.
Pada dasaranya kita berbeda. Tuan kita juga berbeda. tapi untuk suatu alasan, kau dan aku dipertemukan oleh takdir.
Ya, takdir yang kejam bagi kita berdua.
Takdir dimana kau dan aku tidak akan pernah bersatu.
Takdir dimana kau yang memilih untuk maju dan aku yang memilih untuk tetap tinggal.
Hey Ookurikara Hiromitsu, apakah kau percaya, bahwa takdir yang kejam ini sekalipun akan berakhir suatu hari nanti?
.
.
...
Touken Ranbu © MMD & NITRO+
Warning! : AU, TYPOS! A bit OOC, EYD amburadul, Beware of Angsty in the last chapter.
Pair : MitsuKuri
(Author tidak mendapatkan keuntungan apapun dalam pembuatan cerita ini selain Kepuasan batin semata)
.
.
"Everytime I meet You"
...
.
.
Pertemuan pertama mereka sangat singkat.
Tidak, Pertemuan pertama mereka lebih pendek dari kata singkat itu sendiri.
Pertemuan pertama mereka dilandaskan oleh takdir.
Ya, takdir.
Takdir yang seenaknya mampir untuk mengubah jalannya cerita kehidupan mereka.
Takdir yang memulai semua cerita tentang pertemuan mereka.
Takdir juga yang akan...
.
.
.
.
.
.
.
—memisahkan mereka.
...
.
...
Saat musim semi itu datang, takdir mulai memainkan perannya. Mempertemukan mereka disela-sela aktifitas pengawalan. Awalnya mereka hanya diam, saling menatap, dan saling menelisik satu sama lain. Menyelami baris demi baris kata-kata yang tercipta dari visual sosok masing-masing.
...
.
...
"Ookurikara Hiromitsu. dia berada dalam tanggung jawabmu, Mitsutada."
Sosok pemuda beribawa bermodelkan rambut belah tengah berucap tegas dan tandas, dengan memicingkan matanya untuk menambah kesan tegas yang sebenarnya tidak perlu.
Sosok yang dipanggil Mitsutada mengangguk seraya memberi hormat sebagai aktifitas formal antara atasan dan bawahan.
Setelah atasannya yang berambut belah tengah itu melenggang pergi, Sosok yang dipanggil Mitsutada mengalihkan perhatiannya ke pemuda tan dihadapannya.
"Shoudaikiri Mitsutada. Senang berjumpa denganmu, Kurikara-kun"
Shoudaikiri menyodorkan tangan kanannya kearah Ookurikara, bermaksud untuk bersalaman. Ookurikara menangkap maksud tersebut dan menjabat tangan kanan Shoudaikiri singkat.
Sangat singkat.
...
...
"Ini kamarmu, toilet dan kamar mandi berada di pojok lorong ini. Jadwal latihan juga sudah ku letakkan diatas mejamu."
Shoudaikiri menjelaskan apa yang perlu dijelaskan untuk 'Murid' yang baru pindah ke markas besar prajurit militer kyoto.
"Ah! Jadwal piket bersih-bersih dan penjagaan malam nanti akan segera diantarkan ke kamarmu. Kalau begitu, aku permisi dulu Kurikara-kun."
Ookurikara membalas semua perkataan Shoudaikiri dengan diam. Setelah melihat bayangan Shoudaikiri yang menghilang di ujung lorong, Ookurikara masuk kedalam kamarnya dan mulai menata barang-barang bawaannya.
...
...
"Kau dengar rumor yang beredar?"
"Rumor tentang Mitsutada-senpai?"
"Ya, katanya dia kembali ditugaskan untuk penyerangan di benteng barat sendirian."
"Sendirian? Bukankah itu sama saja seperti misi bunuh diri?"
Ookurikara tidak bisa melepas pendengarannya dari pembicaraan dua orang yang tidak jauh dari tempatnya berada. Entah mengapa, mendengar nama Shoudaikiri disebut, Ookurikara tidak mampu untuk tidak tertarik. Atensi Shoudaikiri membuat seluruh pikiran Ookurikara tidak mampu berfungsi dengan semestinya. Terutama setelah mendengar rumor yang sedang dua orang itu gosipkan. Ookurikara jadi mengerti, Mengerti mengapa sosok yang selalu membuatnya penasaran saat pertemuan pertama mereka menghilang dari pandangannya beberapa minggu lalu.
...
Ookurikara Hiromitsu rindu akan sosok Shoudaikiri Mitsutada?
...
Katakanlah begitu, karena walaupun menyangkal, Ookurikara sadar kalau afeksi dari sosok Shoudaikiri Mitsutada sangat menarik dimatanya. Membuat seluruh energi jiwanya terbakar bersemangat. Berlebihan? Kurasa tidak.
Oleh karena itu Ookurikara melangkahkan kakinya ke ruangan atasannya yang bermodelkan rambut belah tengah. Dan meninggalkan para penggosip tersebut.
Knock
Knock
Knock
...
Setelah beberapa kali ketukan, dan mendapat jawaban dari dalam sana untuk masuk, Ookurikara langsung membuka pintu dan berjalan masuk kedalam ruangan tersebut.
"Ada keperluan apa kau datang keruanganku, Hiromitsu-san?"
Ookurikara ragu untuk menjawab alasan sebenarnya ia datang kehadapan atasannya ini.
"Aku ingin menukar jadwal piket nanti malam Sir."
Bohong.
Ookurikara berbohong pada sang atasan yang lumayan di hormatinya itu.
"Kalau masalah Piket anggota, tanyakan pada Mitsutada.. Ah! Mitsutada lagi tidak disini ya, Baiklah. Kau bisa tanyakan pada asisten Mitsutada, Tsurumaru. Ruangan kerjanya sama dengan ruangan Mitsutada, di menara pengawasan Timur."
Ookurikara menggangguk paham, Menunduk hormat, berpamitan formal, dan balik badan meninggalkan ruangan tersebut. tapi tepat sebelum dirinya benar-benar keluar dari ruangan itu, Ookurikara berucap Lirih.
"Haruskah si pemotong lilin itu pergi sendirian kesana, Sir? Anda bisa saja mengirimnya bantuan dari sini bukan?"
Ookurikara menunggu.
Menunggu jawaban dari atasannya.
Tapi diamnya sang atasan yang menjadi jawaban pahit yang diterimanya
Sebelum pasrah karena pertanyaannya tidak dijawab oleh atasannya, sebuah helaan nafas panjang terdengar dari balik punggung Ookurikara.
"Jadi itu tujanmu yang sebenarnya menemuiku?"
Ookurikara berbalik dan menatap Atasannya dari tempat ia berada.
"Kau tahu, awalnya aku mau mengirimkan kalian berdua untuk misi ini. Tapi si mata satu itu menolaknya."
Ookurikara diam.
"Dia menolak untuk melibatkan dirimu dalam misi ini, Ookurikara-kun."
Jari-jari Ookurikara mengepal kuat. Perasaan Marah, kesal, merasa diremehkan dan sedikit dikecewakan bercampur menjadi satu.
"Apa alasan si pemotong lilin itu menolak melibatkanku dalam misi ini?" Persetan dengan sopan santun pada atasannya, Ookurikara sudah terlanjur termakan api kecewa.
"Karena dia tidak ingin melihatmu terluka barang se-inci 'pun, Ookurikara-kun."
JDEEERR...
Bagaikan tersambar petir, urat-urat kekesalan Ookurikara muncul kepermukaan.
"Sir, Kirimkan aku ke tempat dimana si Pemotong lilin itu berada." Ookurikara berucap tegas dengan aura gelap menguar dari belakang punggungnya.
Srrruuupp...
Atasan berambut belah tengah tersebut menyeruput Teh hijau yang tersedia diatas mejanya dengan tenang.
"Aku akan mengirimmu kesana besok pagi, Ookurikara-kun."
Ookurikara mengangguk dan menunduk hormat, lalu permisi untuk benar-benar keluar dari ruangan tersebut.
...
.
.
...
"Apa kau yakin dengan ini, Hasebe-san?"
"Entahlah Kashuu, Aku ingin mencoba sedikit membelokkan takdir mereka kali ini."
"Membelokkan? Maksud anda 'Bermain' ?"
Seringai keji tercetak jelas di wajah seseorang yang di panggil Hasebe tersebut.
" Bermain? itu terdengar kejam Kashuu. Aku hanya sedikit menambah bumbu kedalam takdir mereka agar lebih menarik."
"Haah... Kau memang kejam seperti biasanya Hasebe-san."
Kikikan ringan khas bapak-bapak keluar dari pita suara Hasebe
"Terima kasih atas pujiannya Kashuu."
...
...
...
.
.
To be Continued
.
.
Cuap-Cuap Author :
Haloooo... rabbit is back dengan another fict abal~~
kali ini dari fandom Touken Ranbu, Yeeiyyy~
Ah, maafkan rabbit yang bukannya ngelanjutin fict yg satu lagi, tapi malah bikin yang lain. Gomen ne..
Ah, ini fict multi chapter, mungkin 2 atau 3 shots(?) ((ngasih bocoran dikit nih))
Ah, thanks untuk yang sudah baca karyanya rabbit.
mari tinggalkan jejak ne~
...
Mind to Review?
...
.
