Dahulu kupikir cinta itu hanyalah bualan belaka, nyatanya... Aku terbelenggu diatas cinta yang tidak ada kepastian, bukankah hal itu gila? Aku mengatakan cinta itu tidak ada kepastian.

Lalu, hubungan aku dengannya disebut apa? Berulang kali aku coba, untuk lebih mengharapkan agar tidak gundah gulana seperti ini dan hasilnya? Aku tidak bisa.

"Rose... Kau di perintahkan tuan Chan untuk segera rekaman, nanti hasilnya beliau sampaikan langsung."

"Baiklah..."

Orangtuaku memang menjodohkan diriku dengan dia, tapi apakah bahagia yang kita alami? Diantara kita berdua, seharusnya aku pihak yang dirugikan sebab hatinya telah dimiliki oleh orang lain.

Sesi rekaman berakhir pukul seperempat malam hari, ku raih tas jinjing yang aku bawa dan lekas pulang ke rumah.

Belum sampai di parkiran mobil, tanganku di genggam oleh seorang lelaki.

"Kau mau pulang?"

"Aku mau pulang, ada apa?"

"Aku antar sampai rumah ya, tidak baik wanita berkendara malam hari."

Dia baik, tampan, berkharisma. Harusnya aku bersyukur akan hal itu, satu hal tersembunyi adalah aku tidak suka hatinya dimiliki oleh orang lain.

"Boleh aku ajak Baekhyun pulang juga? Dia baru selesai mengerjakan skripsi sama temanya. Bagaimana, boleh kan?"

Aku hanya menatap ke luar jendela, seakan tuli apa yang baru saja dia katakan ku dengar dirinya mendesah pelan.

Saat lampu rambu lalu lintas merah, dia sedikit menata letak rambutku sampai ke sisi belakang telinga.

"Rose... Kau marah padaku? Bukankah hal ini sudah kita bicarakan berulang kali? Aku tak tau sampai kapan kau akan seperti ini... lagi pula..."

"Just shut up! I don't want to hear that, kau pikir hanya dirimu yang lelah akan hal ini? Apa kau tau bagaimana posisiku saat ini?"

"Lalu aku harus apa?"

"Ceraikan aku!"

"Kau gila! Itu tidak mungkin."

"Kau... Apakah hanya dia yang kau cintai? Kau anggap aku apa?"

Aku tergesa-gesa saat memasuki apartemenku saat sudah sampai, tak taukah dia bahwa aku juga cinta kepadanya saat kita jumpa pertama kali.

"Maafkan aku Rose... Tapi aku juga sayang dia, inginkan dia... Hubungan kita sangat rumit, aku tau itu tapi bisakah kita tetap bersama? Kalian berdua, sulit aku lepaskan."

Jika kalian bertanya kepadaku, apakah aku mengeluh? Apakah aku pernah berlari dari dirimu? Nyatanya tidak, karena aku terlalu mencintaimu sangat dalam.

Pagi hari, terbangun saat matahari mencoba masuk di balik celah jendela. kurasakan ada empat pasang tangan melingkar di pinggangku, mencoba untuk memastikan ini tidak salah dalam penglihatan.

"Eum... Kau sudah bangun Rose?"

"Baekhyun? Kenapa ada disini?"

"Semalam Chanyeol menjemput aku, sekarang dia masih terlelap di sampingmu."

Ya... Kulihat suamiku masih terlelap di sampingku, taukah kalian bahwa aku seperti wanita yang memiliki dua suami. Rasanya aneh bukan?

"Erkh... Ada apa? Oh, kau sudah bangun Rose?"

"A... Aku mau mandi dulu, kalian mandilah juga."

Aku tak tau harus apa yang dilakukan saat ini, jika kalian tau aku sangat benci mereka berdekatan seperti itu.

Setelah selesai mandi, aku bergegas untuk pergi ke studio rekaman di meja makan ada mereka berdua sedang memakan sandwich.

"Rose... Kau tidak mau sarapan? Aku sudah membuat roti ini, maaf karena hanya ini yang aku buat."

"Tidak apa-apa, kalian makanlah dahulu aku tidak lapar karena waktuku tak banyak lagi."

Tanganku ditarik oleh suamiku, alhasil aku terduduk di kursi.

"Bisakah kau isi perutmu? Jangan hanya kau benci dengannya jadi menghindar seperti itu."

"Chan... Dia sedang terburu-buru, jadi biarkan dia pergi dulu."

"Aku tidak ingin mendengar apapun alasanmu, dengar! Kalian berdua sekarang prioritas aku yang kedua, karena aku tidak ingin kalian berdua terluka apalagi sakit jadi untuk Rose... Bisakah kau anggap Baekhyun adalah temanmu? Untuk Baekhyun bisakah kau jangan terlalu memanjakan dia? Hasilnya seperti ini."

"Kalian berdua, sulit untukku lepas Rose aku tau kita berdua dijodohkan. Akupun tau kau tidak suka jika disandingkan dengan Baekhyun, tapi bisakah kau anggap dia sebagai kakakmu? Sahabatmu? Apakah sesulit itu? Kalian berdua mendapatkan hatiku dengan porsi yang berbeda kumohon pahamilah."

"Aku harusnya tau jika akan seperti ini, lima menitku terbuang sia-sia."

Kuraih tas jinjingku dan pergi meninggalkan mereka berdua disini.

"Chan... Dia masih belum paham, jangan terlalu keras kepadanya."

"Lalu aku harus apa?"

"Minta maaflah kepadanya, hanya itu. Kau bisa lakukan kan?"

"Baiklah."

[flashback]

Dunia K-pop sedang mengalami naik daun, begitu juga seorang artis bernama Park Chanyeol atau yang akrab dipanggil Chanyeol.

Siapa yang tidak kenal dirinya? Dia tampan, memiliki tubuh atletis, mata elang, hidung seperti perosotan tambahan pahatan sisi rahangnya yang tajam.

Daya tariknya adalah alis tebaknya dan telinga lebarnya itu, menjadikan dirinya seorang yang punya visual terpilih Lee corp.

"Tuan Lee, perkenalkan anak didik baru yang sudah melalui tahap audisi."

"Baiklah, suruh dia masuk ke ruanganku."

Pria tampan itu datang, dengan senyum lima jarinya saat masuk ke ruangan direktur utama.

"Halo tuan Lee, nama saya Park Chanyeol."

"Jadi kau yang bernama Park Chanyeol?"

"Betul tuan, bagaimana dengan tes audisi saya? Karena saya sudah di datangkan oleh pihak Lee corp untuk datang ke kantor."

"Kau menjadi trainee di perusahaan ini, kau bisa tanda tangani kontrak ini."

Secarik kertas bertuliskan tentang kerjasama antara trainee dan pihak perusahaan, dia membaca sangat teliti agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.

"Selamat, kau menjadi trainee disini."

"Terimakasih tuan, mohon kerjasamanya."

Dia debut sudah tujuh tahun lamanya di perusahaan Lee corp, banyak yang bertanya-tanya. Apakah benar dia berkencan dengan seorang pemuda cantik, bernama Baekhyun? Karena akhir-akhir ini media meliput tentang hal itu.

"Chanyeol..."

"Ndee, chagiya."

"Kau tidak malu punya namjachinghu sepertiku?"

"Kalau aku malu, untuk apa aku berkorban mendapatkan dirimu?"

"Aku tak ingin namamu tercoreng nanti, haruskah kita sudahi berpacaran di belakang? Ku harap kita bisa resmi di publik, tapi itu takkan mungkin."

"Tenangkan dirimu chagiya, aku berusaha mencari jalan pintas untuk hubungan kita."

"Aku tau kau pria yang bertanggung jawab."

Bagai petir di terik panas, dirinya mendapatkan kabar kalau ibunya kecelakaan.

Butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di rumah sakit, melihat ruangan putih ini dia sangat benci karena di sinilah kejadian kelam itu berawal.

"Ibu?"

"Chanyeol... Kau datang?"

Itu kakaknya, wanita kedua yang dia sayangi di dunia ini.

"Kenapa ibu seperti ini kakak?"

"Sepertinya, ada orang yang sengaja membuat ibu seperti ini."

"Apa maksudnya?"

"Aku hanya berspekulasi, tuan Choi menemukan ada yang tidak beres dengan mobil ibu."

"Lalu?"

"Mereka sedang menyelidiki kasus ini, aku bersumpah akan memasukkan pelakunya ke penjara dan juga aku berharap dia mendapat ganjaran."

"Aku sepaham denganmu noona."

"Aku menemukan kertas ini, saat aku lihat isinya membuatku terkejud kau bacalah surat di dalamnya."

"Baiklah."

Di belakang rumah sakit, tempat yang dirasa cocok karena keadaan disana sepi.

Teruntuk anakku jika kau membaca ini, ku mohon jangan terkejud karena ibu ingin menyampaikan sesuatu kepadamu.

Jika umurku tidak cantik lagi ibu berharap, dapat melihatmu bahagia bersama wanita pilihan ibumu ini.

Ayahmu berkata dia teringin kau menemui dia saat kau bersama dengan wanita itu, kenangan yang telah ibu ukir bersamanya sukar untuk dilupakan.

Kita berdua sepakat bahwa, ibu dan ayah akan menikahkan kamu dengan seorang gadis bernama Rose karena kita telah di ancam oleh fans mu itu agar kau normal.

Padahal ibu suka dengan Baekhyun, dia cantik, pintar, walau di bidang memasak tidak pandai kau tau kan... Dua tahun lalu keluarga kita di ancam sampai salah satu dari kita meregang nyawa, mereka belum puas jadi ibu mohon menikahlah dengannya.

Saat itu juga, dia meluapkan emosinya kepada kursi yang di duduki betapa kejamnya hidup ini.

Apakah mereka selalu mengatur hidupnya, sampai-sampai harus hubungan asmaranya. Masihkah pantas itu di sebut fans? Hidupnya, jalan baginya menuju masa depan tapi kenapa seakan mereka yang mengatur semua?

Wanita berambut blonde ini, baru saja rekaman di studio sang ayah yang kebetulan melihatnya langsung memanggil namanya.

"Rose... Kemarilah, ayah ingin bicara kepadamu."

"Ada apa ayah?"

"Bulan depan, kau akan menikah dengan seorang pria."

"WHAT THE HELL!"

"Jangan berteriak! Ayah tau ini terkejud, kau tau? Kasus Chanyeol."

"Jangan bilang aku harus menikah dengannya, ayah... Dia itu gay, aku tidak suka dengannya!"

"Kasus ini untuk menutupi scandal perusahaan dia juga perusahaan rekamanmu itu, apa kau lupa akan hal itu?"

"Aku tidak lupa ayah, hanya saja ini seperti terpaksa."

"Ini memang terpaksa, bahkan saar ini ayah tidak bisa berpikir jernih."

"Aku harus apa ayah?"

"Kau menikah dengannya, hanya itu."

"Tapi ayah..."

Sejak saat itu, keduanya memutuskan untuk melakukan pers confers.

"Kami berdua memutuskan untuk menikah di akhir April nanti, maaf kalau kami memberitakan hal ini secara mendadak."

Beragam komentar netizen pun bermunculan, ada yang pro ada juga yang kontra.

61 unknown

Heol daebak, bahkan Hyung Suk Label Grup dan The Black Label seakan pura-pura tidak tau aku harapkan sih ChanBaek menikah dan anaknya nanti aku xixixi.

67 Lala Poh

Sungguh tak ku sangka oppa Chanyeol menikah dengan mbak mawar, tapi aku tetap mendukungnya walau sakit yang kurasakan.

61 Bbh Lover

Kyaa... Harusnya Baekhyun menikah dengannya, kenapa harus si kembang? Kakau seperti ini aku benci tanaman kembang.

28 Lalalisa

Ku benci akan hal ini, tapi aku suka perdebatan ini aku harus gimana dong kkkk.

Baekhyun hanya bisa pasrah menerima berita dari kekasihnya yang akan menikah dengan orang lain, menyalahkan dirinya sama saja menyalahkan takdir.

[flashback off]

Sampai saat ini, dia masih saja tidak terima kalau cintanya hanya seperempat dari orang yang dicintai suaminya itu.

Jendela terbuka, menjadikan malam hari ini terasa sejuk dirinya tidak bisa tidur nyenyak hari ini hanya bisa merenungi nasibnya saat seperti ini.

Kecupan di pipi, membuyarkan lamunannya.

"Rose, kenapa tidak tidur?"

"Baekhyun?"

"Panggil aku oppa, seperti kau memanggil Chanyeol."

"Kapan aku panggil dia oppa?"

"Anggaplah seperti itu."

"Baiklah, ada apa oppa datang ke sini?"

"Kau kenapa melamun? Nanti kau sakit bila jendela dibuka seperti itu."

"Sejujurnya, aku benci kecupan di pipiku yang kau lakukan. Aku sangat benci dengan seorang gay, jangan lakukan itu lagi."

"Baiklah, akan aku laksanakan perintahmu. Tapu satu hal yang harus kau tau, maaf kau harus berada di situasi seperti ini aku mencoba untuk berubah."

"Maksudnya?"

"Aku mencoba hidup Normal seperti orang biasa, takkan lagi ada namaku di hati suamimu maafkan aku telah membuatmu menangis."

"Oppa..."

"Aku akan pergi ke Amerika, hidup baru akan dimulai disana jika kau rindu ajaklah suamimu itu kuharap bisa melihat ada malaikat kecil di perutmu itu."

"Oppa..."

"Mulai besok aku pergi, bisakah kita berpelukan?"

Pelukan itu terjadi, mereka tidak tau bahwa sedari tadi ada orang yang melihat interaksi mereka berdua.

"Baekhyunne... Rosie... I love you... Maaf jika karena aku kalian berdua menangis seperti ini, kupastikan kalian bahagia nanti walau takdir seperti ini akan aku coba membuat kalian berdua tersenyum indah."

"Takdir kita bertiga seperti ini, kalian sangat aku cintai dan aku sayangi tapi kalian mendapatkan bagian tersendiri dari cintaku. Aku tidak bisa melihat kalian menangis hatiku sakit melihatnya, maafkan aku jika cintaku tidak sempurna."

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

.

Hay hay... do you miss me? Bagaimana ceritanya? Menusuk(?) tidak baru kali ini aku bikin angst butuh votement nya juseyo.