DENIAL
Ps :
Author mengambil garis waktu mulai dari kerja sama Agen Detektif Bersenjata dengan Port Mafia untuk melawan Guild.
Summary :
Siapa yang sangka bahwa seorang Akutagawa Ryuunosuke ternyata posesif dan err.. Apakah seluruh anggota Port Mafia itu tsundere?
-oOo-
"Dazai-kun, apa kau sudah mengurus perihal pertemuan rahasia dengan Port Mafia?" Ucap sang pemimpin begitu ia keluar dari ruangannya.
"Oh itu.. Sudah kok. Yaampun Atsushi hobi sekali menambah dan memperkeruh suasana".
"Oi Dazai! Sebenarnya apa maksud dari semua ini?" Cerca si pawang tukang bunuh diri itu.
"Itu loh, Kunikida-kun.. Atsushi memberi saran agar agensi bekerja sama dengan Port Mafia."
"HAA?! APA YANG DIPIKIRKAN BOCAH ITU?! DAN LAGI PULA KENAPA JUGA KAU YANG HARUS MENGURUS SEMUANYA?!" Kunikida sensi, baper karena dirinya tidak di andalkan oleh ketua dalam hal sepenting ini.
"Maa, maa, Kunikida-kun. Jangan cemburu begitu dong. Sebenarnya aku ditugaskan seperti itu karena aku adalah mantan anggota Port Mafia." Sahut Dazai sembari menguap bosan.
"He.." "HEEEE?! Tunggu dulu, bisakah kau jelaskan kepadaku? Aku sama sekali tidak mengerti!" Kunikida heran, bingung, kaget, nano-nano lah intinya.
"Ah.. Semua orang di agensi sudah tahu, kecuali kau, Kunikida-kun." Ucap maniak bunuh diri itu dengan nada setengah mengejek.
"HEEE?!" Kunikida masih dalam keadaan shock attack.
"Hahaha, kau lucu sekali, Kunikida. Yah, lagi pula pacar nya si Dazai kan juga berada di sana." Manusia normal langka yang mengaku punya kekuatan ikut andil bicara.
"A-apa? Ranpo-san tahu dari mana?"
"Ya ampun, sepertinya si Kunikida memang tidak tahu apa-apa ya."
"Heee?! Memangnya siapa pacarnya si maniak bunuh diri itu?!"
"Kami tidak punya hak untuk memberitahumu, tunggu saja Dazai yang memberitahumu sendiri." Sahut Ranpo sembari mengangkat kedua bahu nya malas. Kunikida tidak merespon, melainkan langsung menoleh ke arah Dazai yang hanya memberinya senyuman saja. Bila sudah begini, pria kacamata dengan obsesinya terhadap sesuatu yang ideal itu tahu, partnernya benar-benar tidak akan memberikan jawaban.
Dipenuhi dengan bayang-bayang bahwa ia satu-satunya makhluk yang tertinggal banyak informasi terkait anggota agensi nya sendiri, yaitu partner nya sendiri, Kunikida merasa kesal. Terlebih bahwa ia baru tahu ternyata Dazai pernah menjadi anggota Port Mafia dan bahkan pacaran dengan angggota Port Mafia. Hanya ia saja kan yang belum tahu? Berarti ia bahkan kalah update dibandingkan dengan si 'manusia harimau', Atsushi.
Dengan segenap tekad dan rasa penasaran, mulai hari ini ia berniat untuk memberikan pengawasan ekstra terhadap seluruh kegiatan Dazai, berhubung sepertinya akhir-akhir ini situasi sedang tidak baik di Yokohama. *Halah bilang aja mau nguntit*
-oOo-
Begitulah asal mula mengapa sekarang Kunikida berada di sekitar tempat penyekapan Q, seorang bocah pemilik kekuatan berbahaya yang dapat memberikan ilusi pada musuhnya setelah ia menyentuhnya dan memakai boneka nya.
Kini mantan guru matematika itu sedang panik. Lantaran ia melihat Dazai yang baru saja sampai namun sudah terkepung rapat oleh sejumlah pasukan tidak dikenal yang diduga milik Guild. Kunikida diserang kegundahan, antara membantu temannya itu atau tetap diam bersembunyi. Jika ia membantu, maka aktivitas pengawasan-coret-penguntitannya itu pasti langsung terbongkar. Dan benar saja, tak lama setelah itu ia melihat dua sosok dari Guild yang pernah ia lawan bersama Tanizaki dulu sedang berjalan mendekat ke arah temannya.
"Sudah kuduga kalian pasti akan terpancing." Ucap pria berhelai kuning yang gayanya mirip seperti Kenji.
"Hee.. Jadi kalian menjebakku?" sahut Dazai santai.
"Jangan salahkan kami. Salahkan saja ahli strategi kami yang membuat strategi darurat ini. Dia bisa melihat masa depan dengan mengumpulkan beberapa data." Mendengar hal tersebut, Dazai teringat sesosok familiar yang cukup berharga baginya. Secercah kenangan mulai terngiang di benaknya.
"Duh si bodoh itu sempat-sempatnya melamun!" Kunikida mulai tidak sabaran.
Setelah berfikir sekian detik. Ia menyerah. Jiwanya yang selalu ingin menolong orang lain memang tak terbantahkan ternyata. Persetan dengan apa yang harus ia katakan perihal kehadirannya di sana. Yang terpenting Dazai selamat terlebih dahulu.
DUARRR
DUARRR
Persis saat ia akan melangkahkan kaki nya untuk keluar dari semak-semak, ia merasakan sebuah getaran kuat dari tanah yang ia pijak, seolah-olah ada raksasa yang sedang berjalan mendekat. Dengan seksama Kunikida memperhatikan musuh yang mulai menembaki seseorang.. Di atas bangunan? Lho bukannya Dazai masih berada di depan pintu?
Mata pria kacamata itu membulat ketika menyadari peluru-peluru yang diarahkan ke atas hancur berkeping-keping, diiringi dengan senjata-senjata yang juga ikut hancur serta beberapa pasukan yang terbanting ke tanah.
Melihat kekuatan sebesar itu, Kunikida memutuskan untuk mundur dan kembali mengamati. Ia tahu Dazai pasti bisa mengatasi kekuatan musuh selama mereka masih manusia.
"Yoo, tukang bunuh diri! Setelah aku mengurus mereka, berikutnya giliran kau." Tegur seseorang yang memakai jas hitam, bersurai merah, serta memakai topi. Satu kata yang tersirat di benak Kunikida saat itu, 'elegan'.
"Hee, cuma Chuuya? Sudah kuduga akan menjadi seperti ini." Dazai mendengus kesal.
"Ha?! Apa yang kau bilang tadi, Dazai?!" Bentak seseorang yang diduga bernama Chuuya itu. Perempatan jalan mulai terlihat di keningnya.
"Apa?! Hal ini bahkan tidak ada di dalam rencana!" Para anggota Guild mulai panik.
'Mereka sudah saling kenal? Siapa dia?' Batin Kunikida bingung.
"Tidak apa-apa, tolong ya, Chuuya!" Ucap Dazai dengan senyum cerah nan tulus yang tidak pernah terlihat oleh Kunikida. Sekilas, membuat pria kacamata itu melongo.
"Cih, berani-beraninya memerintahku setelah keluar dari Port Mafia? Kau masih menyebalkan seperti biasa."
'Ha? Jadi orang ini salah satu rekan Dazai dulu di Port Mafia? Tapi tunggu dulu. Bukannya agensi sudah mengatakan tidak akan bekerja sama? Bukannya Dazai sendiri yang berkata bahwa dia tidak ingin bekerja sama? Kenapa sekarang ia malah berbicara akrab begitu, bukannya menolaknya?' seribu satu pertanyaan terlintas di benak Kunikida.
Setelahnya Kunikida melihat Chuuya pergi meninggalkan Dazai dan mulai menghajar habis-habisan seluruh pasukan dengan kekuatannya hingga hanya tersisa dua orang yang sepertinya pemilik kekuatan yang menjadi anggota utama Guild yang harus Dazai dan Chuuya hadapi.
Tanpa pikir panjang, lagi-lagi Chuuya mengeluarkan kekuatannya dengan bringas dan membuat salah satu dari mereka pingsan. Kini hanya tersisa pria bersurai blonde dengan kekuatan tumbuhan yang dapat dikeluarkan dari tubuhnya dan juga dapat mengontrol tumbuhan lain.
"SIALAN..." Atensi pria itu sepenuhnya ia berikan kepada Chuuya yang seorang diri telah meruntuhkan pasukannya.
Pria itu mengaktifkan kekuatannya, mengeluarkan semacam akar tumbuhan menjalar yang ia tujukan kepada Chuuya. Namun Chuuya terlambat berbalik dan menyadarinya.
"Nah, cukup sampai di situ. Dilarang menggunakan kekuatan lagi." Dazai menepuk pundak pria itu dengan segera saat akar tanaman itu hampir saja mengenai Chuuya.
"Cih, pengguna kekuatan penetral?!"
"Jika sekali lagi kau berani menyentuhnya barang sedetik, kau akan berhadapan denganku." Sahut Dazai dingin.
"Bukankah Agensi Detektif Bersenjata bermusuhan dengan Port Mafia? Mengapa kau begitu peduli padanya?" Tanya si musuh. Ia tahu tak ada gunanya melawan karna dia sedang terkepung oleh dua pengguna kekuatan yang cukup berbahaya.
"Kenapa memangnya? Kau ada masalah dengan hal itu? Dia pacarku, itu saja." Sahut Dazai santai sementara di seberang sana Chuuya sedang memerah sepenuhnya.
'Ha?'
"T-tidak kok! B-bukan begitu! Apa-apaan sih kau ini, Dazai!" Dengan setengah terbata, Chuuya menyahut.
"Cih, baiklah kalau begitu aku tidak akan pulang malam ini. Aku mau pergi saja mencari wanita cantik yang mau di ajak bunuh diri pasangan." Dazai entah kenapa sepertinya terlihat serius dengan perkataannya dan berjalan menjauh meninggalkan Chuuya serta satu-satunya musuh yang masih sadar ke arah gedung tempat penyekapan Q.
"Maa.. Osamu! Sudah kubilang, kan, berhenti mencampuraduk urusan pekerjaan dan pribadi! Kenapa jadi kau yang merajuk coba?!" Cicit Chuuya dengan malu-malu, tanpa sadar. Sepertinya ia lupa bahwa di sana mereka tidak hanya berdua saja. Namun, Dazai yang merajuk memang menjadi prioritas nya.
Dazai yang ternyata mendengarkannya itu langsung berhenti. Seketika ia merasa darahnya memanas. Segera ia membalikkan badan dan menemukan sesuatu yang menakjubkan.
'YAAMPUN CHUUYA IMUT SEKALI.' Batinnya berteriak.
Musuhnya malah ikutan blushing. Adegan di hadapannya itu benar-benar terasa sepeti drama picisan. Ia bahkan tak sanggup untuk sekedar berkomentar atau memanfaatkan kesempatan untuk mengalahkan keduanya yang sedang kasmaran. Apa yang terpampang di hadapannya sudah cukup untuk membuat ia malu pada dirinya sendiri. Kunikida pun demikian. Terjawab sudah apa yang menggentayanginya selama ini.
'Jadi pria ini pacar si Dazai?'
"Kemarilah.." Ajak Dazai dengan lembut sembari merentangkan kedua lengannya. Chuuya tak sanggup menahan kesal. Pria itu berlari dan langsung menubruk Dazai hingga keduanya terjatuh berpelukan.
"Maa, maa. Chuuya memang mudah sekali cemburu ya? Maafkan aku, hehehe." Ucap Dazai dengan tulus, tangannya yang tak di perban mengusap kasar helaian jingga milik Chuuya.
"Cih. Sudahlah, ayo kita masuk ke dalam. Kita harus menyelamatkan Q terlebih dahulu." Chuuya bangkit dan menarik lengan Dazai agar lebih mudah untuk berdiri. Ia tidak ingin sisi sensitifnya disinggung Dazai lebih lanjut.
"Ha'i, ha'i." Si tukang bunuh diri itu hanya mengiyakan saja sembari tersenyum.
"Oh dan jangan lupa Dazai, hari ini aku tidak akan memasak untukmu."
"EEEHHHH?! SEKARANG CHUUYA YANG MERAJUK?!" Dazai panik setelah ditinggal Chuuya masuk duluan.
'Dunia ini benar-benar serasa milik mereka berdua saja.' Batin seluruh manusia yang berada di sana, termasuk para pasukan yang mulai siuman.
-oOo-
MINNA-SAN!
PERKENALKAN, SAYA AUTHOR YANG BIASANYA MENDEKAM DI DUNIA FF NARUTO DENGAN GENRE BIASA.
KALI INI SAYA MENCOBA UNTUK MELEBARKAN SAYAP SAYA DI DUNIA SHO-AI SETELAH SAYA BERHASIL MENCIPTAKAN PIKIRAN BAHWA SEMUA JENIS CINTA ITU INDAH.
BISA DIBILANG FF TERBARU SAYA INI MASIH DALAM TAHAP UJI COBA, KALAU RESPONNYA POSITIF SAYA AKAN BERUSAHA UNTUK MELANJUTKANNYA, HEHE!
ADA YANG INGIN MENGUSULKAN PEN-NAME AUTHOR? KARENA TELAH MEMPERLUAS CAKRAWALA, AUTHOR INGIN MEMPERBAHARUI IDENTITAS, HEHEHE.
DITUNGGU KRITIK DAN SARANNYA YA, MINNA-SAN!
