I Really Didn't Know Chap. 1

Title : I Really Didn't Know

Author : Putri ChanBaek26

Casts :

- Byun Baekhyun

- Park Chanyeol

- Luhan

- Sehun

- Chen

- Others

Pairing : ChanBaek

Genre : T, Sad!

Warning! : SHOUNEN-AI! YAOI! BOY X BOY, BOYS LOVE, & TYPO(s)

Note : FF ini murni dari otak gaje saya, kalau ada persamaan dengan FF lain mungkin hanya suatu kebetulan belaka. Tapi jangan pernah coba – coba untuk meniru/Plagiat FF saya! Sekian :D

Bacanya sambil dengerin lagu I Really Didn't Know versi Baekhyun & Chen ya? Biar berasa XD

Happy Reading!

Byun Baekhyun, itulah nama namja mungil yang sedari tadi duduk melamun dibangkunya. Pandangannya menuju kearah luar ruangan. Lebih tepatnya kearah dua orang insan yang sedang duduk berdua dibawah pohon.

Salah satu dari insan yang berada dibawah pohon itu teman baiknya, namja mungil yang juga cantik sama seperti dirinya. Xi Luhan namanya.

Sedangkan insan yang satu lagi adalah namja tampan yang diam - diam sudah ia kagumi sejak ia masuk ke Universitas. Mungkin sudah sekitar 1 tahun ia menyukai namja itu, namun ia tidak berani mengungkapnya.

Namja itu bernama Park Chanyeol. Namja tampan, tinggi, dan berasal dari keluarga terpandang.

Baekhyun sebenarnya juga sudah tau bahwa Luhan juga menyukai Chanyeol, namun ia tidak tahu bahwa Luhan sudah jauh melangkah didepannya.

Karena seperti yang kita lihat sendiri, bahwa Luhan dan Chanyeol terlihat sangat dekat layaknya orang yang sedang berpacaran. Mungkin memang sudah berpacaran. Entahlah~

"Baekhyun~ah!" Baekhyun tersentak kaget ketika mendengar panggilan seseorang disampingnya.

"Y-ya?"

"Aku lihat kau sedang melamun." Ucap orang itu, sahabat Baekhyun.

"Ah! Ya, Chen! Aku memang sedang melamun." Kata Baekhyun gugup. Ia sedikit menggaruk tengkuknya, takut kalau ia sampai ketahuan melihat kearah pasangan itu.

"Um, begitu."

Namja bernama Chen itu segera membuka bukunya. Sesekali ia terlihat membetulkan kaca mata besarnya.

"Chen." Panggil Baekhyun lembut.

"Ya?" Tanya Chen sambil mengalihkan pandangannya kearah Baekhyun. Tangannya ia lipat didepan dada.

"Emm.. Luhan dan Chanyeol berpacaran ya?" Baekhyun malah bertanya, bahkan ia terlihat sangat gugup sekarang.

Chen mengalihkan pandangannya keatas, seperti sedang berpikir.

"Aku rasa iya, apa kau tidak tau?" Baekhyun menggeleng, ia benar - benar tidak tau.

"Ah! Mungkin Luhan ingin memberikan surprise karena berpacaran dengan namja tampan padamu!" Ucap Chen sambil tertawa. Baekhyun pun ikut tertawa, meskipun terasa hambar.

Baekhyun terlihat fokus pada bacaannya, ia sedang membaca novel percintaan karya penulis inggris yang terkenal. Matanya tak henti bergerak, mulai dari arah kiri hingga kearah kanan. Jemarinya pun ikut berperan serta, tangan kanan yang sibuk membolak balik halaman, sementara tangan kiri sibuk menopang dagunya.

Puk!

Tepukan pelan dibahunya akhirnya membuat ia tersentak kaget.

"Luhan!" Pekiknya tertahan karena mereka sedang berada didalam perpustakaan kampus.

"Yak! Tidak usah kaget begitu." Ucap Luhan tanpa rasa bersalah. Baekhyun hanya mendengus kesal melihat wajah sahabatnya itu.

"Aku punya kabar membahagikan!" Seru Luhan dengan wajah berbinar - binar.

Baekhyun sudah tau apa yang membuat Luhan sedemikian bahagia, namun ia berusaha bersikap seolah ikut antusias.

"Kabar apa Luhan~ah?" Tanyanya dengan mata berbinar.

"Aku.. Aku sudah berpacaran dengan Chanyeol seminggu!" Jawab Luhan bersemangat. Tangannya mengepal keudara sanking senangnya.

Tapi Baekhyun malah mempoutkan bibirnya, ia bahkan mendengus kearah Luhan.

"Jahat! Kau sangat nakal!" Ucap Baekhyun sambil menunduk, ia berpura - pura melanjutkan membaca novel. Padahal hatinya sedang menangis saat mendengar kabar itu langsung dari Luhan.

"Yak! Kenapa?"

"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang, hah?" Rajuk Baekhyun.

Luhan menepuk dahinya pelan. Sedikit kesal dengan kebodohan temannya itu.

"Dasar bodoh! Aku kan ingin memberikanmu surprise!"

"Benarkah?"

"Ya!"

"Tapi aku tidak terkejut." Ucap Baekhyun kembali melanjutkan bacaannya.

"Aish! Baiklah! Aku akan mengenalkannya padamu."

"Benarkah?"

"Ya!"

"Asik!"

Baekhyun menatap gugup kearah dua orang namja tampan yang kini berada dihadapannya, dua orang itu adalah Chanyeol dan temannya yang bernama Sehun. Mereka baru saja berkenalan beberapa menit yang lalu.

"Chanyeol~ah, Sehun~ah, bagaimana menurut kalian dengan temanku ini?" Tanya Luhan kepada dua namja tampan itu, tentu saja Baekhyun sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Yak! Luhan~ah!" Ucap Baekhyun pelan, ia mencubit paha Luhan dibawah meja.

"Aish! Sakit!"

Namja tampan yang paling tinggi tertawa melihat kelakuan mereka berdua.

"Menurutku Baekhyun sangat manis." Ucap namja itu, Chanyeol.

Baekhyun membulatkan matanya karena tak percaya Chanyeol mengatakan ia manis. Bahkan jantungnya sudah hampir melompat keluar.

"Lihat wajahnya memerah! Haha." Seru Luhan sambil tertawa lebar.

Ingin sekali Baekhyun menyumpal bibir itu dengan kaos kaki beserta sepatunya.

"Diamlah." Ucapnya sambil menutup wajah.

Chanyeol dan Sehun hanya saling tersenyum satu sama lain. Merasa lucu dengan tingkah menggemaskan dari kedua namja mungil itu.

"Tapi dia masih single loh." Kata Luhan sambil menaik - naikkan alis kirinya.

"Benarkah? Tepat sekali Sehun juga sedang single." Kata Chanyeol menanggapi perkataan Luhan. Sementara Sehun yang merasa sedang dijodohkan hanya tersenyum simpul.

"T-tidak! Aku tidak—" Baekhyun menghentikan perkataannya saat melihat wajah kecewa Sehun.

"Apa? Kau ingin mengatakan kau sudah punya pacar?"

Baekhyun hanya diam menanggapi pertanyaan Luhan, entah kenapa ia merasa tidak enak hati sekarang.

"Ayolah kalian berpacaran saja! Kami mendukung kalian! Iyakan Chanyeol~ah?"

Chanyeol mengangguk sambil mengacak rambut Luhan dengan sayang.

Rasanya Baekhyun kembali ingin menangis saat melihat itu, hatinya terasa sangat perih. Namun ia bisa apa?

"Aku akan mencoba." Ucap Sehun akhirnya.

Baekhyun membelalakkan matanya kaget, tidak menyangka Sehun mau mencoba berpacaran dengannya.

"Wah! Semoga berhasil ya?" Ujar Luhan bahagia.

Lagi - lagi Baekhyun tak menanggapi perkataan Luhan, ia malah sibuk menatap Chanyeol dan Sehun bergantian.

Baekhyun berjalan dibelakang Sehun menuju halte bus, langkahnya berusaha mengimbangi langkah besar Sehun.

Tiba - tiba Sehun berhenti tepat didepannya, membuat namja mungil itu terkejut setengah mati. Hampir saja ia menabrak punggung lebar Sehun.

"Aku tidak serius mengatakan itu. Aku hanya berpura – pura." Ucap Sehun yang membuat Baekhyun tidak mengerti.

"Maksudmu?" Tanya Baekhyun hati - hati.

Sehun tak berbalik, malah ia melangkah meninggalkan namja mungil itu.

"Apa maksudmu? Hah?" Tanya Baekhyun lagi, ia menahan langkah Sehun dengan cara berdiri dihadapan namja itu.

Sehun tampak menatapnya datar, telunjuk tangannya ia gunakan untuk mendorong dahi Baekhyun agar menjauh darinya.

"Kau.. Bukan tipeku!" Kata Sehun datar, ia langsung naik kedalam bus yang kebetulan berhenti.

Mendengar itu Baekhyun hanya menunduk, padahal ia sempat berharap pada namja itu. Namun hatinya kembali hancur. Ya, siapa yang suka pada namja yang tidak berpengalaman seperti dirinya? Tidak ada! Mereka suka pada namja seperti Luhan, cantik, dan berpengalaman dalam hal percintaan.

Chanyeol melempar bantal kearah Sehun, ia sedikit kesal melihat wajah datar itu terus menatapnya.

"Kau kenapa, hah?" Tanya Chanyeol bingung, ia pun naik keatas ranjangnya. Namun pandangannya masih menatap Sehun.

"Aku tidak suka kau menjodohkanku dengan namja itu! Kenapa? Kau takut Luhan kurebut?"

Chanyeol tertawa mendengar perkataan Sehun tersebut, ia merasa lucu dengan sahabatnya itu.

"Bukankah kau sudah lihat? Luhan yang menjodohkanmu! Bukan aku!"

"Tapi kau ikut membantu!"

Chanyeol lagi - lagi tertawa, ia merasa Sehun terlalu kekanakan.

"Lalu kenapa kau malah menerimanya, hah?"

Sehun tampak terdiam, ia mengalihkan pandangannya kebawah.

"Aku hanya berpura – pura."

"Begitukah? Baguslah!" Chanyeol mengangguk - anggukkan kepalanya dengan senyum lebar.

"Aku penasaran dengan namja itu. Sepertinya ia masih hijau soal percintaan. Pasti seru bersenang - senang dengannya." Ucap Chanyeol menyeringai.

"Kau? Apa maksudmu?" Tanya Sehun menatap curiga.

Chanyeol kembali menyeringai. Ia membayangkan sesuatu yang licik.

"Namja itu pasti belum pernah berpacaran. Kalau kurebut semua yang ada di dirinya pasti menyenangkan!"

Sehun membulatkan matanya kaget. Ia tidak menyangka Chanyeol selicik itu.

"Maksudmu kau ingin menikmati tubuhnya, hah? Jadi kau ingin menduakan Luhan, begitu?" Tanya Sehun dengan suara meninggi.

"Ayolah Sehun! Jangan terlalu dibawa serius. Ini hanya bersenang – senang."

"Tapi aku tidak suka kalau kau menduakan Luhan!"

"Hanya sebentar, paling lama satu bulan."

"Apa?!"

"Kau memang sahabatku yang terbaik!"

Baekhyun menghentikan langkahnya ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya. Namja yang sangat tampan dengan senyum yang menggoda. Baekhyun hampir tidak bisa bergerak karena gugup.

Deg~

Deg~

Itulah yang ia rasakan ketika orang itu telah berada dihadapannya.

"A-ada apa Chanyeol~ah?" Tanyanya makin gugup.

"Tidak apa - apa. Hanya ingin memanggilmu saja. Oh ya, apa Luhan masuk hari ini?"

Baekhyun menggeleng kaku.

"Tidak, ia tidak mengambil mata kuliah ini. Ku pikir kau tahu."

Chanyeol hanya tertawa kecil, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sebenarnya sudah tau Luhan tidak mengambil mata kuliah itu, namun ia hanya berusaha mencari topik yang akan dibicarakan.

"Emm, apa kau punya waktu untuk bicara sebentar?" Tanya Chanyeol sambil menatap tepat dimata Baekhyun, tentu saja namja mungil itu langsung mengalihkan pandangannya. Pipinya kini merona merah.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Baekhyun balik bertanya.

"Rahasia. Kau mau tidak?"

Tentu saja Baekhyun tidak menolak, apalagi jadwal kuliahnya masih sekitar sejam lagi. Jadi ia tidak menyia - nyiakan kesempatan itu.

"Baiklah!"

Chanyeol ternyata membawa Baekhyun keruang musik, tak ada siapapun disana. Hanya mereka berdua.

Baekhyun sedikit gugup ketika mengetahui bahwa hanya mereka berdua didalam ruangan itu. Apalagi Chanyeol adalah namja yang ia cintai.

"Ja-jadi apa yang ingin kau bicarakan Chanyeol~ah?" Tanya Baekhyun, ia sedikit menunduk karena jarak mereka hanya beberapa sentimeter.

"Apa aku boleh jujur?"

Baekhyun sedikit mendongak untuk melihat wajah Chanyeol, namun ia kembali menunduk ketika tatapan keduanya bertemu.

"Te-tentu saja." Jawabnya gugup.

"Emm.. Baiklah! Sebenarnya aku menyukaimu Baekhyun~ah."

Baekhyun membelalakkan matanya kaget ketika mendengar perkataan Chanyeol tersebut. Ia benar - benar tidak menyangka Chanyeol ternyata menyukainya.

"Be-benarkah?" Tanya Baekhyun sambil menatap tepat dimata Chanyeol. Ia mencoba mencari kebohongan dimata itu.

"Ya, hanya saja aku takut mendekatimu. Maka dari itu aku mendekati Luhan, tapi aku tidak menyangka ternyata ia menyukaiku." Jelas Chanyeol, tidak ada keraguan terdengar dari suaranya.

Baekhyun kembali menundukkan kepalanya, rasa gugup semakin menyerang. Apalagi saat tau ternyata Chanyeol menyukainya.

"Lalu apa jawabanmu Baekhyun~ah?" Tanya Chanyeol yang sukses membuat Baekhyun semakin gugup. Jantungnya hampir melompat keluar.

"A-apa? A-aku.."

"Aku tidak memaksamu."

Baekhyun terdiam, sebenarnya ia ingin sekali mengatakan bahwa ia sangat mencintai Chanyeol. Tapi ia tidak mau sampai menyakiti Luhan, ia tidak mau sahabatnya itu terluka.

"A-aku.. Mmm.. Jujur sebenarnya aku juga menyukaimu. Tapi, aku tidak mau sampai menganggu hubungan kalian. Aku menyayangi Luhan."

Terlihat jelas bahwa Chanyeol menyeringai saat itu. Namun Baekhyun tidak melihat seringai licik itu, ia sibuk dengan rasa bersalahnya.

"Baiklah. Aku cukup senang mengetahui kau juga menyukaiku. Tapi, bisakah kita bersikap layaknya pasangan saat dibelakang Luhan? Maksudku, yah kita bukan berpacaran. Hanya saja bersikap mesra, begitu. Paling setidaknya kau tidak mengkhianati sahabatmu sendiri kan?"

Baekhyun tampak berpikir sejenak, mereka memang tidak berpacaran, status mereka hanya teman. Tapi bukankah itu juga sama saja? Begitulah pikir Baekhyun.

"Tetap saja itu akan membuat Luhan sakit."

"Kalau kau tidak memberitahunya tentu ia tidak akan tahu. Ku mohon please."

Baekhyun memalingkan wajahnya kearah lain, karena tidak tahan dengan wajah memelas Chanyeol. Kemudian dengan berat ia pun mengangguk.

"Ba-baiklah."

"Terima kasih!" Chanyeol langsung memeluk tubuh mungil itu, membuat si pemilik tubuh merasa lemas. Wajahnya memerah, dan jantungnya berdetak dua kali lipat.

Tiba - tiba Chanyeol menangkup wajah Baekhyun, ia kemudian mendekatkan wajah mereka.

Chu~

Kedua bibir itu pun bertemu, menghadirkan sensasi lain didada kiri keduanya.

Tak lama, karena Chanyeol segera melepas ciuman mereka.

"Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu".

Dan keduanya pun kembali berpelukan, menyalurkan rasa hangat tubuh mereka.

Tanpa Baekhyun ketahui, smirk muncul di wajah tampan Chanyeol. Namja tampan itu merasa mudah sekali untuk mendapatkan namja mungil itu.

"Segampang itu?" Tanya Sehun tak percaya, ia mengerutkan dahinya.

"Ya, ternyata dia juga menyukaiku. Betapa beruntungnya aku tidak perlu susah - susah untuk mendekatinya." Jawab Chanyeol dengan tawa menjengkelkan.

'Namja bodoh!' Batin Sehun karena kesal pada Baekhyun.

"Jadi sudah berapa persen keberhasilanmu mendekati Luhan? Nol persen? Haha." Tanya Chanyeol sambil tertawa mengejek.

"Aku sama sekali tidak mendekatinya." Jawab Sehun memasang wajah datarnya.

"Kenapa?"

"Biar dia saja nanti yang mendekatiku."

Chanyeol menutup mulutnya menahan tawa, namun tetap saja ia tidak bisa menahannya.

"Haha! Bodoh! Sampai kapan pun Luhan tidak akan pernah mendekatimu! Dia mencintaiku bodoh! Dan aku tidak akan melepaskannya!"

Sehun hanya mengangkat bahu, ia malas berdebat dengan namja tampan itu.

"Terserah kau saja!"

"Dasar kau lemah!"

Luhan berjalan mendekat kearah Baekhyun, wajahnya tampak terlihat sangat sedih.

"Baekhyun~ah!"

"Ya?" Tanya Baekhyun sambil mendongak, buku yang sedang ia baca segera ia tutup.

"Ada apa Luhan~ah?" Tanyanya lagi.

Luhan semakin mempoutkan bibirnya, ia kemudian duduk dibangku depan Baekhyun.

"Kemarin temanku yang bernama Lay melihat Chanyeol dengan seorang namja mungil diruang musik, Lay pikir itu aku. Padahal aku tidak kuliah kemarin. Aku berpikir apa mungkin Chanyeol selingkuh?"

Baekhyun menegak liurnya dengan susah payah, bagaimanapun ini menyangkut dirinya. Mungkin Lay berpikir itu Luhan karena mereka sedikit mirip dan sama - sama mungil.

"Ti-tidak mungkin Chanyeol seperti itu. Mungkin saja kan itu temannya." Ucap Baekhyun dengan gugup.

"Ya, kuharap begitu. Tapi awas saja kalau dia berselingkuh! Akan ku habisi selingkuhannya itu." Kata Luhan dengan sorot mata yang berapi - api.

Baekhyun pun kembali meneguk liurnya dengan kasar. Ia benar – benar takut dan merasa bersalah pada Luhan.

"K-kau seram sekali Luhan."

"Tentu saja, aku bisa jadi menyeramkan saat itu terjadi."

Baekhyun berjalan dengan kepala menunduk, tak ia hiraukan beberapa orang yang berpapasan dengannya. Ia hanya tak mau kalau sampai ada orang yang mengenalnya melihat ia disana.

Setelah sampai ditempat yang ia tuju, apartemen no 119. Baekhyun pun memencet bel nya dengan sedikit takut, berharap semoga pintu itu segera terbuka.

Tak sampai 2 menit pintu itu pun terbuka, menampilkan wajah kusut namja tampan yang sepertinya baru bangun tidur.

"Cepat sekali Baekhyun~ah?"

Baekhyun tak menjawab, ia langsung masuk kedalam apartemen itu.

"Kenapa?"

"T-tidak, Chanyeol~ah, kau mandi saja dulu. Aku akan menyiapkan sarapan." Ucap Baekhyun kepada namja yang ternyata adalah Chanyeol.

Chanyeol mengangguk, namun sebelum ia beranjak kekamar mandi, ia masih sempat mengecup bibir itu hingga membuat namja mungil itu kaget.

"Chanyeol—!"

"Haha, aku mandi dulu, Chagi."

Baekhyun pun menunduk, menutupi rona diwajahnya. Ia tidak mau kalau Chanyeol sampai melihat wajah memerahnya.

"Wah, wangi sekali." Seru Chanyeol sambil berjalan kemeja makan. Ia telah selesai mandi.

"Makan lah dulu, setelah itu baru berangkat kekampus."

"Ya, aku harus cepat. Luhan tidak suka menunggu."

Baekhyun mati - matian menyembunyikan tangisnya, ya ia memang ingin menangis karena rasa cemburu dan rasa bersalah. Ia merasa seperti memikul tanggung jawab yang besar dipundaknya. Bagaimana pun ia tidak berhak cemburu, karena Chanyeol memang pacar Luhan.

"Kau tidak sarapan?"

Pertanyaan Chanyeol sukses mengejutkannya, sedari tadi ia hanya melamun sambil memandangi makanannya. Sebenarnya ia belum sarapan, namun kini nafsu makannya hilang entah kemana.

"Aku tidak lapar."

"Ah! Ya sudah!"

"Nanti, tolong bereskan apartemenku. Aku tidak mau kalau sampai Luhan mengomel melihat apartemenku yang berantakan." Ujar Chanyeol dipintu depan.

"Ya!"

"Oh ya, satu lagi. Bisa kau cucikan pakaianku? Sudah tiga hari menumpuk dikamar mandi. Bisa kan?"

"Ya."

Begitulah, Baekhyun hanya mengangguk pasrah. Ia juga ingin kuliah, namun Chanyeol menyuruhnya seperti ini. Padahal ia bukan pembantu. Tapi ia memang tak boleh egois, mungkin ia bisa memiliki Chanyeol dengan cara seperti ini.

Baekhyun pun beranjak membereskan ruang tamu Chanyeol, namun sebuah lengan kekar menahannya.

"Sebelum aku pergi, cium dulu." Ucap Chanyeol manja. Baekhyun hanya tersenyum. Dengan sedikit berjinjit ia pun mengecup bibir Chanyeol, hanya sekilas karena ia langsung bergegas pergi ke dapur. Mungkin karena malu.

"Dah Baekhyun~ah."

Baekhyun menyandarkan kepalanya diatas meja perpustakaan. Ia tidak tidur, ia hanya sedang lelah saja.

"Baekhyun."

Merasa namanya dipanggil, Baekhyun segera mendongak. Menatap wajah namja berwajah kotak disana.

"Chen."

"Kenapa tidak masuk jam pertama tadi?" Tanya Chen sembari duduk didepan Baekhyun, ditangannya penuh dengan buku.

"Aku malas."

"Kau sedang ada masalah?"

"Apa terlihat jelas?"

Chen mengangguk pelan, kemudian pandangannya beralih kebuku yang berada dihadapannya.

"Sangat."

Baekhyun mendesah pelan, bagaimanapun ia tidak mungkin berbohong pada Chen.

"Aku sahabatmu." Ucap Chen pelan.

Baekhyun pun tersenyum menanggapi itu.

"Walaupun Luhan sahabatmu, tapi dia bukan sahabatku." Jelas Chen, ia segera menutup bacaannya.

"Aku tahu kau luar dalam Baekhyun~ah."

Baekhyun menunduk, sedikit takut kalau sahabatnya itu akan kecewa padanya.

"Bagaimana dengan Xiumin?" Tanya Baekhyun mengalihkan pembicaraan.

Chen hanya mengangkat bahu, seolah - olah ia malas dengan topik itu.

"Aku tidak tau, dan tidak mau tau." Ucap Chen ketus.

"Apa kau masih membenci Luhan?"

"Aku tidak membencinya, aku hanya tidak suka padanya."

"Sama saja!"

Keduanya pun tertawa, mereka memang sangat dekat. Namun Baekhyun juga dekat dengan Luhan, sehingga ia harus pintar membagi waktu dengan sahabat - sahabatnya itu.

"Kau tidak ingin kembali dengan Xiumin?"

"Kurasa tidak, setelah Luhan merebut dan mencampakkannya aku sudah berjanji tidak akan kembali padanya lagi."

Baekhyun segera mengelus punggung tangan sahabatnya itu, mencoba menenangkan.

"Jadi apa masalahmu? Ceritakanlah."

Baekhyun menunduk, merasa belum siap untuk menceritakan masalahnya.

"Apa ini soal Chanyeol?" Tanya Chen yang sukses membuat Baekhyun terperanjat kaget.

"Chen, kau? Bagaimana bisa?" Baekhyun balik bertanya, ia tidak menyangka Chen tau masalahnya.

"Aku membaca pikiranmu. Haha.. Itu sudah sangat terlihat jelas Baekhyun~ah." Tawa Chen sambil mengacak rambut Baekhyun.

"Jadi kau sudah tau bahwa aku menyukai Chanyeol?"

"Sudah lama, mungkin lebih kurang 1 tahun aku mengetahui itu."

"A-apa menurutmu Luhan tau hal itu?"

Chen menggeleng, ia merasa Luhan bukan sahabat yang baik. Luhan hanyalah namja egois mementingkan dirinya sendiri dan orang yang ia suka, daripada sahabatnya. Jelas ia tidak peduli sedikitpun dengan Baekhyun.

"Dia tidak akan tau itu, karena ia tidak peduli."

"Tapi aku merasa bersalah dengannya Chen, aku berselingkuh dengan Chanyeol. Yah, walaupun status kami hanya teman." Jelas Baekhyun takut - takut. Namun tidak ada raut terkejut sama sekali pada raut wajah Chen. Ia malah terlihat tenang.

"Begitu yang dulu Luhan dan Xiumin lakukan padaku. Mungkin ini balasan padanya. Tapi kuperingatkan kau Baekhyun~ah, Chanyeol itu bukan namja yang baik. Ku sarankan lebih baik kau menjauhinya." Ucap Chen panjang lebar. Baekhyun hanya menunduk gugup, sedari tadi ia hanya memainkan telunjuknya.

"Tapi dia bilang dia mencintaiku. Dan aku juga sangat mencintainya." Ujar Baekhyun.

"Aku mencintaimu Baekhyun~ah. Mudahkan? Itu hanya kata - kata. Jangan mudah percaya."

Baekhyun menatap sahabatnya itu dengan haru, ia tidak menyangka Chen sangat peduli padanya.

"Terima kasih Chen~ah."

"Ya, sama – sama. Tapi kalau terjadi sesuatu padamu, kau boleh datang padaku. Aku akan membantumu."

Baekhyun pun mengangguk, ia segera memeluk Chen dengan erat.

Dimalam yang dingin itu terlihat empat orang namja muda sedang tertawa bersama didalam sebuah kafe yang tidak begitu besar, didalamnya hanya beberapa orang saja. Orang – orang itu terlihat fokus bercerita dan menikmati makanannya.

Begitupun keempat orang namja itu, mereka tertawa sangat riang, tak memperdulikan sekelilingnya. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.

"Jadi aku langsung berlari setelah orang gila itu terpeleset karena kulit pisang. Haha." Tawa seorang namja yang tidak terlalu mungil. Ia Luhan.

"Haha.. Pengalamanmu menarik juga chagi." Ucap pacar namja tadi, Chanyeol. Ia mengecup pipi Luhan, membuat namja itu memerah sempurna.

"Hu'um. Menarik juga." Seru seorang namja mungil bernama Baekhyun, ia juga tertawa. Namun kalau kita perhatikan dengan seksama tawanya itu terkesan sangat dipaksakan. Mata sabitnya yang tertutup ketika tersenyum dan tertawa juga terlihat memerah. Seperti ingin menangis.

"Idiot." Ucap namja berkulit susu kepada namja mungil tadi.

Baekhyun menoleh kearah namja itu, sedikit tidak suka saat namja itu mengatakan ia idiot.

"Siapa yang kau katakan idiot?" Tanya Baekhyun sedikit keras.

Luhan dan Chanyeol yang semula masih tertawa, kini melihat sahabat mereka itu dengan pandangan bingung.

"Kau idiot!" Ucap namja berkulit susu itu lagi.

"Oh Sehun!" Teriak Baekhyun keras.

"Yak! Kalian kenapa, hah?" Tanya Luhan bingung. Ia menatap Chanyeol dengan tatapan bertanya, namun Chanyeol hanya membalas dengan angkat bahu.

"Dia mengatakan aku idiot Luhan~ah!" Adu Baekhyun kepada Luhan.

Mendengar itu Chanyeol langsung melempar deathglare kearah Sehun.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya." Ucap Sehun kembali memasang wajah datarnya. Tidak ada sedikit pun raut rasa bersalah diwajahnya.

"Jangan seperti itu Sehun~ah." Kata Luhan dengan lembut.

"Kau tidak perlu membelanya, karena dia bukan teman yang baik."

Baekhyun menundukkan kepalanya semakin dalam, ya memang benar apa yang Sehun katakan. Ia memang bukan teman yang baik. Karena sahabat yang baik tidak akan menusuk temannya dari belakang.

Chanyeol langsung menginjak kaki Sehun dengan keras, membuat namja berkulit putih susu itu berteriak kesakitan.

"Kau gila Sehun~ah." Teriak Chanyeol tertahan. Sebenarnya ia sedikit takut kalau sampai Sehun membocorkan rahasianya.

"Aku memang gila!"

"Ya! Kau memang gila! Chagi, aku kita pergi dari hadapan orang gila ini!"

"Tapi Baekhyun—"

Sebelum Luhan menyelesaikan perkataannya Chanyeol sudah menariknya keluar dari kafe itu.

Baekhyun pun menatap kepergian mereka dengan pandangan nanar. Tak terasa air mata telah jatuh dipipi lembutnya.

"Kau itu hanya namja jalang yang mau menerima pacar sahabatmu sendiri! Ku pikir kau namja baik - baik, ternyata aku salah!"

Baekhyun sama sekali tidak menjawab perkataan Sehun tersebut, ia merasa apa yang Sehun katakan adalah benar.

"Apa kau sudah pernah tidur dengan Chanyeol?"

Baekhyun membulatkan matanya kaget, yah, ia memang bukan namja yang baik. Tapi untuk melakukan hal yang demikian, sama sekali belum pernah ia pikirkan. Ayolah, ia hanyalah namja polos yang baru merasakan cinta.

"Aku tidak sehina itu!" Pekik Baekhyun tertahan, takut kalau orang lain akan terganggu.

"Kau pikir aku percaya padamu? Dengar! Aku sangat mencintai Luhan, jadi kalau kau berani menyakitinya, aku berani jamin kau akan mengalami yang lebih sakit." Sehun langsung beranjak keluar dari kafe itu, meninggalkan namja mungil itu sendiri.

Namun namja mungil itu malah mengejar Sehun, sebelumnya ia sudah meletakkan beberapa lembar uang diatas meja mereka tadi.

"Sehun!" Teriak Baekhyun sambil mengejar Sehun, napasnya terlihat terputus - putus.

"Bukankah kita sama? Kau juga menyukai Luhan! Sementara aku menyukai Chanyeol." Ucap Baekhyun dengan dadanya yang naik turun.

"Tapi aku tidak murahan seperti kau! Aku tidak akan mendekati Luhan selagi ia masih bersama orang lain."

Baekhyun terdiam, tidak tau apa yang harus ia katakan.

"Pergilah kau sana! Namja jalang! Mati saja kau!" Umpat Sehun, ia segera berlalu dari hadapan namja itu.

"Hiks! Kau saja yang mati! Kau tidak perlu mendoakanku!" Teriak Baekhyun sambil terisak. Ia menggenggam ujung jaketnya dengan keras.

Tiba - tiba Sehun tertawa mengejek, ia kemudian mendekat kearah Baekhyun. Ia pun menekan wajah cantik itu didalam genggamannya, membuat bibir mungil itu membulat.

"Kau namja sialan yang perlu mati! Tanpa kudoakan pun kau akan mati. Setelah Luhan tau kau pikir ia akan diam saja? Ia pasti akan membunuhmu!"

Baekhyun langsung mendorong tubuh Sehun, dengan tangan mungilnya kemudian ia menampar pipi Sehun dengan sekuat tenaga. Ia tidak tahan dengan perkataan menusuk dari namja itu.

Sehun memegang pipinya, ia kembali tertawa mengejek.

"Kau mau tau menampar itu bagaimana caranya? Begini!"

Bugh!

Baekhyun langsung terhempas begitu saja kebelakang, sudut pipinya mengeluarkan darah. Sepertinya Sehun sangat keras memukul wajah lembut itu. Ya, Sehun bukan menampar tapi meninju. Karena lihatlah, pipi yang sebelumnya putih mulus dengan dihiasi rona merah disekitarnya kini sedikit membiru.

Baekhyun menangis tanpa suara, sepertinya ia sangat shock. Ia hanya memegangi pipinya yang membiru, kemudian bahu sempit itu tampak bergetar hebat. Sepertinya ia sangat kesakitan.

"Beritahu saja pada Chanyeol. Aku tidak takut." Setelah mengatakan itu Sehun langsung pergi.

Tinggallah namja mungil itu yang kini semakin terisak, tangisnya semakin kencang. Benar - benar menyedihkan.

Baekhyun mengusap wajah Chanyeol dengan lembut, tidak mau kalau sampai namja itu terbangun.

Kalian pasti bertanya kenapa Baekhyun bisa masuk kedalam kamar itu kan? Tentu saja karena Chanyeol sudah memberitahukannya password apartemennya itu.

"Eungh~" Lenguh Chanyeol ketika Baekhyun membuka tirai jendelanya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Baekhyun sambil mendekat.

"Kau menganggu tidurku." Jawab Chanyeol tanpa membuka matanya, kemudian ia memeluk gulingnya.

"Maaf."

"Kenapa kau berada disini? Walaupun aku sudah memberimu password bukan berarti kau bisa bebas keluar masuk diapartemenku." Ucap Chanyeol, wajahnya menyiratkan betapa tidak sukanya ia dengan kehadiran Baekhyun.

"M-maaf."

"Pergi sana!"

Baekhyun memegang dada kirinya yang berdenyut, ia merasa sangat sakit ketika Chanyeol bersikap kasar padanya. Padahal sebelumnya Chanyeol sangat baik, tapi kini..

Baekhyun pun melangkah keluar. Sebelum ia benar - benar keluar dari apartemen Chanyeol, tiba - tiba tangannya ditahan seseorang. Baekhyun menatap orang yang tak lain adalah Chanyeol itu dengan berurai air mata.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengusirmu. Aku hanya sedang tidak enak badan. Jangan marah ya?" Bujuk Chanyeol.

Baekhyun kemudian mengangguk, ia segera memeluk dada bidang itu dengan erat.

Chanyeol hanya mampu mengelus rambut Baekhyun dengan malas. Kalau tidak karena rencana liciknya, sudah pasti ia benar - benar mengusir namja mungil itu.

Chanyeol menciumi seluruh wajah Baekhyun, tak ada satupun yang terlewatkan. Sebenarnya Chanyeol merasa heran dengan pipi Baekhyun yang membiru, namun ia merasa tidak perduli. Ia berhenti dibibir Baekhyun, kemudian dengan kasar ia mengecup bibir itu berkali - kali. Ia bahkan menggigit bibir mungil itu dengan penuh gairah, lidahnya ia masukkan kedalam membuat kedua lidah itu saling beradu siapa yang paling kuat.

Baekhyun melenguh nikmat saat ciuman Chanyeol turun kelehernya, ciuman itu berubah menjadi gigitan kecil. Membuat leher yang sebelumnya putih mulus itu kini

menjadi bercak kemerahan.

"Ah! Chanyeol!" Baekhyun mendorong tubuh Chanyeol karena kegelian, membuat kegiatan mereka terpaksa berhenti.

"Kita lanjutkan ya?" Tanpa mendengar jawaban dari Baekhyun, Chanyeol malah langsung membuka baju namja mungil itu. Tangannya sibuk memelintir nipple berwarna pink itu.

"Chanyeol hentikan!" Teriak Baekhyun keras. Ia tidak menyangka Chanyeol akan bertindak sejauh itu.

"Kenapa?!" Tanya Chanyeol dengan raut wajah yang menyiratkan kemarahan.

"Aku belum siap!"

"Lalu kapan kau siap?"

"A-aku tidak tau."

Chanyeol tertawa sanking kesalnya, padahal satu - satunya alasan ia untuk mendekati namja ini adalah untuk mendapatkan tubuhnya. Tapi namja itu malah mengatakan belum siap, benar - benar ingin membuat Chanyeol marah.

"Siap tidak siap, kau milikku hari ini!"

"Chanyeol!—"

Luhan bersenandung kecil saat memasukkan kode password apartemen Chanyeol, wajahnya tak henti memancarkan senyum bahagia. Hari ini ia memasakkan nasi goreng kimchi kesukaan Chanyeol. Ia sempat membayangkan wajah kekanakan Chanyeol saat menerima makanan itu. Ia pun kembali tersenyum.

Ketika ia memasuki apartemen itu pandangannya terhenti saat melihat sepatu mungil yang terletak dirak sepatu. Ia seperti pernah melihat sepatu itu. Namun, Luhan menepis semua itu. Mungkin saja itu hanya perasaannya saja, lagi pula model sepatu kan banyak yang mirip.

Ia pun berjalan menuju kamar Chanyeol, bermaksud untuk mengejutkan Chanyeol. Namun langkahnya terhenti saat mendengar jeritan seseorang.

"Chanyeol! Hentikan! Sakit sekali.. Akh—"

TBC

Cerita lamaku lainnya yang bakal aku repost :D Jangan lupa review-nya.