Sial, sial, sial! Di saat seperti ini, kenapa malahan tidak bisa berkeliaran ke mana-mana! Akh! Mereka sedang apa? Siapa? Dan bersama siapa?
Jangan membuatku penasaran tidak berujung seperti ini! Suara-suara itu sangat menggangguku—bukan, bukan. Sebenarnya bukan suara-suara mencurigakan itu yang menggangguku, tapi makhluk abstrak yang berada di depanku sekarang ini!
.
.
.
"Curioscripty"
by Fue
Ansatsu Kyoushitsu/Assassination Classroom © Matsui Yuusei
WARNING: Alternate reality, alternate timeline, first POV, bisa jadi OOC, bisa jadi mistypo, bisa jadi UHUKambiguUHUK
.
.
.
[Script 1]
.
.
.
"Koro-senseeei..." ucapku depresi sembari meletakkan kepala di depan komputer. "Kenapa Sensei harus ada di sini? Yang membutuhkan bimbingan bukan hanya aku, 'kan? Sana, ke anak lain saja!" keluhku melirik benda kuning yang tengah memakan manisan di sebelahku.
Lalu, makhluk berkepala bundar itu menoleh ke arahku. "Karena Sensei tahu kau akan kabur dari itu, dan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan mengganggu teman-temanmu."
Sudah kuduga, dia menyadarinya.
"Tapi, mereka juga berpotensi untuk berbuat demikian! Sensei dengar sendiri bukan?"
"Kau berpotensi paling tinggi di antara teman-temanmu."
"Andaikan Karasuma-sensei dan Bitch-sensei ada, aku memilih dibimbing oleh mereka saja..."
Ya, dengan begitu aku dapat kabur dengan lebih mudah.
"Senseisenseisenseisenseisenseisensei..."
...
...Dia mengabaikanku, dengan wajah poker emoji-nya.
"Hari ini saja bagaimana, Sensei? Sedang panas sekali lho," bujukku.
"Tidak, Karma. Sensei ingin kau lulus," masih sibuk dengan benda bulat bolong tengahnya ber-topping cokelat karamel betabur icing lemon. Uh, sial, itu yang tadi kubeli karena penasaran dengan rasanya.
...Oke, rasanya aku mulai me-random gara-gara skripsi kampret ini.
...
...
...Oh.
Aku belum bilang tentang skripsi?
Kunugigaoka University. Semester akhir. Tugas akhir. Skripsi dan kawan-kawannya. Stress. Depresi. Dan lain-lain.
Dalam rangka penyelesaian skripsi, kami seangkatan semingguan ini menginap di penginapan yang telah kami sewa di kaki gunung.
Tapi, beginilah keadaannya. Aku tertimpa sial. Bukan hanya skripsi di depanku, tapi juga aktivitas di luar kamar yang membuatku gigit jari, serta benda kuning yang hidup ini. Ugh.
"Sensei, aku malah malas kalau kau ada di sini."
...
...Dia mengabaikanku...part two.
...
"KYAAAA!"
"JANGAN!"
"JANGAN ITU!"
"AHAHAHAHAH!"
BRUK
PLAAAKK—
...
...
Lalu sunyi.
Yang kuyakini, barusan adalah suara beberapa anak perempuan dan Okajima, makhluk paling perv setelah Koro-sensei.
Baik mataku maupun mata si tentakel tidak terlepas dari pintu yang tidak jauh dari kami. Benar, aku tahu tabiat dosen satu ini.
Mesum parah.
Pengharap romansa murid-muridnya.
Namun mak comblang yang tidak berbakat.
Aku tahu sekali apa yang ia pikirkan setiap suara-suara mencurigakan terdengar dari kamar lain.
"Sensei."
Koro-sensei mengangguk pelan. "Aku tahu apa yang kau pikirkan, Karma."
ITU KATA-KATAKU, TENTAKEL KUNING SIALAN!
"Tapi tahan dulu, kau harus mengerjakan skripsimu. Nurufufufufufu..."
Tahan peluhmu saja, Koro-sensei. Aku tahu kau sangat ingin mengintip mereka.
Aah...aku ingin melihat wajah mereka saat tepergok xxx atau xxx, lalu xxx, kemudian kuabadikan dengan kamera ponsel. Makanya, aku kesal tidak bisa merecoki mereka.
Klak...
Hoo...itu pintu kamar Nagisa.
"Nagisa, aku mampir kamarmu, ya. Aku risih dengan tingkah mereka."
Kaede Kayano.
"Aku juga, aku juga!"
Tomohito Sugino.
"Baiklah, baiklah. Tapi aku tidak yakin cukup untuk kalian berlima."
Blam.
...
...KALI INI SIXSOME?!
Entah kenapa kali ini aku dan Koro-sensei saling menatap bersamaan.
"Tuh, 'kan, Sensei! Sudahlaaah! Untuk hari ini saja—"
"...Ti—tidak, tidak. Sensei tidak akan lengah sedikit pun!"
"Sensei meleleh tuh."
"...Sensei tidak meleleh. Sensei hanya menyerap peluh terlalu banyak."
"Iya... TAPI KAMARKU BISA HANCUR KALAU SENSEI MELEDAK."
.
.
.
~ Jam makan malam ~
"Nagisaaa~"
"Ah, Karma," sahut yang dipanggil. "Bagaimana? Apa skripsimu mengalami kemajuan?"
"Kurang lebih," jawabku singkat. "Aku sedikit senang, tadi Koro-sensei mengijinkanku keluar kamar walaupun sebentar. Hahahah."
Si rambut biru di depanku hanya menghela napas mendengar jawabanku.
"Jangan sampai kau tidak lulus, Karma."
"Tenanglah. Aku akan memperlakukan angkatan bawah kita dengan penuh kasih sayang."
Androgini bermata safir di depanku itu menghela napas...lagi.
"Nagisa, kalian berenam tadi sedang apa di kamar?" tanyaku to the point.
"Err...sepertimu. Dan sedikit bermain. Ahaha..." Bocah bermarga Shiota itu tertawa datar sembari mengambil sushi ber-topping gurita.
...
Omong-omong topping, aku jadi teringat donat ber-topping caramel-chocolate-with-lemon-icing-ku yang belum sempat kucoba tadi.
Dosen tentakel sialan.
...
...Dan aku pun kembali me-random.
...
"Um...lalu setelah diijinkan keluar kamar, kau ke mana? Bermain dengan salah satu dari kami?"
"Fufufu...kau penasaran?" kataku sambil melahap dango di tempat. "Aku menemukan sesuatu, Nagisa."
Lawan bicaraku menatapku bertanya-tanya. "Sesuatu?"
Tidak kusadari beberapa anak mulai mendekati kami dengan wajah kepo maksimal—entah dari mana istilah 'kepo' ini berasal.
"Saatnya makan malam. Tidak ada gosip-menggosip, anak-anak. Nurufufufufu."
Tadinya, aku sudah siap membocorkan penemuan tadi pada teman-temanku di pojok ruangan, tapi Koro-sensei terlanjur mendorong-dorong kami menuju tengah ruang makan.
Yah...sudahlah, ya.
...
Mengambil segelas jus, aku menemukan mataku tertuju pada sebuah tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Jauh dari tempatku berdiri. Aku hanya nyengir dan segera meneguk jusku.
.
.
.
dare me to continue?
...she dared me, then ok.
...Fue nyemplung ke fandom ansatsu, ciaaat! #ngeeeng
Sip, abal banget #facepalm saat baca ulang keesokan harinya #apa ini yang kutulis _(:3_
...
Jadi...
...SEBENARNYO LAGI TUGAS AKHIR
BUT WHY MALAH NGEFIC WHYYYYYY #nangis #salahmu
Kemudian curhat di fic contain nya #pluok
...
Ya udah sih
Trims sama yang uda mampir :")
Yang curious(scripty) tinggalkeun pesan di review sadjo o)—(
Ciao curioscripty, curioSCRIPTY, CURIOUS CURIOSITY, SCRIPTY, DAMN SHITTY SCRIPTY SCRIPT #rapal mantra
