HUSBAND
Remake from Phoebe Maryand's novel "Husband"

Hunhan as Maincast
GS(Genderswitch) for uke, Typo


When you wake up from your sweet dream,
you are finding a stranger guy on your bed
and he said that you are his wife.
What will you do?


Chapter 1 : The Accident

Luhan, gadis dengan inisial L di namanya itu adalah seorang pegawai administrasi di sebuah majalah travelling yang sudah berdiri mungkin hampir seumur Ayahnya. Begitu keluar dari universitas Yonsei, Luhan langsung pindah mengikuti Grandmere-nya ke Prancis yang merupakan tempat kelahiran ayahnya. Tak kurang dari dua tahun yang lalu, Luhan melamar ke DArE. Memiliki seorang teman bernama Baekhyun yang sekarang duduk di meja sebelahnya dan beberapa orang lain yang tidak begitu dekat dengannya di kantor ini. Setahu Luhan, di kantor ini hanya Baekhyun yang menganggapnya ada, berbicara dengannya secara baik-baik dan memandangnya sebagai manusia. Sedangkan karyawan yang lain sangat acuh dan masih tidak perduli meskipun Luhan sudah bekerja di DArE selama dua tahun.

Sekarang beginilah hidupnya setiap hari, duduk di depan komputer dan mengetik, mengetik, mengetik, seolah-olah keyboard adalah dirinya. Luhan sangat mengantuk karena hari ini dirinya hampir seharian berada di kantor tanpa melakukan apa-apa, ia bahkan tidak pergi keluar untuk makan siang. Bukan karena terlalu banyak pekerjaan tapi Luhan sedang diet demi tampil sempurna pada pernikahannya yang akan berlangsung bulan depan. Kris, calon suaminya selalu mengatakan kalau Luhan tampak gemuk dan Luhan tidak akan suka bila terlihat gemuk di hari pernikahannya.

Ponselnya yang berada di sebelah komputer bergetar. Luhan membuka matanya lebar-lebar karena matanya sudah redup sejak tadi. Ia benar-benar merasa lapar dan itu sudah membuatnya mengantuk. Tapi melihat siapa pengirim pesan di ponselnya semua rasa kantuk Luhan lenyap begitu saja dan tidak tersisa sama sekali.

Bb, Pulang Jam berapa?
Bisa bertemu hari ini?
Pulang kerja datang ke café ku ya?
Aku sangat merindukanmu
(Sender: Kris. XXX)

Kris pada akhirnya mengirim pesan juga setelah seharian ini Luhan menanti kabar darinya. Semenjak rencana pernikahan mereka di putuskan, Kris benar-benar berkonsentrasi bekerja seolah-olah ia akan meninggalkan cafenya untuk selamanya. Semua hal itu menyebabkan Luhan mengurusi persiapan pernikahannya seorang diri dan semakin sulit untuk bertemu dengan Kris. Tapi Luhan selalu merasa kalau hal itu bukanlah masalah yang harus di ribut-ributkan. Luhan sudah terlalu banyak menuntut kepada Kris dan dirinya sama sekali tidak akan meminta hal yang lebih lagi. Luhan sudah harus bersyukur karena Kris mengabulkan permintaannya untuk mempercepat pernikahan meskipun hal itu membuatnya repot seorang diri. Tidak, ada Baekhyun yang siap membantunya meskipun Luhan tidak memberi tahu dengan siapa ia menikah nanti pada Baekhyun, Luhan patut bersyukur.

Luhan tidak pernah memperkenalkan Kris kepada siapa-siapa kecuali Grandmere sehingga rencana pernikahan ini juga sama rahasianya seperti keberadaan Kris. Kedua orang tuanya juga belum tau, hanya Grandmere satu-satunya orang yang tau dan Grandmere sangat tidak setuju. Grandmere pada awalnya menyukai Kris, tapi begitu tau kalau Luhan dan Kris akan melangkah kejenjang yang lebih serius, Grandmere menolak keberadaan Kris terang-terangan. Terlebih sejak Luhan mengatakan kalau dirinya akan pindah dan tinggal bersama Kris setelah menikah, kebencian Grandmere kepada Kris semakin menjadi- jadi.


"Luhan, Kau di panggil Monsieur Fabius keruangannya!" Baekhyun berdiri di depan pintu ruang kerja mereka sambil memijat dahinya. Gadis itu mendapat Job yang sangat luar biasa belakangan ini. Seringkali Baekhyun mengeluh kalau dirinya hampir muntah menghadapi kertas-kertas dan komputer.

"Ada apa?"
"Pokoknya segeralah kesana. Kau tau, kan? Besok dia akan pensiun dan ini adalah hari terakhirnya di kantor."

Luhan mengangguk lalu memandang kalender yang berada di sebelah komputernya, 22 Juni. Carl Fabius pernah mengatakan rencana pensiunnya saat rapat terakhir mereka minggu lalu. Sama sekali tidak di duga bahwa rencana itu berlangsung secepat ini, jarang sekali ada orang yang memulai pensiunnya pada pertengahan bulan Juni, seperti yang Carl Fabius lakukan. Luhan berusaha mengembalikan semangatnya dan berjalan menuju ruangan kerja Carl Fabius. Begitu sampai, Luhan hanya perlu mengetuk pintu beberapa kali dan ia melihat bayangan Tuan Fabius yang berjalan mendekati pintu lewat dinding kaca anti pecah yang berwarna keabu-abuan. Siapapun bisa melihat bayangan dari dalam ruangan tapi tidak bisa melihat semuanya selain warna hitam yang bergerak pada dinding Kaca yang menyelubungi ruangan Carl Fabius. Entah siapa yang punya ide untuk membuat ruangan kerja seperti ini, yang pasti ide ini membuat atasan manapun menjadi kehilangan lebih dari lima puluh persen privasinya.

"Silahkan, Nona!" Carl Fabius benar-benar muncul di balik pintu dan mempersilahkan Luhan masuk.

Laki-laki yang sangat baik. Seandainya Carl Fabius tidak punya istri, Luhan akan memaksa laki-laki itu untuk menikah dengan Grandmere-nya. Luhan menahan tawa sambil melangkah menuju sofa yang ada di ruangan itu. Carl Fabius menutup pintu dan memandangi Luhan sambil bertolak pinggang.

"Jadi menikah bulan depan?" Tanyanya. Luhan mengangguk. "Tentu saja."
"Masih merahasiakan siapa calonnya? Bagaimana bila aku tidak bisa datang pada pernikahanmu bulan depan? Aku mau liburan ke Florida bersama keluargaku!"
"Masih belum bisa, Bos. Bahkan kedua orang tuaku sama sekali tidak tau."

Tuan Fabius mengangguk lalu melangkah mendekati mejanya. Ia mengambil sebuah amplop dan sebuah kantong kertas lalu memberikan keduanya kepada Luhan.

"Ini adalah kiriman. Dalam satu jam lagi, kau harus sampaikan ini kepada Tuan Oh yang sedang meeting di Mariott. Dia Bos yang baru, dan sebagai ucapan terimakasihnya amplop itu silahkan di buka!"

Kedua alis Luhan menyatu. Ia memandangi amplop putih itu sejenak lalu membukanya pelan-pelan. Dirinya hampir saja berteriak melihat apa yang ada di dalam sana. Sebuah pernyataan kenaikan gaji untuk bulan depan. Carl Fabius benar-benar mengabulkan permintaannya yang satu ini dalam waktu singkat. Baru dua minggu yang lalu Luhan mengeluh karena kekurangan banyak biaya untuk pernikahannya dan ia berharap Carl Fabius mau meningkatkan nominal gajinya dari gaji staff junior menjadi staff senior. Dan sekarang Luhan mendapatkannya. Ia kembali menoleh kepada Carl Fabius dengan pandangan penuh rasa terimakasih.

Carl Fabius menggeleng-gelengkan kepalanya menandakan kalau dirinya tidak menyukai ekspresi Luhan yang itu. Dia tidak suka jika ada orang yang berterimakasih dengan wajah memelas. "Sekarang pergilah. Waktumu sudah berkurang sepuluh menit. Tuan Oh akan sampai satu Jam lagi dan dia sangat membutuhkan semua file yang berada dalam tas kertas itu. Bergerak…bergerak…"

Luhan dengan cepat berdiri dari duduknya dan mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya ia mengambil semua barang-barangnya dan melangkah pegi menuju hotel yang Carl Fabius sebutkan. Tuan Oh, dia yang akan menerima barang-barang itu dan Luhan harus segera menemuinya dengan batas waktu yang semakin menipis. Setiap kali melihat Jam Luhan merasa semakin di buru waktu yang semakin sedikit sehingga Luhan terpaksa turun dari taksi yang di tumpanginya karena macet. Sebisa mungkin ia memotong jalan kemana-mana sehingga menemukan jalan raya yang tanpa macet. Lampu lalu lintas menyala dan semua orang berusaha menyebrang jalan secepatnya. Beberapa orang menyenggol tas kertas yang dibawanya sehingga benda itu robek dan menumpahkan segala isinya. Sangat banyak kertas yang berserakan sehingga Luhan harus mengejarnya kesegala arah. Jumlah orang di jalanan semakin menipis sehingga Luhan semakin khawatir. Berkali-kali Luhan memandangi jam tangannya dan waktunya hanya tersisa lima belas menit lagi. Ia harus cepat karena Hotel Mariott sudah ada di depan. Tapi selembar kertas melayang dan Luhan masih berusaha mengejarnya, sayangnya erangan mobil-mobil yang siap berjalan membuatnya terpaksa menepi dan meninggalkan selembar kertas lagi di tengah jalan raya.

Tinggal dua belas menit lagi, Luhan bergerak secepat mungkin ketengah jalan saat melihat jalanan sepi. Ia berharap setelah meraih kertas itu, Luhan bisa segera menyebrang tanpa harus menunggui lampu lalu lintas lagi. Sekilas ia seperti melihat seseorang berdiri di depannya, saat Luhan mengerjapkan matanya, apa yang dilihatnya sama sekali tidak ada. Mungkin ia cuma berkhayal dan lebih baik kembali memunguti file-file penting itu. Bunyi hak sepatunya berketuk di jalan aspal dan baru berhenti setelah tangannya berhasil menyentuh kertas yang berterbangan kesana-kemari. Luhan juga harus memeluk barang- barang dari dalam tas kertas yang sobek hanya dengan satu tangan sedangkan tangannya yang lain berusaha keras menggapai kertas yang sedang di kejar-kejarnya dengan susah payah.

"Sial! Tolonglah…" Bisiknya. Luhan mulai khawatir saat melihat jalanan mulai ramai kembali, ia sempat bersyukur karena kertas itu terbang ke pinggir. Tapi tiba-tiba jantung Luhan seakan berhenti saat mendengar bunyi benturan keras yang datang entah dari mana. Luhan berusaha menoleh, tapi ternyata matanya terpejam. Ia sudah tergeletak di jalanan dengan keadaan yang tidak di ketahuinya. Beberapa bagian tubuhnya mulai terasa nyeri, semuanya seperti mimpi. Banyak orang yang berkerumunan di sekitarnya dan mengatakan kalau dirinya harus di bawa kerumah sakit. Luhan masih tidak bisa membuka matanya. Dalam hati ia berteriak. Tolong aku. Aku harus bertemu Tuan Marloy demi Kris dan masa depanku!


TBC


Annyeong! Ini aku update dengan hasil remake an dari novel karyanya phoebe. Entah kenapa setelah baca ini novel, aku pingin banget ngepost ini cerita sama para readers ffn yg belum tau ataupun yang udah, serta ngerubah cast nya jadi sehun sama luhan.

Mengenai ceritanya, disini aku gak terlalu ngerubah banyak dari novel aslinya. Misalnya aku cuma ngerubah cast nya aja. Untuk setting tempatnya nggak aku rubah, karena menurut aku itu udah pas. Terus Grandmere sama Tuan Fabius juga nggak aku ubah, karena nyocokin sama setting tempatnya. Karena itu bukan korea jadi gak harus semua tokohnya orang korea kan?

Oiya, buat ff aku yang pretty penny /kayakadaygbacaaja/-.- itu bakal aku lanjutin, tapi gak bisa secepatnya soalnya banyak tugas yg numpuk /maklumanaksma/. Oke, itu aja sih cuap-cuapnya.

Terakhir,
Review juseyo, karena review kalian menentukan nasib kelanjutan dari ff ini :D
Gomawoooo...:*