Shingeki No Kyojin © Isayama Hajime
WARNING: Shounen-ai, BL, Typo(s), OOC, Gajelas.
Story by sanasbreath
"Rivaille heichou."
Rivaille melirik sedikit ke bocah—Eren—yang sekarang tengah duduk disampingnya sambil melahap sebuah roti dengan rakusnya. Sedangkan Rivaille sendiri lebih memilih menikmati secangkir teh hangat di pagi yang cukup dingin ini.
"Aku mau menanyakan sesuatu." Mata zamrud Eren menatap penuh kemata Rivaille.
"Apa?" Rivaille meraih cangkir tehnya dan meminumnya dengan pelan.
"Usia heichou berapa?"
"Uhuk!"
Rivaille tersedak.
"Heichou!"
Eren menjerit panik.
"Heichou tidak apa-apa?!"
Rivaille mengambil sapu tangan yang ada di saku bajunya lalu mengelap bibirnya. Setelahnya ia menatap Eren.
"Apa ada kesenangan tersendiri untukmu kalau mengetahui usia ku berapa?"
Eren memajukan sedikit bibir bawahnya membuat Rivaille setengah mati menahan rasa gemasnya dibalik wajah miskin ekspresinya itu.
"Aku hanya ingin tau. Beritahu aku, Heichou!"
Tch, dasar bocah.
"Tidak mau." Tolak Rivaille mentah-mentah.
Eren memasang wajah memelas. Rivaille melirik.
"Tidak."
"… heichou, apa heichou mau menungguku?" pertanyaan Eren membuat wajah Rivaille semakin tak berekspresi.
"Apa maksudmu?"
Eren menghabiskan rotinya sebentar lalu meminum teh Rivaille beberapa tegukan hingga habis tak bersisa.
"Ahh—" Eren mengelap bibirnya menggunakan punggung tangannya kemudian mengambil posisi duduk yang lebih nyaman.
Bocah jorok.
"—heichou, beberapa hari yang lalu aku bermimpi kalau kita menikah." Mata Eren berbinar saat mengatakannya.
"..."
"Aku jadi berpikiran ingin mewujudkannya menjadi nyata. Tidak hanya didalam mimpi saja" Eren melirik kearah lain dengan sedikit semburat merah di kedua pipinya.
"..."
Sekali, Eren melirik ke Rivaille.
"Ya! Rivaille heichou, berikan respon mu. Jangan diam saja." Kesal Eren.
"Kau mau aku bagaimana?"
Ingin rasanya Eren membanting wajah datar tersebut ke meja berkali-kali hingga rusak. Untung saja Eren masih mengingat Rivaille adalah seorang Lance Corporal yang sudah menyelamatkan nyawanya. Sekaligus sekarang menjabat sebagai kekasihnya. Ya, kekasihnya. Kekasih Eren.
Eren menghela nafas. Meletakkan kepalanya ke atas meja dengan tangan sebagai bantalannya. Eren menghadapkan kepalanya ke Rivaille.
"Aku mau… menikahi heichou—" Sekali lagi Eren melirik kearah lain dengan wajah merona.
"—tapi karna aku masih dibawah umur, jadi heichou harus menunggu ku ya?!"
"..."
Eren cemberut melihat Rivaille tak memberikan respon lagi.
"Heic—"
"Bodoh."
Eren menegakkan tubuhnya—menggertakkan giginya—tak terima Rivaille mengatainya bodoh.
"Aku yang akan menikahimu, bocah." Rivaille duduk menghadap Eren. Mata mereka bertemu.
"...?"
"Kau pikir aku mau dinikahi oleh bocah kekanakkan sepertimu?"
Eren melihat kebawah. Tepatnya melihat ke kaki Rivaille.
"Aku yang akan menikahimu—" Ulang Rivaille.
"—karna itu tumbuhlah dengan cepat."
Tangan Rivaille menepuk pelan kepala Eren membuat Eren menatapnya.
"Heichou…"
Bruk!
"Bocah sialan, apa yang kau lakukan?!" Rivaille mengerang kesakitan ketika punggungnya mencium lantai dengan keras. Sementara itu, Eren yang berada diatas Rivaille terus mempererat pelukannya pada heichou-nya itu.
"Heichou, tunggu aku ya!"
Rivaille yang tadinya ingin menarik sampai habis rambut Eren agar ia menyingkir dari tubuhnya, mengurunkan niatnya begitu mendengar permintaan dari bocah kesayangannya ini. Diam-diam Rivaille tersenyum tipis. Sangat tipis.
"Tentu saja, bodoh."
.
.
.
END
Haihai, ini fanfic pertama saya di ffn. Uwaa ga nyangka juga saya berani ngepost ff gajelas ini disini :'v. Gomen kalau ada salah salah kata. Gomen juga kalau ff ini gajelas :'v tapi saya berterima kasih sama yang udah mau baca sampe habis. Saya juga menunggu review dari readers semua, arigato :D
