Friend or boyfriend
.
.
Disclaimer : all characters in this story aren't mine. Vocaloid, © Yamaha and crypton future media inc. ^^ but this story is originaly MINE! Don't you dare to copy this, okay? :) . . . HEY, I'M SERIOUS
.
Warning : OOC(maybe), typo, this is based on true story, karena based on true story jadi bahasanya juga sesuai bahasa aku sehari-hari gapapa?, GJ, jangan salahin aku kalo kalian kecewa akhirnya.
.
A/N : hai :D Glori balik lagi dengan twoshoot~ nyehehe. Maaf ya.. untuk sementara yang Battle Music! Kayaknya bakal lama update. Alasannya ya.. abis.. ya gara-gara hape ku eror itu.. kalau kalian tanya apa hubungannya ya jelas ada kalo buat aku! Tapi susah deh jelasinnya. Kalo yang Prevention, kita lihat nanti saja :D *dilempar*. Oke, ini sebenernya tentang kisah aku pas kelas 7, 8, sama 9. Bener-bener original -_-v aku ga ngada-ngada. Karena kisah ku yang aneh bin unik ini aku jadi tertarik aja buat di bikin FF. hehehe. Maaf kalo kecewa sama akhirnya.. ya abis true story nya emang gitu sih. Aku disini jadi Rin :p *plok* Okay langsung aja~
.
.
.
Rin POV
Sudah hampir dua bulan aku jadi murid SMP di sekolah ini. Sekolah Voca, sekolah terbaik di kota ini. Tapi aku sebenernya kurang suka sekolah disini. Aku masih pengen sekolah di tempat kota asalku. Sayang, kami harus pindah ke kota ini karena otousan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Padahal saat itu otousan sudah ditawari gaji yang sangat tinggi agar tidak mengundurkan diri dari perusahaan itu, tapi tetap saja otousan ingin keluar. Alasan otousan mengundurkan diri itu privacy.(maaf ya, Glori ga bisa kasih tau. Ini privacy :D)
hingga akhirnya aku dan keluargaku pun terpaksa pindah ke kota ini. Aku sangat tidak setuju, tapi Otousan janjj, setelah aku lulus SMP nanti.. kita akan kembali lagi tinggal di kota asal kami itu.
hingga akhirnya dua bulan pun telah kami lewati di kota baru ini.
Aku yang awalnya tidak terlalu ingin berbaur dengan teman-teman di kota ini karena ku pikir mereka menyebalkan dan kampungan, akhirnya aku pun dekat dengan mereka. Dan mulai bisa menerima satu sama lain.
Disinilah kisah ku dimulai.. saat jam istirahat.
"hey, Rin."
"hm?" aku masih sibuk dengan makanan ku. Aku emang paling gasuka kalo saat aku makan diganggu.
"Dejiko itu yang ada di Digi Charat Nyo kan?" tanya nya. (maaf ada nama chara lain -_-v tapi percakapan waktu itu emang begini sih)
"ya.. emang kenapa kau tanya soal itu, Len?"
"ga apa-apa. Dejiko yang rambutnya ijo pake topi kucing gitu kan ya? Terus kalo ngomong suka ada 'Nyo' nya gitu ya?"
"iya. Kok kamu tau sih?" akupun berhenti makan dan menatapnya sebentar.
"tau dooong. Len gitu loh."
"kamu tau darimana?"
"ada deh." Len menjulurkan lidahnya padaku.
"kamu suka nonton yaaa?" goda ku sambil menudingkan jariku padanya.
"ngga dih. Itu kan film buat anak cewek. wlee~" Len menjulurkan lidahnya lagi.
"terus tau darimana dong?"
"ada deh~ mau tau aja." Len pun pergi.
Sejak saat itu, Len selalu saja membuat ku penasaran, tentang, tau darimana dia soal itu semua? Ga jarang kita berdua juga sering berantem di kelas karena hal itu dan hal lainnya. Dan sejak itu, aku jadi dekat dengannya.
"Rin, kamu deket juga ya sama si Len?" tanya Mayu, sahabatku.
"hm? Deket apanya? Kita sering berantem gitu." Ucap ku sambil masih men-driblle bola basket. Itu memang jam ekstrakulikuler.
"awas loh Rin. Ntar jangan-jangan kamu jadi ke sambet sama dia~" goda Gumi, teman sekelas ku.
"ke sambet? Emang Len setan?" tanya ku.
"ya.. maksud si Gumi, jadi tertarik sama dia~" jelas Mayu.
"idih~ amit-amit."
"woowoo~ awas loh.. ntar beneran suka deh~" goda Gumi.
Aku hanya berlalu dan tak mendengarkan omongan teman-temanku itu.
'aku? Suka sama Len? haha! Lucu sekali. aku kan suka sama Rinto. Oke, dia emang saudara ku. Tapi.. aku rasa kita punya rasa yang sama.' Pikir ku.
Karena aku cape denger Mayu selalu ngejek-ngejek 'aku suka sama Len', akhirnya aku pun memberitahukannya kalo aku itu suka sama orang lain.
"APA?" teriak Mayu yang terlihat kaget dan tak percaya saat ku ceritakan padanya kalo aku itu menyukai Rinto, saudaraku.
"lu pasti bercanda!" suara Mayu menggelegar di seluruh rumahku. Untung sedang tidak ada siapa-siapa selain kita.
"aku serius! Emang salah ya?"
"Rin! Pertama, kalian itu saudaraan! Kedua, Rinto itu 2 taun lebih muda dari kamu!"
"satu, aku dan Rinto itu saudara jauh. Dua, apa faktor umur itu masalah?" aku berusaha membela diriku.
"yaa.. itu sih terserah kau.. kalau kalian terlihat memiliki rasa yang sama satu sama lain.. ya apa salahnya sih kau menyukai dia." Mayu pun menyerah.
Sore itu, setelah Mayu pulang, aku menerima sms GJ yang isinya hanya angka satu sampai lima puluh.
"apaan nih! ni orang GJ banget ya? Baru belajar ngitung kali ya?"
Aku pun membalas sms yang tak jelas siapa pengirimnya itu.
Tak lama aku pun mendapat sms balasannya. Rupanya itu dari Len.
Sejak saat itu, dia selalu meng-sms ku. Kita pun jadi sering sms-an.
Hingga akhirnya, ku dengar Rinto akan pindah keluar kota.
"apa? Rinto mau pindah? Kenapa?" tanya ku pada okaasan.
"dia kan ingin tinggal lagi bersama mama papanya di sana." Ucap okaasan.
Rinto tinggal di sini bersama nenek kakeknya yang berjarak hanya dua rumah dari rumahku. Dari kecil orantuanya sudah menitipkan Rinto pada neneknya karena mereka sibuk bekerja. Hingga saatnya Rinto pun kini sudah besar dan orangtuanya mengambil Rinto kembali untuk tinggal bersama orangtuanya di rumahnya, di luar kota.
Awalnya memang berat, tapi akupun bisa melupakannya. Sejak itu.. aku tak menyukai Rinto lagi.
"oh ya? Baguslah Rin! Kamu akhirnya tak menyukai saudaramu lagi." Ucap Mayu lega saat ku ceritakan ini padanya.
"hm ya ya ya."
"berarti.. sekarang sukanya sama Len dooong~" goda Ring, teman sekelasku.
"iih~ ngga lah." Elak ku.
"alah~ tinggal tunggu waktu aja ini mah~ ntar juga saling suka~ ahahaha."
Mendengar itu, entah kenapa muka ku jadi terasa panas dan jantungku berdegup kencang. Apa aku… menyukai Len?
Mulai muncul hal-hal aneh dalam pikiranku. Aku jadi merasa canggung bila di dekat Len.
"heh Rin. Kamu duduk dimana?" tanya Len padaku yang sedang kebingungan mencari tempat duduk.
"eh? etto… gatau.. ini di ganti lagi ya tempat duduknya?" tanya ku.
"iya, makanya jangan sering bolos. Kamu duduk disini." Len menunjuk ke kursi di depannya.
'hah? Aku duduk di depan Len? astaga.. kenapa rasanya jadi agak canggung gini ya? Biasanya aku bersikap biasa saja.' pikir ku.
Tok
"aduh.." aku hanya mengelus kepalaku yang baru saja di jitaknya.
"maaf.." ucapnya.
"kenapa kamu jitak aku sih!" aku emosi.
"ga apa-apa. Pengen aja. Ahahaha."
Ah.. kenapa aku ini? Aku jadi hanya diam. Tak bisa melawan. Bukankah biasanya aku melawan lagi dengan mencubitnya atau memukulnya bahkan dua kali lipat lebih sakit rasanya.
Saat jam pulang,
"Rin, pulangnya jalan yuk! Bareng aku~" paksa Mayu.
"ah~ gue lagi males.."
"ayolaaaah~ ini terakhir kalinya nih jalan bareng aku."
"apa? Emang kamu besok mati?" tanya ku dengan polosnya.
"enak aja. Engga gitu lah."
"terus maksudmu dengan 'ini terakhir kalinya jalan bareng kamu' itu apa?"
"… sejak kelas 8 nanti.. aku harus pindah lagi ke Bogor." Ucap Mayu sedih.
"Apa? Tapi.. kenapa?" jelas, aku sedih karena Mayu itu sahabatku.
"maaf Rin. Masalahnya, ayah ku di pindah tugas lagi ke Bogor. Maklum lah.. ayahku kan tentara. Aku ke sini kan, karena ayah waktu itu ada tugas disini.. dan sekarang tugas itu sudah selesai, aku dan keluarga ku harus pulang lagi ke Bogor dong." jelas Mayu.
Aku hanya terdiam dan akhirnya pulang bersama Mayu. Untuk terakhir kalinya..
Setahun berlalu, aku semakin menyukai teman-temanku ini. Karena disini hanya ada satu kelas, kami jadi dekat satu sama lain. Enaknya, kita ga usah cari temen lagi. Ga enaknya, bosen temennya itu-itu mulu. Di tahun baru ini, terasa ada yang kurang, Mayu.. sahabatku itu kini sudah pindah ke Bogor. Entah kapan dia akan kembali ke kota ini lagi.
Di sisi lain, aku juga senang karena aku kini bisa dekat dengan Meiko dan Rui. Kami pun berteman baik.
Orang yang ku sukai, ya.. ku rasa Len. setahun ini, kita memang dekat karena sering bertengkar dan lain-lain. Tapi, akhirnya aku sadar.. sepertinya Len tak menyukaiku. Dia hanya menganggapku teman saja. Mungkin karena itu, aku berhenti menyukainya.
Suatu hari, setelah sekitar satu bulan di kelas delapan, terjadi sebuah insiden..
"Rin, jangan temenin si Miku ya!" bisik Neru padaku.
"emang kenapa?" tanya ku.
"pokoknya jangan!" ucap Seeu.
"tapi.. aku gatau apa penyebabnya. Kenapa tiba-tiba aku harus musuhin dia?" aku semakin bingung.
"aku kasih tau ya, dia itu lebay, alay, nyebelin deh pokoknya!" ucap Ring.
"iya! Iyuuh~ ngga banget deh!" ucap Neru.
"bukannya, akhir-akhir ini grup kalian lagi deket ya sama si Miku? Denger-denger, katanya kalian juga mau masukin Miku ke grup kalian? Kok jadi musuhin gini sih?" tanya ku.
"udah lah Rin. Kita itu ga cocok sama dia. Udah, kita musuhin aja dia! Biar dia tau rasa! Jadi orang lebay itu, ga ada yang suka!" ucap Neru.
Aku hanya diam tanpa menjawab apapun dan pergi ke kantin bersama Meiko dan Rui, sahabatku.
Selama di kantin, aku mendengar, ternyata memang anak-anak cewek sekelas kami ini sekarang sedang memusuhi Miku. dengan alasan yang aneh itu. menurutku, Miku emang agak lebay. Tapi kasihan dong kalo sampe di musuhin sekelas gini.
"Mei, kamu di suruh musuhin si Miku ga?" tanya ku pada Meiko yang sedang asyik makan itu.
"iya. Kamu juga?"
"iya. Disuruh kelompoknya Neru ya?"
"aku sih disuruh sama Gumi." Ucap Rui.
"semua anak cewek di kelas kita ini sekarang emang lagi pada musuhin si Miku." Ucap Meiko.
"terus, kamu musuhin dia?" tanya ku pada Meiko.
Meiko terdiam sebentar lalu mengangkat bahunya.
"gatau. aku bingung. Di sisi lain aku kasihan sama dia, tapi kalau aku nemenin dia, aku bakal dimusuhin juga sama yang lainnya." Ucap Meiko.
"aku juga sama bingungnya kayak Meiko. Kalau kamu gimana Rin?" tanya Rui.
Aku terdiam.
"aku juga sama. Menurutmu bagusnya gimana ya?" tanya ku.
Tiba-tiba, tak terduga, Miku pun datang dan duduk di sebelah Meiko.
"hai.. aku ikut ngobrol dong?" ucap Miku.
Kami bertiga pun terdiam. Bingung mau bagaimana. Di seberang sana aku melihat ada Neru dan grup nya yang sudah melihat terus kearah kami.
"oh hai! Miku.." aku hanya menyapanya dengan canggung sambil memberi isyarat mata pada Meiko dan Rui bahwa di sana ada Neru dan teman-temannya.
"um.. oh ya! Aku harus ke kantor guru dulu! Aku kan mau ngumpulin tugas kemarin! Daah~" aku pun langsung pergi. Dan sepertinya Meiko dan Rui juga mengikuti ku.
Jujur, aku ngerasa ga enak sama Miku. Tapi, aku bingung sekali harus bagaimana tadi.
Hingga akhirnya, wali kelas ku memanggil ku ke kantor guru saat jam pelajaran.
"ada apa bu?" tanya ku sesampainya di kantor.
"Rin, ibu mau tanya." Dari nada bicaranya saja, aku sudah bisa menduga. Dia akan membicarakan masalah serius. Masalah apa? Ku rasa aku tak punya masalah.
"kenapa kalian memusuhi Miku?"
"EH?"
'tau darimana kalo..' pikir ku.
"apa alasannya?"
"itu.. etto.. aku ngga kok. Bener deh bu. Aku ngga ikut-ikutan.."
"iya ibu tau, kamu emang ga musuhin Miku. Tapi, ibu pengen tau, siapa yang pertamanya nyuruh kalian semua buat musuhin Miku?"
'.. gawat..' pikir ku.
"… aku gatau.."
Hingga akhirnya wali kelas kami pun menyuruh kami untuk tidak bermusuhan lagi.
"ibu ga mau denger lagi kalian bermusuhan! Mengerti? Neru, minta maaf pada Miku!" perintah sensei.
Neru pun berjalan menuju tempat Miku dan menjabat tangannya tanpa sepatah katapun. Aku bisa melihat, Neru tak sepenuhnya meminta maaf.
Saat jam istirahat. Seperti biasa, kita akan makan bersama di depan kelas. Tapi saat kami melihat Miku sudah mendahului duduk di tempat biasa itu, Neru langsung pergi.
"eh, kita pindah aja yuk makannya. Males ah gue di situ mah. Ga nafsu." Neru pun pergi diikuti anak-anak yang lainnya.
"hei! Kalian ga inget apa yang di bilang sensei kemarin? Kalau ketahuan kalian masih memusuhi Miku, kita akan di hukum!" ucap Meiko.
Mereka terdiam sebentar.
"aku.. ga sudi makan sama dia." Ucap Neru lalu pergi bersama anak-anak yang lain.
Aku dan Rui masih berdiri di depan kelas, bingung mau ikut siapa.
"Rin, Rui, kita makan di sini aja. Biar ga terlalu keliatan kalau Miku masih di musuhin." Ajak Meiko yang duduk di sebelah Miku.
Aku dan Rui pun mengangguk setuju dan duduk bersama di situ.
Sejak hari itu.. kami berempat pun bersahabat.
Entah kenapa Miku terlihat paling senang kalau berteman denganku. Dia selalu menceritakan semua kisahnya padaku. Dia bilang aku itu teman curhat yang paling enak. Dia selalu memberitahuku semua rahasia nya. Meski kita bersahabat berempat, tapi Miku hanya bercerita tentang rahasia-rahasianya itu pada ku saja. Sedangkan aku, masih selalu menyimpan rahasia ku sendiri saja.
Berhari-hari kami lalui bersama. Di kelas delapan ini, akhirnya kini kami pun bisa berteman baik. Neru dan yang lainnya juga sudah tidak memusuhi Miku lagi.
Tak terasa, kami pun sudah kelas Sembilan. Sampai saat aku di posisikan untuk duduk bersama Kaito, teman sekelas ku itu.
Kami berdua selalu bertengkar, tarik-tarikan dasi, jambak-jambakan, tarik-menarik tali sepatu dan mengikatnya di kursi. Tapi kita tetap teman. Gumi yang duduk di depan ku selalu mengejek aku dan Kaito itu pacaran. Sementara Len yang duduk di sebelah Gumi terlihat seperti.. cemburu? Ah itu pasti hanya perasaan ku saja! Len ga mungkin cemburu ngeliat aku sama Kaito kan?
Semua anak di kelas selalu mengejek aku dan Kaito itu pacaran karena kita selalu berantem di kelas. Sampe-sampe guru bahasa inggris yang terkenal hobi ngejodoh-jodohin itu juga selalu menjodoh-jodohkan ku dengan Kaito.
"ayo, sekarang nomer 5, Lui pilih teman cewek mu yang paling cantik menurutmu!" suruh guru bahasa inggris kami itu.
"um.. paling cantik ya, pa?" tanya Lui.
"iya. Ayo siapa?"
"Rin~!"
Oke, aku kaget karena tiba-tiba namaku di panggil. Tapi soal Lui bilang aku paling cantik itu aku udah biasa. Gosipnya si Lui itu suka sama aku sih.
Karena Lui nyebut namaku, aku pun di suruh menjawab nomer 5. Kini aku di suruh lagi untuk menunjuk cowok yang akan menjawab soal nomor 6.
"ayo Rin pasti milih Kaito deh~" goda seorang siswi.
"iya lah Kaito lah~ cie cieee~" goda seorang yang lain.
Sekelaspun menyoraki ku, begitu juga si guru.
Muka ku memanas. Ku lirik Kaito, terlihat semburat merah di pipinya?
Kenapa aku jadi deg-deg an gini ya? Apa aku menyukai Kaito?
Sejak saat itu aku menyukai Kaito. Tentunya aku berbagi cerita ini pada sahabat-sahabat ku itu.
Hingga akhirnya, sekolah kami akan mengadakan ret-ret. Rencananya ret-ret itu akan di adakan di Lembang, selama tiga hari dan dua malam.
Saat di hari kedua kegiatan ret-ret, saat kami outbond dan hujan-hujanan,
Kelompokku menang dan sampai tujuan lebih dulu daripada kelompok lainnya. Kulihat kelompok kedua yang sampai adalah kelompok Miku.
"Rin.." bisik Miku padaku.
"apa?"
"a-aku.. kita ga usah ikut main ini ya? Ini kan cuma bonus.. kita mandi aja yuk?"
"hm.. tapi aku mau main.."
"aku ga enak badan, Rin.." ucap Miku.
"k-kamu sakit? Kalo gitu, kita minta ijin aja buat mandi duluan ya."
Aku dan Miku pun mandi lebih dulu dari anak-anak yang lainnya. Saat permainan selesai dan anak-anak lain sudah mandi, kami pun bercanda dan ngobrol-ngobrol bareng di kamar. Berbeda dengan ku yang sedang gila-gilaan loncat sana sini dari kasur yang satu ke kasur lainnya sama yang lain, Miku sedang meringkuk di kasur dengan jacket dan selimut menutupinya.
"Rin.." panggil Miku.
"ya?" aku pun loncat ke kasurnya.
"aduh.. pelan-pelan Rin."
"ops iya maaf. Kenapa Mik?" tanya ku.
"aku.. mau cerita sama kamu." Ucap Miku dengan pelannya.
Kami menengok ke kasur sebelah karena merasa di awasi. Ternyata Gumi sedang memandangi kami berharap dia juga di beritahu.
"nanti ya.." ucap Miku yang mengerti maksud dari tatapan Gumi.
Miku pun membisikkan sesuatu padaku.
"A-APA?" aku kaget.
"sst! Jangan kenceng-kenceng! Nanti ketahuan yang lain!" ucap Miku.
"apa apa apa?" akhirnya Aoki pun datang dan kepo.
"tanya aja sama Rin.." ucap Miku sambil tersenyum.
"Miku suka sama seseorang.." ucap ku pada Gumi dan Aoki dengan pelan.
"ciee~" goda Gumi dan Aoki.
Meskipun Gumi dan Aoki memaksa Miku untuk memberitahu siapa yang di taksirnya, Miku tetap tidak memberitahukannya.
"emang siapa sih Mik?" bisik ku pada nya.
"dia.. satu-satu nya cowok yang peduli sama aku. Pas aku sakit waktu outbond tadi, Cuma dia temen sekelompok aku yang peduli sama aku.." Miku bercerita dengan suara pelannya.
"siapa?" tanya Meiko yang ternyata ada di belakangku.
"hm.." Miku hanya memerah.
Tiba-tiba kami di kagetkan dengan suara ketukan di pintu kamar kami.
Ternyata itu Len. mau apa dia ke kamar cewek?
"ini." Len melemparkan obat ke Miku.
"m-makasih ya.." ucap Miku.
Len hanya pergi tanpa sepatah katapun.
Aku melirik ke arah Miku, mukanya memerah. Aku dan Meiko pun berpandangan.
"ouw ouw ouw! Ternyata ~ Miku suka itu ya~" goda ku pada Miku.
"cieee~" goda Meiko.
"eh? udah tau?" tanya Miku.
"udah dong. Yang tadi ke sini kan? Ciie~" goda ku pada Miku sementara mukanya memerah.
Saat jam makan malam~
Kami berempat duduk mengitari meja makan.
"apa? Miku suka Len-kun? Ciee~" ucap Rui yang baru ku beritahu soal ini.
Muka Miku memerah.
"tenang aja Mik. Kalo bisa, gue bantu deh. Kalo Len sih, aku udah kenal sama dia." Ucap ku.
"b-bener Rin? Kamu mau bantu?"
"iya!" ucap ku dengan mantapnya.
Tiba-tiba Len dan Ted duduk di meja kami. Len duduk di sebelah Miku. Tapi Miku langsung pindah ke sebelah Rui. Semua bingung.
"aku.. malu.." bisik Miku pada aku dan Rui.
"ooh~"
Sementara saat makan, aku dan Len masih saja sempet-sempetnya adu mulut. Ku lihat Miku sedikit-sedikit liatin Len mulu. Sementara Meiko yang sudah punya pacar itu, selalu sms an sama pacarnya itu. aku.. aku juga curi-curi pandang ke Kaito yang ada di sebelah meja makan ku. Dan Rui asyik makan.
(kebetulan masih inget tanggal kejadiannya) tanggal 10 bulan 11 tahun 11 itu, kita pun pulang ke rumah masing-masing.
Dan mulai lah aku meng-sms Len. rencanaku sih pengen nyomblangin Miku sama Len.
Waktu aku sms dia, ternyata sms nya pending. Kebiasaan banget. Kalo aku sama Len smsan pati pending.
Akhirnya aku pun inbox Len di fb.
Kami lama basa-basi akhirnya aku pun langsung tanya dia. Siapa cewek paling cantik di kelas menurut dia. Dengan harapan, dia akan menjawab kalo cewek paling cantik di kelas itu Miku.
Rin Kagamine : menurut lo, cewe paling cantik di kelas itu siapa?
Ternyata jawabannya mengejutkan ku.
Len Kagamine : kalo gue jawabnya lo gimana?
Dia bilang kalo aku cewek yang paling cantik di kelas? Aah! Ga sesuai rencana!
Rin Kagamine : kok aku sih? Kenapa ga Miku atau Seeu?
Len Kagamine : ya kalau kata aku nya kamu gimana?
Rin Kagamine : emang menurut kamu Miku ga cantik?
Len Kagamine : ya sih.
Oke, ganti pertanyaan.
Aku pun menanyakan, siapa cewek yang di sukainya.
Len Kagamine : ada deh. Mau tau aja :p
Aku kesel sih kalo dia udah kayak begini. Aku pun memaksanya.
Rin Kagamine : ayolaaah! Aku kan temen kamu! Masa gamau kasih tau aku sih!
Len kagamine : pokoknya ga mau.
Rin Kagamine : ayolah aku janji ga bakal comel! Kalo bisa aku akan bantu kamu supaya kamu deket sama cewe itu! ayo kasih tau aku!
Setelah cukup lama menunggu balasan dari Len, akhirnya dia pun menjawab.
Len Kagamine : orang aku sukanya sama kamu :p
Deg
Apa? Len suka sama aku? Kok bisa? Sejak kapan? T-tunggu.. kalo gini, gimana Miku?
Rin Kagamine : aku? Kok bisa? Sejak kapan?
Len Kagamine : ya aku sukanya sama kamu. Aku juga gatau sejak kapan. Ya.. aku suka kamu gitu aja. Haha.
Rin Kagamine : kenapa sukanya sama aku? Kenapa ga sama Miku?
Len Kagamine : kenapa sih dari tadi si Miku mulu?
Rin Kagamine : ng-ngga.. ga apa apa kok.
Len Kagamine : udah deh ga usah bohong. Kamu mau ngedetin aku sama Miku kan?
Hah? Kok dia tau sih?
Rin Kagamine : ngga kok.
Len Kagamine : ga usah bohong. Si Miku suka sama aku kan?
Rin Kagamine : ngga da :p GR yei
Len Kagamine : dia udah bilang sama aku pas di sms tadi.
Apa? Miku udah nembak Len? nekat banget dia!
Aku pun tanpa sengaja melihat status Miku.
Hatsune Miku
Kenapa harus cewe itu sih? Kenapa kamu harus suka sama dia? Sakit banget rasanya!
M-Miku jangan-jangan.. dia udah tau soal ini..
Aku pun langsung meng-inbox Len lagi.
Rin Kagamine : Miku bilang apa ke kamu?
Len Kagamine : ya gitu deh. Dia bilang dia suka sama aku. Terus aku tolak.
LEEEN! KENAPA GITU? !
Rin Kagamine : kenapa kamu tolak!
Len Kagamine : aku kan ga suka sama dia.
Rin Kagamine : gimana kamu bilangnya?
Len Kagamine : ya aku bilang aku udah suka sama orang lain. Orangnya itu kamu.
JLEB
Kenapa Len kasih tau ke Miku nya kayak begitu? Kalau gini gawat di aku nya! Gimana kalo Miku jadi benci sama aku?
Aku pun bingung. Aku takut kalau Miku marah padaku. Hingga akhirnya hape ku bergetar menandakan ada sms masuk.
Rin, kamu liat ga tweet nya si Miku?
From : Meiko
Tweet? Tweet apa?
Aku pun membuka twitter dan melihat TL Miku.
Tweet tweet nya terlihat di penuhi kemarahan. Kemarahan pada orang yang disukai Len.. aku.
Ini gawat… aku tak tau harus bagaimana lagi..
Niat ku ingin membantu tapi kenapa jadi begini?
Hingga akhirnya, esok harinya tanggal 11 bulan 11 tahun 11. Aku pun bersekolah seperti biasanya lagi. Oke, aku takut kalau Miku membenci ku.
Saat aku memasuki kelas, aku tidak melihat Miku. Aku pun duduk di sebelah Seeu.
"Seeu! Miku mana?" tanya ku dengan sedikit panik.
"udah datang kok. Lagi di wc." Jawab Seeu.
"aah.. gimana ini…" gumam ku.
Akupun hanya menundukkan wajahku dan menutup wajahku dengan kedua tanganku. Tak terasa air mataku pun mengalir. Aku takut.. kalau sahabatku itu akan memusuhiku.
"e-eh? Rin kamu kenapa?" tanya Gumi dengan paniknya.
"Rin! Kamu nangis? Kenapa?" tanya Seeu sama paniknya.
Rui juga menghampiriku.
Maklum mereka sebegini paniknya, sebelumnya aku tidak pernah menangis di kelas. Sama sekali tak pernah.
Hingga akhirnya Miku, Ring, dan Neru pun datang ke kelas.
"R-Rin? Kamu kenapa?" Neru kaget saat melihat ku.
"nangis? Rin nangis?" Gumi terus bertanya.
"kenapa Rin? Kenapa?" tanya Rui.
Aku hanya diam. Aku takut. Apalagi Miku kini sudah datang.
Meiko yang baru datang itu kaget saat melihat ku di kerumuni anak-anak cewek.
"Rin? Kamu nangis? Tumben! Kenapa?" tanya Meiko.
"gatau. aku datang tiba-tiba udah nangis.." ucap Seeu.
"Rin? Kamu kenapa?" tanya Miku.
aku hanya diam. Aku kaget saat mendengar isakan tangis lagi. Isakan itu bukan dari ku.
"hiks.. Rin.. kamu kenapa?" Miku menangis.
"..hiks.. aku.. aku takut Miku marah… soalnya.. L-Len.." aku berusaha menjelaskan tapi Miku memotong.
"hiks.. Rin jangan nangis.. aku ga tega jadinya kalau begini…" Miku juga menangis.
Pagi hari ini diawali dengan tangisan.
"kamu jangan nangis ya.. aku ga marah sama kamu kok.." ucap Miku.
"b-bener?" aku pun berhenti menangis.
Miku hanya mengangguk.
Neru tiba-tiba menjitak ku.
"hey Rin. Tumben kau nangis. Biasanya kamu suka ketawa-ketawa mulu." Ejek Neru.
Pagi itu.. aku merasa sedikit lega. Miku ternyata tidak marah. Tapi aku merasa, sikap Miku berbeda dari biasanya. Seperti menjauhi ku. Apa sebenarnya dia marah padaku?
Saat jam istirahat,
"sst, Rin!" Aoki memanggilku. Dia pun membisikkan sesuatu padaku.
"tadi, si Miku bilang.. kalau dia sebel sama kamu." Bisik nya.
"hah? Iya?" tanya ku.
"iya. Katanya soal.. ya si Len itu."
Aku hanya diam dan pergi ke kantin bersama Meiko dan Rui.
'benar kan.. ternyata dia itu sebel sama aku..' pikir ku.
"hey Rin. Si Miku itu.. tadi membicarakan mu." Bisik Neru padaku saat bertemu di kantin.
"dia sebel sama aku kan?" tebak ku.
"iya. Kata gue juga kan. Dia itu baik di depan tapi busuk dalemnya." Ucap Seeu.
Aku hanya diam. Aku sedikit setuju tapi tidak setuju dengan pernyataan itu. bagaimana pun juga, Miku adalah temanku.
Sehari berlalu, Miku masih saja menjauh dari ku. Hingga saat aku dan Rui main di rumah Meiko,
"si Miku itu, ga tau terimakasih ya." Ucap Meiko.
"kenapa?" tanya Rui.
"inget ga sih? Waktu kelas delapan? Dia di musuhin satu kelas. Yang nemenin dia saat itu siapa? Rin! Kita! Cuma kita yang nemenin dia! Tapi apa balasan dia sekarang? Dia marah sama Rin gitu aja Cuma gara-gara Len suka sama Rin. Gatau terimakasih banget sih." Meiko marah-marah.
"iya. Padahal bukan Rin yang salah. Len mau suka siapa aja juga kan itu hak dia. Masa Miku jadi marah ke Rin." Ucap Rui.
"udah lah.. sabar aja." Ucap ku.
Dalam hati, aku masih ingin berteman dengan Miku lagi.. tapi apa bisa?
TBC~
Review please :D
