TIMELESS
Author : Cho Chikka
Cast : -WonKyu/HanKyu/SiBum.
-Kyuhyun
-Siwon
-Hankyung
-Kibum
-Leeteuk
Other cast menyusul :D
Genre :Romance | Crime | Angst
Rated : T (rate bisa berubah sesuai hati sang author, kekeke~)
Disclaimer : Semua cast milik Tuhan Dan diri mereka sendiri! Saya hanya meminjam nama mereka. Dilarang copast. Kasian saya nanti, baru pertama bikin malah di copast. Ini murni dari pemikiran saya :D this fanfic is MINE :D
Warning : Gender Switch, gaje, banyak Typo
Summary : Dimana aku? Apakah aku sudah mati? Tuhan, apakah aku sudah mati? Tempat apa ini Tuhan? Mengapa semuanya hitam? Akankah ini nerakamu? Kalau ini kematian, kenapa aku masih merasakan sakit yang mendalam didadaku?
DON'T LIKE, DON'T READ
PROLOG
Ckiiit…
Sebuah ambulan dengan kecepatan tinggi berhenti didepan rumah sakit yang terkenal di seoul. Seoarang petugas berlari menyambut kotak yang berisi jantung tersebut dan membawanya ke ruang operasi. Ya, dia harus berlari agar jantung yang yang ia bawa tidak mati dan terus berdetak.
"shit! Mengapa ruangannya jauh sekali." Umpat sang petugas dalam larinya.
Ia terus berlari melawati lorong demi lorong.
BRAAKKK
Dia langsung menerjang pintu. Dan menghembuskan nafas lega karena telat sedetiki saja, jantung yang ia bawa akan berhenti berdetak. Lalu ia bergabung dengan para petugas yang melakukan operasi.
Sang dokter mulai mengiriskan pisaunya pada dada pasien, sedikit demi sedikit pisau itu menembus daging sang pasien, para suster membersihkan cairah kental berwarna merah tua yang terus mengalir pada dada pasien dengan kapas yang telah disiapkan. Sampailah tujuan sang dokter yaitu jantung. Dengan perlahan dokter mengeluarkan jantung itu lalu menggantinya dengan jantung sehat yang dibawa oleh petugas tadi.
Piiiipppp~
Tiba-tiba, layar elektrokardiograf -alat pendeteksi jantung- tidak lagi bergelombang seperti pada umumnya, tapi membentuk garis lurus. Ya, jantung itu telah berhenti berdetak. Sontak membuat para dokter dan suster kelabakan dan mengeluarkan keringat dingin.
Dokter pov
"oh shit! Bagaimana ini? Jantungnya berhenti berdetak. Kumohon Tuhan, kumohon. Berdetaklah. Berdetaklah. Kumohon~
"dokter, jantungnya berhenti berdetak bagaimana ini?" Tanya suster disampingku. "kita akan tetap melanjutkan operasi ini" tegasku.
Perlahan ku sambungkan organ lunak itu, tak lupa dalam hati aku terus berdoa. Kumohon Tuhan, buatlah jantung ini berdetak.
Entah apa yang merasukiku, aku ingin memperjuangkan jantung orang ini meskipun aku tau jantungnya telah berhenti berdetak. Beberapa suster sudah memperingatkanku untuk berhenti, tapi aku yakin. Aku yakin jantung ini bisa berdetak lagi. Aku sangat yakin.
Dokter pov end
Sang dokter terus melanjutkan operasinya tak menghiraukan jantung yang telah berhenti itu. Keringat terus mengucur di dahinya. Nafasnya pun memburu.
Pip.. pip.. pip..
Semuanya langsung melihat ke elektrokardiograf -alat pendeteksi jantung-. Ya, sebuah keajaiban karena jantung yang telah berhenti itu berdetak lagi. Sang dokter memandang elektrokardiograf dengan sangat bahagia. Ya, terjawab sudah doanya sedari tadi.
Suster yang disampingnya menghapus titik titik keringat di dahi dokter itu. Lalu sang dokter melanjutkan operasinya.
Sudah berjam-jam dokter melakukan aktivitas operasinya. Tapi belum juga selesai, ya inilah yang namanya permainan nyawa.
Setelah beberapa jam berlalu lampu didepan ruang operasi padam menandakan operasi telah berakhir. Diluar, tak ada satupun keluarga dari pasien yang menunggu. Kalau bukan karna lampu itu, mungkin tidak akan ada yang tau kalau diruangan itu, nyawa orang sedang diadu.
Setelah operasi selesai, para perawat memindahkan pasien ke ruang ICU.
Siwon pov
Dimana aku? Apakah aku sudah mati? Tuhan, apakah aku sudah mati? Tempat apa ini Tuhan? Mengapa semuanya hitam? Akankah ini nerakamu? Kalau ini kematian, kenapa aku masih merasakan sakit yang mendalam didadaku?
Entah apa yang kurasakan, semuanya gelap. Aku mencoba mengingat kejadian yang menimpaku, yang ada di ingatanku hanya wajah kepala polisi yang tidak sengaja ku tembak kemarin. Ya, pria china itu yang berani melawanku hanya dengan tangan kosong untuk menyelamatkan gadis yang ku sandera, apa gadis itu kekasihnya? Ah, aku tak peduli. Argh, apa ini? Kenapa aku merasa bersalah dan memikirkannya? Argh! Aku merasakan sakit yang teramat sangat didadaku.
Dengan cepat kubuka mataku, dan aku langsung terduduk. Shit! Dadaku sakit sekali!
Aku mendengar pintu terbuka, dan aku melayangkan pandanganku.
Siwon pov end
"Siwon-shii…"
~T.B.C~
Mian kalo terlalu pendek,
Ini adalah FF pertama saya :D
Mohon reviewnya cingu, karna saya baru disini :D
