The Ballad Of Byun Baekhyun

Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Supporting cast: the other EXO members and another supporter gonna be revealed as they needed.

Pairing: mainly chanbaek and official couple of EXO.

Genre: fluff, romance, drama, friendship

Rated: M

Length: Chaptered

Warning: genderswitch for all uke(s), typos, broken plot, mature content. If you dont like please help yourself to close the tab.

Disclamaire: all the characters here are not mine. I only own the plot.

No plagiarism, no copy-paste, no bash, and happy reading!

.

.

.

.

.

Prolog

.

.

.

.

.

Jari-jari lentik yang terbebas dari sapuan pewarna kuku itu sibuk membolak-balikkan majalah yang memuat berbagai macam pernak-pernik mengenai wanita. Segala macam bacaan yang ada didalamnya sering kali membuat wanita itu merengutkan kedua alisnya dan menyatukannya diatas hidung mungil kebanggaannya. Mulai dari fashion of the week, zodiac, article tentang tips-tips untuk wanita, sampai bahasan mengenai hal intim yang membuat Baekhyun bergidik ngeri.

Ya, namanya Byun Baekhyun. Seorang konsultan senior disalah satu perusahaan eletronik terbesar dikorea. Umurnya 25 tahun, namun fisiknya tidak menandakan hal yang demikian. Wajahnya tergolong imut, luar biasa imut, dengan mata sipit, hidung mungil dan bibir tipis yang menggoda. Wanita itu merupakan salah satu wanita paling dikagumi dikorea selatan. Bukan hal yang baru sesungguhnya, toh Baekhyun memang seorang primadona bahkan semenjak dia masih balita. Wajahnya yang ayu mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya, yeoja ataupun namja akan memutar kepala mereka hanya untuk tidak melewatkan pandangan mereka kepada Baekhyun barang sebentar. Sesempurna itukah Byun Baekhyun? Ya. Dia memang sangat sempurna.

Apa kalian sekarang sedang bertanya-tanya apakah Baekhyun memiliki kekasih? Jawabannya adalah tidak. Wanita dengan julukan 'Daughter Of God' itu tidak memiliki kekasih dan tidak sedang dalam masa pendekatan dengan lawan jenisnya. Satu-satunya laki-laki yang dekat dengannya adalah..

"Apa yang menarik sih?" kata laki-laki itu sambil menjatuhkan pantatnya tepat disamping Baekhyun setelah berhasil mengecup bibir wanita tersebut.

"Lihatlah, ini survey tentang cinta sejati," seru Baekhyun girang, tidak menghiraukan pandangan aneh pemuda disampingnya lantaran sedari tadi Baekhyun tidak bergeming dari halaman majalah itu.

"Kau percaya omong kosong seperti itu?" Baekhyun merengut tidak setuju dengan pendapat lelaki disampingnya, namun ia urungkan untuk berbicara dan kembali fokus dengan majalahnya.

The average number of lovers everybody has in their lifetime is 10.

"That's bullshit!" seru pemuda itu yang diam-diam ikut membaca artikel tersebut.

"you're the bullshit, Chanyeol." Baekhyun memutar kedua matanya dengan jera, Chanyeol memang terkadang menjadi sangat berlebihan di saat tertentu.

Oh ya, nama pemuda tadi adalah Park Chanyeol. pemilik perusahaan dimana Baekhyun bekerja, sahabat Baekhyun dari kecil, bahkan menurut kedua orang tua mereka, Chanyeol dan Baekhyun sudah bersahabat semenjak mereka masih berada didalam kandungan.

Lalu kenapa Chanyeol mencium Baekhyun tadi? Simple. That's how they interact. Banyak yang bilang keduanya lebih cocok menjadi kekasih, namun Baekhyun dan Chanyeol lebih nyaman seperti ini dan selalu mengesampingkan pendapat orang lain. Mungkin mereka berdua adalah alasan untuk satu sama lain mengapa kekasih-kekasih mereka yang dulu tidak pernah bertahan lama berada disisi mereka. Baekhyun berada diatas segalanya bagi Chanyeol. Dan Chanyeol berada diatas segalanya bagi Baekhyun.

"Tapi Baek, bagaimana mungkin cinta sejati seseorang ditentukan oleh teori murahan seperti itu!" Chanyeol bersikukuh dengan pendapatnya.

"Jangan berbicara seolah-olah kau bisa memaknai apa itu cinta sejati. Kau bahkan tidak pernah bisa berkencan dengan gadis lebih dari satu bulan." Wanita itu tersenyum jail ketika ia melihat wajah Chanyeol menjadi merengut, pura-pura tersinggung dengan ucapan pedas milik sahabatnya.

"Atau jangan-jangan...kau sudah pernah bercinta dengan lebih dari 20 yeoja?! Makanya rata-ratamu sudah melebihi angka 10?!" mata Baekhyun memicing meminta penjelasan kepada Chanyeol.

"Aku lupa sudah berapa banyak, tapi kurasa belum lebih dari 20 dan yang jelas kau salah satu dari mereka," jawab Chanyeol enteng, ia benar-benar malas mengingat-ingat siapa saja yeoja yang pernah ditidurinya. Jujur saja, selama puluhan kali Chanyeol berkencan, ia tidak pernah sekalipun serius dengan mereka. Namja itu ingin menikmati masa mudanya dengan bahagia dan menjalin hubungan dengan serius tidak masuk kedalam listnya.

"Kau harus berhenti bermain-main dengan perempuan Chanyeol," Baekhyun menolehkan kepalanya ketika dirasa Chanyeol memeluk pinggangnya dan menyandarkan dagunya dipundak sempitnya.

"Lalu? Percumah saja, toh aku tidak ingat sudah berapa banyak wanita yang kutiduri."

"Kau harus berhenti bermain-main. Dan karena kau lupa sudah berapa banyak orang yang kau tiduri, jadi kau tidak boleh menambahnya." Baekhyun mulai berfikir cara terbaik untuk membantu sahabatnya.

"Apa-apaan itu!" sungut Chanyeol tidak setuju. "Itu justru akan membuatku tidak bisa menemukan cinta sejati!" tambahnya dengan nada tidak terima.

Dengan sabar Baekhyun menghela nafas sebelum akhirnya mulai menjelaskan, "Kita akan cari tau siapa saja mantan kekasihmu. Kau akan mencoba berkomunikasi dengan mereka dan yang paling kau suka, itu yang akan kau bawa kedalam hubungan yang serius. Meskipun tidak jelas berapa jumlahnya, jika itu masih dibawah 20, maka kau akan tetap bisa mempertahankan rata-ratanya yaitu 10."

"Jadi maksudmu dengan jumlah limit yang sudah kucapai, cinta sejatiku adalah orang yang pernah kutiduri atau kukencani? Karena cinta sejati adalah orang yang pernah kukencani atau kutiduri sebelum angka 20?" Chanyeol mencoba menyerap teori milik Baekhyun yang disambut anggukan antusias dari wanita itu.

"Ya! Kau pintar!" serunya sambil mengelus dagu Chanyeol berulang-ulang.

"Bagaimana denganmu?" tanya Chanyeol, membuat Baekhyun tercenung.

"Aku baru berkencan selama tiga kali dan bercinta selama dua kali-"

"Denganku salah satunya," cengiran milik namja berpostur tinggi itu mampu membuat Baekhyun melayangkan jarinya untuk menyentil kening lebar Chanyeol yang terbebas dari poni itu.

"Aku masih memiliki banyak kesempatan untuk berkencan dan bercinta dengan siapapun, angkaku masih kecil," Baekhyun tersenyum simpul sementara Chanyeol merengut tidak setuju, namun ia tidak bisa protes, kalian tau kan penyebabnya? Tidak ada hubungan apapun diantara mereka, jadi saling memprotes adalah haram hukumnya. Kecuali Baekhyun yang memprotes Chanyeol habis-habisan, maka namja itu akan dengan gerakan yang otomatis dan sistematis melakukan sesuatu yang Baekhyun inginkan.

"Jadi... kau akan membantuku kan?" Chanyeol memastikan, meskipun suaranya kini teredam karena kegiatannya yang tengah mengendus-endus leher jenjang Baekhyun, namun wanita itu masih bisa mendengarnya.

"Tentu saja, aku juga berhak ikut memilihkan wanita yang mana yang cocok untukmu, bukan?" wanita itu menggenggam tangan Chanyeol yang berada dipinggangnya, mencoba meyakinkan sahabatnya.

"Kau memang yang terbaik," desah Chanyeol kemudian menarik wanita itu kedalam pelukannya.

.

.

Setengah jam kemudian Baekhyun masih menemukan dirinya berada dibawah Chanyeol. Pakaian mereka masih lengkap, hanya saja keadaannya sungguh berantakan. Chanyeol masih betah dengan leher Baekhyun sementara wanita itu hanya mengelus punggung tegak lelakinya dengan gerakan teratur. Panggil mereka naif, karena mereka memang melakukan segala keintiman atas nama persahabatan. Tidak peduli siapapun yang mengejek mereka, keduanya akan dengan santai menanggapinya dan tidak akan pernah memikirkan gagasan yang orang lain berikan.

"Chanhh.." desahan itu terlolos manakala satu buah gigitan kuat membekas dileher putih Baekhyun. Tak tinggal diam, Chanyeol mencoba menyusupkan tangannya kedalam kemeja sempit yang digunakan Baekhyun, mencari dua gundukan kenyal yang tanpa Baekhyun sadari kerap kali dipandang dengan lapar oleh namja-namja diluar sana, tak terkecuali Chanyeol.

"Hmm.." jawab Chanyeol dengan nada rendah. Kali ini namja itu melarikan bibirnya ketelinga Baekhyun, meniupkan angin-angin gairah kedalam tubuh Baekhyun.

"Kita masih ada di ooohh.. kantor.." Chanyeol tiba-tiba mengulum cuping telinga Baekhyun, salah satu titik sensitif milik gadisnya.

"Aku tidak peduli. Kau bilang aku tidak boleh meniduri yeoja lain lagi. Karena kita pernah melakukannya, maka kau harus bertanggung jawab kali ini." Chanyeol mengeluarkan remot dari saku celananya dan menekan salah satu tombol kemudian mengarahkannya ke arah pintu. Sedetik kemudian terdengar bunyi 'klik' yang menandakan pintu telah terkunci dengan rapat, tidak ada seorangpun yang mampu membukanya.

"Kita aman." Kata Chanyeol lagi, seolah tidak ingin memberikan Baekhyun kesempatan untuk menyerukan alasan yang lain, Chanyeol buru-buru membungkam bibir mungil itu dengan bibirnya. Ia lumat dengan perlahan, seakan memuja setiap detail pori belahan bibir Baekhyun itu. Sementara gadis itu yang memang sudah terangsang setengah mati, terus menekan tengkuk Chanyeol supaya lelaki itu memperdalam ciumannya.

"Eomma dan eommonim akan langsung menikahkan kita jika mereka tau." Baekhyun terkekeh dengan pikirannya sendiri, sementara Chanyeol hanya tersenyum menanggapinya.

"Tidak ada seorangpun disini, kau tenang saja." Dan kalimat itu seperti pengantar bagi Chanyeol untuk menanggalkan kain yang menempel di tubuh Baekhyun satu persatu.

Kecupan-kecupan memuja menghujani tubuh Baekhyun begitu lelaki itu berhasil melepaskan semua pakaiannya. Mulai dari kening Baekhyun dan merembet kebawah dengan perlahan, tidak mau melewatkan sejengkalpun. Berbeda dengan sebelumnya, Chanyeol menghabiskan waktu lebih lama pada buah dada Baekhyun, ukurannya tidak terlalu besar namun terasa pas digenggamannya, mempermudah lelaki itu untuk meremas dan memilinnya.

Beruntung ruangan ini kedap suara, sehingga desahan nyaring milik Baekhyun teredam dengan sempurna ketika puting sebelah kanannya dipuja oleh Chanyeol yang sibuk menarik ulurnya dengan giginya. Sementara tangan Chanyeol yang satu lagi memainkan puting sebelah kiri Baekhyun dengan gemas, pilin-tarik-pilin-tarik, seperti itu terus menerus hingga Baekhyun seperti lupa akan namanya sendiri.

Puas dengan mainannya, Chanyeol menegakkan tubuhnya dan menatap Baekhyun dibawahnya yang menatapnya dengan sayu. Tangan namja itu meraih salah satu laci disampingnya dan mengambil pengaman dari sana. Pipi Baekhyun sedikit memerah ketika ia melihat Chanyeol mulai menarik turun resleting celananya dan mengeluarkan penisnya dengan perlahan. Ia memang sudah pernah melakukannya dengan Chanyeol namun Baekhyun benar-benar lupa bahwa penis Chanyeol berukuran sebesar itu. Batangnya panjang dengan urat-urat kejantanan yang terlihat jelas. Ketika Chanyeol hampir memakaikan pengaman kekepala penisnya, ponsel Baekhyun yang berada tepat disampingnya berdering dengan nyaring.

Tanpa persetujuan, namja itu segera meraihnya dan mengernyit ketika melihat nama asing dilayarnya.

"Oh Sehun?" mendengar nama itu Baekhyun tiba-tiba memucat, untuk apa Sehun menelfonnya?

"Siapa Oh Sehun?" kali ini pandangan Chanyeol sudah ia fokuskan kepada Baekhyun yang masih terbengong ditempatnya.

"Baek?"

"O-oh? Dia.. dia mantan kekasihku." Gadis itu menundukkan kepalanya, membuat Chanyeol menatapnya curiga. Apakah hubungan keduanya tidak berakhir dengan baik?

"Katakan padaku apa yang terjadi," titah Chanyeol dengan suara setenang mungkin, namun hal itu justru membuat Baekhyun begidik ngeri.

"D-dia..dia meninggalkanku untuk orang lain." Suaranya bergetar, menyulut amarah ditubuh Chanyeol. tanpa pikir panjang, namja itu menekan tombolnya dan menempelkan ponsel itu ketelinganya.

"Baek?!" suara dari seberang sana menyapanya.

"Nuguya," Chanyeol membuka suara, emosinya ia coba redam dan berkata dengan setenang yang ia bisa.

"Baek?!"

"Kau siapa?"

"Kau sendiri siapa?"

"Aku Chanyeol." Pria itu menyenderkan badannya senderan sofa sementara Baekhyun beringsut mendekati Chanyeol untuk memeluk sebelah tangan lelaki itu.

"Dimana Baekhyun?" suara diseberang sana seperti tidak sabaran, membuat Chanyeol mendengus dengan halus.

"Ada apa kau mencarinya?"

"Aku ada urusan dengannya, cepat berikan ponselnya."

"Urusan Baekhyun adalah urusanku juga." Jawab Chanyeol enteng.

"Kenapa begitu?"

"Dia kekasihku." Chanyeol sendiri tidak percaya mengapa ia mengatakannya, yang jelas hanya itu yang terlintas dipikirannya. Ia harus melindungi Baekhyun dari orang brengsek seperti Sehun atau siapalah namanya Chanyeol tidak peduli.

"A-apa?!" suara Sehun memekik diseberang sana, membuat Chanyeol mau tak mau menjauhkan ponselnya dari jangkauan telinganya jika ia tidak ingin telinganya berdengung sakit.

"Sudah kukatakan Baekhyun kekasihku. Jangan ganggu dia lagi atau aku akan menghabisimu." Putus Chanyeol setelah puas dengan jawabannya.

Setelah itu ia letakkan ponsel milik Baekhyun diatas laci kemudian ia pusatkan perhatiannya kepada yeoja yang masih menundukkan kepalanya disebelahnya.

"Hey," panggil Chanyeol, mencoba menarik perhatian Baekhyun. Perlahan-lahan gadis itu mendongak dan disambut dengan tatapan dalam milik Chanyeol.

"Kau harus percaya aku akan melindungimu dari orang-orang bodoh yang akan menyakitimu." Baekhyun memaksakan sebuah senyuman dan mengangguk pelan, membuat sudut bibir Chanyeol ikut terangkat.

Tanpa membuang banyak waktu lagi, didorongnya tubuh Baekhyun yang langsung jatuh terlentang diatas sofa, Chanyeol buru-buru menanggalkan kemejanya yang sudah benar-benar membuatnya kepanasan.

"Sejujurnya aku tidak suka seseorang merusak kegiatanku." Chanyeol berbisik tepat didepan bibir Baekhyun, sehingga memberikan getaran halus dibelahannya.

"Tapi ketika melihatmu seperti ini.." didekatkannya kepalanya ketelinga Baekhyun sebelum akhirnya berbisik,

"Aku jadi berfikir, mungkin aku bisa menidurimu setiap hari." Baekhyun tersentak mendengarnya. Apa Chanyeol baru saja mengatakan bahwa ia tertarik dengannya?

"Kau sungguh indah, Baekhyun."

Dalam hitungan detik, keduanya sudah kembali larut dalam gairah. Mengesampingkan status mereka yang sebenarnya. Tidak mau tau bahwa sesungguhnya, yang membuat mereka tidak pernah mendapatkan cinta sejatinya adalah karena mereka lupa akan batasan yang selalu mereka langgar.

.

.

.

.

"One day in your life, you'll remember a place, someone touching your face. You'll comeback and you'll look around you'll..one day in your life.." Baekhyun menelusuri wajah Chanyeol yang tersenyum damai kearahnya. Kegiatan mereka sudah berakhir satu jam yang lalu dan tidak ada salah satu dari mereka yang mau beranjak pulang padahal waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Suaramu indah.." kata Chanyeol menanggapi nyanyian Baekhyun yang sebenarnya dinyanyikan dengan sedikit berantakan.

"Aku pernah menjadi juara satu. Kau ingat?" gadis itu sengaja mempoutkan bibirnya, mencoba untuk berpura-pura merajuk tapi sinyal yang Chanyeol tangkap adalah mencoba untuk menggoda.

"Do Kyungsoo, Im Jinah, Zhang Yixing." Ucapan Chanyeol membuat dahi Baekhyun merengut bingung. Gadis yang masih berada didalam dekapan Chanyeol itu kemudian memberikan pandangan penuh tanya kepada namja yang sedang memeluknya.

"Itu nama-nama mantan kekasihku yang sudah ku ingat. Sebenarnya aku mengingat beberapa yang lain. Tapi mereka tidak terlalu menarik. Aku menolak untuk mengencani mereka lagi."

"Siapa yang paling kau suka dari tiga orang itu?"

"Zhang Yixing. Composer ternama yang juga merupakan desaigner kelas dunia. kuat, mandiri, tapi penuh dengan kelembutan."

"Dia pasti sulit untuk dicari informasinya." Sungut Baekhyun yang ditanggapi oleh kekehan dari Chanyeol.

"Ya, tapi kalau kau bisa menemukannya, aku akan berhutang budi padamu."

"Baiklah. Zhang Yixing adalah target jangka panjang karena dia adalah yang paling kau inginkan. Sambil menunggu, kita bisa mencoba mencari tau mantan kekasihmu yang lain dulu."

"Oh- Lee Taemin dan Kim Kibum boleh juga." Sahut Chanyeol dengan kembali memberikan informasi tentang mantan kekasihnya yang lain.

"Geurae, kau akan memilih satu dari lima yeoja ini." Baekhyun mengangkat bahunya cuek dan kembali memejamkan matanya ketika dirasakan tangan Chanyeol mulai mengelus kewanitaannya dengan gerakan berpola. Mata sipit itu sontak terbuka lebar, ia mempersiapkan tenaganya untuk berteriak,

"PARK CHANYEOL! DASAR MESUM!"

.

.

.

.

"Kapan Kau akan mengatakan yang sebenarnya?" tanya Minseok tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar dihadapannya. Sementara lawan bicaranya, hanya mendesah resah dan mengangkat bahunya pasrah.

"Aku tidak akan pernah mengatakannya..."

"...mungkin."

Minseok menoleh dan didapatinya raut wajah Baekhyun yang sangat menyedihkan. Sudah berapa bulan semenjak temannya ini tidak berhubungan dengan Sehun, tapi imbas dari perpisahan itu masih terasa hingga saat ini. Baekhyun masih sangat sensitive dan terkesan menutup diri dari semua namja yang mau mendekatinya. Padahal Minseok sudah berulang kali memberikan saran agar Baekhyun bisa segera move on dan melanjutkan kehidupan percintaannya, namun yeoja itu selalu saja takut akan masa lalunya jika saja akan terulang lagi.

Meskipun Minseok tau, bahwa sesungguhnya yang membuat Baekhyun semakin sulit untuk mengenal namja lain bukan saja karena dia belum move on dan memaafkan masa lalunya, tapi juga karena kehadiran Chanyeol yang sudah menjadi bayang-bayangnya.

Baru ketika Minseok akan kembali membuka suara, Baekhyun sudah sibuk dengan ponselnya, entah berbicara dengan siapa, namun yang ia dengar adalah..

"Nana-ssi? Im Jinah-ssi?"

"..."

"Berikan aku informasi tentang Nana-ssi secepatnya. Kalau bisa malam ini."

"..."

"Geurae, kau yang terbaik!" setelah itu Baekhyun menutup sambungannya dengan senyuman bahagia. Chanyeol pasti senang mendengar ini, batinnya dalam hati.

"Ada apa?" tanya Minseok hati-hati.

"Aku sedang membantu Chanyeol untuk menemukan mantan kekasihnya." Jawab Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel digenggamannya.

"Untuk apa?" tanya Minseok lagi,

"Eobseo unni, Chanyeol ingin kembali padanya."

"Kenapa kau membantunya?"

"Apa salah jika aku membantu sahabatku sendiri?" Baekhyun bertanya dengan polos, membuat Minseok geram sendiri.

"Kau yakin kalian hanya bersahabat?" tanya Minseok sekali lagi,

"Kau meragukanku?!" Minseok tau, gadis itu sedang pura-pura tersinggung. Terlihat dari raut wajahnya yang sedikit menyeringai.

"Baek, aku benci mengatakan ini tapi kuharap kau tidak akan menyesal dengan keputusanmu." Minseok kemudian bangkit dan meninggalkan Baekhyun yang tercenung sendirian. Matanya mendadak menatap kosong kesalah satu titik, perlahan-lahan jiwanya siap untuk meninggalkan raganya. Jika Chanyeol kembali dengan Nana, apakah lelaki itu akan mengabaikannya?

.

.

.

.

Tbc/end?