Hai perkenalkan saya vivi-chan.

Karena ini ff pertama saya, jadi maafkan saja jika tidak berkenan dengan cerita ini.

Langsung saja lah, happy reading ^^

Fang's Secret

Seorang guru terlihat sedang menerangkan berbagai rumus matematika di depan kelas. Beberapa murid terlihat sudah bosan atau dengan kata lain, tak lagi mampu menyerap kata-kata yang diujarkan oleh sang guru nyentrik yang berpakaian ala superhero. Tak terkecuali Boboiboy. Bocah dengan topi dinosaurus tersebiut sudah sedari tadi menguap, tanda bahwa ia sudah benar-benar jenuh.

"Jadi, persamaan matematik dari… bla…bla..bla…."

"Huf, kapan nih selesainya? Masih lama kah Boboiboy?" tanya Gopal yang duduk di sampingnya.

"Kurang setengah jam lagi Gopal. Akupun dah bosan." Bisik Boboiboy.

"Hmm, bilang saja kau tak paham penjelasan matematik ini kan Boboiboy?" ujar seseorang berwajah oriental yang berada di bangku belakang Boboiboy

"Ya lah tu."

"Tenang Boboiboy, nanti aku akan ajar kau Matematik. Tapi kau harus akui kalau aku lebih populer dari kau."

"Heleh."

Setelah kebosanan yang luar biasa melanda kelas Boboiboy, akhirnya jam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bel berbunyi, menandakan jam pelajaran usai pun membuat seluruh siswa di kelas itu serempak memasukkan buku mereka ke tas masing-masing tanpa komando. Sang guru akhirnya mengakhiri pelajaran dan keluar dari kelas tersebut. Murid-murid pun lansung berhamburan keluar kelas, berusaha menghilangkan penat setelah seharian bersekolah di SD Pulau Rintis.

"Eh Boboiboy, aku dan Ying akan terlambat. Ada urusan ekstrakulikuler. Kalian pulanglah dulu. Eh mana Gopal?" tanya gadis berjilbab yang baru menyadari teman bertubuh gempalnya telah tidak ada di kelas.

"Dia dah lari pulang duluan. Katanya sudah benar-benar kelaparan."

"Huh dasar Gopal."

"Tak apalah aku bisa pulang dengan Fang. Ya kan Fang?"

"…"

Fang hanya memutarkan matanya, tidak menyahuti perkataan Boboiboy.

"Oke lah kami duluan ya. Bye Boboiboy bye Fang."

"Oke, bye."

Kedua gadis tersebut pun meninggalkan kelas yang kini hanya diisi oleh kedua teman laki-lakinya.

"Fang, ayo pulang sekarang." Ajak boboiboy.

"Bentar, aku masukan buku dulu."

Boboiboy pun dengan terpaksa menunggu sejenak teman sekaligus rivalnya tersebut.

"Eih, tunggu aku Fang." Sambil menyusul Fang yang malah meninggalkannya di kelas.

'Dasar Fang, aku nungguin dia, malah aku ditinggal.' Batin boboiboy.

"Kau ni. Aku menunggu kau, kau malah ninggalin aku."

Namun yang diajak bicara hanya terdiam tak membalas ucapaan Boboiboy.

"Eih mendung?" ucap Fang sambil menatap langit yang ternyata dipenuhi awan-awan gelap keabuan seakan siap menumpahkan semua beban air yang dibawanya. Fang pun mempercepat langkahnya tak ingin membuat tubuh dan buku-bukunya terkena tetesan hujan.

"Fang jangan cepat-cepat." Pinta Boboiboy yang berusaha menyelaraskan langkah Fang.

"Aku tadi kan udah ngajak kamu pulang, tapi kamu malah lama masukin bukunya." gerutu Boboiboy.

"Kenapa tak pulang sendiri saja." Ujar Fang

Boboiboy hanya terdiam.

Tak lama kemudian gerimis mulai turun dan dengan sekejap berubah menjadi tetesan hujan yang menyerang mereka berdua.

"Aduh hujan." Kata Fang sambil memppercepat langkah kakinya menuju ke salah satu toko yang tutup untuk berteduh menghindari guyuran hujan yang tak diinginkannya.

"Ini gara-gara kau, lambat masukin buku."gerutu Boboiboy yang menyesal telah menunggu Fang sehingga membuat dirinya terjebak tak bisa pulang.

Lawan bicaranya hanya mengepalkan tangannya, menahan kemarahannya pada orang yang ada di sampingnya tersebut yang sedari tadi menyalahkan dirinya. Jika tak karena hembusan angin dingin yang menyengat tulang dan cipratan-cipratan hujan yang mengenai kulitnya, mungkin Fang sudah memukul temannya yang mempunyai jam kuasa seperti dirinya itu.

Angin yang berhembus tak hanya mengarahkan air hujan ke arah mereka, namun juga membawa dedaunan dari pohon yang berada di depan toko tempat mereka berteduh. Tiba-tiba…

"Pluk."

"Heh?" Fangpun langsung melihat sesuatu yang tiba-tiba terjatuh ke arah pundaknya. Matanya menangkap sesuatu yang sangat dibencinya.

"HUUUAAAAAAAA!"

"Heh, kenapa kau teriak-teriak macam tu?"

"HUUAAAA! TOLONG BOBOIBOY TOLONG AKU! INI SINGKIRKAN BENDA INI DARIKU!."ucap Fang sambil menunjuk ke benda hitam yang menggeliat di pundak Fang.

"Bhuuuaaaa….haa….ha…. Kau takut ulat bulu ternyata."

"WOIII CEPATLAH!"

Boboiboypun langsung mengambil ranting pohon yang terletak di dekatnya dan membuang benda yang menggeliat di pundak Fang.

"HHIIIIII!" kata Fang sambil bergidik ngeri melihat benda yang sudah dilemparkan oleh boboiboy.

"Haaa…haa…..Kau penakut. Sama ulat bulu saja kau takut?"

"HAH, DIAM KAU!" kata fang sambil mengatur nafasnya yang masih terengah-engah karena melihat benda yang sangat ia takuti sekaligus paling ia benci di dunia.

Namun lelaki yang berada di sampingnya masih sibuk menertawakan Fang yang takut dengan ulat bulu. Ia tak menyangka di balik sosok Fang yang disegani banyak orang ternyata takut dengan ulat bulu.

.

.

Fang's PoV

Haduh, bagaimana ni? Kalau Boboiboy cerita ke yang lain, bisa hilang kepopuleranku. Dan yang lebih parah, reputasiku akan hncur. Bagaimana ini?

.

.

Boboiboy's PoV

Hah? Tak sangka Fang yang kesehariannya dingin dan cuek ternyata takut sama ulat. Hewan kecil seperti itu membuat Fang menjerit histeris karena ketakutan? Pasti lucu kalau yang lain tahu."

.

.

"Hey Boboiboy, kau jangan ceritakan kejadian ini pada semua kelas ya."pinta Fang penuh harap.

Boboiboy hanya membalas dengan senyum atau lebih tepatnya seringat licik.

'Huh aku benci seringai itu.'batin Fang.

"Boboiboy, tolonglah, bisa hancur reputasiku kalau semua orang tahu."

"Tak lah. Tak mungkin aku ceritakan ke semua kelas."

"Syukurlah, terima kasih Boboiboy."

"Aku mungkin akan menceritakan pada Gopal saja kok."

"Tak pa lah kalau cuman Gopal." Kata Fangg sambil memperbaiki posisi kaca matanya yang menurun.

"Iya. Tapi kau tahu kan kalau mulut Gopal itu kaya ember? Jadi tak usah lah aku capek-cepek cerita ke semua kelas, cukup bilang ke Gopal." Ujar boboiboy sambil menahan tawanya.

Mulut Fang hanya menganga mendengar ide gila Boboiboy. Rasa lega dalam hati Fang hilang seketika saat ia menyadari bahwa mulut Gopal memang tak bisa dijaga karena Gopal memang ceplas-ceplos.

Fangpun menjitak kepala Boboiboy yang sedari tadi masih senyum-senyum mengingat kejadian tadi. Sedangkan wajah Fang bercampur malu karena rahasianya terbongkar dan juga kesal karena orang yang berada di sampingnya menertawai ketakutannya.

"Aduh. Kau ni main jitak kepala orang. Sama ulat aja takut. Dasar penakut."

"Heh, kau pun sama! Sama balon aja takut."

"Aku tak takut balon lah. Aku cuman ga suka kalo balonnya meletus."

"Sama aja. Dasar penakut!."

"Kau yang penakut."

"Kau!"

"Kau!"


Beberapa hari kemudian

Kecemasan Fang semenjak kejaidan memalukan beberapa hari yang lalu sepertinya tidak terbukti. Ia tak melihat Boboiboymenceritakan hal yang memalukan tersebut kepada kawan-kawannya, atau mungkin untuk sementara belum. Dan juga ia tak mendengar omongan-omongan sumbang dari anak-anak lain tentang fobianya dengan ulat bulu. Mungkin Fang harus berterima kasih kepada rivalnya tersebut karena ia tak menceritakan aib yang terbongkar di depan rivalnya sendiri.

'Huh, benar-benar memalukan jika sampai terbongkar.' Pikirnya.

Kini, hanya Fang seorang yang tinggal di kelas. Teman-temannya sudah pulang terlebih dahuli karena Fang masih akan melengkapi beberapa catatan yang belum sempat tercatat olehnya.

"Huh? Apa ini?"

Tangannya menggapai sebuah kotak kecil putih seukuran buku tulis yang berada di dalam laci mejanya. Ia tak mengingat pernah meletakkan benda itu di laci tersebut.

'Mungkin dari penggemar.'pikirnya.

Belakangan ini Fang memang sering mendapatkan hadiah entah coklat atau sejenisnya. Tanpa ragu, tangannya pun membuka kotak yang bertuliskan 'Untuk Fang' tersebut.

Kedua matanya terbelalak di balik kacamata berbingkai violet tersebut. Tubuhnya terasa dingin seketika dan mulutnya terasa tak bisa berkata apa-apa.

Ia kaget sekaligus takut melihat isi hadiah yang ia dapatkan hari ini. Satu benda berwarna hijau gemuk dengan bulu-bulu tegak berdiri menghiasi tubuhnya menggeliat di dalam kotak yang dikira Fang kado atau hadiah dari penggemarnya.

Tangannya pun menyingkirkan kotak sekaligus isinya jauh-jauh dari matanya. Tubuh Fang bergidik ngeri, keringat dinginpun mengucur dari tubuh Fang.

"AWAS KAU BOBOIBOY!"

***THE END***

Haduh maaf ya kalo ga suka ff ini. Saya masih newbie.

Maaf juga bagi penggemar Fang, bukan maksud saya untuk menjelek-jelekkan Fang.

Saya hanya terinspirasi dari teman saya yang kapan hari kejatuhan ulat bulu di kepalanya.

Karena itu saya membuat ff yang aneh ini.

Minta review kalau berkenan.