PET RESCUE

Story by – (Kenjiro Teo)

Romance, Crime, Yaoi Chaptered PG -15 Jaehyun, Taeyong, Yuta, Heechul, Hangeng, Ten, and Other Cast

Disclaimer : Kami hanya meminjam nama dari member NCT untuk keperluan ff. Semua yang terjadi hanya imajinasi author semata.

Zraaassssshhh!

Tap tap tap tap

Langkah kaki yang terburu-buru itu terus saja melangkah atau sering kali berlari menembus derasnya hujan kala sore itu. Seseorang yang masih mengenakan jaket tebal dengan ransel yang berada diatas kepalanya itu tetap berlari menuju kediamannya diseberang jalan sana. Seolah tak memperdulikan sekelilingnya. Ia menahan guyuran hujan dengan ransel waterproof nya. Yeah untuk sekedar melindungi pandangannya supaya ia tetap berhati-hati saat melangkah. Dan segera bersembunyi didalam rumahnya saat ia rasa hujan makin deras. Dengan segala kekuatan yang masih tersisa, pria ini memeras jaketnya dan membalik sepatunya. Tatapannya mendatar kala sepatu itu meluncurkan aliran air hujan yang sedari tadi tertampung didalamnya.

Oke mari kita sebut saja pria ini Jaehyun. Seorang dokter muda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di tingkat perkuliahan dan menjadi dokter harian di sebuah rumah sakit besar di kawasan Gangnam. Ia memang bukan spesialis suatu penyakit ataupun bagian tubuh lainnya. Ia hanyalah dokter umum biasa. Tapi ia terlihat seperti seorang dokter profesional. Ditambah lagi dengan visualnya yang mampu mengikat hati para pasien nya. Ia sering mendapat beberapa hadiah dari para pasien dan bahkan ada yang memintanya untuk menjadi kekasih ataupun suaminya. Tentu saja jaehyun menolak. Bukannya ia sombong atau apa, hanya saja ia masih ingin berkarir dan tidak mau terganggu dengan urusan keluarga dan semacamnya. Lagipula...ekhem jaehyun itu tidak menyukai makhluk berdada besar dan ia juga sudah lelah dibohongi terus menerus dengan para wanita yang pernah menjadi kekasihnya dulu. Dan ya dia tidak mau hal itu terulang lagi. Dan sialnya hari ini pula sang kakak meminjam mobilnya. Maka dari itu ia dengan terpaksa harus berjalan kaki dari halte ke apartemennya.

Oke kembali ke keadaan jaehyun saat ini. Ia sudah mengganti pakaiannya yang basah kuyup tadi dan sekarang tengah berkutat di dapur. Mencari bahan makanan di lemari es. Namun nihil. Tak ada satupun yang tersisa. Ramyeon pun tak ada.

"Hahhhhhhh rasanya sulit sekali hidup seorang diri" ia mulai bermonolog dengan sedihnya. Jaehyun berdiri disamping meja makan. Menatap kosong entah apa yang sedang dilihatnya. Tampaknya ia sedang melamun.

"Ada keluhan atau gejala apa dengan anda? Yang mungkin sering anda alami" jaehyun bertanya dengan nada sopan dan ramah pada seorang pria yang lebih tua darinya namun berbeda fisik dengannya. Pria itu kurus kecil dan seperti tidak punya energi.

"Aku sudah tidak pernah makan lagi selama satu bulan, aku tinggal seorang diri tanpa keluarga satupun" ucap pria tua itu dengan raut wajah penuh kesedihan

"Apa yang terjadi dengan keluargamu pak?" Jaehyun sedikit tertarik dengan cerita pria itu dihadapannya ini

"Mereka semua sudah meninggal. Seseorang yang berpenampilan rapi menipuku dan merenggut seluruh keluargaku. Kukira awalnya dia itu baik. Tetapi semuanya... hahhh aku tak sanggup bercerita lagi. Ini terlalu menyedihkan untukku" jaehyun menatap iba kearahnya

"Kau. Kau masih sangat muda dan kau sudah sukses seperti sekarang. Jika kau memiliki seseorang atau bahkan beberapa orang termasuk keluargamu. Jagalah baik-baik. Kau tidak akan pernah tau sampai kapan kau bisa melihatnya. Jangan sampai kau sepertiku. Aku tidak punya istri ataupun anak. Dan hidupku berantakan. Tidak ada yang melindungiku dari belakang. Tidak ada yang memperhatikanku" jaehyun terdiam cukup lama memikirkan ucapan pria itu hingga ia hampir melamun jika saja suster disampingnya tidak menyadarkannya untuk segera mengobati si pria itu itu.

Jaehyun menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia tidak mau bernasib sama seperti pria itu. Mau tidak mau jaehyun memang harus mencari pendamping hidup. Tapi ia tidak punya banyak waktu untuk itu. Jaehyun masih terdiam sampai akhirnya atensinya teralih pada pintu depan yang belnya berbunyi nyaring. Menyadarkannya dari lamunan. Dengan segera, ia berjalan kearah pintu dan langsung membuka pintunya. Ia lupa untuk melihat monitor terlebih dahulu sebelum membuka pintu. Alhasil,ketika pintu sudah terbuka, ia terkejut. Keningnya berkerut kebingungan.

Sebuah kardus besar berukuran seperti kardus pembungkus TV jumbo miliknya. Tidak ada tulisan apapun di kardus itu. Hanya kardus besar dengan selotip disetiap sudutnya. Ia penasaran tapi juga takut untuk membukanya. Dengan perasaan ragu dan bingung, ia mencoba membuka kardus itu perlahan. Setelah ia intip sedikit, ia tersentak hingga mundur beberapa langkah. Tapi sedetik kemudian ia menatap tak percaya ke arah kardus itu lagi.

Kardus itu berisi sebuah telur berwarna putih bersih berukuran jumbo. Entah berapa kali lipat dari ukuran telur pada umumnya. Jaehyun tidak pernah tau kalau ada telur sebesar itu di bumi. Ia berpikiran konyol tentang bagaimana seekor ayam bisa mengeluarkan telur ini. Jaehyun menatap sekelilingnya. Sepi. Tanpa ragu ia pun menarik kardus itu memasuki apartemennya. Dipandangnya terus menerus telur itu yang kini sudah ada tepat didepan TV dan berhadapan dengannya yang sedang duduk di sofa empuk kesayangannya. Jaehyun bertanya-tanya apa isi dari telur itu.

Kruyuukkkkk

"Ck! Aku lupa. Aku masih belum makan apapun. Tapi hujan masih belum berhenti. Sial!" Jaehyun berjalan kearah kamarnya. Memutuskan untuk tidur sore saja. Untuk meredam rasa laparnya sejenak. Ya,lapar membuatnya bodoh. Ia tidak ingat jika di jaman modern ini ada jasa delivery. Ia terlalu lapar sampai tidak bisa berpikir jernih. Ia hanya terfokus pada telur raksasa itu.

19.15 PM

Jaehyun terbangun dari tidur sore indahnya. Merenggangkan otot tubuhnya yang agak kaku. Menatap sekelilingnya sambil menguap. Ia terdiam mengumpulkan seluruh kesadarannya. Sedetik kemudian matanya terbelalak dan hampir terjungkal dari ranjang besarnya. Ia memandang bingung kearah seseorang yang berdiri didepan cermin lemarinya. Jaehyun bisa melihat bayangan orang itu di cermin. Mungkin dia lebih muda dari Jaehyun. Dilihat dari wajahnya yang manis imut dan menggemaskan. Ia tampak tersenyum dan melambai kearah cermin. Sesekali terkikik riang.

"H-hey" Jaehyun mencoba memanggil orang asing itu. Dan ternyata orang manis itu pun langsung membalikkan badannya menghadap Jaehyun. Menatapnya polos. Persis seperti anak kecil.

"Siapa kau? Kenapa ada disini?" Jaehyun mengernyitkan dahinya saat orang itu hanya diam dan tak ada tanda ia akan menjawab pertanyaan Jaehyun tadi. Orang itu hanya tersenyum. Jaehyun bangun dan segera menghampiri orang itu, membawanya keluar kamar menuju ruang TV. Dan ia makin terkejut kala matanya menatap telur besar itu terbuka. Memang tidak pecah seluruhnya. Hanya dibagian atas saja. Jaehyun menatap telur dan orang asing itu bergantian. Jaehyun masih shock. Pikirannya berantakan. Memikirkan bahwa orang ini keluar dari dalam telur jumbo itu. Jaehyun mendudukkannya di sofa dan melempar banyak pertanyaan pada orang asing itu. Tapi itu justru membuat Jaehyun semakin frustasi. Karena tak ada satupun pertanyaannya yang dijawab. Orang itu hanya menatap polos dan hanya menjawab dengan gumaman singkat seperti 'hm. Hmm'

"Kenapa kau tidak menjawab satupun pertanyaanku?" Jaehyun menatapnya lekat. Dan seketika itu pula ia menepuk keningnya. Ia baru ingat orang ini baru saja keluar dari telur. Layaknya seorang bayi yang baru lahir. Ia tidak akan bisa bicara layaknya manusia dewasa. Hanya saja bedanya, jika manusia normal melahirkan bayi mungil. Tapi orang dihadapannya ini lahir dari sebuah telur tanpa induk. Dan lahir dalam ukuran yang tidak bisa disebut bayi. Mungkin manusia berumur 18 atau 19 tahun.

"Baiklah, karena kau tidak bisa bicara sepertiku, maka kau harus belajar mengikutiku bicara. Mengerti?" dan orang itu hanya mengerjap sambil mengangguk pelan

"Ah okay anak ayam, coba ikuti ucapanku ya..." Jaehyun mulai mengajari orang itu perlahan. Dan ia takjub dengan kemampuan orang itu yang cepat mengerti dan tanggap.

"Coba ulangi ucapanku tadi" jaehyun menantang dan langsung dijawab dengan riang oleh si anak ayam

"Baiklah anak ay- ah apa aku harus memberimu nama? Hmm.. bagaimana kalau.. Taeyong? Itu kedengarannya lucu dan imut. Cocok denganmu"

"Tae... Yong? Aku.. Taeyong. Kau Jaehyun" orang itu mengikuti Jaehyun. Dan Jaehyun semakin gemas dengan orang dihadapannya ini. Tiba-tiba suara perut terdengar kembali

Kruyuukkkkk

Oh guys c'mon jangan lupakan Jaehyun yang masih kelaparan dan belum melahap apapun seharian ini. Dan ditambah perut Taeyong yang juga ikut berbunyi. Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan memelas nya. Taeyong meminta makan dengan tatapannya. Jaehyun berdecak sambil menepuk keningnya lagi

"Ck, arrrgghh sial!"

To be continued