VAMPIRES
Katekyo Hitman Reborn!
Language: Indonesia
Genre: Action, Humour, Frienship, Family, Hurts, Confront, Tragedy, Romance
Rating: T
karakter milik Akira Amano
PART1
Tampak seseorang memakai pakaian yang telah kumuh duduk membelakangi tembok. Dieratkan jaket yang lusuh untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan. Jalanan telah sepi dan hanya sedikit orang yang berlalu lalang di sore itu. Dia menggosokkan kedua tangannya mencari kehangatan. Dari hembusan nafasnya yang terlihat seperti asap putih, dapat dipastikan udara saat itu sangatlah. Ya, udara sore itu memang sangatlah dingin...
"KRUYUUK.." perutnya tiba-tiba berbunyi. Dia pun memegang perutnya.
"Uh..perutku lapar..tapi aku tidak punya makanan..." Sudah seharian ini dia belum makan. Dia sendirian, tidak ada seorangpun saudara di kota yang luas itu. Untuk menyambung hidup, dia bekerja apa saja. Mulai menyemir sepatu hingga menjadi kuli. Namun sayang, hari ini dia tidak mendapat pekerjaan sehingga tidak mendapat uang untuk membeli makanan.
"HUACHIII!!" Ternyata jaket kumuhnya itu tidak dapat menghalangi udara dingin menyentuh kulitnya.
Ketika dia menundukkan kepalanya, tiba-tiba dia merasa ada seseorang yang berdiri di depannya. Dia mendongakkan kepalanya dan melihat seseorang terdiam. Warna rambutnya biru diterpa cahaya lampu jalan yang telah menyala.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Apa kamu lapar??"
Orang itu mengulurkan tangannya."Maukah kamu ikut denganku?"
Agak ragu-ragu dia menjawab uluran tangan itu. Dia berpikir,"Siapa orang itu?kenapa tiba-tiba mengajakku?apakah dia orang yang baik?"
Namun akhirnya dia menerima uluran tangan itu dan berdiri.
~oOo~
..tang..suara piring beradu dengan garpu. "Sluurp..Hap, hap.."
Dia makan dengan lahap. Sepasang mata memperhatikan tingkah lakunya. Saat menyadari orang di depannya memandanginya, dia berhenti makan.
"Apakah spagettinya enak?" Orang yang sedari tadi memandang dirinya tesenyum. Agak malu saat tahu dirinya makan tanpa sopan santun. Akhirnya di makanlah suapan terakhirnya.
Dengan gugup dia menjawab."I, iya..makanannya enak sekali..ma, maaf..sampai lupa untuk memperkenalkan diri. Namaku.. Tsu.. Tsunayoshi Sawada.."
Dia lalu meletakkan garpu yang dibawanya. Kini, semua makanan telah berpindah tempat diperutnya.
"Ah..baguslah kalau begitu.." Orang itu hanya tersenyum lagi.
"Err..ka, kalau boleh tahu, siapa nama anda?" Terjadi jeda sesaat sebelum akhirnya pertanyaannya terjawab.
"Namaku adalah Rokudo Mukuro."
"Rokudo Mukuro?dilihat dari wajahnya, sepertinya dia orang yang baik..tapi untuk sesaat ketika menyentuh tangannya, aku seperti merasakan hal yang menakutkan..terlebih..tangannya yang terlalu dingin.."
"...Ma, maaf..dimana kamar mandinya?" Tsuna berdiri dengan wajah yang memerah.
"..Apa perlu aku antar?"
"Ti..tidak perlu..tunjukkan saja arahnya" Tsuna salah tingkah.
"Baiklah, keluar dari ruangan ini beloklah ke kiri, lurus dan setelah itu pintu ketiga sebelah kanan, lalu..." Tsuna agak bingung juga. Namun dia segera berterimakasih dan pergi keluar.
"Kufufu~Sawada Tsunayoshi..dia benar-benar anak yang menarik..."
"Hm..pintu ketiga, mungkinkah yg ini?" Ketika Tsuna membuka pintu itu, ternyata itu adalah pintu Tempat menaruh alat kebersihan.
Ketika Tsuna membuka pintu kedua, itu juga bukanlah toilet. Ketika tersadar, dia tidak lagi mengetahui dimana dirinya. Lorong yang panjang, pintu yang banyak..
"Apa aku tersesat?apakah aku benar-benar tersesat?rumah ini sungguh luas sekali.." Wajah Tsuna menjadi pucat.
"KLONTANG!"
"Hieeee...!!!!!!!!!!!!!!" Dia terkejut sekali. Tsuna merasa ada sesuatu dibalik pintu itu. Tsuna pun mendekat.
"Pintu ini..tidak tertutup?"
"Halo~a, apa ada orang didalam?" Dibukanya pintu itu pelan-pelan.
"Mungkin itu hanya perasaanku saja.." Dia merasa agak lega saat tahu bahwa itu hanyalah perasaannya.
Ketika Tsuna berbalik..
"BUK" Dia menabrak seseorang dan terjatuh.
"Ma..maafkan saya.." Tsuna lalu memandang orang yang ditabraknya. Orang itu memandangnya dengan tatapan yang tajam.
Orang itu berambut hitam dan memakai jaket hitam. Tatapan matanya membuat Tsuna menggigil ketakukan sampai tidak dapat berdiri.
"Siapa kau..kenapa sampai ada di rumah tua ini.." Orang itu mengintrogasi Tsuna dengan dingin.
"Apa kau seorang vampire juga.." Mendengar kata "Vampire", jantung Tsuna seakan berhenti berdetak.
"Jika benar kau vampire, I'll bite you to death.." Dia mengeluarkan dua buah tonfa dari dalam jaketnya.
"Gyaa..apa salahku, kenapa terjadi kejadian seperti ini!!" Ketika Orang itu akan memukul Tsuna dengan tonfanya..
"PLETAAK!" Ada sesuatu yang menyerang kepala orang itu. Tsuna melihat benda kuning terbang dengan kecepatan tinggi dan menubruk kepala orang yang bersiap bertarung itu.
Orang itu bukannya marah, tapi tidak jadi menyerang saat tau apa yang menabrak kepalanya.
"Eh..bukan vampire.." Dia terlihat seperti sedang berbicara dengan benda terbang yang berwarna kuning itu.
Dimasukkannya lagi senjata yang dipegangnya. Tsuna masih duduk terdiam tanpa bergerak. Benda kuning itu lalu berhenti terbang dan hinggap diatas rambut berwarna hitam itu.
"Bu..burung?" Orang itu mendekati Tsuna lalu menarik bajunya.
"E..eh??" Kaget dan takut tercampur jadi satu.
"Tidak ada bekas gigitan.." Dipandanginya leher Tsuna. Setelah selesai, dia melepaskan cengkeramannya hingga Tsuna terjatuh lagi.
"A,adaw.."
"Lebih baik kau tidak berada di rumah ini, apa kau tidak tau kalau rumah tua ini adalah tempat tinggal vampire? Aku telah mencarinya selama seminggu ini. Tapi tidak dapat menemukannya..apa kau juga melihat seorang gadis berambut ungu yang memakai penutup mata?ada seseorang yang pernah melihat dia pernah berada disini."
"Eh..siapa dia?aku belum pernah melihatnya. Apakah dia juga ada di tempat ini?" Tsuna merasa heran bahwa di rumah besar ini ada seorang gadis.
"La..lalu apakah vampire itu benar-benar ada disini?" Agak bergidik juga mendengar kalau ada vampire yang berkeliaran. Apalagi dia tidak menyangka kalau vampire benar-benar ada. Kalau bukan karena tuan berjaket hitam itu akan "bite to death him" mungkin Tsuna tidak akan percaya.
"Lalu, apa kamu tau seperti apa vampire itu?" Sejenak orang itu berfikir.
"Aku hanya mendengar belakangan ini terdengar desas-desus orang hilang di daerah sini..pasti vampire.."
"PUK,PUK" Burung berwarna kuning itu meloncat-loncat diatas kepala orang berambut hitam itu.
"Oh ya...namaku Hibari, Kyoya Hibari.." Dia lalu jongkok.
"Lalu ini Hibird.." Burung itu kembali terbang lalu hinggap di kepala Tsuna.
"Eeh.."
"Tidak biasa Hibird seperti itu.." Hibari memandangi Tsuna.
"Lalu kenapa kau mencari vampire..di rumah ini..tidak ada vampire." Tsuna merasa lucu ada burung yang bermain di kepalanya.
"Tidak mungkin aku salah, di kastil ini sering digunakan untuk pertemuan para vampire..lalu bagaimana kamu ada disini?"
"Eh, aku hanya diundang oleh pemilik rumah ini.."
"Apa?!jadi kamu bersama seorang vampire?" Hibari terkejut.
"Bu, bukan..dia orang yang baik.." Tsuna menjawab dengan agak ragu-ragu.
"Lalu, gadis yang kamu katakan tadi?" Tsuna teringat kalau Hibari juga mencari seorang gadis berambut ungu.
Hibari terdiam, dia kemudian duduk dan bersandar ketembok.
"Dia..yang menyelamatkanku.. Aku hanya satu minggu mengenalnya. Dia lalu menghilang. Lalu kucari informasi tentangnya. Ternyata keluarganya diserang oleh vampire tiga tahun lalu..hanya itu yang kudapat."
Tsuna menjadi sedih saat mendengar cerita itu.
"Kuh, kalau kutemukan vampire itu. Akan kubasmi.." Tiba-tiba keluar hawa membunuh disekitar Hibari.
"Er...orang ini agak menakutkan..."
"Kalau begitu..apa kau dapat mengantarku kepada orang yang telah membawamu kemari?" Sejenak Tsuna berpikir. "Jika benar orang itu adalah vampire, lalu kenapa dia menolongku??" Wajah Tsuna menjadi pucat lagi.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki..langkah kaki yang mulai mendekat. Hibari waspada.
"Apa keberadaannya telah diketahui.." Dia berdiri dan mengeluarkan tonfanya. Ketika suara itu telah sampai diujung lorong, nampaklah seorang gadis yang mengenakan gaun berwarna hijau dan menggunakan penutup mata. Ketika gadis itu melihat sosok yang sedang berdiri itu, dia terkejut.
"..!!"
Hibari tak kalah terkejut."Chrome..." Gadis yang selama ini dicarinya..
Saat Chrome melihat sesosok lain yang sedang duduk terdiam.."Tsu..tsuna.." Entah kenapa keluar nama Tsuna dari mulut gadis itu. Sepertinya dia lebih terkejut saat tahu Tsuna ada disini.
Ketika Hibari mendekati Chrome yang terdiam, ketika hanya tinggal sepuluh langkah."BRAAK!"
Tembok kamar disebelah kanan Hibari tiba-tiba hancur. Hibari refleks loncat mundur. Muncullah dua orang dari dalam kamar itu. Seorang memakai kacamata dan satunya memakai jepit aneh dirambutnya yang berantakan."Apa mereka vampire..." Hibari yakin karena tidak maungkin manusia biasa dapat melakukan itu.
"Kami tidak akan membiarkan kau lebih mendekati nona Chrome.."
Ketika ketegangan bertambah, tiba-tiba dari lorong sebelah kanan, muncul Mukuro.
"Mu..mukuro-sama.." Chrome mengalihkan pandangannya kearah Mukuro.
Melihat ulah kedua bawahannya yg telah menghancurkan dinding kediamannya, Mukuro menggelengkan kepalanya.
Dia lalu mengalihkan pandangan kepada Chrome."Chrome, kenapa kamu kemari?bukankah aku sudah menyuruhmu menunggu dengan M.M?..lalu, siapa kamu.." Mukuro melihat ke arah Hibari.
"Ah.. Tsuna-kun..ternyata kamu juga berada disitu." Tsuna yg masih duduk wajahnya telah pucat pasi. Melihat sekelompok orang yang aneh.
Chrome menatap Mukuro dengan tatapan cemas. Melihat anak gadisnya gelisah, Mukuro membelai rambut gadis itu dengan lembut."Apa dia orang yang kamu tolong itu?baiklah, aku tidak akan menyakitinya. Ayo kita pergi. Kalian berdua, bawa Chrome pulang.."
Kedua orang itu berbalik dan membawa Chrome pergi.
"Tung..tunggu!!" Hibari berlari kearah Chrome yg mulai berjalan bersama kedua orang itu.
Mukuro melepas kacamatanya. Mata kanan yang berwarna merah dan yang kiri berwarna biru. Warna itu tidak akan terlihat jika dia menggunakan kaca mata.
Mendadak Hibari merasakan aura yang mendesak. Dia tidak bisa melangkahkan kakinya.
"BRUK" Terdengar suara dari belakang. Hibari menoleh, Tsuna telah terkapar dan pingsang. Hibari juga mulai merasa matanya amat berat dan kehilangan keseimbangan hingga terjatuh. Kedua tonfanya terlempar dari tangannya.
"Apa..ukh..apa yang ka..u..la..kukan.." Hibari pingsan. Mukuro lalu memakai kacamatanya kembali. Mukuro lalu berbalik."Selamat tidur..senang bertemu dengan kalian berdua. Kufufufu~" "PLETAAK!" Mukuro merasa ada yang melempar sesuatu kearahnya. Mukuro berbalik lagi.
"..." Ternyata ada benda kuning yang tengah berusaha menyerang dia. Sepertinya dia terlihat marah.
"Burung??apa milik dia?burung ini...dia tidak terpengaruh ilusiku.." Hibird masih menyerang Mukuro.
Tiba-tiba Hibird tertangkap oleh Mukuro. Walaupun berontak, Hibird tidak bisa melakukan apapun. Didekatkan burung itu..
"Kufufu~sepertinya aku harus memakai ilusi yang lebih kejam kepada burung kuning ini."
*sensor*
Hibird pun shock..
Diletakkannya burung itu didekat Hibari.
"Good nights boys.."
xXx
"Mukuro-sama..apa yang anda lakukan pada mereka berdua tadi.." Chrome dan Mukuro berada di dalam kereta kuda. Mereka berhadap-hadapan. Chrome menundukkan kepalanya, sedang Mukuro membaca buku philosofi. Ditutupnya buku yang dibacanya dan dia memandang lurus kearah Chrome.
"Tak perlu khawatir. Mereka cuma tidur..lalu..kamu telah melihat Tsuna-kun bukan, apa dia benar..anak dari majikan keluargamu?"
Chrome mengangguk pelan."Benar..saya tidak menyangka dia juga selamat dari kejadian itu..sejak kapan Mukuro-sama menemukan Tsuna-san?"
Mukuro tersenyum."Dua hari lalu aku melihat dia sedang dimarahi karena tidak sengaja telah menjatuhkan bawaannya, lalu orang yang memarahinya itu menyebut namanya dengan lengkap. Tidak ada orang lain yang bernama Sawada di daerah ini. Karena itu aku yakin dialah orang yang dikabarkan menghilang dalam pembantaian tiga tahun lalu..tapi sepertinya, dia kehilangan ingatan dan selama dua tahun yang lalu tinggal di panti asuhan."
"Mungkin..itu yang terbaik untuk Tsuna-san.." Chrome meremas jari-jarinya dengan pelan.
"Lalu..tentang satunya.." Mukuro menghentikan perkataannya. Wajah Chrome menjadi agak memerah.
"Sepertinya dia mencari-carimu..aku sudah merasa beberapa hari lalu dia selalu mencari-cari di rumah tempat dulu kita berkumpul yang sudah tidak kupergunakan itu.."
Tiba-tiba kereta itu berhenti. Sepertinya telah sampai ditujuannya. Rumah yang juga besar.....
Continue...
RnR??? :D
