Enemy

Cast : Do Kyungsoo (Kim Kyungsoo)

Park Chanyeol

Kim Jongin

Byun Baekhyun

Exo Mamber

Genre : Romance, Drama, Hurt&Comfort

Life School,Incest(?)

Warning : Alur Lambat -_-, Rated T-M

The Uke actually GS. EXO milik Tuhan Yang Maha Esa, saya hanya seorang fans yang mencoba menuangkan imajinasi saya kedalam sebuah Fanfiction. Cerita ini berasal dari beberapa sumber yang merupakan inspirasi saya. Jika menemukan kesamaan dengan cerita lain. Harap maklum ^^

Pairing : (...)

Enemy~

Copyright EXO 2014

Kim Refa Present

Chapter 1~

"Apa kau sudah melihatnya?" Jongin bertanya pada Chanyeol, pemuda yang kini duduk diam dikursinya. Mereka sedang membahas 'bahan' mereka untuk akhir pekan nanti. Aah~ Jongin memang tidak sabar menunggu akhir pekan ini.

"Apa maksudmu? Tentu aku sering melihatnya,dia hobae kita kan?" Tanyanya balik,Jongin menyeritkan dahinya. Pemuda berkulit tan itu terlihat bingung dengan tingkah sahabatnya ini.

"Kau sedang ada masalah? Kau terlihat kacau!" Itu bukan pertanyaan,melainkan sebuah pernyataan. Lihatlah Chanyeol saat ini, pemuda berkulit putih itu yang biasanya 'culun' tampak berantakan. Dasinya tidak melingkar dengan benar dilehernya, bahkan pakaian putih didalam almameternya berada diluar. Tidak 'biasanya' pemuda itu seperti ini.

"Terlihat dengan jelas ya? Padahal aku berusaha menutupinya." Jawabnya lirih. Kembali dahi Jongin menyerit.

"Sebenarnya ada apa?" Tanya Jongin dengan tidak sabaran. Sebenarnya dirinya mengerti apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya ini. Namun lebih baik bertanya bukan?

"Kau pasti sudah mendengarnya Jongin! Eomma mengangkatnya menjadi anak. Aku bingung dengan pemikiran Eomma. Apa yang ia mau? Ah~ itu akan mempersulit aku saja!" Balas Chanyeol setengah jengkel. Sungguh dirinya tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh ibunya. Chanyeol, lebih tepatnya adalah Park Chanyeol adalah anak dari salah satu pengusaha terkaya dinegara gingseng ini. Ayahnya seorang pengusaha yang bergerak dibidang kontruksi dan juga properti estapet, ibunya? Siapa yang tidak mengenal nyonya besar Park? Seorang konsultan akuntan dan juga ahli hukum serta perpajakan? Ibunya adalah salah satu pengacara terkenal namun tetap menyukai musik. Keluarga Chanyeol merupakan penguasa tertinggi kota ini. Hah~ mesion mereka terletak tepat ditengah kota,ditengah-tengah kompleks perumahan terbaik kota Seoul. Namun sayangnya Ayah dan Ibu Chanyeol jarang ada dirumah. Mereka lebih sering berada diluar negeri untuk mengurus bisnis ayahnya yang kini melebar hingga keAmerika. Meskipun begitu Ayah dan Ibunya merupakan pendiri Yayasan SM Junior,Senior High School. Yaa~ Ayah dan Ibu Chanyeol adalah pemilik sekolah tempat Chanyeol dan Jongin bersekolah, mereka kini duduk dibangku kelas III. Chanyeol bingung, Ibunya yang biasanya tidak pernah meminta apapun kini mengungkapkan satu hal yang membuat Chanyeol kesal setengah hati dengan Ibunya sendiri. Ibunya akan mengangkat seorang siswi di Yayasannya untuk dijadikan anak. Awalnya Chanyeol sedikit acuh dengan permintaan Ibunya,namun saat Chanyeol mengetahui siapa gadis itu,Chanyeol terdiam. Dengan keras dirinya menentang keinginan ibunya tersebut. Kim Kyungsoo- nama itu akan selalu diingat oleh Chanyeol.

"Kau tidak bercanda kan? Ajjumha ingin mengangkatnya sebagai anak? Daebak~" Chanyeol menatap Jongin sinis,terlihat dari matanya bahwa Chanyeol tidak suka dengan apa yang Jongin katakan. "Hey~ Keep calm Park. Bukankah kau sering melihatnya? Dia juara umum sejak Junior High School. Aku yakin Eomma-mu pasti mempertimbangkan dengan baik untuk menjadikannya adikmu. Bahkan sejak kelas 1 saat Junior High School dia telah memberikan yang terbaik untuk yayasan ini. Beasiswa telah digenggamnya sejak itu. Apa yang salah?" Jongin menjelaskan panjang lebar tentang gadis bermarga Kim yang membuat Chanyeol kesal satu minggu ini. "Kalau melihatnya lebih dekat dia gadis yang manis,dia termasuk tipeku. Dia sederhana,pintar,baik,ramah,manis ah~ ani dia cantik. Mata bulatnya,bibir hatinya~. Sungguh membuatku ingin mengecupnya setiap pagi."

Puk~ Chanyeol menepuk kepala Jongin yang mulai berpikiran aneh tentang gadis bermarga Kim itu. "Diam Jongin!" bentaknya.

Jongin hanya meringis kecil sambil mengelus kepalanya yang menjadi sasaran kepalan tangan Chanyeol. "Appo Park!" hardiknya pada Chanyeol. "Aaa~ sudahlah aku ingin kekantin. Kau ikut tidak?" Tanyanya pada Chanyeol, tanpa berkata ataupun menganggukan kepalanya Chanyeol berjalan terlebih dahulu meninggalkannya. "Yak Park! Kau meninggalkanku Bodoh!" Ucapnya lantang.

000

Kyungsoo menyeritkan keningnya, ditatapnya lagi amplop putih yang berada digenggaman tangannya. Didalam amplop itu terdapat permintaan dari pemilik Yayasan ini. Nyonya Park secara langsung memintanya untuk menjadi anak angkatnya. Kyungsoo hanya duduk diam dibangkunya, selama dirinya bersekolah disini dirinya memang tidak terlalu akrab dengan siswi lainnya. Apalagi kelas ini dibagi menjadi kelas siswa dan siswi. Kyungsoo – lebih tepatnya Kim Kyungsoo adalah gadis penerima bantuan beasiswa selama 4 tahun dari Yayasan SM Junior Senior High School,pembawaannya yang ramah dan juga cerdas membuatnya disukai banyak guru. Kyungsoo bukanlah gadis yang terlahir dari keluarga kaya, dia hanya tinggal dengan ayahnya itu pun 3 bulan yang lalu, ayahnya telah pergi selamanya meninggalkan dirinya sendiri. Yayasan SM Junior,Senior High School meruapakan salah satu Yayasan swasta terbaik dikota Seoul karena itu lah para siswanya terlahir dari keluarga kaya, hal itu membuat Kyungsoo tidak terlalu dekat dengan siswa lainnya. Kyungsoo termasuk siswi penyendiri, dirinya lebih sering menghabiskan waktunya untuk membaca buku dikelas saat jam istirahat atau pergi keperpustakaan saat jam kosong. Namun, bukan berarti para siswa tidak mengenalnya! Siapa yang tidak mengenal Kyungsoo? Hanya saja mereka akan berfikir lebih untuk berteman lebih dengannya.

"Appa~ apa yang harus aku lakukan?" lirihnya kecil. Mata bulat besarnya kembali melirik kearah amplop putih itu.

"Kyungsoo-ssi, Jung sonsaengnim memanggilmu. Kau harus segara keruang guru." Pundak Kyungsoo ditepuk oleh satu temannya. Kyungsoo tersenyum manis, menampilkan bibir berbentuk hati yang nyaris sempurna.

"Gomapta Linzy-sii" Balasnya singkat lalu membungkuk kecil kearah teman sekelasnya.

Kyungsoo melangkahkan kaki mungilnya keruangan guru yang terleetak digedung sebelah timur. Yayasan ini terdiri atas 5 gedung utama 3 gedung untuk Junior High School yang letaknya disebelah selatan dipisahkan oleh sebuah tembok dengan 2 gedung lainnya. Untuk Senior High School memiliki 2 gedung yaitu gedung barat dan gedung timur. Gedung barat untuk siswi perempuan sedangkan gedung timur untuk siswa laki-laki. Selain sebagai ruangan untuk para siswa, gedung timur juga sebagai pusat informasi termasuk didalamnya kantor-kantor penting dan juga ruang guru. Untuk kantin berada dipusat pertemuan antara gedung barat dan juga gedung timur.

Rambut coklat sepunggung Kyungsoo ikut bergerak beriringan dengan langkah kakinya, terkadang Kyungsoo melontarkan senyum kepada siapapun yang menyapanya. Kyungsoo setengah tergesa sehingga~

Bruk~. Dengan tidak elitnya pantat Kyungsoo mendarat dengan keras dilantai. Kyungsoo mendongkak, mata bulatnya semakin membulat. Kyungsoo hanya terdiam, tidak mengharapkan uluran tangan atau apapun dari sosok pemuda yang berada tepat diatasnya. Kyungsoo segera bangkit lalu membungkuk.

"Minahamnida, a—aku tidak melihat. Maafkan aku!" ucapnya sedikit gemetar. Pemuda itu hanya menatapnya tajam seperti menilai. Kalau dilihat memang benar kata Jongin, gadis ini tidak cantik dan juga sexy, namun wajahnya yang ayu dan juga manis membuatnya semakin merasa tertekan. Ini tidak boleh. Kyungsoo tidak boleh manjadi adiknya. Tidak! Tidak akan pernah!

Belum juga pemuda itu membalas, Kyungsoo segera pergi dari tempat itu. Dirinya tidak berani berlama-lama berada didekat pemuda itu. Tatapannya sungguh tajam seakan mengulitinya. Dengan bergegas Kyungsoo melanjutkan pergi keruang guru menemui Jung sonsaengnim.

"Ah~ Kyungsoo akhirnya kau datang juga. Duduklah dulu, aku harus mempersiapkan berkas terntangmu terlebih dahulu." Jung sonsaengnim tersenyum saat melihat gadis mungil itu ada dihadapannya. Dahi Kyuhngsoo menyerit, berkas? Apa maksudnya? Apa dia akan dikeluarkan? Atau beasiswanya akan dicabut? Batin Kyungsoo tidak karuan, detak jantungnya berdetak dengan cepat.

"Kau pasti tau kan tentang permintaan Nyonya Park. Aku berharap kau menerimanya Kyungsoo. Apa kau tidak ingin membalas budi baiknya?" tanya Jung sosaengnim pada Kyungsoo.

"Maafkan saya sonsaengnim, aku harus mempertimbangkannya dengan baik. Aku tidak ingin dicap sebagai parasit."

Jung sonsaengnim menggeleng melihat tingkah Kyungsoo. "Bagaimana jika Nyonya Park sendiri yang memintamu? Bahkan dia kini berada dibelakangmu."

Kyungsoo menoleh kearah pintu yang menampakan wanita paruh baya, Mata Kyungsoo membulat nyaris sempurna, dengan perlahan tubuh mungil Kyungsoo berbalik kearah pintu dan benar saja disana berdiri Nyonya Park, pemilik Yayasan ini dan juga Ibu dari pemuda yang ditabraknya tadi. Nyonya Park, wanita paruh baya itu adalah orang yang ingin mengangkat dirinya menjadi anak. Ya Tuhan~, sungguh Kyungsoo merasa sangat jauh dengan keluarga Park. Bahkan dari seluruh yang digunakan oleh Nyonya Park merupakan keluaran dari brand-brand terkenal.

"Ann—Anyyeong Sajangnim. Kim Kyungsoo imnida."

"Santai saja Kyungsoo-ya, jangan tegang begitu" Ucapnya sambil mengelus punggung Kyungsoo. Jung sonsaengnim tertawa renyah menanggapi sikap Kyungsoo yang berbeda saat bertemu dengan Nyonya Park. "Aigoo~ kau tumbuh dengan baik Kyungsoo-ya" Lanjutnya halus.

Selama ini Kyungsoo memang tidak pernah berurusan secara langsung dengan Nyinya Park. Beasiswa untuknya biasanya melalui kepala sekolah atau Jung seosaengnim. Jadi, ini adalah kali pertamanya Kyungsoo bertatap muka dengan Nyonya Park. Gambaran sosok Nyonya Park memang berbeda dari yang selama ini Kyungsoo bayangkan.

"Kyungsoo-ya ini Nyonya Park. Beliau yang nantinya akan menjadi 'umma'mu" Jung sonsaengnim tersenyum lembut saat Kyungsoo seperti tergagap melihat Nyonya Park.

"Aigoo~ aku tak menyangka kalau memang manis seperti ini. Aku rasa Chanyeol akan menyukaimu. Mengingat betapa dirinya ingin memiliki adik perempuan." Nyonya Park memuji Kyungsoo yang kini tertunduk dengan pipi yang memerah. "Kau mungkin sudah mengenal Chanyeol bukan? Dia memang bukan anak yang baik, terlampau nakal untuk ukuran seperti dirinya. Tapi~ ini memang salah kami, kami selalu pergi keluar negeri sehingga kurang mengontrol pergaulannya." Lanjut Nyonya Park sambil tertunduk lesu.

"Aniyoo sajangnim. Gwenchana~ Chanyeol merupakan anak yang baik jika dilingkungan sekolah." Jung sonsaengnim mencoba membela Chanyeol. Kyungsoo hanya terdiam, dirinya memang kurang mengenal sosok Park Chanyeol. Pertemuannya dengan Chanyeol pun dapat dihitung jika bukan diruang BP (mengingat betapa nakalnya Chanyeol), mungkin mereka hanya berpapasan saat berada dikantin, dan juga kejadian tadi sebelum dirinya keruang guru membuat Kyungsoo bergidik ngeri membayangkan reaksi Tuan Muda Park itu. Tatapan matanya yang tajam, benarkah Chanyeol akan menyukai dirinya seperti yang Nyonya Park katakan? Atau malah sebaliknya?

"Baiklah Kyungsoo~ mulai besok kau akan tinggal dirumahku. Nanti sore aku akan menyuruh pengawalku untuk menjemputmu." Kata Nyonya Park, "Oh iya, jangan panggil aku sajangnim panggil aku 'Umma' sayang~ dan panggil Chanyeol 'oppa'. Appamu masih diluar negeri, tahun depan dia baru bisa pulang ke Korea. Aku yakin dia akan menyukai sama halnya dengan Chanyeol." Lanjutnya. Kyungsoo mengangguk tidak dapat menolak permintaan dari Nyonya Park. Dirinya tidak tega melihat senyum bahagia dari Nyonya Park lenyap jika menolak permintaan ini.

"Baiklah sayang~ sampai jumpa nanti sore. Aku akan menunggumu. Annyeong~" Nyonya park menyempatkan untuk mencium pipi sebelah kanan Kyungsoo. Kyungsoo mengangguk lalu tersenyum.

"Baik Sajangnim" Balasnya. Nyonya Park menyerit. "Ah~ minahae.. Makasud saya baik um-.. umma" lanjutnya, disambut tawa renyah baik dari Nonya Park dan Jung soesaengnim.

000

Park Chanyeol – nama pemuda terus berputar seperti roda ban dikepala Kyungsoo, bahkan saat diperpustakaan seperti ini Kyungsoo masih mengingatnya. Buku pelajaran tentang Biologi dan Anatomi Tubuh itu sejenak dilupakan Kyungsoo. Ya~ Kyungsoo sebenarnya penasaran bagaimana sikap Chanyeol sebenarnya, ingin rasanya dirinya bertanya pada salah satu siswi diruangan ini. Ah~ Kyungsoo kadang menyesali sikapnya yang sedikit tertutup dengan siswi lainnya.

"Annyeong~ boleh kah aku duduk disini?" suara itu menyadarkan Kyungsoo dari lamunannya. Kyungsoo mendongkak dan menemukan gadis mungil dihadapannya. Kyungsoo tersenyum sambil mengangguk menampilkan senyumnya. "Aigoo~ kau memang manis, tapi kenapa kau selalu sendiri? Apa kau tidak bosan" Lanjutnya, dahi Kyungsoo menyerit menanggapi perkataan gadis dihadapnnya ini.

"Apa kita saling mengenal?" Tanya Kyungsoo pelan, takut menyakiti gadis itu.

"Ya Tuhan~ bahkan kau tidak mengingat teman sekelasmu dengan baik. Aku Baekhyun – Byun Baekhyun. Aku teman sekelasmu. Kau Kyungsoo bukan?" tanyanya sambil tertawa.

Kyungsoo menangguk cepat sambil menunduk. "Maafkan aku~. Mungkin aku terlalu asik dengan duniaku." Lanjutnya.

"Tak usah meminta maaf Kyungsoo-ya~, maukah kita berteman?" Baekhyun menyodorkan tangannya kearah Kyungsoo yang kini termenung. Benarkah gadis dihadapannya ini ingin berteman dengannya? Atau gadis ini sudah tahu kalau Kyungsoo diangkat menjadi anak pemilik Yayasan ini karena itu dirinya mau berteman dengan Kyungsoo? "Aku tidak tau apa yang ada di kepala cantikmu itu Kyungsoo-ya~ tapi aku memang ingin berteman denganmu, tidak ada niatan apapun." Lanjutnya. Kyungsoo meringis kecil apa dirinya mudah ditebak sehingga Baekhyun mengetahui apa yang ada dipikirannya.

"Baiklah, Kim Kyungsoo imnida. Semoga kau tidak menyesal berteman denganku" Balas Kyungsoo manampilkan senyum hatinya.

Hening~ hanya ada keheningan diantara mereka. Kyungsoo sibuk membaca – ralat dirinya tidak membaca apapun tetapi dikepalanya hanya ada Park Chanyeol. Baekhyun yang sepertinya mengetahui jika Kyungsoo melamun menatapnya bingung.

"Apa yang sedang kau pikirkan Kyung~?" tanyanya,

"Eh- ada apa Baek?" tanya balik Kyungsoo, dahi Baekhyun menyerit heran membentuk perempatan.

"Bukankah aku yang seharusnya bertanya Kyung~? Kau seperti melamun. Apa yang sebenarnya kau pikirkan?" Tanya Baekhyun lembut.

Kyungsoo terdiam lama,"Tapi~ maukah kau berjanji untuk tidak tertawa?" Tanyanya. Baekhyun mengangguk antusias. "Dan juga aku mohon jangan ceritakan pada siapa-siapa tentang hal ini" lanjutnya. Baekhyun tersenyum ringan "Yaksok" Ucapnya sambil mengangkat tinggi jari kelingkingnya.

"Apa-~ apa kau mengenal Park Chanyeol?" Tanya Kyungsoo setengah berbisik. Beruntung perpuskaan sedang sepi, Baekhyun mengangguk raut wajahnya berubah sebentar lalu kemudian tersenyum.

"Kau tidak mengenalnya? Ada apa kau ingin mengetahui seorang Park Chanyeol?" Tanya balik Baekhyun.

"Tidak~ jangan pikir aku menyukainya. Aku hanya bertanya Baek."

Baekhyun menghela nafasnya sebentar. "Akan aku ceritakan, dengarkan baik-baik! Aku tidak akan mengulangnya." Giliran Kyungsoo yang mengangguk antusias.

"Pak Chanyeol—" Baekyun memulai ceritanya, Kyungsoo mendengarkan dengan baik

Chanyeol – Park Chanyeol merupakan anak dari pemilik Yayasan ini. Tingginya 182 cm, sedikit pendiam tapi sebenarnya jahil. Dirinya memang dingin terhadap wanita, tapi dibalik sikapnya yang dingin Chanyeol merupakan 'Playboy' tak terlihat. Dia suka mempermainkan perempuan termasuk bercinta dengan siapa saja – dan dimana saja jika dirinya mau. Chanyeol tidak pernah bermain perasaan saat bercinta, dirinya bahkan belum pernah mencium satu perempuanpun disini. Ingat Chanyeol hanya mengingin kan tubuh mereka, jadi tidak ada ikatan diantara mereka. Chanyeol memiliki sahabat dekat namanya Kim Jongin, pemuda tampan dengan kulit tan itu memang mempesona semua gadis, dirinya tidak ada bedanya dengan Chanyeol sama-sama suka mempermainkan wanita. Parahnya lagi Jongin tipikal maniak sex, dia tidak akan tahan bila 1 minggu saja tidak bercinta dengan perempuan. Separuh dari siswi disini mungkin pernah menjadi lawan mainnya saat diatas tempat tidur. Mereka semua tidak ada yang dibayar- dengan kata lain mereka merelakan tubuh mereka dijamah oleh kedua pemuda itu dengan suka rela. Chanyeol termasuk siswa yang pintar sama halnya dengan Jongin, karena itu terkadang para guru menyayangkan sikap mereka yang seperti itu. Mereka sering keluar masuk BP karena ketahuan membawa alat kontrasepsi kesekolah, tidak ada yang berani melawan karena mereka anak berpengaruh disekolah ini. Lagipula para Guru menyimpulkan mereka masih bisa menyeimbangkan antara pelajaran dan juga kegiatan mereka yang aneh itu. Satu hal lagi, Chanyeol dan Jongin merupakan siswa yang kerap kali melakukan balapan liar, mereka senang taruhan. Dan taruhan mereka tidak main-main. Seorang pelacur atau uang yang jumlahnya mencapai jutaan won. Chanyeol tidak pernah kalah, dia selalu menang. Dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan mudah. Jika ada yang mencoba menghalanginya, Chanyeol akan mengingatnya dan mencoba merusak orang itu secara perlahan. Bagai benalu yang memakan habis sari inangnya. Chanyeol itu licin seperti belut. Sudah berapa kali dirinya lolos saat berurusan dengan polisi. Tapi kedua orang tua tidak dapat berbuat banyak karena ini memang kesalahan mereka. Mereka kurang mendidik Chanyeol, dan Chanyeol haus akan kasih sayang. Dari dulu saat sekolah dasar Chanyeol sangat ingin memiliki seorang adik perempuan, tapi itu dulu, dulu~ sekali. Sekarang Chanyeol bahkan acuh dengan perempuan, karena bagi Chanyeol perempuan itu sama. Mereka penggila harta dan juga kekuasaan.

Mulut Kyungsoo menganga lebar. Seperti itukah 'Oppanya' nanti? Ya Tuhan~ Kyungsoo tidak dapat membayangkan bagaimana Chanyeol saat tinggal bersama dengn dirinya. Akankah Chanyeol akan menganggapnya sebagai penggila harta? Apa Kyungsoo akan baik-baik saja?

"Ada apa Kyung? Kau nampak terkejut!"

Dengan cepat Kyungsoo menggeleng "Anniya Baek~ aku hanya bingung."

"Kenapa kau harus bingung? Memang seperti itu perilaku mereka. Tapi tenang, mereka tidak menyukai murid sedikit pendiam sepertimu. Hahaha" Baekhyun mencoba mencairkan suasana dengan sedikit 'menyindir' Kyungsoo.

"Benarkah? Oh iya~ aku lupa. Aku terlalu 'nerd' untuk mereka" Kyungsoo mendesus lemah. Hey Kyungsoo baru sadar kenapa dirinya harus mendesus lemah? Seharusnya Kyungsoo bersyukur bukan? Jika mreka tidak meliriknya. Tapi~ lagi-lagi Kyungsoo ragu. Nanti sore dirinya akan tinggal satu atap dengan Chanyeol. Benarkah keadaannya akan tetap seperti ini? Atau akan berubah?

Terkadang kita tidak pernah tahu..

Tangan tak terlihat akan menggapai kita, memeluk erat sampai menusuk kejiwa lalu menjatuhkannya keras~

Bahkan.. kita tidak akan pernah tahu.

Apa yang akan terjadi hari esok hari jauh berbeda dengan apa yang terjadi hari ini.

TBC~

Maafkan saya sebenarnya ini adalah fanfiction pertama saya, saya maklum jika kalian tidak menyukainya, karena saya tau ini memang tidak seperti yang kalian harapkan.

Jujur~ saya bukanlah orang yang 'haus' akan pujian, bagaimanapun reaksi kalian nanti saya akan tetap melanjutkannya, bahkan saat saya tidak mendapat review dari kalian yang sempat membaca fanfiction absurd ini.

Terimasih telah menyempatkan untuk membaca ^^

Kim Refa, 13 Jan 2015