Living Together?

Disclaimer : Bleach is made by… Tite Kubo of course!

Summary : Berawal dari misi ke dunia manusia, dua kapten ini diharuskan untuk tinggal bersama. Tidak enak memang. Tapi apa mereka masih bisa mengatakan seperti itu setelah beberapa saat?

Chapter 1 : Prolog (The Reason)

Kyoraku menghela napas. Akhir-akhir ini terjadi pembludakan jumlah hollow di kota Karakura. Bahkan pernah ada satu kejadian, ada satu Gillian yang berada di kota tempat tinggal Kurosaki Ichigo itu.

'Kalau begini lebih baik Kuchiki saja yang menjadi soutaichou, aku tetap berada di divisi delapan' batin Kyoraku.

Mendadak pintu menjeblak terbuka, dan masuklah dua fukutaichou divisi pertama, Okikiba Genshiro dan Ise Nanao. Wajah keduanya tampak sedikit panik.

"Ada apa?" tanya Kyoraku langsung. Shinigamiitu tahu kalau telah terjadi situasi darurat.

"Gawat, taichou. Di Karakura telah terjadi kedatangan beberapa Gillian dan banyak hollow yang bermunculan" lapor Nanao.

"Bahkan Gargantanya belum tertutup benar, sehingga beberapa hollow lemah bisa memasuki kota Karakura" sambung Okikiba.

Kyoraku membulatkan mata. "Ini situasi yang cukup gawat. Kirimkan minimal tiga taichou ke Karakura untuk membasmi hollow itu!"

"T-tapi…" Nanao ragu meneruskan ucapannya. "Sepertinya kita tidak memiliki cukup kapten di sini. Kuchiki-taichou beserta Ukitake-taichou dan wakil masing-masing sedang berada di Rukongai untuk mencari tahu keberadaan para pemberontak yang akhir-akhir ini mengacaukan beberapa distrik" tambahnya.

"Kurotsuchi-taichou jelas tidak ingin diganggu. Sepertinya dia dan wakilnya sedang sibuk membuat suatu penemuan terbaru" jelas Okikiba. "Zaraki-taichou tidak diketahui keberadaannya".

"Hirako-taichou, Otoribashi-taichou, dan Mugurama-taichou mungkin bisa, tapi mereka sedang sibuk-sibuknya di divisi masing-masing. Aku juga tidak yakin soal sibuk itu, mungkin saja mereka berlatih diam-diam soal hollowfikasinya" jelas Nanao.

"Hmm…" Kyoraku tampak berpikir sebentar.

"Ah, aku tahu! Tolong sampaikan pada Soi Fon dan Hitsugaya soal ini, merekalah yang akan pergi ke Karakura" perintah Kyoraku.

Nanao menatap kaptennya dengan tatapan bingung. "Mungkin saja Soi Fon-taichou tidak bisa melakukan ini, karena saat ini Omnitsukido sedang berlatih di divisi dua sana".

"Eh? Tapi ini perintah! Suruh Soi Fon menyerahkan latihan pada wakilnya" tegas Kyoraku.

Nanao dan Okikiba akhirnya meninggalkan ruangan itu., tidak menyadari Kyoraku yang mulai senyum-senyum sendiri. "Kalau Hitsugaya dan Soi Fon itu disatukan, hmm… Mungkin jadinya bakal menegangkan".

.

.

.

"Apa?! Kyoraku menyuruhku untuk menyerahkan latihan kepada Omaeda dan aku harus membasmi hollow di Karakura? Aku menolak!" seru Soi Fon saat Nanao menyambangi divisi dua.

Nanao mengomel di dalam hati. 'Seharusnya aku saja yang pergi menemui Hitsugaya-taichou! Biarkan si Okikiba itu berada di sini!'

"Maaf, Soi Fon-taichou. Tapi begitulah yang dikatakan oleh Kyoraku-taichou. Anda harus segera pergi ke Karakura, kalau tidak hollow yang datang akan semakin banyak dan membuat para Plus hilang sia-sia"

"Huh!" mau tidak mau Soi Fon terpaksa menurutinya. Hal ini membuat Nanao menghela napas lega.

Setelah meninggalkan beberapa pesan, yang lebih tepat disebut ancaman pada Omaeda, Soi Fon bergegas menuju pintu Senkaimon.

"Heh, jadi aku satu misi denganmu, Hitsugaya?" ujar Soi Fon saat dirinya menemukan kapten divisi sepuluh itu sudah berdiri di depan divisi dua.

Toushiro tidak menjawab. Dengan cepat, dia memasuki dangai, dan Soi Fon langsung mengikutinya.

Seiring dengan pintu Senkaimon yang tertutup, maka sejak saat itu pulalah keduanya mulai dipersatukan dalam sebuah takdir, dan tidak akan bisa lepas selamanya.

.

.

.

"Soten ni zase, Hyourinmaru!" Toushiro mengayunkan pedangnya pada salah satu Gillian, membuat Gillian itu seketika membeku dan akhirnya hancur.

Tak jauh dari situ, Soi Fon juga menggunakan kemampuannya untuk membunuh hollow berbentuk cacing di depannya ini. "Nigeki Kessatsu!"

Soi Fon mengatur napasnya yang terangah-engah sambil tersenyum kemenangan. Semula dia mengira hollow-hollow yang dihadapinya adalah hollow-hollow terkuat yang akan menjadi Arrancar, tapi ternyata sekali tebas juga hollow itu akan menghilang bagai debu.

"Huh, kepalaku rasanya pusing" bisik Soi Fon pada dirinya sendiri. Walau dia tidak suka mengakuinya, yah, bagaimanapun juga dia tetaplah perempuan, yang mengalami 'datang bulan'. Biasanya setelah proses merepotkan (menurutnya) itu selesai, Soi Fon akan merasa pusing terkadang.

Mata Soi Fon memerhatikan gerakan-gerakan Toushiro ketika menebas atau menusuk hollow yang dilawannya. Entah kenapa bibirnya bergerak untuk tersenyum tipis, yang dipastikan Toushiro tidak akan melihatnya kecuali bila Toushiro memerhatikannya.

Sementara itu, Toushiro memerhatikan sejenak musuh-musuh di depannya ini. Seingatnya hollow yang tersisa kurang dari lima, tapi kenapa sekarang menjadi belasan? Mata besar Toushiro melirik Garganta yang agak jauh dari tempatnya, tepat dibelakang Soi Fon, dan seketika itu juga matanya melebar.

"Soi Fon! Minggir!" seru Toushiro seraya bershunpo mendekati Soi Fon yang masih sedikit pusing dan tidak menyadari jika dibelakangnya, berkumpul para Gillian yang sudah siap dengan Cero masing-masing di mulut.

"Eh?" Soi Fon langsung menoleh ke belakang, dan begitu menyadari Gillian yang hendak menyerangnya, perempuan itu segera mengambil ancang-ancang bershunpo.

DUARRR!

Soi Fon memejamkan matanya. Dalam hatinya dia berniat melakukan harakiri pada diri sendiri, yang dengan tololnya tidak menyadari keberadaan para Gillian itu. Apanya yang 'kapten divisi dua yang memiliki insting paling tajam', julukan itu mungkin tidak berlaku lagi padanya sekarang.

Tunggu dulu, kenapa dia masih bisa berpikir sejauh itu?

Soi Fon membuka matanya perlahan, dan langsung disambut dengan tatapan tajam emerald seorang Hitsugaya Toushiro.

"Cero itu… tidak mengenaiku?" tanya Soi Fon setengah sadar.

"Tentu saja tidak! Kau masih hidup saat ini!" seru Toushiro menyadarkan Soi Fon. "Jangan lengah! Lihat dan perhatikan sekelilingmu baik-baik!"

Soi Fon kesal sendiri mendengar seruan Toushiro yang seperti meremehkannya. Dengan cepat dirinya bangkit, lalu menerjang beberapa hollow sekaligus. Hal ini membuat Toushiro sedikit kebingungan.

"Dia… Ada apa sebenarnya?"

.

.

.

Sudah hampir satu jam kedua kapten itu berusaha untuk mengalahkan para hollow di lokasi yang sama. Berhasil memang, tapi ketika hollow yang satu sudah selesai, datang lagi satu hollow, dan begitulah seterusnya.

Mereka berdua juga bingung, kenapa Garganta yang menghubungkan Hueco Mundo dengan Karakura itu tidak tertutup juga?

"Aneh, apa Garganta itu memang tidak bisa ditutup?" gumam Toushiro. "Seharusnya yang ditugaskan untuk hal seperti ini adalah Kurotsuchi" lanjutnya.

Tiba-tiba Toushiro merasakan dua reiatsu yang dia kenal berjalan mendekat.

"Perlu bantuan, kapten jenius?" seru seseorang dari jarak yang agak jauh. Toushiro dan Soi Fon menoleh.

"Urahara… dan juga Shihoin Yoruichi" sebut Toushiro.

Soi Fon tersenyum senang melihat pujaannya berdiri di depan matanya, tapi seketika itu juga senyumnya menghilang begitu melihat Urahara Kisuke berdiri di samping Yoruichi.

"Hei, kutanya, apa kalian perlu bantuan?" tanya Urahara sekali lagi.

Sudah menjadi kebiasaan Toushiro maupun Soi Fon untuk berkeras kepala tidak membutuhkan bantuan apapun. Termasuk saat ini. Walaupun sebenarnya Soi Fon ingin sekali bertarung bersama Yoruichi dan Toushiro ingin menanyakan bagaimana cara menutup Garganta pada Urahara.

"Yoruichi-sama, saya senang bertemu Anda. Tapi saya tidak menyukai orang itu" ujar Soi Fon langsung saja.

"Tch, Soi Fon, lakukan itu setelah misi berakhir dan setelah melapor pada Kyoraku! Fokuskan pikiranmu pada Garganta itu sekarang" perintah Toushiro.

Sebenarnya Soi Fon ingin melawan, tapi melihat Yoruichi yang sedang tersenyum kepadanya, Soi Fon merasa kalau melawan perintah berarti membuatnya terlihat seperti menggores wajah Yoruichi, atau kata gampangnya ; membuat Yoruichi malu.

Dan karena itu Soi Fon memutuskan untuk menuruti saja apa kata Toushiro.

.

.

.

Pada akhirnya, masalah Garganta itu selesai juga, berkat kepekaan Urahara yang tahu kalau Toushiro sebenarnya ingin bertanya padanya soal cara menutup Garganta. Mantan kapten divisi dua belas itu segera menawarkan diri untuk menutup Garganta itu dengan alat aneh miliknya, dan itu langsung disetujui Toushiro.

Ya, hanya Toushiro yang setuju. Soi Fon langsung menolak mentah-mentah saat Urahara menawarkan diri.

"Apa?! Ini misiku, aku tidak perlu bantuan orang seperti dia!" sembur Soi Fon.

"Misimu? Ini juga misiku! Bukankah lebih baik kita minta pertolongan pada orang itu? Apalagi aku tidak mengerti bagaimana caranya menutup Garganta itu. Jika Garganta itu sudah terututup, tentu misi ini akan lebih cepat selesai!" Toushiro bersikeras.

"Tapi…"

"Diam, Soi Fon! Hitsugaya Toushiro benar, biarkan saja Kisuke yang menangani hal ini. Dia ahlinya dalam bidang seperti ini" Yoruichi turun tangan menyelesaikan pertengkaran dua kapten muda itu.

Soi Fon bungkam. Toushiro tersenyum puas. Urahara santai saja, pria itu segera mengeluarkan alat-alat anehnya. Yoruichi senyum kucing.

Tidak perlu waktu lama bagi Urahara Kisuke untuk menutup Garganta itu. Melihat cara kerjanya, Toushiro yakin sebenarnya pria ini jauh lebih 'shinigamiawi' dibandingkan Kurotsuchi, tapi ya sudahlah, mau apa lagi, biarkan saja Kurotsuchi itu. Tidak perlu dibahas disini!

Setelah membasmi beberapa hollow yang tersisa, Soi Fon segera mengambil ancang-ancang untuk membuka Senkaimon.

"Kenapa kau buru-buru sekali?" ucap Toushiro dengan suara pelan, agar tidak terdengar dua orang yang kini hanya menatap mereka itu.

"Huh, aku tidak betah melihat Urahara Kisuke" gumam Soi Fon.

Toushiro tidak menimpali, takut salah bicara. Hanya saja, dibanding memikirkan soal kebencian Soi Fon terhadap Urahara, si rambut putih ini lebih memikirkan satu hal ; bisakah Soi Fon membuka Senkaimon?

"Kenapa tidak muncul juga?" tanya Toushiro. Soi Fon menggeleng. "Aku tidak tahu. Coba kau yang buka!" serunya.

Muncul perempatan siku di dahi Toushiro. Gadis satu ini, rasanya dia satu-satunya yang berani berteriak seperti itu padanya, pikir Toushiro.

Tidak mau berdebat, Toushiro melakukan beberapa hal yang dia percaya bisa untuk membuka Senkaimon. Hanya saja…

"Ah ya, aku lupa! Tujuanku datang menemui kalian adalah untuk menyampaikan suatu hal" mendadak Urahara membuka mulut.

"Suatu hal?" tanya Toushiro dan Soi Fon bersamaan.

"Ya, sepertinya telah terjadi sesuatu di Dangai. Yang kutahu, ini berhubungan dengan pekerjaan divisi dua belas. Singkatnya, tidak ada yang bisa melewati Dangai sampai beberapa hari ke depan. Paham?" jelas Urahara.

Diam sebentar.

"Tu-tunggu, kalau begitu kami tidak bisa kembali ke Soul Society?!" seru Toushiro sedikit panik.

"Yang benar saja!" dukung Soi Fon.

Kali ini giliran Yoruichi yang memamerkan kembali senyum kucingnya. "Nah, karena itulah kami menemui kalian. Tenang saja, tidak perlu memikirkan nasib kalian selama berada di sini. Kalian bisa tinggal bersama kami, Tessai, dan anak-anak itu selama beberapa saat" kata Yoruichi.

Wajah Soi Fon tampak sedikit lega. "Tinggal bersama Anda? Saya senang sekali!"

"Tidak semudah itu, Soi Fon!" seru Toushiro yang tampak sangat panik.

Urahara menggelengkan kepalanya, lalu berbicara dengan menyembunyikan mulutnya dibalik kipasnya itu, "Sayangnya kami sudah tidak memiliki kamar kosong. Maaf, tapi lebih baik kalian tinggal bersama. Di dalam salah satu kamar apartemenku".

Soi Fon yang awalnya sudah bersemangat, kembali memasang wajah panik. Dia dan Toushiro saling berpandangan, lalu membuang muka.

Tinggal bersama? Urahara sepertinya tidak mempertimbangkan kata-katanya, begitulah yang mereka pikirkan. Tapi justru itulah yang sudah Urahara pikirkan sebelumnya dengan penuh pertimbangan. Biarkan mereka tinggal bersama, toh, jika hubungan mereka hanya sebatas rekan kerja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan?

Yosh! Kali ini saya kembali dengan crack-pair HitsuSoi! Jujur saja, crack pair ini cukup saya sukai, karena sikap mereka yang sama-sama 'cool' dan memiliki zanpakutou yang pengen Hayi miliki *halah*

Oya, sebelumnya… Ada yang mau request pair or story? Hayi lagi suka nulis nih, tapi takutnya itu tidak cocok dengan selera (?) pemirsa *dikira nonton berita*

Next, mind to review?