Junhong-ah,
Aku bukan orang yang pandai menunjukkan perasaan. Hanya lewat surat ini sajalah bisa sedikit kusampaikan. Pengecut memang, tapi mungkin cara ini yang terbaik.
Tak terasa sudah hampir empat bulan kita bersama. Sudah banyak pahit manis kita lalui berdua. Sejak aku mengutarakan perasaan pada hari itu, sejak itulah aku sadar bahwa aku telah menemukan orang yang tepat. Orang yang sangat sabar, perhatian, dan menerima aku apa adanya. Orang yang bisa membawa tawa dalam keseharianku. Orang yang paling memahami aku. Orang yang tetap tersenyum tegar walau selalu disakiti dan disalahkan. Kamu.
Kau tahu. Saat kau mengizinkanku untuk berada di sampingmu dan menjagamu, tak bisa digambarkan betapa senangnya aku hari itu. Dalam hati aku pun berjanji, "Bagaimana pun caranya, aku tak akan pernah membuat anak ini menangis. Akan kulakukan apa pun untuk kebahagiannya."
Namun seiring berjalannya waktu, sifat asliku pun terkuak. Ya, aku yang egois, emosian, kasar, cemburuan, dan tidak pengertian. Karena semakin merasa nyaman dengan seseorang, aku akan menunjukkan sifat asliku pada mereka. Bukan topeng yang aku tunjukkan pada orang-orang selama ini.
Aku... merasa gagal. Aku tak bisa menjadi namja yang kau harapkan. Mengapa dalam hubungan kita lebih banyak masa menyedihkan dibandingkan menyenangkan? Mengapa keegoisanku selalu berakhir dengan kau yang tersakiti? Mengapa aku selalu membuatmu menangis? Mengapa aku tak bisa membuatmu bahagia seperti janjiku sebelumnya?
Mengapa tiap hari kita selalu bertengkar dan bertengkar? Mengapa orang lain bisa membuatmu tersenyum sementara aku tidak bisa? Mengapa aku hanya bisa menyalahkanmu tanpa mau tahu kenyataan yang sebenarnya? Mengapa aku tak bisa menahan rasa cemburu dan malah menjauhkanmu dari orang-orang yang kau sayang?
Itu semua karena aku. Aku sadar itu.
Aku takut kehilangan kamu. Bukan hanya takut kehilangan perhatianmu atau sapaanmu, bukan. Aku takut... kehilangan dirimu. Ya, dirimu. Aku takut di saat kamu sudah terlalu lelah dengan semua ini dan memilih untuk menyerah, meninggalkan aku.
Ini memang egois, tapi...
Aku tak akan menyerah pada hubungan kita. Tak akan pernah. Karena bila aku melakukannya, aku akan menyesal seumur hidup. Aku tak akan bisa menemukan orang sebaik kamu lagi.
Aku akan berjuang menjadi orang yang lebih pantas untukmu. Karena kamu tahu, aku tak pernah mencintai orang dengan cara yang sama seperti aku mencintaimu.
Mulai sekarang, aku ingin lebih sering mengucapkan "aku mencintaimu" dan menunjukkan dengan tindakanku betapa aku menghargaimu, dan ingin kau tetap di sini. Di sampingku, untuk seterusnya.
I'm sorry for all my mistakes dear, and I hope we can start again our relationship with love.
Love,
Kim Myungsoo
-letter-
Ini fanfic spesial buat kopel saya. Saya janji mau bikinin dia fanfic Myungzel, tapi malah jadi hancur begini haha. Maklum terbawa perasaan.
Ini ungkapan perasaan aku buat kamu Jel I'm really sorry. I'm not perfect but I'll do my best to keep our relationship. Like you said, love has no limits.
So, will you forgive me dear?
