My very first fiction. Jadi sangatlah abal dan OOC. Awalnya saya merasa fic ini tidak layak untuk di FFn, tpi stelah dipikir-pikir lagi, mungkin ada baiknya juga kalau fic ini dibaca publik.

Well, enjoy! ^^


Annasthacy Chashyme (c) 2010

PH (c) Mochizuki Jun

A Pandora Hearts FanFiction

Adventure/Humor, K+

WE LOVE INDONESIA!

Prolog



Pada suatu hari yang cukup gelap, ditambah hujan pula, Oz dkk berkumpul di mansion Rainsworth. Mereka semua terlihat lesu karena sudah beberapa hari ini hujan turun terus-menerus, sehingga mereka tidak bisa pergi ke mana-mana.

Oz bermain kartu dengan Alice, Gil dan Ada. Break dan Sharon asyik minum teh di dekat jendela. Vincent seperti biasa, merobek-robek boneka kelinci sementara Echo duduk diam di sebelahnya, memperhatikan. Liam sibuk dengan tumpukan kertas-kertas, sementara Eliot dan Reo memainkan piano.

"Guys, kalian ngerasa gak sih, kalo belakangan ini kita kurang gerak?" ujar Oz memecah keheningan.

"Mau gerak gimana, keluar rumah aja gak banget..." keluh Sharon.

"Iya betul, coba aja kita bisa berteleportasi ke mana... gitu yang cerah, yang jauh dari sini, jadi kan kita bisa sekalian berpetualang," sahut Alice.

"Huh, dasar kelinci bodoh, mana mungkin kita bisa berteleportasi. Kau terlalu banyak mengkhayal," ejek Gil. Alice jadi sebel, lalu mulai mengejar Gil yang langsung kabur dengan kecepatan super dengan membawa-bawa kucing milik Ada.

"Eh, tapi ada benernya juga kata-kata Alice tadi. Seandainya kita bisa, aku ingin pergi ke suatu negeeri antah-berantah yang cerah dan menarik untuk berpetualang," bela Oz. Alice berhenti mengejar Gil, lalu duduk di sebelah Oz. Yah, manservant-nya ini emang tokcer dech! Batin Alice sambil senyum-senyum sendiri.

"Iya sih... Tapi kita lihat kenyataan deh. Cuma dalam mimpi kita bisa berpindah tempat gitu aja," ujar Sharon.

"Bagaimana kalau sebenarnya mungkin?" celetuk Break. Semua langsung diam. Hening. Hanya suara rintik hujan yang terdengar. Tik.. tik.. tik... Bunyi hujan di atas genting... Airnya turun tidak ter- (*slap* malah nyanyi lo! Yang beneran dong!)

Yah, yang pasti, semuanya shock kuadrat mendengar hal itu. Secara ya, Break gitu looohh... Seiseng-isengnya dia, tapi mungkin dia itu yang paling tahu banyak di antara mereka. Dan Break itu bukan tipe orang yang suka bercanda dalam hal beginian. Liam tau pasti hal itu.

"Xerxes Break! Kau ini, memang suka bercanda, tapi kukira kaulah yang paling waras untuk menyadari bahwa hal itu tidak mungkin!" seru Liam di depan muka Break, pake mengguncang-guncang bahunya segala.

Break manyun dengan gayanya yang khas. "Uuu~ Kalau aku bilang mungkin ya mungkin!"

Ada yang sejak tadi diam saja angkat bicara. "Anu, mungkin, apa yang dikatakan Tuan Break ada benarnya," ujarnya malu-malu.

"Ada?" seru Oz, Gil dan Vincent bersamaan.

"Kamu serius, Ada?" tanya Oz ak percaya.

"Ada, tolong jangan bercanda!" ganti Gil yang berbicara.

"Ada, aku tahu kamu maniak occult, tapi jangan keterlaluan gitu dong! Lagian kayaknya occult pun gak memungkinkan hal kayak gitu kan?" kata-kata Vincent langsung bikin semua terpana. Ada? Ada yang manis, yang baik, yang pintar itu? Oz dan Gil semaput bareng. Eliot yang sedari tadi hanya menonton, geleng-geleng kepala. Echo makin terlihat kosong. Alice, dia malah keliatan senang tuh. Eh, salah, itu karena ada daging panggang yang baru aja dianter masuk. Ada sendiri, keliatan malu-malu menerima segala macem reaksi yang diberikan teman-temannya.

"Em, yah, putting that aside, yang pasti emang ada kok yang bisa membuat mimpi itu jadi kenyataan," kata Ada, masih malu-malu, tapi nadanya terdengar tegas.

"Siapa?" tanya Eliot datar.

"Kalian lupa? Ada kan, seseorang yang bisa mengendalikan ruang dan waktu? Yang selama ini kalian takuti tapi juga kalian cari?" Ada malah balik bertanya. Tapi semuanya kini jelas, semua langsung ngeh, nyambung sama arah pembicaraan Break dan Ada.

Sesaat mereka liat-liatan, lalu melirik Ada, ganti melirik Break, lalu akhirnya tatapan mata mereka semua tertuju pada Alice, yang notabene masih asyik melahap daging. Mereka semua, tanpa terkecuali, menarik napas bareng. Dan...

"ALYSS?" seru Oz dkk bersamaan.

Lalu sebuah sinar yang menyilaukan mata tiba-tiba muncul di samping Alice. Terpaksalah mereka semua menutupi mata. Saat sinar tersebut meredup, dan mereka mulai bisa membuka mata, sekali lagi (ya ampun, aku kasian nih sebetulnya sama mereka, dalam tempo kurang dari sejam udah serangan jantung berkali-kali) kaget luar biasa melihat sosok yang berdiri berdampingan dengan Alice. Yaitu, tak lain dan tak bukan... Alyss sendiri!

"Hai..! Kalian tadi manggil aku ya..? Ya ampun, aku tuh terharu banget, ada yang manggil aku dengan sepenuh hati kayak gitu.. Udah lama... Nggak, nggak.. Malah gak pernah sekali pun aku dipanggil oleh manusia! Uuuh, aku jadi pengen nangis, tau gak? Dan untuk membalas kebaikan hati kalian, aku langsung ke sini dech... Astaga, ternyata banyak banget ya yang manggil aku tadi? Makin terharu nih... Malah ada Alice juga! Ya ampun... Mimpi apa aku semalam? Eh, sebetulnya aku gak pernah tidur sih, tapi ya udah lah.. Kalian ngerti kan maksudku? So... ada apa nih?" cerocos Alyss gak keruan, dengan kecepatan pesawat jet, dengan gaya alay kayak bencis, gak ada kurangnya deh!

Break yang paling pertama sadar, menjawab ringan, "Jadi ya bo, eke sama temen-temen eke di sini tuh lagi bosen.. Kagak ade yang dikerjain! Kite-kite jadi pengen jalan2 ke mana gityu... Situ bisa anterin eke kagak bo? Capcus yah!"

[A/N: author dipukul, dicincang, dibakar, direbus, digoreng, dijemur, disiksa sama Break ( sich author sendiri juga fans berat Break.. Tapi demi cerita, anything goes!)]

"Eh, kamu kan yang dulu pernah ke tempatku itu... Iya, yang ngasih matanya buat Chesire itu! Aduuh, kangen dehh... Makasih banyak ya buat itu! Oh, dan sebagai bentuk terima kasihku, aku kirim kalian ke suatu dimensi yang menyenangkan deh! Aku juga sebetulnya ingin ikut, tapi gak bisa... Oke, oke... Ckup bicaranya.. Let's go!"

Jadilah 11 orang dengan bermacam-macam karakter tersebut benar-benar dikirim ke suatu negeri antah-berantah, oleh sang Will of Abyss alias Alyss. Bersamaan dengan sinar yang menyilaukan sekali lagi, mereka berpindah dimensi.


Di mana sih dimensi yang katanya menyenangkan itu? Apa yang akan terjadi pada kesebelasan sepak bola Pandora Hearts? *ditendang sampai ke bulan* Oke, oke... Kita tunggu kelanjutannya! ^^

Review, please?

Thanks!