Disclaimer: Om kishi-muach (bejeked xD)
Warning: AU, Super OOC, alur kecepetan, typos bertebaran, tanda baca nyasar, cerita awut-awutan, gajeness, absurdness, dwwl.
-SasuHina Present-
A/N: holla, akemi holic dan akemi licious dimanapun anda berada. Yo yo yo, ketemu lagi dengan akemi disini (Jebreeet XD) dengan bangga bercucur peluh darah dan air mata akemi mempersembahkan fic ini. jika kurang berkenan di hati anda, jangan salahkan saya. Saya kan polos ga tau apa-apa (buagh)
-The Girl by Akemi M.R-
Saya tidak mendapat keuntungan apapun baik yang materiil maupun non materiil dari pembuatan fanfic ini.
Don't Like Don't Read. So, here we go. Happy reading, minna!
.
Summary: Apa jadinya jika seorang vokalis grup Band terkenal seantero jepang harus berkeliling kota karena tersasar? Bagaimana ceritanya jika vokalis Band itu menjadikan seorang pustakawati menjadi guide dadakannya?
.
'Sebenarnya aku ada dimana? Benarkah ini masih di bumi?' erang seorang pemuda berpakaian mirip maling karena hoodie hitam beserta seluruh aksesoris berwarna serupa membalut tubuh yang tampaknya bisa dibilang atletis.
Sasuke frustasi. Bagaimana tidak, kira-kira ia sudah melewati jalan itu sebanyak lima kali dan sampai ditempat yang sama dengan empat kali sebelumnya. Sasuke bisa gila!
Bodoh sekali karena ia juga lupa membawa ponsel bertanamkan android di dalamnya. Kan, dengan alat itu Sasuke bisa melacak keberadaannya saat ini serta tempat tujuan acara laknat itu berlangsung dan bukannya berputar-putar keliling kota terpencil yang Sasuke sendiri sangsi sudah terdata di GPS atau belum. Tambah lagi, ia tak membawa alat komunikasi apapun. Great!
Oh, Kakashi akan menyesali hari dimana dia menyetujui kontrak sialan itu. Karena, jika ia menemukan manajer sialan itu, ia bersumpah akan membunuhnya. Memutilasi dan memberikannya pada akamaru, anjing salah satu teman kampusnya.
BRAK
'Dan apa lagi sekarang? Sialan!'
Ada sesuatu yang menabraknya hingga membuat dirinya terhuyung dengan posisi tangan menahan beban tubuhnya alias merangkak.
'Belum cukupkah penderitaanku hari ini?'
"Ittai!"pekik si penabrak-orang-lain-sembarangan.
Itu jelas suara perempuan dan dari nada suaranya jelas perempuan itu merasa. . .terkejut.
"Gomen ne, Tuan Siapapun-Nama-Anda. Aku benar-benar tak sengaja."
Gadis iu dengan kikk membantu Sasuke yang ukurannnya satu setengah kali tinggi tubuh si gadis untuk berdiri. Dan julukan atau apapun itu yang disematkan si gadis untuk memanggilnya terdengar cukup menarik.
PLUK
Tudung hoodie hitam yang dikenakan Sasuke jatuh, sehingga memperlihatkan wajah yang sengaja disembunyikannya. Buru-buru Sasuke membenarkan tudung itu seperti semula. Takut-takut gadis itu menyadari jati diri popularitasnya.
"Ah, itu, errr, Tidak masalah Nona-Siapa-Pun-Juga" gumam Sasuke lirih. Terbata-bata panik. Panggilan itu terasa cukup unik di lidahnya.
"Ehm, Arigatou gozaimasu. Aku buru-buru pergi. Jaa-.." pamit si gadis bersurai indigo gugup tambah lagi rona merah menghias wajahnya yang tertunduk. Cara bicaranya pun sedikit gagap. Sangat lucu, mengingat kebanyakan gadis disekitarnya bertingkah anarkis – jika tidak bisa dibilang agresif
"Tunggu!" cegah Sasuke tanpa berpikir. Ia pun baru menyadari ucapannya setelah beberapa detik selanjutnya yang terasa lebih lama dari biasanya.
"Eh?"
Sepertinyanya gadis itu tak mengetahui jati dirinya. Jadi, apa salahnya mengikuti salah satu pepatah yang mengatakan 'Manfaatkan kesempatan yang dtg dengan sebaik-baiknya'?
"Kau harus bertanggung jawab!"
GLEK
Hinata menelan ludah paksa. Kenapa ini harus terjadi padanya? Padahal sebentar lagi sudah memasuki giliran shift jaga. Tapi, ia malah terkena sial dengan menabrak orang di tengah jalan sepi. Tambah lagi, sepertinyanya orang itu enggan membiarkannya pergi dan malah meminta pertanggung jawaban.
'Oh, bisakah hari ini lebih buruk lagi?' erang gadis itu dalam hati.
Terlalu tidak sopan jika mengucapkannya secara verbal. Terlebih di depan seorang pria yang baru dikenalnya –walaupun Hinata masih ragu itu bisa disebut perkenalan.
"A-apa y-yang kau inginkan dariku?" Tanya Hinata was-was.
Jelas ia takut, mengingat maraknya penculikan yang terjadi beberapa minggu terakhir. Meskipun ia bukanlah orang yang pandai jenis ilmu beladiri. Setidaknya ia memiliki sesuatu untuk mengantisipasi melarikan diri.
Hinata menggenggam papper spray dengan tangan kanannya erat-erat. Benda itu adl benteng terakhir dan senjata terampuh kedua setelah menendang selangkangan.
"Aku…"
DEG!
Degup jantung Hinata seolah mendesak ingin keluar dan ia yakin jika ini terus berlanjut, kemungkinan itu bukanlah hal yang mustahil untuk terjadi.
"..ingin.."
Kenapa terasa sangat lama?
Dan kenapa pula pemuda dihadapannya seolah menggodanya dengan memanjang-manjangkan nada kalimatnya.
"…-kau menjadi tourist guide-ku" tandas Sasuke cepat. Seringai setan perlahan melebar menghias wajahnya dan Hinata yakin itu hal yang sangat menyebalkan.
-ooo-
Title: The Girl
Main pair: Sasuke x Hinata
Genre: Romance, Humor(?), Friendship.
Fic Dedicated for: Hubi-nee (maaf, kayaknya fic yang Berawal dari err.. Koran bekas itu ga bisa lanjut deh ToT), Aisa-Nee + Kira-san (yang judulny magic kayaknya bakal nunggu sampe dapet wangsit dulu deh - -a), Cull-san yang terhormat XD (ide ngadat ampuni akuuuu T.T *Gulung2) dan SHL :D
Jadi, hanya fic ini yang mampu saya persembahkan *ceileh* sebagai selingan XD
-oo-
Di tempat yang sama.
"Sasuke"
"TEMEEE"
"Uchiha"
Itu beberapa teriakan massa –sebenarnya hanya satu yang berteriak 'benar-benar' yang diharap mampu menjadi signal agar pemuda yang bersangkutan segera datang.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya seorang pria bersurai perak bermodel menyalahi 'arah' gravitasi'. Mengeruntukan keningnya heran.
"Mencari Teme, Kakashi-sensei" jawab seorang pemuda bersurai pirang sambil cemberut imyut.
"Kenapa dengan Sasuke?
"Dia hilang"
"APA? SASUKE HILANG?" gelegar Kakashi tanpa repot-repot menymbunyikan kekagetannya. Pemuda-pemuda ababil itu mengangguk hampir bersamaan. Benar-benar jodoh (please, abaikan ini)
"Kenapa tidak ada yang memberitahuku?" protes Kakashi sambil memberikan deathglare paling mematikan pada keempat pemuda ababil dihadapannya. Sudut matanya memicing menakutukan.
"Kalau tidak salah, aku sudah memberitahumu sepuluh menit yang lalu" cetus Neji kalem sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya guna memastikan ketepatan waktu yang dilontarkannya barusan.
"Dan kau hanya menjawab 'Hn'" Gaara tak mau hanya berdiam diri melihat manajer mereka yang dari tampangnya kian horror. Gaara ingin ikut ambil bagian dan itu berhasil.
"Lalu, menyuruh kami segera berlatih" gerutu Naruto menambahkan sederet komentar pada tindakan Kakashi yang sepuluh menit yang lalu yang mereka nilai mengacuhkan salah satu personel grup mereka.
Tentu bukan gara-gar mereka perhatian pada Sasuke. Heck, mau dikemanakan harga diri mereka sebagai pria sejati nan tulen? Jelas kumpulan pemuda tampan ini bukanlah GAY! Silahkan para gay berpatah hati ria karena mereka masih dan akan tetap menyukai perempuan , wanita entah itu tua, maupun muda asal bukan tante-tante atau nenek-nenek.
Namun, itu karena mereka iri. Hei, menjadi seorang artis terkenal bukanlah hal yang menyenangkan -Jika kau Tanya mereka. lebih banyak waktu berharga terbuang sia-sia untuk show sana-sini hingga waktu bersenang-senang pun tersita. Dan sialnya, Sasuke mengambil kesempatan langka itu untuk dirinya sendiri. Oh, mereka tak akan membiarkan si bungsu Uchiha ini bersenang-senang untuk waktu yang lama.
"Ka…-"
"Cukup! Jangan mengatakan apapun, Sai. Aku mengerti apa yang akan kau ucapkan"
Keempat pemuda itu bertukar pandang. Pikiran mereka jelas sehati mengingat kernyitan dlm yang mereka layangkan.
'Kakashi punya hubungan darah dengan mamah loxxxxx, ya?'
" Jalankan rencana B!" perintah Kakashi tegas. Mengumpulkan sedikit wibawanya yang tercecer tak tau rimbanya.
"Bagaimana dengan rencana A?" pemuda kelima tiba-tiba datang dengan pose bersidekap angkuh. Alis hitam yang memayungi matanya terangkat malas.
"Kupikir kita tidak punya rencana A, Shikamaru" jawab Naruto inosen.
"Memang tidak" komentar Sai membenarkan pendapat si pirang dengan nada kalemnya.
"SUDAH, JALANKAN SAJA!" raung Kakashi kesal. Tak habis pikir dengan kelima pemuda ababil –karena Sasuke tidak ada di tempat- yang dianggapnya adik sendiri.
TBC= TUBERKOLUSIS
Salam
Akemi M.R
