OUR STORIES
Genre : Romance, Drama
Rate : T
Pairing: Riren [Rivaille x Eren]
Warning : AU, Alur ga beraturan [lompat-lompat], Typo & Typo(s) bertebaran dimana-mana
Disclaimers: Shingeki No Kyojin © Hajime Isyama
CHAPTER 1
Sebelum masuk sekolah baik itu Junior High School ataupun Senior High School kita pasti selalu menjalankan kegiatan yang biasa disebut sebagai tradisi sekolah. Ya, benar apalagi kalau bukan MOS (Masa Orientasi Siswa). Dimana seluruh anak baru harus membawa barang – barang aneh dan ga jelas. Namun apa daya, dengan kegiatan ini, dan pagi ini jugalah sebuah cerita akan dimulai dan tak ada satu orangpun yang tahu alur dan ending dari cerita ini.
~~ 16 JUNI 20XX ~~
Pagi yang cerah, matahari bersinar terang pertanda tidak akan turun hujan. Semua orang bersemangat. Tapi ada satu anak yang sedang terburu – buru. Pria berambut coklat dan bermata hijau keemasan ini berlari dengan cepat melewati pertokoan yang baru buku dan tak jarang dia menabrak orang – orang yang sedang berjalan santai menikmati udara pagi hari. Ya, siapa lagi kalau bukan Eren Jeager.
'Kenapa Dia tidak membangunkanku!?' Umpat Eren didalam hati. 'Lihat saja kalau bertemu dengan mereka di sekolah aku tidak akan memaafkan Dia!'
"Sampai!" Teriak Eren di depan gerbang sekolah barunya sambil mengatur napasnya yang sudah hampir habis karena mengejar waktu agar tidak telat. Setelah mengatur napasnya segeralah Eren berlari keaula. Suasana aula saat itu sudah hening dan seluruh anak baru sudah duduk rapi menunggu Anggota OSIS yang akan memberi tahu kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan tanggal 20 Juni nanti.
BRAKKK
Suara pintu dibuka dengan keras sehingga membentur tembok dibelakangnya. Ya, anak tunggal keluarga Jeager itu sampai dengan banyak peluh bercucuran. Dia mencari sosok yang di kenalnya. Dan tepat disebelah kanan kursi pria berambut blonde itu kosong. Dan Armin melambaikan tangannya ke Eren. Segeralah Dia duduk di kursi tersebut. Tak lama kemudian muncul lah seluruh Anggota OSIS.
Pria berambut blonde yang mirip dengan Armin maju kedepan dan mendekati mic yang ada di tengah – tengah panggung. Disebelahnya ada seorang pria bersurai hitam mirip seperti adik tiri Eren, Mikasa yang meninggal 2 tahun lalu bersama kedua orang tuanya karena kecelakaan mobil.
"Selamat pagi semua" Sapa pria berambut blonde. "Saya selaku Ketua OSIS akan memberi tahu kepada kalian apa saja kegiatan kalian selama MOS nanti." Jelas pria itu. "Dan disamping saya ada Wakil Ketua OSIS kalian yang akan menjelaskan lebih detail tentang kegiatan kalian selama seminggu MOS."
Pandangan Eren tidak lepas dari pria disamping Sang Ketua Osis tersebut.
'Ah.. ada apa ini? Perasaan ini.. Aneh..'
Merasa ada yang memperhatikan pria bersurai raven itu langsung menoleh ke Eren. Tak lama pandangan mereka bertemu dan Eren langsung menundukkan wajahnya. Mungkin Eren sudah menjadi kepiting rebus sekarang karena tingkahnya lakunya yang sekarang.
'Sial.. kenapa bisa ketauan sih' Umpat Eren didalam batinnya. Melihat ada yang tidak beres Armin ingin menegur sahabatnya yang satu itu. Namun saat melihat wajah Eren bersemu merah, Armin megurungkan niatnya itu.
** Pukul 12.00 **
Waktu menunjukkan pukul 12.00 dimana seluruh siswa berbaur untuk pergi kekantin. Ya saat itu kantin lumayan sepi dan hanya anak baru dan anggota OSIS yang bertugas mengamankan sekolah. Dan tak jarang pula terlihat kakak kelas yang berkeliaran karena mengerjakan tugas liburan yang belum selesai dikerjakan.
"Hei Eren. Mau kekantin? Aku lapar. Lagi pula juga acara ini sampai jam 4 sore. Kalau tidak makan sekarang kita pasti tidak akan fokus." Tanya Armin.
"Ya~ Boleh juga. Aku juga lapar. Ayo~" Jawab Eren bersemangat sambil menggandeng tangan Armin.
Setelah berbincang dan keluar dari aula. Tanpa disadari ada 2 pasangan mata yang mengikuti gerak gerik kedua pemuda tersebut. Yang satu berwarna hitam yang satu lagi berwarna biru laut.
'Hm? Anak itu.. menarik juga' Batin Pria berambut hiram tersebut
Bel berbunyi menandakan waktu istirahat selesai. Seluruh murid baru pun berbondong-bondong kembali ke aula. Armin dan Eren sedang berbincang mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan selama MOS seminggu kedepan nanti. Dia takut kalau dia akan menjadi bahan lelucon orang-orang karena tidak dapat bergaul. Berbanding terbalik dengan Eren. Dengan paras pesonanya, Eren sudah mempunyai banyak teman di sekoah barunya.
"WOOOHHHH... Ternyata kita hanya duduk depan belakang ya.. Aku tidak sadar." Jelas pria berambut kuning keabu-abuan itu. Eren mengenalnya dia bernama Jean Kirstein. Disebelahnya ada Sasha Braus, dan Connie Springler. Lalu Eren mengedarkan pandangannya ke yang lain dan dapat dilihat ada Annie Leonhart, yang diapit oleh 2 pria bernama Reiner Braun dan Berthold Hoover. Lalu ada Ymir dan Krista Lenz. Dan tepat disebelah Armin ada pria bernama Marco Bott.
"Diamlah kau! Apakah pita suaramu tidak sakit diajak berteriak seperti itu terus? Dasar MUKA KUDA" Jawab Eren kesal dengan memberi penekanan pada kata terakhir. Ya siapa yang tak kesal selama kau makan kau selalu di protes tentang cara makan dan lain-lainnya.
"Apa!? Beraninya kau memanggilku Muka Kuda!" Teriak Jean tidak terima. Dan saat itu pula diatas panggung ada yang berdecak tidak suka.
"HOI BOCAH! Kalau mau berkelahi dilapangan sana jangan mengganggu orang lain." Teriak Sang Wakil Ketua OSIS tersebut. Yang memiliki surai hitam dengan belah tengah. Ya siapa lagi kalau bukan Rivaille.
"Maaf Senpai" Jean berkata sambil membungkukkan badan. Jean langsung duduk dan hanya melihat kearah Eren. Orang yang merasa diperhatikan langsung menoleh dan memberi tatapan tajam kepada orang yang memperhatikan.
"Ada apa Rivaille? Kau tampak kesal. Sepertinya icaranmu itu banyakan yang mendekati ya." Erwin terseyum dan menahan tawanya. Yang dipanggil pun hanya menoleh dengan wajah datar dan tidak bergeming kecuali mendelikan lidahnya.
Erwin maju kedepan dan mengambil mic tadi dan membuka pembicaraan. "Baiklah Semua. Untuk kegiatan mulai tanggal 20 Juni nanti dan setelahnya akan dibacakan oleh Ri- maksudku Wakil Ketua Osis kita."
"Oke semuanya dengarkan baik – baik karna aku tidak mau mengulang 2 kali." Jelas Rivaille kepada semua anak baru di aula. Tak lama aula menjadi ramai karena murid – murid berbicara satu sama lain tanpa memperdulikan Rivaille. Perempatan persegi Rivaille nampak di dahinya. Erwin yang melihatnya langsung tersenyum.
"HOO.. KALIAN MAU BERBICARA SENDIRI YA?" Tanya Rivaille yang sudah tidak bisa menahan emosinya. "Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan memberitahu apapun tentang kegiatan kalian dan apa yang harus dibawa." Rivaille menjauh dari mic dan duduk kembali. Melihat hal tersebut, suasana aula menjadi Hening.
Hening
Hening...
Sampai...
"Tapi Senpai 'kan tidak semua anak berisik." Teriak Eren membela diri. Eren berdiri dan Armin hanya menepok dahinya melihat kelakuan sang Jeager muda. Jean mencoba membuat Eren untuk duduk. "Aku dan Armin tidak berisik kami memperhatikanmu berbicara. Tapi kenapa seluruh murid terkena getahnya?" Lanjut Eren. Jean yang sudah tidak tahu harus berbuat apa langsung duduk.
"Ho begitu?" Rivaiile turun dari panggung dan menghampiri Eren. Eren membeku ditempat saat melihat tatapan intens dari Rivaille.
"Ehem!" Erwin berdehem. "Wah sepertinya murid tahun ini lebih aktif." Canda Erwin. Rivaille pun langsung kembali ke atas panggung.
"Dengar karena teman kalian sudah membela kalian akan ku katakan apa kegiatan dan apa yang harus kalian bawa nanti saat MOS. Berterima kasihlah pada teman kalian yang satu itu." Rivaile memberi penekanan sehingga Eren pun hanya diam. Ia baru sadar membuat sang Wakil Ketua Osis kita marah.
Rivaille mulai membacakan semuanya. Beberapa murid ada yang mencatat di buku dan ada juga yang mencatat di memo handphonenya. Keadaan menjadi sangat sepi dan hening.
** Pukul 16.00 **
"Ahh.. Akhirnya selesai." Eren berkata kepada Armin sambil tersenyum kepada Armin. Armin membalasnya dengan senyum yang tak kalah manisnya.
"Oh iya Eren. Mau membeli bahan untuk MOS nanti? Lumayan setelah itu kau bisa main lagi bukan?" Ajak Armin sambil menunjukkan email tentang diskon harga di sebuah toko.
"Wahh.. ada potongan harga. Ayo kalau begitu kita juga bisa berhemat." Ajak Eren semangat.
Mereka pun berjalan menuju toko tersebut karena toko itu tutup jam 6 sore. Dan tanpa sepengetahuan mereka Erwin dan Rivaiile mengamati mereka dari ruangan yang berbeda.
.
.
.
.
.
Continued~
Baiklah jika ada yang bertanya mengapa cerita ini dipublish ulang
Jawabannya adalah karena banyak perubahan dari chapter 1 ^3^
jadi mohon maklum ya...
tapi semua ceritanya sama kok cuma ada perubahan kecil aja ^3^
Selamat menikmati~~~
