Semua ini adalah awal dari cerita.
Di luar sana, langit mendung menyelimuti bumi. Sekarang memang belum benar-benar musim panas. Tepatnya, sekarang adalah akhir musim semi, awal musim panas.
Terdapat suatu rumor yang tidak ada yang tahu detilnya. Tersebar seperti kabar angin, dari mulut ke mulut. Namun tidak ada satupun yang tahu detilnya.
Ya, tidak ada satupun.
Rumor itu bercerita tentang sebuah buku bersampul hitam dengan pembatas buku bergambar kucing hitam terselip di sembarang halaman. Tidak ada yang tahu di mana letak buku itu. Dan walaupun buku dan pembatasnya itu ditemukan, dikatakan jangan pernah sesekali menyentuhnya.
A Fairy Tail Fanfiction
Demise Game
Disclaimer: Fairy Tail (c) Mashima Hiro
Shuuen no Shiori Project (c) Shuuen Staff (150P, Suzumu)
WARNING: Diwajibkan untuk membaca AUTHOR NOTES yang terpampang di bawah cerita ini.
Peraturan Bermain Permainan Kematian:
Permainan dengan seorang pengkhianat, sang Rubah, telah dimulai. Jika kau ingin menyelesaikannya, perhatikan langkah-langkahnya dan cari jalan keluarnya.
—Sekarang, permainan kematian yang menyenangkan akan segera dimulai.
1. Untuk mencapai akhir dari permainan, sang Rubah harus dibunuh.
2. Jika sang Rubah tidak ditemukan, semuanya akan mati.
3. Saat mencari sang Rubah, Kokkuri-san [1] akan memberi perintah.
4. Perintah Kokkuri-san akan dikirimkan melalui surat.
5. Kau akan diberikan waktu satu minggu untuk memenuhi perintah dari Kokkuri-san.
6. Jika perintah diabaikan, kau akan mati.
7. Jika perintah diperlihatkan kepada orang yang tidak terlibat dalam permainan, orang itu akan mati.
8. Sampai permainan selesai, kau tidak akan bisa kabur.
"Sekilas info. Hari ini, di sebuah sekolah yang terletak di pinggiran Magnolia, mayat seorang siswa ditemukan. Polisi akan memulai investigasi untuk menemukan kemungkinan apakan ini pembunuhan atau kecelakaan—"
Suara reporter berita menggema, mengisi seluruh ruangan kecil ini. Aku terdiam, entah kenapa, kepalaku seperti terserang vertigo.
Kejadian itu berlangsung dengan cepat.
Kejadian itu terjadi saat istirahat siang, saat bel masuk baru saja berbunyi. Saksi matanya adalah seorang siswi dari sekolah yang sama. Siswi itu ingin mengambil bola di antara semak-semak. Ia merangkak untuk mengambil bola dan tidak sengaja menabrak seseorang hingga orang itu jatuh.
Saat siswi itu mengangkat kepalanya untuk meminta maaf, ia menyadari keanehan—
—orang yang ia tabrak tadi tidak memiliki tubuh bagian atas, hanya ada tubuh bagian bawah.
Menurut siswi itu, badan bagian bawah mayat itu sudah berdiri di sana hingga ia menabrak tubuh itu hingga terjatuh.
Di waktu yang sama, di sekitar gang sempit dekat gerbang belakang sekolah. Kali ini saksi matanya adalah seorang siswa dari sekolah yang sama. Ia berjalan melewati gerbang belakang sekolah untuk menyimpan kembali alat-alat kebersihan yang ia gunakan untuk membersihkan kelasnya. Saat ia berjalan melewati gerbang belakang lagi, ia menyadari suatu keanehan—
—di depan gerbang belakang sekolah, yang tadinya tidak ada apapun, kini terdapat tubuh bagian atas mayat tergeletak.
Beberapa meter dari tempat bagian atas mayat tersebut, terdapat jejak seperti darah yang terseret. Jejak itu menuju ke tempat di mana tubuh bagian bawah mayat tersebut ditemukan.
Tentu saja, meskipun ada banyak siswa di halaman sekolah saat istirahat siang, tidak ada satu orang pun yang menyaksikan pelakunya.
Dengan kata lain, ini adalah pembunuhan ruang tertutup.
"...jadi itu semua benar?"
Pada hari itu juga, sebuah pertemuan mendadak diadakan, dan sekolah telah diliburkan sampai waktu yang ditentukan.
Murid-murid banyak yang shock akibat kejadian mengerikan ini, dan sebagai hasilnya mereka semua dipulangkan oleh pihak sekolah.
Di lantai dua bangunan lama sekolah itu, di kelas yang dulunya digunakan sebagai ruang musik, beberapa orang berkumpul.
Berbeda dengan murid lain yang ketakutannya tidak beralasan, ekspresi mereka semua tegang.
"Hei, siapa yang memberitahukan dia?! Siapa pengkhianatnya?!"
"Aku pikir, kita juga akan mati..."
"Tenanglah,"
"Tidak mungkin aku bisa tenang disituasi seperti ini!"
"...kau tidak mengerti...i-ini hanya kecelakaan,"
"Tidak mungkin kejadian ini kecelakaan, kan?!"
"Tenanglah!"
"..."
"...jika orang lain terlibat... kau tidak ingin mati, kan?"
"...cih!"
"Pokoknya, seseorang menerima surat,"
"Dengan kata lain, semua itu benar, kan?"
"Sepertinya begitu."
"..."
Keheningan tercipta diantara kami, sampai seseorang mengeluarkan suara.
"Hei, apa yang harus kita lakukan?"
"Untuk sekarang, kita hanya bisa berdiam dan melihat apa yang selanjutnya akan terjadi. Sampai seseorang menerima surat,"
"Ya, dan sampai satu minggu berlalu, satu diantara kita akan mati."
"Tapi, ini kejadian besar kan? Pelakunya pasti akan ditemukan."
"...jika, memang ada pelakunya."
-to be continued-
[1] Kokkuri-san: Salah satu permainan mistik tradisional yang terkenal dikalangan anak anak di Jepang. Permainan seperti jelangkung jika di Indonesia
AUTHOR NOTES:
Yak, kali ini kalian memang diwajibkan untuk membaca Author Notes, mengingat betapa pentingnya sesuatu yang akan saya sampaikan kepada kalian.
Cerita Demise Game kali ini diambil dari cerita Shuuen no Shiori, ada yang tahu? Kalo tidak, silahkan cari di google, ohoho.
Yah, seperti yang saya bilang, diambil dari cerita, kan? Itu berarti, alur dan plot awal benar-benar sama, hanya saja saya modifikasi sedikit agar cocok dengan karakterisasi karakter yang akan saya gunakan di fanfic ini.
Tentunya, ada beberapa bagian yang memang keluar dari otak saya, jadi cerita ini tidak semata-mata hanya menjiplak dan hanya mengganti karakter saja.
Tidak, kok.. yah saya tidak mencuri karya orang kan, karena bagaimanapun, pemilik asli dari cerita ini telah saya cantumkan di Disclaimer. Bisa dibilang sebagai crossover kalau begitu. Iya, kan? Karakter Fairy Tail bermain di cerita Shuuen no Shiori! Menyenangkan, ahaha /hus.
Tapi saya tidak berminat untuk menjadikan fic ini crossover.
Fic ini seharusnya dipublish duluan sebelum fanfic Revenge Syndrome. Tapi, karena ide fic itu sangat legit, jadi sebelum kehilangan feel, saya nulis ff itu dulu deh XD
Well, saya sempat bergidik menulis cerita ini, membayangkannya saja ngeri. Huahaha, waktu saya membaca cerita aslinya, Shuuen no Shiori, saya langsung jatuh cinta sama ceritanya, ups... kalo aku bilang di sini nanti spoiler deh XD
Jadi, keep or delete? Itu tergantung para reader dan reviewer semuanya.
Akhir kata, mind to review?
Salam Hangat,
Nacchan
