Hooyyyyeee !! Kembali lagi denganku disini dengan fict dan tema yg berbeda. Mungkin untuk chapter ini. Cocok banget kalo bacanya sambil ngedengerin lagu Suteki Dane. Dijamin pasti mewek…
-
-
WARNING !! : No Pair (in this chapter), No incest, OOC, others.
Don't like ? Don't read please…
-
-
Disclaimer : Naruto itu punya Masashi Kishimoto, sedangkan cerita ini punyaku.
-
-
Summary : Naruto punya saudara kembar perempuan ? Naruko ? Disinilah kisah mereka sebagai kakak-adik dimulai ! Enjoy, don't forget to review !! ;D
-
-
'…' (flashback word)
"…" (talk)
'…' (inner)
-
-
Me and My Sister, Chapter 1 : Prolog
-
-
Naruto berlari tidak beraturan menuju rumah sakit. Hujan dan petir diabaikan olehnya. Tidak peduli apa yang akan terjadi padanya kini. Tapi disana… Disana ada seseorang yang menunggunya.
'Aku akan melindunginya. Bagiku dia adalah nyawaku'
Naruto tetap berlari. Beberapa mobil yang melintas hampir saja menabraknya. Caci maki pun dilemparkan padanya. Bagi yang tidak mengerti Naruto saat ini, akan mengira kalau Naruto itu bodoh. Kenyataan dan pendapat itu berbeda. Bagi yang mempunyai mata yang cermat, pasti bisa melihat air mata dari pria pirang itu mengalir deras sama seperti hujan saat ini.
-
BRUUAAKK !!
Naruto mendobrak keras pintu rumah sakit. Beberapa pasien dan suster terkejut dengan apa yang mereka lihat. Seorang pemuda basah kuyup dengan seenaknya masuk kerumah sakit secara tidak sopan.
Naruto mengabaikan mereka semua dan kembali berlari. Setelah lewat satu lorong Naruto berbelok ke kanan untuk menaiki tangga. Naruto kembali berlari lurus. Pemuda pirang itu kembali menabrak semua orang yang berada di hadapannya. Tak ada kata 'maaf' yang terlontar dari bibirnya.
Dan untuk yang kesekian kalinya Naruto kembali mendobrak kamar pasien dengan luar biasa kasarnya.
"Naruto-kun !!" seru seorang ibu berambut merah yang terkejut atas kehadiran anak laki-lakinya yang tiba-tiba.
Naruto memandang ayah dan ibunya secara bergantian dengan tatapan sedih. Pada akhirnya matanya tertuju pada satu objek yang tengah terbaring tidak berdaya di atas tempat tidur. Selang-selang infus menghiasi diri gadis itu. Alat bantu pernapasan juga terpasang di wajahnya. Wajah polos yang sangat mirip dengan dirinya itu kini tidak berdaya,bergerak saja untuk meyapanya pun tidak.
"Okaasan, apa yang terjadi dengan Naruko-chan ?"
Kushina terperanjat. Ini pertama kalinya dia mendengar Naruto memanggil Naruko dengan embel-embel 'chan'. Kushina menunduk tidak sanggup memberitahu anaknya tercinta tentang keadaan sang adik saat ini. Merasa tidak ada respon, Naruto mengarahkan matanya kepada sang ayah.
"Otoosan ?"
Minato medekati anak laki-lakinya itu.
"Adikmu… sakit…"
"Iya ! Dia sakit apa ?!"
"Ayah tidak bisa memberitahumu."
Minato beranjak dari ruangan kecil yang sedang diselimuti kesedihan tersebut. Kushina berlari kecil menghampiri Naruto dan memeluknya.
"Kau kakak yang baik." Kushina melepaskan pelukkannya dan mengikuti Minato.
Naruto menatap adiknya lembut. Dia ingat sekali saat mereka baru berusia 6 tahun, Naruko mendorongnya jari ayunan hingga terjatuh. Waktu itu Naruto memang marah, tapi dia tidak membalasnya, melainkan meninggalkan Naruko sendirian di taman bermain.
"Imouto ?"
Naruto mengenggam tangan kiri adiknya. Berharap sang adik akan membalas panggilannya seperti biasa.
'Imouto ! Kau pulang saja duluan !!'
'Aku mau pulang sama Nii-chan !!'
Naruto menggeram. Air matanya tak henti-hentinya mengalir.
'Nani ? Nii-chan bisa menangis hanya karena ditolak Sakura-chan…? Payah'
Naruto mengingat kata-kata ibunya barusan. Ibunya berkata kalau dia adalah kakak yang baik. Bagi Naruto, dirinya ini adalah kakak yang jahat dan tidak berguna.
"Bangunlah…"
Naruto terus berharap agar adiknya itu membuka matanya. Menatapnya dengan ceria ataupun mengejeknya. Bagi Naruto itu bukanlah suatu ketidaksopanan, tapi sebuah perhatian. Walaupun perbedaan waktu mereka hanya 2 menit saja, Naruto tetap menganggapnya sebagai kakak. Kakak perempuan yang harus dilindungi.
Naruto menyeka air matanya. Mengelus rambut pirang adiknya itu secara lembut.
'Rambutmu berantakkan, kemari ku rapihkan !'
'Ini sih tambah berantakkan, Imouto !!'
Naruto duduk disamping adiknya. Sesekali Naruto mengajak adiknya bicara tapi percuma saja karena tidak ada jawaban.
"Kalau kau melihatku seperti ini, kau pasti mengejekku habis-habisan."
-
-
Sinar rembulan kembali menerangi bumi yang gelap ini. Menggantikan sang surya yang selama 12 jam bertugas. Seorang pemuda pirang terpaksa bangun dari tidurnya yang lelap karena panggilan sang ibu.
"Naruto."
"Ng…"
"Ada apa, Bu ?"
"Ayah dan Ibu akan kembali ke rumah sebentar, kau disini ya ! Apa ada sesuatu yang ingin ibu bawakan untukmu ?"
"Tidak…"
"Baiklah. Ayah dan Ibu pulang."
Pasangan suami-istri itu kembali meninggalkan Naruto sendiri. Tidak ! tidak sendirian.
Naruto tentu saja tidak akan sanggup meninggalkan adiknya dalam keadaan seperti sekarang, tapi panggilan alam tersebut menginginkan Naruto untuk segera ke kamar mandi. Mau tidak mau dia keluar dari sana. Dan tanpa ia sadari sang adik mulai menampakkan gejala-gejala bahwa dia akan segera sadar.
-
"Dinginnya.."
Naruto menutup pintu ruangan dan kembali berjalan menuju lokasi adiknya, akan tetapi langkahnya terhenti dan mulutnya menganga karena dia menemukan sosok yang (seharusnya) berbaring ditempat tidur kini sedang duduk disana.
Naruto segera berlari dan memeluk erat sang adik sambil menangis.
"Apa Nii-chan ditolak Sakura-chan lagi ?"
Naruto menatap adiknya dengan khawatir. Kemudian kembali memeluknya.
"Baka ! Sakura itu sudah punya pacar !"
Naruko membalas pelukkan sang kakak. Berbeda dengan Naruto yang menangis, Naruko tidak menangis seperti Naruto. Tapi hatinyalah yang menangis.
-
-
OWARI ?
-
-
Hah ?! Uapppa ??!! Owari ?????? hehehehehe enggak kok XD. *ditimpuk*
Ini prolog yang ancur. Eh aku mou tanya, banyak sih fict-fict yg ngebuat Naruto itu punya saudara kembar Naruko. Naruko itu (menurut kalian) dikategorikan sbg OC atau bukan ???
-
Yap ! Tunggu chapter selanjutnya ya !!
Sankyuuuuuuuuuuu !!
