Tidak ada yang mudah dalam setiap kehidupan.

Baik itu kehidupan yang baru dibina. Maupun yang sudah lama terbentuk.

~xo-0-ox~

Lee Hyukjae tidak tega. Tentu tidak. Mana mungkin ia tega membiarkan anaknya—Lee Taemin berdiam seorang diri di rumah. Bayangkan saja, anak itu masih menduduki bangku kelas empat sekolah dasar.

Dan Taemin pun sudah mengutarakan ketidaknyamanan dirinya ketika ia seorang diri di rumah. Sepi. Mungkin itu adalah alasan utama penyebab semua orang menjadi merasa bosan. Dan kadangkala menyebabkan otak memikirkan hal-hal yang menakutkan. Well, sebenarnya tidak ada yang harus ditakuti dari apartemen luas yang kosong. Salahkan film dan cerita seram yang biasanya melayang di pikiran kita jika kita sedang terjebak sendiri dalam suatu ruangan.

Menjadi salah seorang penyiar radio di salah satu radio bernama Sukira, membuat Lee Hyukjae—yang biasa dipanggil Eunhyuk—harus bekerja dalam bayang-bayang sebuah kertas pengikat bernama kontrak.

Kesuksesan Eunhyuk dalam membawakan siaran dalam radio Sukira tentu membuat pihak manajemen radio itu tidak tinggal diam. Mereka segera membuat sebuah kontrak agar Eunhyuk bekerja kepada mereka dalam waktu yang cukup lama.

Sebenarnya kontraknya akan habis dalam waktu setengah tahun lagi.

Namun Taemin makin saja rewel dan mengeluh tentang betapa kesepiannya ia.

Eunhyuk tentu saja tidak sendiri dalam mengurus Taemin. Ialah Lee Donghae—seorang pengusaha kaya yang dapat menarik perhatian Eunhyuk. Uang bulanan yang diberikan Donghae sebenarnya lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan mereka bertiga.

Namun apa daya. Sebagai direktur akan perusahaan ternama, Donghae harus pulang malam. Dan pekerjaan Eunhyuk sebagai penyiar di radio Sukira membuatnya ia harus pulang sore—atau ketika hari hampir gelap.

Si kecil Taemin harus menunggu kedua orangtuanya pulang ketika ia baru pulang sekolah. Sendiri di rumah mereka yang begitu luas dan megah. Membuatnya terpuruk entah harus melakukan apa—walau semua persediaan pangan lebih dari mencukupi di rumah itu.

"Aku ingin kakak." Akhirnya Taemin membuat keputusan terakhirnya. Ia tidak ingin mempunyai babysitter—karena menganggap dirinya sudah besar. Ia tidak ingin adik—karena merasa bahwa Appa dan Ummanya akan lebih memperhatikan adiknya daripada ia sendiri.

Setelah mendengar pernyataan Taemin, baik Eunhyuk maupun Donghae mengatupkan mulut.

~xo-0-ox~

Super Junior and Other cast are not mine. They belong to God, and their parents.

Wrong

A fic by NakamaLuna

All the story written in this document—all ideas—all the sentences—belong to me.

Rated: T

Genre: Angst/Hurt/Comfort/Romance/Family

Warning: Alternate Universe, Out of Character, slash, mpreg.

Pair: Kyuhyuk, Haehyuk.

DON'T LIKE DON'T READ!

~xo-0-ox~

Mata hitam kecoklatan itu menghantamkan pandangannya kepada dinding bercat putih lusuh yang berada di depannya. Pikirannya melayang. Tidak lama kemudian, ia mengalihkan pandangannya, menatap kepada untaian relief yang terukir rapi di bed cover yang menutupi bagian tubuh bawahnya.

"Aish. Hyuk-ah, masih memikirkan perkataan Taemin kah?" suara bariton milik Lee Donghae segera menyadarkan Eunhyuk dari lamunannya.

Eunhyuk—namja manis dengan rambut cokelat karamel tersebut menoleh ke samping kanannya, menatap sang suami yang tengah memainkan laptop di pangkuannya itu. "Ya, jujur saja memang kepikiran." Ia bergumam pelan sambil meregangkan tubuhnya sedikit.

Donghae terlihat tersenyum kecil sambil sesekali matanya menatap wajah sang istri—atau suami—nya yang manis itu. "Yah... sebenarnya Taemin harus bersabar sedikit. Enam bulan lagi 'kan kau sudah terbebas dari kontrak radio Sukira, dan setelah itu, Taemin bebas menikmati waktunya bersamamu."

"Itu masih setengah tahun."

Donghae menaikkan alisnya sedikit. "Bukan waktu yang lama jika kita menjalani kehidupan seperti biasa."

Eunhyuk menghela nafas. "Ya. Memang. Tapi Taemin masih kecil. Ia tentu membutuhkan sosok untuk bergantung akan sesuatu. Kalau misalnya Taemin sering diganggu oleh teman-teman sekolahnya bagaimana? Kepada siapa ia akan melapor? Sempatkah kita meluangkan waktu untuk Taemin sendiri? Kemana ia harus bergantung jika itu terjadi?"

Donghae menutup laptopnya kemudian memeluk Eunhyuk. "Jadi... sekarang apa yang kau mau? Tidak usah bertele-tele begitu, chagi."

"Mengadopsi anak—ah, kakak maksudnya. Untuk Taemin." Eunhyuk menjawab santai.

"Mwo?" Donghae membelalakkan matanya. "Haruskah?"

"Setidaknya... akan ada seseorang yang bisa ia jadikan tempat untuk bersandar selain kita." Eunhyuk kemudian menutup matanya, ia lalu menyenderkan tubuhnya ke dada bidang milik Donghae.

"Baiklah. Terserah kepadamu, chagi." Donghae tersenyum kemudian mencium bibir istrinya sekilas. Tidak lama kemudian, kedua orangtua itu pun terlelap dalam mimpinya masing-masing. Mengistirahatkan jiwa dan raga mereka yang telah dipaksakan bekerja untuk memenuhi kebutuhan masing-masing manusia.

-o~xxx000xxx~o-

Wangi dari roti bakar segera memenuhi ruang dapur begitu seorang namja manis mengangkat roti-roti tersebut dari panggangan. Dengan cekatan ia segera mengolesi roti itu dengan berbagai macam selai—tentu yang stroberi itu untuk dirinya.

Pagi itu terlihat seperti pagi yang biasa mereka lalui. Eunhyuk membuatkan sarapan selagi anak dan suaminya sedang bersiap-siap. Dan ia sendiri akan mulai bersiap-siap ketika kedua orang yang ia cintai itu selesai sarapan. Dan mereka akan pergi bertiga ke tempat mereka biasa mengawali aktifitas masing-masing.

Oh, ada yang terlupa.

Setelah menyiapkan sarapan, biasanya Eunhyuk akan pergi ke halaman depan, untuk menyiram tanaman dan menyapa seseorang. Tidak perlu takut akan terlambat untuk bersiap-siap, karena Eunhyuk adalah orang yang pertama kali bangun dan mandi di rumah itu.

"Selamat pagi, Eunhyuk-sshi. Hari yang cerah."

Eunhyuk tersenyum manis dan mematikan air yang mengalir ke selang di kebunnya itu. "Selamat pagi juga, Kyuhyun-ah. Bagaimana harimu hari ini?" Namja manis tersebut kemudian berjalan ke arah gerbang, menerima koran yang setiap hari diberikan oleh anak itu.

"Seperti biasa." Cho Kyuhyun—namja yang disapa Eunhyuk tadi—nyengir lebar. Memang sudah menjadi hobinya untuk membalas sapaan dan senyuman yang diberikan Eunhyuk—karena ia sendiri menyukai senyuman itu.

"Nde, sudah sarapan?" Eunhyuk bertanya tiba-tiba.

"Sebenarnya tadi sudah minum segelas susu." Kyuhyun menjawab, ketika ia ingin naik kembali ke sepedanya, tangan Eunhyuk menahannya.

"Sarapan saja dulu disini." Eunhyuk tersenyum manis. Ia kemudian menuntun sepeda Kyuhyun untuk memasuki gerbang rumahnya, lalu menyeret lengan Kyuhyun agar masuk. "Kalau hanya susu, bagaimana kau mau cepat besar?"

Kyuhyun hanya tersenyum malu. Dia memang tidak bisa menolak ajakan dari Eunhyuk. Tidak akan pernah bisa menolaknya. Karena dia sendiri suka, jika harus berlama-lama bersama Eunhyuk. Lagipula, rumah Eunhyuk adalah rumah terakhir yang harus ia antarkan koran—jadi bukan hal aneh jika ia sudah biasa berlama disana.

"Kyuhyun-hyung!"

Terdengar seruan dari Taemin, dan namja kecil tersebut segera berlari-lari riang, lalu menubruk Kyuhyun dan memeluknya erat. "Heheh. Apa kabar? Kemarin tidak kemari, kenapa?"

Kyuhyun tertawa riang kemudian menggendong Taemin. "Ah, kemarin Hyung sedang sakit. Bukankah kemarin ada yang menggantikan?"

"Yang menggantikan seorang ahjussi yang galak. Taemin tidak suka." Taemin menjawab pelan sambil menggembungkan pipinya. Ia kemudian memeluk erat leher Kyuhyun yang sedang menggendongnya. "Jangan sakit lagi, Hyung."

"Nah, sekarang makan yang banyak, supaya tidak sakit. Jangan sungkan jika harus sarapan dengan kami." Eunhyuk tersenyum pelan, menarik kursi putih agar Kyuhyun duduk. Taemin ikut duduk disebelahnya, sementara Eunhyuk berada di depannya.

Terdengar derap langkah kaki yang berat, dan tidak lama kemudian muncullah Donghae yang sudah siap dengan pakaian kerjanya. "Oh, Kyuhyun-ah. Lama tidak bertemu." Donghae menyapa pelan sambil tersenyum, tangannya mengambil dua lembar roti berselai cokelat dan buru-buru mengunyahnya.

"Ah. Y-ya, Donghae-sshi. Maaf merepotkan." Kyuhyun berdiri dan langsung menunduk untuk menyapa Donghae, membuat Donghae tertawa kecil.

"Tidak usah seformal itu Kyuhyun-ah. Duduk dan makanlah dengan tenang." Donghae kemudian menghabiskan suapan terakhir dari rotinya lalu buru-buru menegak air. "Chagi, sepertinya hari ini aku berangkat duluan. Tidak apa-apa 'kan?"

"Ya. Hati-hati di jalan." Eunhyuk segera berdiri dari tempatnya lalu mengecup bibir Donghae sekilas. Ia kemudian mengantarkan sang suami sampai di depan bagasi dan melambaikan tangannya ketika melihat mobil sport milik Donghae telah pergi.

~xo-0-ox~

Kyuhyun merasakan wajahnya memanas. Bukan karena malu, melainkan karena kesal—dan marah. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang dan amarah menguasai dirinya ketika melihat Eunhyuk dan Donghae yang berciuman walau hanya sekilas.

Dia tidak suka. Entah kenapa. Dia tidak suka jika ada yang mencium Eunhyuk seperti itu.

Tapi Kyuhyun sendiri tahu bahwa ia tidak punya hak. Tidak punya hak atas marah kepada Donghae. Mereka 'kan sepasang suami istri, sudah sewajarnya bukan jika melakukan hal seperti itu?

-o~xxx000xxx~o-

Serakah dan tidak bisa menerima keputusan adalah dua hal yang ada dalam diri manusia.

Dan dua hal itu-lah yang biasanya akan membawa kehancuran.

-o~xxxx000xxx~o-

Sekarang bulan sudah menggantung di langit, menggantikan matahari dari aktifitasnya di pagi. Udara malam ini tidak begitu dingin, sehingga Eunhyuk mengganti bed covernya dengan selimut tipis dan meringkuk. Ia berbaring, namun matanya tidak terpejam.

Dengan perlahan, Eunhyuk menolehkan kepalanya ke belakang. Menatap ke arah Donghae yang rupanya belum tidur juga. "Hae..." Eunhyuk bergumam pelan, merapatkan posisinya kepada Donghae yang kemudian memeluk pinggangnya. "Aku sedang berpikir akan sesuatu." Ia melanjutkan kata-katanya.

"Hmm." Donghae mencium kening Eunhyuk pelan. "Katakan apa."

"Bagaimana... bagaimana kalau kita mengadopsi Kyuhyun saja sebagai kakak Taemin? Lagipula Kyuhyun dekat dengan Taemin." Eunhyuk berkata sepelan mungkin, menghindari fakta bahwa perkataan itu hanya bisa didengar oleh Donghae.

Awalnya Donghae menautkan kedua alisnya, nampak berpikir. Namun, ketika mengingat bahwa anaknya itu memang dekat dengan Kyuhyun, ia berpikir tidak akan ada salahnya. "Kau benar sekali. Kyuhyun sepertinya cocok." Ia kemudian mengelus pelan rambut Eunhyuk.

"Kalau begitu, besok ketika ia mengantarkan koran, aku akan menanyainya sedikit tentang keluarganya. Jika dia memang seorang anak yatim piatu, aku yakin dia akan senang sekali untuk kita adopsi." Eunhyuk tersenyum, ia kemudian menyenderkan kepalanya ke dada bidang milik Donghae dan menutup matanya. Tidak lama setelah itu, namja manis tersebut kemudian terlelap.

Donghae menatap raut wajah istrinya yang terlihat sangat senang tersebut. Lidahnya tiba-tiba kelu. Benarkah keputusannya untuk membiarkan Kyuhyun menjadi anak angkat mereka?

Kenapa tiba-tiba Donghae merasakan perasaan yang tidak enak menyeluak masuk ke dadanya?

Donghae mencoba untuk mengenyahkan semua perasaan itu dengan memejamkan matanya, mencoba tidur. Namun entah kenapa hatinya tetap tidak tenang.

Seperti akan ada sesuatu yang terjadi.

Akan ada sesuatu yang berusaha merebut miliknya yang berharga.

-o~xxx000xxx~o-

To Be Continued...

-o~xxx000xxx~o-

A-annyeong... saya author baru di fandom ini dan... ini fanfic Kyuhyuk pertama saia. OvO

Gak nyangka akhirnya bikin juga fanfic ini setelah sekian lama hanya bisa mengagumi pair Kyuhyuk. Ahh... sebenernya pas tau waktu Kyuhyun kecelakaan (tahun 2007) dimana si Eunhyuk megangin tangan Kyuhyun sambil doain Kyuhyun (padahal jelas-jelas Eunhyuk keadaannya juga parah) itu saia terharu banget #ceilah

Dan Haehyuk. Saia juga suka pair ini. =) Tapi entah kenapa lebih suka Kyuhyuk. -_-

Dan saya punya gambar gif, dimana waktu itu Kyuhyun sama Eunhyuk lagi pegangan tangan (lebih tepatnya ngeremes tangan satu sama lain) dan tiba-tiba Donghae marah dan lepasin tangan Eunhyuk secara paksa dari remesan tangan Kyuhyun. XD Donghae posesif ternyata. Makanya kepikiran pair Kyuhyukhae ini.

Oh iya, disini Taemin yang saya jadiin anaknya Haehyuk... OvO Mianhae... soalnya gak tau siapa lagi yang pantes... TwT

Uhm, walau memang nggak banyak orang Indonesia yang tertarik sama ini pair (Kyuhyuk). Sudikah kalian yang membaca cerita saya me-review? Agar saya semangat melanjutkan cerita ini.

Ayo, yang penasaran sama kelanjutan pair ini gimana, silahkan review~ =)

January 2012 NakamaLuna~

- This fic is already posted on my FB and blog.