Tidak memiliki siapa-siapa untuk dipeluk? Benar. Tidak memiliki siapa-siapa untuk diistimewakan? Iya. Umur yang sudah matang namun belum juga menikah? Tepat sekali. Siapa lagi kalau bukan Wu Fan. Pria single berumur 35 tahun yang belum juga menikah. Kekasih saja tidak punya, bagaimana mau menikah?
"Tuan, Ibu anda menelepon dan meminta anda untuk segera pulang,"—seorang pemuda berkulit tan masuk kedalam ruangan Wu Fan, membungkuk sopan dan memberi tahu isi telepon yang baru saja diterimanya.
Wu Fan mengacak rambutnya kesal, "Ada apa? Aku belum menyelesaikan dokumen ini,"
"Beliau berkata, malam ini akan diadakan ulang tahun kemenakan anda,"
Mata Wu Fan pun membola mendengar apa yang baru saja dikatakan sekretarisnya. Malam ini, keponakannya akan berulang tahun dan umurnya akan genap lima tahun. Tentu saja ia harus datang. Dengan panik, ia melirik arlojinya, sudah pukul 19.26 dan tidak lama lagi, pesta ulang tahun keluarga tersebut akan segera digelar.
"Aku akan pulang sekarang. Tolong rapikan meja kerjaku," seru Wu Fan, mengambil jasnya dan segera berlari keluar, menuju tempat parkir.
Kai menghela napas, ia sedikit tak habis pikir. Mengapa atasannya begitu menyukai anak kecil, padahal dengan wajah seramnya itu, sama sekali tidak cocok dengan image-nya. Apalagi Wu Fan seseorang yang patuh dengan orang tuanya. "Ck ck .."
Kyungsoo, sekretaris Wu Fan yang lainnya baru saja masuk, "Kemana tuan Wu?"
"Pulang. Ada apa?"
Kyungsoo menghela napas, "Saudaranya menelepon untuk segera pulang,"
Kai tersenyum, "Yah, ibunya juga mengatakan hal yang sama padaku. Dia benar-benar patuh pada orang tuanya dan juga menyayangi anak kecil,"
Kyungsoo tertawa, "Mungkin dia sudah harus menikah sekarang,"
"Dan .. mungkin kita juga harus memulai hidup baru sekarang," timpal Kai, menyeringai tipis sedangkan Kyungsoo memukul lengannya, malu dengan perkataan kekasihnya.
新娘 (Bride)
Chapter One
Rated : T
Cast : Zi Tao, Wu Fan, Sehun, Lu Han, Joonmyeon, Yi Xing, Jongdae, Xiumin, Chanyeol, Baekhyun, Kai, Kyungsoo and others
Note : This Fic is from ajib4ff idea :) I am just help her to make this Fic
Warn : YAOI! Typo everywhere!
Not Like it? Get away!
NO SIDERS!
.
.
Just ENJOY it while reading this Fic!
Hope you like it~
.
.
Kim Jongdae—Pria dewasa dan berkharisma, berumur 58 tahun. Suami dari Xiumin. Berdarah Korea. Status ; sudah menikah dan memiliki empat orang anak lelaki.
Xiumin—Pria imut dari Negara tirai bambu. Berumur 58 tahun. Istri dari Kim Jongdae. Memiliki wajah yang terlihat muda, walaupun sudah berumur. Status ; sudah menikah dan memiliki empat orang anak lelaki.
Wu Fan—Pria tampan berumur 35 tahun. Putra pertama dari pasangan Kim Jongdae dan Xiumin. Menjabat sebagai direktur utama di perusahaan ayahnya yang kini beralih kedalam genggamannya. Status ; single.
Yi Xing—Pria pemalu, berumur 31 tahun. Putra kedua dari pasangan Kim Jongdae dan Xiumin. Status ; sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan.
Joonmyeon—Pria cerdas yang menjabat sebagai suami Yi Xing. Berumur 33 tahun. Menantu dari pasangan Kim Jongdae dan Xiumin. Berdarah Korea seperti ayah mertuanya. Status ; sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan.
Lu Han—Pria berwajah manis ini berumur 29 tahun. Putra ketiga dari pasangan Kim Jongdae dan Xiumin. Memiliki perusahaan tersendiri. Status ; sudah menikah dan memiliki seorang anak lelaki.
Sehun—Pria berwajah datar yang menjaabat sebagai suami Lu Han sekaligus sekretarisnya. Berumur 28 tahun. Berdarah Korea. Senang mengejek, sama seperti istrinya. Status ; sudah menikah dan memiliki seorang anak lelaki.
Chanyeol—Pria ceria yang merupakan putra bungsu dari pasangan Kim Jongdae dan Xiumin. Berumur 27 tahun. Baru saja menamatkan sekolahnya. Status ; sudah menikah dan memiliki seorang anak lelaki.
Baekhyun—Pria yang penuh kejutan ini istri dari Chanyeol. Berumur 26 tahun. Berdarah Korea. Memiliki usaha kecil-kecilan yang baru saja dibangunnya. Status ; sudah menikah dan memiliki seorang anak lelaki.
Kai & Kyungsoo—Sekretaris Wu Fan yang sama-sama dari Negeri ginseng. Keduanya berumur 27 tahun. Keduanya sedang menjalin kasih walaupun belum menikah. Status ; single.
Mei Lie—gadis cilik berumur 5 tahun. Putri dari pasangan Yi Xing dan Joonmyeon.
Gin Quan—bocah menggemaskan berumur 3 tahun. Putra dari pasangan Lu Han dan Sehun.
Jungwoon—bayi manja yang baru saja lahir. Putra dari pasangan Chanyeol dan Baekhyun.
Wu Fan sampai tepat pukul 8 malam setelah melewati macet yang sangat panjang. Dengan cepat ia berlari, masuk kedalam rumahnya sembari menggandeng sebuah kado berbungkus kertas warna-warni. Ia tersenyum melihat keponakannya yang sudah berdiri didepan kue bertingkat dengan kursi sebagai tumpuan badan kecilnya. Nampak lilin ulang tahun yang bertuliskan angka lima itu belum tertiup, yang berarti bahwa si malaikat kecil menunggu kehadiran Wu Fan.
"Uncle Fan!"—si gadis cilik sudah memekik gembira melihat kehadiran Wu Fan.
"Zhù nǐ shēngrì kuàilè, Mei Lie," ujar Wu Fan, menaruh kadonya tepat disamping kue ulang tahun Mei Lie dan segera memeluk anak manis itu.
Lu Han yang melihat Mei Lie dipeluk begitu erat oleh Wu Fan, menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kau sendiri lagi, ge? Seharusnya kau membawa pasangan kemari! Bukannya malah bermesra ria dengan keponakanmu," celoteh Lu Han, bermaksud menyindir kakak lelakinya karena hanya membawa kado bersamanya.
Mei Lie mengerucutkan bibirnya, "Aku wanita, Aunty! Uncle Fan akan menikah bersamaku ketika aku sudah besar," celetuknya, kemudian mengecup pipi Wu Fan.
Wu Fan tertawa, "Iya, nanti uncle akan menikahi gadis manis ini. Sekarang, ayo ucapkan permohonan dan meniup lilin ulang tahunmu,"—ia menurunkan Mei Lie dari gendongannya ke atas kursi. Si gadis kecil pun dengan segera mengatupkan kedua tangannya, memohon agar ia cepat besar, supaya bisa menikahi pamannya. Lalu dengan cepat ia meniup lilin itu.
Joonmyeon, suami Yi Xing sejak enam tahun lalu, menghampiri anak perempuannya dan mengecup pipi kanan Mei Lie. Merasa senang karena sekarang anaknya sudah berumur lima tahun. Yi Xing pun datang menghampiri dan mencium pipi kiri Mei Lie.
Semuanya merasa senang karena si kecil Mei Lie sudah berumur lima tahun. Acara potong kue pun diadakan. Walaupun Mei Lie belum bisa memotong kue dengan benar, ia memotong kue pertamanya dan diserahkannya pada Xiumin, grandma-nya. "Oh, terima kasih, Mei Lie,"
.
.
Para orang dewasa sedang menikmati makanan mewah dimeja makan, sedangkan para anak-anak dibiarkan bermain. Wu Fan melirik kearah Chanyeol, satu-satunya adik lelakinya yang memiliki nama Korea seperti ayahnya. "Dimana Baekhyun, Chan?"
Chanyeol menunjuk kearah kamar, "Dia sedang berusaha menidurkan Jungwoon,"
"Berapa umur Jungwoon sekarang?" Tanya Wu Fan.
Chanyeol berhenti mengunyah makanannya, kemudian berpikir sebentar, berusaha mengingat berapa umur anak lelakinya, "Eum .. tiga bulan,"
Wu Fan mengangguk, saat ia ingin kembali bertanya, Jongdae langsung menyela, "Kau masih lajang, Wu Fan?"
Pria tampan itu menghela napas. Dalam hati, ia merasa kesal karena ayahnya terus saja bertanya hal itu, padahal beliau sudah tahu bahwa ia belum memiliki kekasih, "Masih, Baba,"
Lu Han tertawa renyah, "Wu Fan-ge kan tidak pintar mencari pasangan, Baba,"
"Diam kau, Lu," sungut Wu Fan.
Sehun ikut menyeletuk, "Apa Wu Fan-ge yakin tidak ingin menikah? Umur gege sudah 35 tahun, dan seharusnya gege sudah menikah,"
Yi Xing berdehem, "Habiskan dulu makanan kalian,"
Wu Fan tersenyum saat mendengar ucapan Yi Xing. Adiknya itu memang yang paling rela membelanya dibandingkan Lu Han dan Chanyeol, yang terus membuatnya jengkel. Xiumin makan dengan tenang dan segera menghabiskan makanannya. Ia memang hanya mengambil bagian sedikit karena tidak ingin berat badannya bertambah.
"Wu Fan, Mama ingin bertemu denganmu setelah ini," seru Xiumin.
Wu Fan memutar bola matanya, jengah. Ia sudah pasti bisa menduga bahwa Ibunya itu akan membicarakan masalah pernikahan. "Aku selesai makan," ujarnya kesal, dengan terburu-buru, ia pergi dari ruang makan dan segera berhambur dengan keponakan-keponakannya yang sedang menyusun lego. "Ingin uncle bantu?"
Mei Lie menoleh dan langsung mengangguk, sedangkan Gin Quan, anak Lu Han dan Sehun, menggeleng, "Jin Chuan (Gin Quan) bica cendili, uncle .." gumamnya pelan. Maklumlah, sebagai anak lelaki, instingnya pasti akan menuntutnya untuk kerja keras dan mandiri.
Mei Lie mengerutkan dahinya, "Kalau begitu uncle bantu Mei Lie saja!"
Wu Fan hanya tertawa dan segera saja membantu si Mei Lie kecil menyusun lego-lego itu menjadi rumah. Sedangkan Gin Quan, yang baru berumur tiga tahun itu, entah menyusun apa. Yang pasti, ia hanya terus bergumam tentang pesawat.
Baekhyun baru saja keluar kamar dan mendapati saudara iparnya sedang membangun lego bersama anak kecil. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan segera menuju ruang makan. Baekhyun duduk disamping Chanyeol dan segera mengambil bagiannya.
"Kulihat Wu Fan-ge bermain bersama anak-anak. Kupikir Wu Fan-ge memang harus menikah secepat mungkin," ucap Baekhyun.
"Dia memang harus menikah. Dia sudah tua sekarang!" pekik Lu Han, lalu menyendok sup kedalam mulutnya.
"Kalian ini .. biarkan Wu Fan-ge yang menentukan kapan dia akan menikah," sahut Yi Xing, menyuapkan daging kemulut suaminya.
Chanyeol menggeleng, "Kupikir Wu Fan-ge memang sudah seharusnya menikah, Yi Xing-ge,"
"Hei hei! Joonmyeon-ge bisa makan sendiri tanpa perlu kau suapi seperti itu, ge!" seru Lu Han, sedikit tak nyaman melihat Yi Xing menyuapi suaminya layaknya seorang bayi. Joonmyeon pun langsung menyendok makanannya sendiri, sedangkan Yi Xing hanya menghela napas mendengar keluhan adiknya. Apa masalahnya jika ia menyuapi suaminya sendiri?
"Yi Xing-ge dan Joonmyeon-ge memang selalu bermesraan," timpal Sehun, terkekeh melihat rona merah di pipi Yi Xing. Chanyeol dan Baekhyun pun ikut tertawa melihat pasangan Joonmyeon dan Yi Xing yang malu-malu.
"Aku akan menjodohkan Wu Fan jika begini kejadiannya," seruan Jongdae yang tiba-tiba membuat semua yang ada di meja makan menoleh.
Lu Han langsung saja tersedak, "Uhuk! Menjodohkan? Baba, apa kau yakin?! Wu Fan-ge pasti tidak akan mau!"
"Baba yakin. Lagipula, Baba sedih melihat Wu Fan terus saja melajang seperti itu. Tidak mempunyai pasangan padahal umurnya sudah 35 tahun," jawab Jongdae.
Chanyeol mengangguk, "Kurasa itu tepat, Baba. Lagipula gege memang sudah terlalu lama melajang. Terakhir kali kulihat ia pacaran saat ia pertama kali masuk kuliah,"
Xiumin meneguk teh hijaunya, lalu menoleh pada suaminya, "Siapa yang akan kau jodohkan dengan putraku, Jongdae? Apakah ia Korea?" tanyanya. Mengingat semua menantunya dari Korea, ingin membuat Xiumin memiliki menantu dari negeri yang sama dengannya, yaitu China. Yah, walaupun suaminya berdarah Korea, tetapi ia tetap menginginkan menantu China.
"Tenang saja, baobei. Kali ini marganya Huang," jawab Jongdae antusias.
Xiumin tersenyum cerah, "China? Ah, aku akan menyukainya,"
"Eung .. apa artinya Mama tidak menyukai kami?" sungut Sehun, mengingat dia menantu Korea, sama halnya seperti Suho dan Baekhyun.
"Ah, tidak tidak. Tentu saja Mama menyukai kalian semua," seru Xiumin, lalu menghabiskan teh hijaunya dan menoleh kearah ruang tamu. Ditatapnya Wu Fan beserta cucu-cucunya bermain disana dengan penuh gembira. Xiumin menghela napas melihatnya. "Kita juga tidak bisa memaksanya, Dae ..."
"Baobei, kita hanya akan mengadakan pesta kecil-kecilan di halaman rumah besok malam dengan keluarga Huang. Kita akan mencoba mempertemukan mereka terlebih dahulu. Jika Wu Fan tertarik, maka kita akan langsung menikahkan mereka," ujar Jongdae, menenangkan pria manis yang menjadi istrinya sejak 36 tahun lalu.
"Tapi, bagaimana jika si Huang itu yang tidak menyukai Wu Fan?" Tanya Joonmyeon.
"Tenang saja, ia pasti akan menyukai Wu Fan-ge," timpal Yi Xing.
.
.
.
.
.
Wu Fan baru saja tiba di kantornya dan ia sudah mendapatkan pesan masuk di ponselnya. Ia menghela napas, ada apa sampai Yi Xing dan ibunya mengirimkan e-mail kepadanya?
Tangan Wu Fan dengan cekatan menekan tombol-tombol di ponsel-nya dan membuka e-mail Yi Xing. Terdapat sebuah foto dimana Mei Lie memeluk sebuah boneka panda besar. E-mail itu berbunyi, "Xie xie uncle Fan! Aku menyayangi uncle –Mei Lie"
Wu Fan tersenyum, membalas pesan e-mail tersebut dengan menuliskan "Uncle juga menyayangi Mei Lie^^" dan dengan cepat ia membuka e-mail dari Xiumin, ibunya.
"Pulang cepatlah hari ini. Ada yang harus kau lihat malam ini –Xiu"—tulis ibunya dalam pesan e-mail tersebut. Wu Fan hanya menggeleng dan segera memasukkan ponselnya kedalam saku jasnya, tidak membalas e-mail tersebut. Toh, percuma juga jika ia membalasnya. Paling-paling jika ia bertanya, Xiumin hanya akan menjawab 'tak perlu bertanya. Kau hanya harus pulang sebelum jam 7'.
"Selamat pagi, Tuan Wu," sapa Kai dan Kyungsoo bersamaan.
Wu Fan mengangguk, "Selamat pagi, Kai, Kyung," sahutnya.
Kyungsoo menjulurkan dua buah gelas plastik, "Americano atau latte?"
Tanpa menjawab, Wu Fan langsung mengambil gelas berisi Americano dan dengan santai berjalan menuju ruangannya. Ia meneguk minuman tersebut sebelum kembali memulai rutinitasnya sehari-hari, bekerja dengan sebuah benda elektronik bernama laptop dan juga lembaran dokumen-dokumen yang perlu dibaca dan ditandatangani.
Pikirannya masih terpenuhi dengan sebuah pesan e-mail yang di kirimkan oleh ibunya. Tumben-tumbennya Xiumin mengirimkan pesan semacam itu pada dirinya. Ini tidak biasa. Apa mungkin ada sesuatu yang mendesak? Sebelumnya, jika memberitahu sesuatu, Xiumin pasti akan mengatakan yang sebenarnya. Dan pasti ia akan menghubungi sekretaris-nya, daripada memberitahu Wu Fan sendiri.
"Ada apa ..?" gumam Wu Fan, sembari menandatangi dokumen yang baru saja selesai dibacanya.
Tunggu.
Apa jangan-jangan Xiumin hanya ingin bertanya tentang pernikahan dan mengajukan beberapa calon istri dari kalangan berkelas?
Wajah Wu Fan seketika muram memikirkannya. Ia belum pernah berpikir tentang pernikahan meski ia sudah berapa kali menemui wanita cantik ataupun lelaki yang manis pula. Memang sih, Wu Fan sempat terpikirkan untuk memiliki istri dan juga mempunyai anak-anak yang lucu. Akan tetapi, ia berpikir, ia masih harus membahagiakan kedua orang tuanya sebagai pewaris dari orang tuanya dan membantu adik-adiknya.
Apalagi Yi Xing. Adik kesayangannya itu mengidap penyakit serius sejak kecil. Ia tidak mungkin membiarkan adiknya harus pusing mencari sendiri biaya untuk berobat. Yah, walaupun Joonmyeon tidak semiskin yang ia pikirkan, hanya saja Wu Fan ingin agar adiknya tetap sehat. Cukuplah semua biaya biar Wu Fan yang akan menanggungnya, Joonmyeon, suami Yi Xing, hanya perlu menjaga adiknya dan memberikan kasih sayang sewajarnya.
Lu Han. Baru-baru ini saham perusahannya sedang menurun karena insiden dari pegawai kantornya. Tentu saja pada akhirnya Wu Fan harus memberikan setengah saham miliknya agar menjaga perusahaan adik manisnya itu dari kebangkrutan. Sehun yang bekerja sebagai sekretaris Lu Han sekaligus suaminya, akhir-akhir ini bahkan harus pulang larut, bahkan lebih larut dari Wu Fan agar bisa menyelesaikan sebagian tugas Lu Han, sementara istrinya pulang dan mengurus anak mereka.
Belum lagi Chanyeol. Ia baru saja menuntaskan kuliah kedua-nya di Korea dan baru saja menikah enam bulan yang lalu. Sekarang ia belum memiliki pekerjaan. Dan Wu Fan berjanji akan menyiapkan sebuah resort hotel mewah di Korea sebagai usaha adik jahil-nya yang akan diurusnya nanti.
"Hhh,"—pria tampan itu menghela napas. Terlalu banyak yang ia pikirkan membuatnya sedikit pusing.
Tok Tok!
"Masuk," seru Wu Fan begitu mendengar suara ketukan dari arah pintu. Pintu berwarna coklat itu terbuka dan masuklah Kai dengan kacamata min-nya.
"Maaf mengganggu, Tuan Wu. Saudara anda, Lu Han, menelepon dan mengatakan anda harus pulang sebelum jam 7, dan beliau berkata akan lebih baik jika anda pulang saat sore hari," ucapnya.
Wu Fan langsung memijit kening-nya saat mendengar ucapan Kai, "Ada apa lagi dengan anak nakal itu?" ujarnya jengkel.
Kai hanya mengangkat bahunya, "Saya juga tidak begitu mengerti. Baiklah, saya mohon permisi," pamit Kai, membuka pintu coklat tersebut dan menghilang setelahnya.
Wu Fan benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran keluarganya.
.
.
.
"Kapan ia akan datang?" Tanya Xiumin pada suaminya, Jongdae.
Jongdae melirik kearah jam dinding di ruang keluarga tersebut, "Sekitar jam 7 .. Wu Fan akan pulang sebelum jam 7 kan?"
Xiumin tak menjawab. Ia memilih untuk menyeduh teh hijau daripada harus menjawab pertanyaan Jongdae. Ia juga tak begitu yakin jam berapa Wu Fan akan pulang. Terkadang putra pertamanya itu akan pulang lebih awal, dan terkadang pula sampai larut malam.
Baekhyun keluar dari kamarnya dan menghampiri kedua martuanya. "Kudengar ada yang datang nanti malam. Apakah si Huang yang Baba sebutkan?" tanyanya.
Jongdae mengangguk, "Tolong beritahu Yi Xing untuk membeli beberapa daging. Kita akan membuat pesta kecil-kecilan untuk menyambut keluarga Huang,"
"Baiklah. Aku akan pergi bersama Yi Xing-ge. Mumpung Jungwoon juga sudah tidur," ucap Baekhyun, menaiki tangga menuju lantai dua, kamar Yi Xing.
"Aku pulang,"
Wu Fan memenuhi perintah Xiumin dan juga Lu Han untuk pulang lebih awal. Dan ia terheran-heran saat melihat tidak ada satupun orang didalam rumah. "Mama?" ucapnya memanggil. Ia berjalan menuju dapur dan kamar orang tuanya. Namun tak ada juga. Tak lama, ia mendengar keributan dari halaman belakang. Ia pin bergegas menuju halaman belakang.
"Ada apa ini?" sahut Wu fan kebingungan.
Semuanya menoleh begitu mendengar suara Wu Fan. "Chanyeol! Sehun! Bantu Wu Fan untuk segera bersiap!" perintah Xiumin, sementara ia menata meja dan kursi bersama Yi Xing.
Chanyeol dan Sehun pun segera membawa Wu Fan menuju kamarnya. Si tampan yang tidak mengerti menolak untuk dibawa, "Hei, jelaskan dulu padaku!"
"Tidak ada waktu untuk menjelaskan! Tidak lama lagi dia akan datang!" bantah Chanyeol.
Wu Fan hanya menghela napas saat kedua pria muda itu membawanya menuju kamarnya. Ia mengamati Sehun dan Chanyeol yang sibuk memilih-milih pakaian didalam lemarinya. 'Seperti perempuan saja'—pikirnya. Hampir seluruh pakaiannya terhambur, dan untunglah Chanyeol mendapatkan sesuatu yang membuatnya tersenyum aneh.
"Ayo, cepat pakai ini!" titahnya pada Wu Fan.
Wu Fan menyerngit, apa-apaan! Ia disuruh pakai celana selutut dengan sweater biru?! "Tidak. Pakaianku masih banyak yang jauh lebih bagus dari ini,"
"Ge, sudahlah pakai saja. Ini yang terbaik. Jarang melihatmu berpakaian santai, tahu," seru Sehun.
"Memang ada apa sampai-sampai kalian menyuruhku memakai pakaian seperti ini?" Tanya Wu Fan lagi.
"Aaah! Jangan banyak bertanya, gege semakin tua semakin cerewet saja!" pekik Chanyeol frustasi. "Aku dan Sehun akan menunggu di luar, dan gege sudah harus memakai pakaian itu. Dan oh, tunggu!"—ia mengacak rambut Wu Fan yang rapi itu.
"Apa yang kau lakukan, Chanyeol?!" bentak Wu Fan kesal. Rambutnya yang sudah ia tata dengan rapi malah diacak oleh adik jahilnya itu.
"Nah, begini kelihatan keren!" puji Chanyeol, lalu menarik sang kakak kehadapan cermin. Wu Fan melongo melihat model rambutnya sekarang. Kau tahu anjing poodle? Wu Fan berpikir rambutnya bagai rambut anjing poodle yang tidak pernah disisir.
.
.
"Kyaa, Wu Fan-ge! Kau tampan sekali!" Luhan terkejut melihat kakaknya yang baru saja keluar dari kamar. Sweater biru yang kebesaran serta celana cream selutut itu benar-benar terpadu. Rambutnya yang baru saja ia sisir kembali membuat Chanyeol mengusap dagunya, "Yak, gege! Kenapa kau mengubah tatanan rambutmu?"
Wu Fan mendelik, "Tsk, kau ingin membuatku terlihat konyol?"
"Ya sudahlah. Tidak lama lagi dia akan datang, iya kan, Baba?"
Jongdae yang sedang membaca koran menoleh, kemudian mengangguk dan kembali kepada kertas abu-abu hitam itu. Perempatan langsung muncul didahi Wu Fan, "Dia? Siapa?"
Chanyeol menggendikan bahunya, "Yah, nanti gege juga akan—,"
"HEI! HEI! DIA SUDAH DATANG! SI HUANG SUDAH TIBA!"
Semuanya langsung berlari menuju ruang depan begitu mendengar teriakan Lu Han, meninggalkan Wu Fan yang kebingungan sendiri. Si Huang? Siapa itu? Dengan sekali helaan napas, ia melangkah, menuju ruang depan.
Namun ...
"Ah, selamat malam .."
Si Huang sudah muncul dihadapannya.
.
.
.
TBC
Hei hei^^
Ini fanfic baru :3 semoga suka ya
Fanfic ini idenya dari ajib4ff, saya hanya membantunya untuk menuliskan ff ini. Maaf kalo alurnya kecepetan dan gaje :v
Kali ini yang dijelasin cuma keluarganya Wu Fan dulu ya. Chapt dpn baru keluarganya Huang :v
Review yo rek :)
Sign,
.
.
blankRa09
