu. Naicha ikenai yo*..." Sambung Hinata sambil menenangkanku. Aku hanya terisak kecil. Akhirnya malam itu aku menginap dirumah Hinata.

.

Esok paginya,aku memutuskan untuk memesan tiket pulang ke Suna. Aku diantar ke Bandara oleh Hinata dan Naruto.

"Osewa ni natte..doumo arigatou gozaimashita* Hinata,Naruto.." Ujarku pelan sambil melambaikan tangan kearah mereka berdua saat aku masuk tempat check-in.

.

.

Aku sampai di apartemenku,di Suna. Tadi pagi aku berangkat jam 11 dan sampai disini jam 3. Aku masuk kedalam,lalu menelepon Hinata dan memberi kabar aku sudah sampai. Setelah berganti pakaian,aku membongkar habis semua isi laci,lemari,dan rak lalu membasmi semua barang yang berhubungan dengan Pein. Bahkan aku membuang baju yang kupakai saat kencan terakhirku dengan Pein. Aku memasukkan semuanya kedalam sebuah kantong sampah besar. Lalu aku mengedarkan pandangan lagi ke sekeliling ruangan. Mataku menangkap sebuah figura foto yang memuat fotoku dan Pein. Dua hari lalu,aku masih melihat foto itu dengan perasaan sayang dan kangen. Sekarang? F*ck it. Kucampakkan foto beserta figuranya ke kantong sampah. "Hell you,Pein! B*stard! Assh*le!" Teriakku sambil menyeret kantong sampah yang lumayan besar itu keluar kamar. Aku naik ke lift,lalu turun ke lantai dasar dan berjalan ke bagian belakang apartemen,ke pembuangan sampah. Setelah memasukkan benda-benda laknat itu ke bak sampah kering,baru aku merasa tenang.

Malamnya aku tidak bisa tidur. Kupikir sebaiknya aku pindah apartemen saja. Aku tidak ingin tiba-tiba Pein muncul didepan pintuku dan meminta maaf,memutuskanku, atau apapunlah itu. Jadi,kubulatkan tekadku untuk cepat-cepat move on darinya,memulai hidup baru. Aku merasa begitu dikhianati dan sakit hati. Aku trauma jatuh cinta dan memiliki kekasih. Sesaat kemudian,aku baru menyadari aku masih memakai cincin tolol pemberiannya saat melamarku. Aku bangkit dari ranjang saat itu juga, melepaskan cincin itu dan langsung duduk dimejaku,menulis alamat dan membungkus 'crappy thing' itu menjadi paket dan berencana mengirimnya ekspres besok pagi.

.

.

Dua minggu sejak aku memutuskan pindah.

Akhirnya aku menemukan gedung apartemen yang cocok. Letaknya tidak terlalu jauh dari apartemenku yang sekarang. Hanya berbeda 2 blok. Aku memang sudah mulai mengepak barang-barangku dari kemarin,jadi hanya tinggal beberapa saja yang perlu dibereskan. Aku menelepon jasa pindahan,berpamitan ke beberapa orang tetangga yang kukenal dan memesankan untuk tidak memberitahukan apapun tentangku jika Pein datang kemari.

Huh,akhirnya. I will start a new life from now on. Goodbye,past.

.

.

.

HAI! Nat bikin fic baru lagi! Kali ini doubleshot. Dan ajaibnya,Nat berhasil bikin ±6 fic dalam 1 bulan (Juni-Juli)! Nat hebat ya? Hehe *disepak masuk jurang*

A/N: -Dictionary.-

-Dou sureba ii : apa yang harus kulakukan

-Naicha ikenai yo : jangan nangis

-Osewa ni natte,doumo arigatou gozaimashita: Terima kasih telah membantu/menjaga saya

Okay,Mind to review? Fav? Follow? Thanks!