.

.

.

Naruto Masashi Kishimoto

Warn: Gender Bender, OOC, Semi-Canon, Typo, Etc

Pairing: MaleSakura x FemaleNaruto

Rate: M for Lime or Lemon?

Genre: Romance, Humor.

.

.

.

Pink Hokage

.

.

.

A/N: Nah, OS kali ini akan saya buat berbeda, Sakura saya buat jadi Laki dengan wajah Feminim bak seorang TRAP. Kalau Naruto jadi Female A.K.A Naruko. Hahaha ide gila saya muncul lagi setelah melihat beberapa FanArt MaleSaku. Oh ya Sakura disini saya ganti dengan Sakuya Haruno. Jadi, kalau ada kesamaan saya minta maaf. Ingat, saya minta maaf kalau ada kesamaan dalam pembuatan tokoh disini…

Enjoy it!

Melihat pemandangan damai memang sangat menyejukkan hati, walaupun setelah peperangan yang berkepanjangan melawan Akatsuki. Setidaknya itu yang sekarang dirasakan oleh gadis berambut pirang panjang Twintail, Naruto Uzumaki—sekarang menjadi Namikaze. Gadis pirang tersebut masih setia duduk di atas patung wajah ayahnya, Yondaime Hokage atau yang lebih dikenal Minato Namikaze, Naruto memandangi desa Konoha yang masih di renovasi dengan senyum manisnya yang membuat beberapa lelaki merona seketika.

"Sungguh damai~"

Naruto mulai merenggangkan tubuh mungilnya, merasakan udara segar kedamaian. Namun salah satu tangannya di perban karena melawan Sasuke dengan tenaga penuh di lembah terakhir. Penentuan dimana siapa yang terkuat, Ashura atau Indra? Dua anak Rikudou Senin.

"Lebih baik aku ke rumah sakit. Siapa tahu Sasuke ada disana." Ujar Naruto sambil melihat tangan kanannya yang sekarang ini di perban, "Aku harus mengecek tangan kananku sekali lagi." Gumam Naruto yang mulai berdiri, sedikit membersihkan kotoran yang berada di pantatnya kemudian ia pergi menuju ke rumah sakit.

Berjalan dengan santai sesekali menyapa para penduduk itu hal baru bagi Naruto. Ia masih belum terbiasa melakukan hal tersebut, walaupun ia telah di kenal oleh banyak penduduk Konoha. Semua mata lelaki mulai melihat ke arah Naruto dengan pandangan ingin menelanjangi tubuh indah milik Naruto, tapi kegiatan para lelaki tersebut terganggu saat seorang pemuda tegap dengan rambut seperti bunga Sakura memanggilnya.

"Naruto!"

"Sakuya-kun, ada apa kau kemari?" tanya Naruto basa-basi.

"Tidak. aku hanya ingin menemanimu ke rumah sakit saja." Ujar pemuda yang bernama Sakuya Haruno, rekan satu tim Naruto.

"Oke, ayo ke rumah sakit." Seru Naruto dengan semangatnya, membuat pemuda tersebut menggelengkan kepalanya.

Kembali Sakuya menggelengkan kepalanya melihat Naruto yang tidak berhenti berceloteh ria. Tapi, ada satu hal yang mengganjal dan membuat hatinya sedikit tersakiti. Gadis itu berbicara soal Sasuke di depannya. Sakuya tahu kalau Sasuke menyukai Naruto, bahkan First kiss milik Naruto di ambil oleh Uchiha terakhir tersebut.

Beberapa saat setelah sampai di rumah Sakit, kedua rekan setim itu berjalan menuju ruangan Tsunade kepala rumah sakit sekarang. Wanita paruh baya tersebut mundur dari jabatannya menjadi Godaime Hokage menjadi kepala rumah sakit Konoha. Ia digantikan oleh Kakashi Hatake Guru pembimbing dari Team 7.

Tok….Tok…

"Masuk!"

"Baa-chan! Aku dari tadi mencarimu kemana-mana—"

"Diamlah Dobe!"

"Sudahlah kalian berdua!"

Bletakk

Sakuya menjitak kepala Naruto dan Sasuke bersamaan, sementara Tsunade hanya bisa Sweatdrop melihatnya.

"Ittaii~ Sakuya-kun, sakit tahu~" rengek Naruto manja kepada Sakuya, sementara Sasuke hanya mendecih melihatnya.

"Jadi, kau mau apa kemari, Naru-chan?" tanya Tsunade to the Point.

"Aku mau memeriksakan tanganku ini, Baa-chan."

"Kenapa tidak Sakuya saja, Naru-chan?" wajah Naruto mulai memerah, "Atau kau malu bersama dengan Sakuya?" goda Tsunade.

"Mou, Baa-chan~~" Naruto menggembungkan kedua pipinya, membuat Sakuya dan Sasuke merona melihatnya. Sementara Tsunade hanya tertawa melihat kelakuan anak yang sudah ia anggap cucu tersebut.

"Aku bercanda. Tapi, Sakuya sudah hebat loh sekarang." Lagi-lagi Tsunade menggoda Naruto. Membuat gadis tersebut merona hebat. "Oh ya Sakuya, apa kau sudah mempelajari semuanya?"

"Masih ada beberapa yang belum saya pelajari, Shishou." Jawab Sakuya tegas. "Lagipula saya hanya ingin beristirahat sebentar."

"Nee, apa yang kalian bicarakan?" tanya Naruto dengan wajah polosnya sambil memiringkan kepalanya.

"Anak kecil tidak usah ikut." Balas Sakuya dengan senyum mengejeknya. "Kamu itu terlalu polos, Naru-chan." lanjut Sakuya sambil mencubit kedua pipi Naruto.

"Mou, Sakuya-kun~~" Naruto menggembungkan kedua pipinya lagi membuat Sakuya tertawa.

Sasuke yang melihat itu hanya mendecih tidak suka karena orang yang ia sukai dekat dengan lelaki lain. Walaupun Sasuke adalah Nuke-nin, tapi dia selalu memikirkan Naruto, 'Aku sudah terlambat untuk mendekati Naruto.'

"Baiklah Naru-chan. Kita ke ruanganku segera —"

"Tolong biarkan aku berbicara berdua dengan Naruto, Sakuya." Ujar Sasuke tiba-tiba membuat bingung ketiga orang yang berada di dalam ruangan tersebut, "Aku ingin berbicara empat mata dengan Naruto."

Tsunade menatap Naruto kemudian Sakuya. "Baiklah, tapi jangan lama-lama." Ujar Tsunade menghela nafas membuat Sasuke tersenyum kecil.

Kedua orang tersebut keluar dari ruangan milik Sasuke dan membiarkan Naruto berada di dalam sana.

"Memangnya apa yang ingin kau bicarakan, Teme?" tanya Naruto sambil memiringkan kepalanya membuat kesan imut padanya.

Sasuke mulai turun dari ranjangnya mendekati Naruto, detik selanjutnya Naruto di rengkuh dalam dekapan sang Uchiha terakhir tersebut. "Maaf…" ucap Sasuke ambigu, "Maaf telah membuatmu khawatir, Naruto." kali ini suara Sasuke mulai bergetar.

"Eh? Ngapain kamu minta maaf!? Aku sudah memaafkanmu dulu." Hibur Naruto.

Sasuke melepas dekapannya kemudian menatap Naruto dengan intens. "Terima kasih, Naruto." ujarnya sambil tersenyum kecil, "Kali ini aku akan menjagamu dan melindungimu dari apapun, karena aku mencintaimu…"

Naruto terkejut akan perkataan Sasuke barusan, kemudian tersenyum manis di sambil menatap Sasuke.

.

.

.

Sakuya Pov

Aku sangat gelisah kali ini. Bagaimana tidak!? Naruto berada di dalam dengan Uchiha tersebut. Shannaroo! Aku akan memukulnya kalau sampai terjadi hal yang tidak aku sukai. Cih! Aku tidak akan membiarkan Naruto jatuh ke tangan orang lain.

"Sakuya, kau terlihat sangat cemburu kali ini?"

Shishou bisa membaca fikiranku? Haha… aku memang sangat cemburu kali ini.

"Shishou bisa membaca fikiranku?" Tsunade-sama menggelengkan kepalanya, "Berarti itu hanya tebakan saja, dan tebakan Shishou tepat sekali." Ujarku sambil memaksakan senyuman.

"Jadi benar adanya, kalau kau suka terhadap Naruto bukan Hinata?" tanya Shishou kembali. Kalau boleh jujur memang Hinata menyukaiku waktu di Academy. Tapi, aku berfikir bahwa Hinata suka karena hanya mengagumi saja bukan suka dalam artian yang sebenarnya.

"Kalau boleh jujur…" Aku sedikit menghela nafas, "…Aku memang suka terhadap Naruto. dan aku tidak akan membiarkannya menjadi milik orang lain, Shanaroo!"

Shishou terkikik geli, "Aku akan merestui kalian berdua…" a-apa? Shishou mengatakan apa!? Restu!?

"Be-benarkah itu, Shishou?"

"Ya, dan aku harap kau bisa menjaganya, Sakuya Haruno."

"Ha'I, aku siap menanggung segala resikonya, Tsunade-sama!" aku memang di suruh untuk tegas dalam menjalani sebuah misi. Tapi, misi kali ini adalah misi special bagiku karena ini menyangkut segala hal yang berhubungan dengan Naruto.

"Itu baru muridku." Tsunade-sama tersenyum kepadaku…

Normal Pov

Sakuya masih berdiri gelisah. Ingin sekali ia masuk kedalam ruangan tersebut menyeret Naruto ke pelukannya dan membawanya ke rumah lalu—baik fikirannya sudah kacau sekarang ini. Padahal tadi dia sudah mengucapkan sumpah kepada Tsunade, tapi kenapa dia masih gelisah saja?

"Shishou, saya akan ke ruangan saya. Bila Naruto keluar tolong beritahukan bahwa saya berada di ruangan saya." Ujar Sakuya dengan formal.

"Jangan terlalu formal, Sakuya." Tegur Tsunade sambil terkekeh geli.

"Ha-Ha'I!"

Setelah meminta izin kepada Tsunade, Sakuya berjalan menuju ke ruangannya. Ia ingin menenangkan diri dengan membaca sebuah buku atau melakukan hal lain, entah apa itu? Tapi, yang terpenting adalah semua fikiran pemuda tersebut bisa tenang.

Diruangannya dia langsung mendudukkan dirinya di kursi. Sakuya kembali menerawang memikirkan Naruto yang masih bersama Sasuke, dadanya nyeri melihat mereka berdua bersama. 'Yang terpenting Naru-chan bahagia.' Batin pemuda tersebut. Menghela nafas sejenak, pemuda tersebut kembali ke rutinitasnya sebagai wakil kepala rumah sakit Konoha.

"Kembali ke kehidupan lama sebelum menjalani kehidupan baru sebagai seorang pemipin." Gumam Sakuya yang masih berkutat dengan kertas-kertas laknat tersebut.

Sakuya tahu bahwa dirinya menjadi kandidat Hokage setelah Kakashi. Meskipun ada Sasuke dan Naruto yang menjadi Kandidat terkuat, tapi mereka berdua tidak mau menjadi Hokage dengan alasan tidak pantas menerima jabatan tertinggi di Konoha. Walaupun cita-cita Naruto adalah menjadi Hokage, namun itu dulu. Naruto yang sekarang hanya ingin hidup bebas, ia tidak mau terkena kertas laknat yang selalu menghantui. Memikirkan itu membuat Sakuya meringis, entah bagaimanapun Hokage adalah cita-cita Naruto, sayangnya di tolak oleh Naruto.

"Aku akan berkutat dengan kertas Laknat lagi." Gerutu Sakuya.

Tok…Tok… Brakk

"Sakuya-kun!"

"Naruto? Kenapa kau kemari?" tanya Sakuya basa-basi. Ia sebenarnya tahu kalau Naruto kemari hanya untuk memeriksa perban dan tangan yang putus akibat bertarung melawan Sasuke saat itu. "Dan apa-apaan wajahmu itu?" Sakuya sedikit merona dengan wajah imut milik Naruto.

Naruto kembali merengut kesal akan rekan satu teamnya ini sangat tidak peka. "Mou, kau lupa kalau aku ada pemeriksaan kali ini." Ujar Naruto sambil menggembungkan kedua pipinya.

Sakuya sedikit tertawa halus kemudian berdiri dan berjalan menuju ke Naruto yang masih merengut manja, "Kau manis bila seperti ini." Puji Sakuya yang kemudian memeriksa tangan Naruto, sementara gadis tersebut hanya bisa diam dengan kedua pipi tembemnya yang memerah. "Nah selesai."

"Are? Cepat sekali?"

"Sudah tidak ada yang perlu di periksa lagi, Naruto. Tangan kamu sudah sembuh secara total begitupula dengan Sasuke." Jelas Sakuya sambil memegangi kertas yang dibawanya. Mata Naruto langsung berbinar, seketika itu gadis berambut pirang panjang tersebut memeluk Sakuya dengan erat. "He-hey, apa yang kau lakukan!?" tanya Sakuya gugup di sertai kedua pipi putihnya yang merona.

"Arigatou Sakuya-kun, Daisuki da yo!"

Blush

"Ta-tapi, tadi kau dengan—bagaimana dengan Sasuke?"

"Teme? Dia hanya sahabatku saja kok."

"La-lalu—"

"Sudahlah, aku hanya mencintaimu, Sakuya-kun."

Chuu~~

Mata emerald Sakuya terbelalak sempurna ketika bibirnya menerima sebuah benturan lembut dari sebuah benda yang dimilik gadis pirang tersebut. Naruto mencium tepat di bibir Sakuya. Pemuda berambut merah muda tersebut hanya bisa menikmati setiap inchi dari bibir gadis yang sudah bersamanya beberapa tahun ini. Ia tidak menyangka kalau gadis tersebut sangat mencintainya.

"Mmfffph…."

Desahan tertahan dari Naruto meningkatkan rangsangan milik Sakuya. Tangan kiri pemuda tersebut mulai menyerang bagian pantat milik Naruto sementara tangan kanannya memegangi kepala Naruto memperdalam aksi ciuman mereka.

"Puaaahh... Sa~Ku~Ya~…" panggil Naruto dengan nada sensualnya, membuat Sakuya meringis melihatnya. "Hmm~~ aku tidak tahu kalau kamu se-agresif itu~"

"Nani? Apa aku se-agresif itu? Atau kamu yang membuatku Agresif, Naru-chan~?" goda Sakuya yang masih memeluk Naruto, kemudian tangan kanannya mencubit pipi tembem milik Naruto. "Kau sangat imut, Naru-chan"

"Sawkiwtt…" Sakuya melepaskan cubitannya lalu memandangi Naruto dengan senyum yang tidak pernah hilang dari wajah tampannya. "…Jadi…Kau mau kan menjadi pendam—hmmpp"

Tanpa di duga Sakuya membalas ciuman dari Naruto tadi, kali ini ciuman mereka di sertai remasan kecil dari mereka berdua. Sakuya mulai berani meremas Payudara yang tidak besar maupun tidak kecil, pas ditangan. Sementara Naruto menyentuh daerah sensitive dari Sakuya.

Sakuya menari kembali wajahnya kemudian menciumi leher jenjang Naruto dengan mesra, "Annhh….geli~….sudah~~…." Desahan mulai keluar dari bibir mungil Naruto. "He-hey…jangan dibagian itu….geli~ ahhnn…." Tangan Sakuya mulai masuk ke dalam Hotpants milik Naruto, mencari benda yang membuat gadis itu terangsang hebat."Iyaan~~….Sakuya-kun…Ecchi~~…anhh~~" Gadis pirang tersebut mendesah hebat ketika salah satu bagian tersensitivenya di pegang oleh pemuda yang ia cintai.

Sakuya kembali menarik wajahnya, tapi tidak dengan kedua tangannya. Mata emeraldnya menatap Naruto dengan pandangan yang belum ia keluarkan, pandangan bahwa ia juga mencintai gadis yang sedang dalam dekapannya. "Aku Ecchi? Lalu siapa yang menyuruhmu untuk menciumku duluan, Naru-chan?" goda Sakuya sambil menyeringai. "Kali ini kau akan menjadi Gadisku Naru-chan. Akan aku ubah margamu mejadi Haruno, dan akan aku pimpin kau menuju ke masa depan yang cerah."

Blush

Naruto kembali harus menahan rasa malunya ketikan sebuah ucapan muncul dari bibir seksi pemuda bermarga Haruno tersebut. "Ka-kau akan menikahiku?" anggukan adalah jawaban dari Sakuya, "Te-terima kasih, Sakuya-kun. Aku mencintaimu…"

"Aku tahu… dan aku sangat mencintaimu, Naruto."

Mereka kembali berciuman di dalam ruangan yang sudah kedap suara, kedap suara? Ah itu Cuma akal-akalan Sakuya saja.

"Aku punya hadiah untukmu nanti, Naru-chan."

"Apa itu?"

"Aku akan menjadi Hokage selanjutnya, dan meneruskan impian serta cita-citamu, Naru-chan."

Terkejut. Memang sangat terkejut, Naruto tidak menyangka kalau Sakuya—orang yang ia cintai—akan menjadi Hokage menggantikan Kakashi. Gadis itu memeluk pemuda yang ia cintai disertai air mata yang keluar dari mata Shappirenya yang indah seperti samudra luas.

"Aku bahagia sekarang Sakuya-kun." Kemudian Naruto mencium Sakuya dengan mesra.

Sakuya kembali menarik wajahnya dari hadapan Naruto, "Jadi…Sasuke kamu apain tadi?" tanya Sakuya penasaran.

"Oh itu….

Flashback

Sasuke melepas dekapannya kemudian menatap Naruto dengan intens. "Terima kasih, Naruto." ujarnya sambil tersenyum kecil, "Kali ini aku akan menjagamu dan melindungimu dari apapun, karena aku mencintaimu…"

Naruto terkejut akan perkataan Sasuke barusan, kemudian tersenyum manis di sambil menatap Sasuke. "Maaf, mungkin aku tidak bisa menerimanya, Sasuke."

Sasuke menunduk sedih kemudian ia mendongakkan kepalanya dan menatap Naruto dengan senyuman kecilnya. "Aku tahu kalau kau mencintai Bishounen itu?"

Blush

Sasuke tertawa untuk yang pertama kalinya, sementara Naruto kembali merengut kesal. "Mou baka!"

"Aku tahu dari tatapanmu kepadanya, Naruto." ujar Sasuke sambil melepaskan pelukannya terhadap Naruto. "Kejarlah dia, Naruto. Aku mendukungmu."

Naruto mengangguk kemudian pergi dari ruangan tersebut serta tidak lupa untuk berterima kasih kepada Sasuke karena telah dicintai oleh pemuda Uchiha tersebut.

Flashback End

…Begitulah." Sakuya memeluk erat Naruto membuat gadis pirang tersebut sesak nafas. "Hey sesak~"

"Maaf, tapi aku mau seperti ini selamanya."

"Dasar manja~!"

.

.

.

The End

.

.

.

Tolong jangan rajam saya…saya masih muda dan sudah punya istri #plakk…..

Haha maaf kalau kali ini saya membuat sebuah fict gaje, abal, nan jelek ini… entah mengapa ide ini melintas di atas saya seperti gagak yang terbang sambil berkata 'bego bego bego' *apa hubungannya?*

Yak….. entah apa yang saya katakan nanti…. Dan….

SUMPAH! SAKUYANYA KAYAK SEORANG TRAP SUNGGUHAN KALAU SAYA BAYANGKAN….! Ups saya keceplosan…haha

Oke sekian

Shinn Out Adios !