Lagi, sebuah wangsit datang dari langit kamar ane dan memberikan sebuah ide cerita crossover ga jelas yang akhirnya ane tuangkan dalam fict ga jelas ini. Dan ini merupakan hal aneh yang serng terjadi dimana wangsit muncul didepan rumah dengan harga 10.000 satu porsi (itu pangsit bego!). ya dan ini juga merupakan fict oc pertama ane jadi bisa dibilang nikmati saja.

...

Warn : aneh, ga jelas, gak beraturan penulisan maupun ceritanya jadi kalo ga suka jangan baca dan menghina udah di i-n-g-a-t-kan dari awal dan bagi yang memakai kata-kata kasar , merendahkan dan menghina akan di block akun(jika punya) didelete review dan di repot ke pihak fanfiction langsung sebagai pengunaan kata-kata tak pantas dan merendahkan(jadi jangan bilang ga di ingatkan ya?)...

Dis : i own nothing all series highschool dxd and kamen rider, belong to their owner...im just fan who have crazy and complicate mind...

.

.

.

Kiva the king of dark castle

.

.

Chapter 1 takdir yang mulai berjalan...

...

...

Tak ada yang tahu kemana takdir akan membawa kita dan menuju kehidupan yang seperti apa. Ratusan takdir yang tertulis untuk kita atau dipilih sendiri oleh diri kita sendiri, tak ada yang tahu akan kemana mereka membawa kita.

Dan ini adalah kisah tentang seorang pemuda yang dituntun ranti takdir yang akan membawanya ketakdirnya yang tak bisa ia menghindar darinya...

Takdir sebagai seorang raja...

Kediaman Kurenai, ruang baca perpustakaan...

Seperti hari biasanya, Kurenai Ryu, pemuda yang jarang keluar rumah(selain untuk sekolah) menghabiskan waktunya untuk membaca buku diperpustakaan yang diwariskan ayahnya. Dimana sana tersedia banyak sekali buku yang tertata rapi di rak didalam ruangan yang luas dibasement. Dan dibagian tengah, diatas tembok utama, dapat terlihat jelas sebuah pajangan biola didalam lemari kaca yang terpajang disana dengan indahnya, dan menunjukan seluruh pesona dari biola itu...

Dan disinilah Ryu seperti biasanya menghabiskan waktunya dengan membaca...

"Kau yakin tentang ini Ryu?" tanya seekor mechanical bat berwarna merah tua dan hitam dengan mata kuning bulat besar yang terbang mengitari pemuda berambut hitam pendek ini yang tengah tengah membaca buku dan duduk diatas kursi goyang tua yang ada diruang baca.

"Mengenai apa?" tanya pemuda berambut hitam dengan tenang tanpa mengalihkan pandangannya dari buku ditangannya.

"Anak bernama Issei, gadis yang bersamanya itu, kau tentu sadar bukan? dia bukanlah manusia." Ujar mechanical bat itu yang lebih akrab dipanggil Kivat bat III. Keturunan dari Kivat bat II yang merupakan pelayan setia dari keluarga kerajaan fangire selama berabad-abad itu.

Tak menjawab langsung, Ryu memejamkan matanya sejenak sebelum menutup buku ditangannya. Dan kemudian memandang kearah partnernya yang terbang disisi kanannya itu.

"Itu adalah sesuatu yang diputuskan sendiri oleh Issei. Aku tak punya hak untuk melarangnya." Jawab Ryu dengan tenang sebelum akhirnya berdiri dan menuju rak buku didepannya untuk menaruh kembali buku yang baru saja dibacanya tadi.

"Kau yakin?" tanya kembali Kivat bat III yang hinggap diatas rak buku didepan Ryu itu dengan santai.

"..." tak menjawab Ryu hanya diam dan memandang kosong kearah buku-buku yang tertata rapi didalam rak yang ada didepannya saat mengingat kejadian kemarin.

# flashback...

"Semuanya kuperkenalkan, Yuma-chan. Dia adalah p-a-c-a-r-k-u." Ujar Issei dengan wajah senang, gembira dan bangga saat memanas-manasi kedua temannya (Matsuda dan Motohama) yang saat ini tengah mengigit jari sambil menangis saat mendengar perkataan Issei tadi.

"KIIIIIIIIIi!" teriak kesal Motohama dan Matsuda secara bersamaan sambil mengigit sapu tangan mereka.

"Pacar Issei? Kalau begitu salam kenal." Ryu dengan ramah mengulurkan tangan kepada gadis berambut hitam panjang bernama amano Yuma.

"Salam kenal." Balas gadis bernama Yuma ini dengan ramah yang menyambut baik niat Ryu bersalaman sebelum akhirnya menanyakan sesuatu yang menjadi pertanyaan didalam hatinya(atau pertanyaan yang selalu muncul dikepala setiap orang saat bertemu pertama kali dengan pemuda satu ini) mengenai pemuda didepannya ini.

" Ano...Kenapa kau memakai pakaian yang tertutup seperti itu?" tanya Yuma dengan penasaran.

Ya benar, pakaian yang digunakan Ryu terlalu tertutup bahkan untuk ukuran normal. Dimana ia mengunakan masker dan google untuk menutupi wajahnya dan mengunakan jaket dengan kerah yang menutup setenggah wajahnya dan tudung yang menutupi sebagian besar kepalanya(sejenis dengan jaket aburame shino), dan tak hanya sampai itu kedua tangannya juga dibungkus sarung tangan kulit hitam yang cukup tebal.

"Hanya hobi." Jawab Ryu dengan nada datar dan wajah tanpa ekspresi.

"Ho...bi?" gumam Yuma sambil memiringkan kepalanya dengan heran. Hobi macam apa yang membuat seseorang memakai sesuatu yang sangat tertutup dan panas seperti itu? itulah yang dipikirkan pacar baru Issei ini.

"Ma,ma, ma tak usah pikirkan dia Yuma-chan. Sebaiknya kita segera berangkat saja." Ajak Issei memotong pembicaraan dengan wajah senang. Yah, mungkin karena ia sedang dalam suasana hati bahagia sehingga ia tak memperdulikan apapun selain menghabiskan waktunya dengan pacarnya ini.

"Kalau begitu semuanya, kami pergi dulu." Ujar Issei sambil mengandeng tangan Yuma dan melambaikan tangannya yang satu (yang membuat ke 2 temannya makin histeris) sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.

...

'Gadis itu...' gumam Ryu dalam batinnya sambil melihat ketangan yang tadi bersalaman dengan pacar Issei, Yuma. Sebelum kembali memandang kearah perginya Issei dengan tatapan datar.

"..." tak berbicara apapun Ryu hanya memandang datar sejenak kearah Issei pergi tadi sebelum akhirnya memasukan kedua tangannya kedalam saku jaketnya dan berbalik menghadap kedua mesum yang masih histeris dibelakangnya itu.

"BRENGSEK KAU ISSEI !"

Teriak kedua mesum itu dengan kesal kelangit yang mendapatkan tatapan datar dari Ryu yang ada didepan mereka itu.

"Ini akan jadi hari yang panjang."

# end flashback...

Waktu sekarang dengan Issei...

'Yosh! Kencan pertamaku, aku sangat bersemangat!' teriak Issei dalam batinnya dengan bersemangat. Hari ini adalah hari kencan pertamanya dengan Yuma, dan disinilah dia menunggu pacarnya ditempat yang dijanjikan dengan pakaian terbaik dan pafum terbaik yang dia punya.

"Silahkan diambil." Ujar seorang wanita berambut coklat dengan cosplay iblis(atau setidaknya begitu pikir Issei) yang membuyarkan lamunan Issei dengan menyerahkan selebaran bergambarkan lingkaran sihir disana.

"Eh." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Issei saat menerima selebaran itu sebelum wanita yang memberikannya tadi langsung pergi begitu saja dan tak memberi ia kesempatan untuk mengembalikannya.

"Ah, aku tak sengaja mengambilnya." Gumam Issei dengan selebaran aneh ditangannya. "Keinginanmu akan dikabulkan?" gumam Issei saat membaca tulisan yang ada pada selebaran ditangannya itu.

'Benar-benar terdengar mencurigakan.' Batin Issei saat membaca selebaran itu dengan mata menyipit. Namun semua pikiran itu dibuang saat suara gadis yang tak lain adalah pacarnya amano Yuma memanggilnya.

"Issei-kun." Panggil Yuma sambil berlari kecil menuju kearah Issei. "Maaf aku terlambat, apa kau sudah dari tadi?" tanya Yuma sambil mengambil nafas.

"Tidak, aku juga baru sampai kok." Ujar Issei dengan batin berteriak ' akhirnya aku bisa mengatakan kata itu juga!' dalam hatinya.

Skip time...

"Hari ini sangat menyenangkan." Itulah yang dikatakan Amano Yuma sambil tersenyum setelah melalui seharian berkencan dengan Issei dengan berkeliling kota.

" Ya, ini hari yang menyenangkan." Ujar Issei yang juga sependapat dengan pacarnya itu. 'i-inilah kesempatanku.' Batin Issei saat merasakan suasana sangat tepat baginya untuk mengandeng tangan Yuma-chan, dan mengumpulkan segenap keberaniannya ia pun melakukannya.

'Berhasil!' Teriak senang Issei dalam hatinya. Namun kesenangan itu tak berlangsung lama saat Yuma-chan memutuskan untuk berlari lebih dahulu menuju depan pancuran air tak jauh dari mereka.

" Hei, Issei-kun." Panggilnya dengan suara lembut. " Untuk merayakan kencan pertama kita, maukah kau melakukan sesuatu untukku?" tanya Yuma-chan dengan suara yang terdengar manis sambil berjalan perlahan menuju Issei yang hanya bisa termerah sejak tadi dan semakin disetiap langkah yang diambil gadis berambut hitam panjang ini untuk mendekatinya.

' Mungkinkah dia ingin aku menci-...' gumam Issei yang kegirangan dalam batinnya yang sudah penuh dengan angan-angan bahagia dikepalanya.

" Apa itu?" tanya Issei dengan polos kepada Yuma-chan yang kini ada tepat didepannya.

" Bisakah kau mati?" tanya Yuma-chan yang secara tiba-tiba berubah cara bicaranya menjadi seperti orang dewasa yang membuat Issei sedikit terkejut dan bingung.

' Apa Maksudnya….hah?' gumam Issei dalam hatinya tampak kebingungan. Apa ia salah dengar? Mati tadi pacarnya menginginkannya mati? Tidak-tidak-tidak pasti ia salah dengar. " Maaf Yuma-chan. Bisa kau ulangi? Aku rasa aku salah dengar." pinta Issei yang merasa bahwa dirinya telah salah mendengar akan apa yang dikatakan Yuma-chan tadi.

" Bisakah kau mati?" ulang Yuma-chan yang kali ini langsung membisikannya ketelinga Issei. Sebelum melakukan perubahan, dimana bajunya mulai robek dan berganti ke baju seperti seorang dari grup penyiksa atau apalah itu yang terlihat sangatlah seksi dimata Issei.

' Aku melihatnya, Meskipun Cuma sekejap tapi aku bisa melihatnya! Ini pertama kalinya aku melihat dada sungguhan! Terlebih lagi dari cewe seksi dan manis! Apakah ini yang disebut orang "ganpuku"? ' teriak Issei kegirangan dalam hatinya saat bisa melihat dada secara langsung tadi saat Yuma berubah tadi itu dan melupakan sejenak ancaman yang tengah menantinya.' Tidak, tidak, bukan begitu.' Gumam Issei yang kembali kekenyataan sambil terjatuh kaget karena perubahan Yuma yang kini sudah masuk kewujud malaikat jatuhnya.

'Ini bukan waktunya untuk itu.' batin Issei sambil memandangi Yuma yang ada didepannya itu, yang kini telah berubah kewujud yang benar-benar berbeda dengan sebelumnya. Wujud dengan sayap yang seperti malaikat namun dibelakang pundaknya. ' sayap?' batin Issei saat melihat sayap-sayap itu dengan rasa bingung.

" Sayang sekali ya, meskipun singkat. Aku menikmati kencan pertama kita." Ujar Yuma-chan yang kini benar2 telah berubah sifat dan juga gaya berbicaranya itu menjadi seperti wanita dewasa. " Aku akan menjaga pemberianmu ini. Jadi..." sambungnya sambil menunjukan hadiah Issei pada saat kencan mereka itu sesaat, sebelum akhirnya memanggil sebuah tombak cahaya ditangan kanannya.

" Yuuma-chan?" tanya Issei yang masih dalam bingung akan apa yang telah terjadi.

" ...Cepat matilah." Gumam Yuuma yang tanpa banyak basa-basi langsung saja melemparkan tombak itu menembus dada Issei tanpa peringatan.

" Eh?" hanya itulah kata yang keluar dari mulut Issei saat tombak cahaya itu menembus dadanya.

Sementara itu dengan Ryu...

Ngguuuuung...nguuung...

Terdengar bunyi yang sangat menganggu dan tak asing didalam ruang baca kediaman Kurenai. Suara yang berasal dari biola yang dipajang di ruang baca yang sudah tak asing dan sangat dikenal oleh pemuda berambut hitam ini dan partnernya.

"Waktunya berangkat Ryu..." ujar Kivat bat III yang terbang keluar dari sarangnya dan memutari Ryu.

"Ya, aku mengerti." Jawab Ryu dengan nada datar dan tanpa emosi sambil menutup buku ditangannya.

Kembali ke Issei...

"Heee... masih sadar ya?" tanya Yuma dengan nada mengejek terhadap Issei yang tergeletak berlumuran didepannya itu. "Tidak buruk juga...untuk ukuran manusia" ujarnya dengan senang sambil menuju pinggiran air mancur didekat sana dan kemudian duduk.

'Kenapa...' tanya Issei dalam hatinya sambil menatap kearah pacarnya itu yang hanya memandangi dirinya yang sekarat itu.

Apa yang sebenarnya terjadi disini?

Dan Kenapa Yuma ingin membunuhnya?

Semua terlalu membingung dan tak jelas bagi Issei yang kini tengah berada diambang pintu kematian itu. Memandang kearah Yuma dan mengharap jawaban hanya itulah yang ia bisa sekarang ini...

"Kenapa kau masih tak mati-mati juga?" tanya Yuma dengan nada kesal yang mulai bosan menunggu." Ya, sudahlah sebaiknya kuakhiri sekarang saja." ujar Yuma sambil berjalan perlahan kesamping Issei. "Jika kau ingin marah dan dendam, Sebaiknya kau arahkan itu kepada dewa yang telah menaruh sacred gear didalam dirimu." Ujar Yuma untuk terakhir kali dengan tombak cahaya ditangannya yang siap mengakhiri hidup Issei.

"Mati!" teriak Yuma dengan wajah pschopat saat bermaksud menusuk Issei dan mengakhirinya.

Atau tidaknya seperti itulah keinginannya, sebelum sebuah sosok tiba-tiba menerjang dan menyeretnya menjauhi Issei sebelum melemparnya kedekat ait mancur dengan cukup keras hingga menebarkan debu asap kemana-mana.

"Siapa yang berani mengangguku!?" geram Yuma sambil menyingkirkan debu yang menghalangi pandangannya dengan kesal untuk mencari sosok yang berani menganggunya.

"Siapa...?" gumam Issei yang tengah sekarat sambil mencoba mendapat gambaran dari penolongnya itu yang berada ditengah debu yang berterbangan didepannya itu.

Crek.

Crek.

Crek.

Terdengar suara rantai dari sosok yang menyerang Yuma tadi itu setiap kali bergerak sebelum akhirnya debu yang berterbangan mulai hilang dan menunjukan sosoknya dengan jelas kepada Yuma dan Issei yang mulai kehilangan kesadaran.

Sosok dengan pakaian suit hitam yang ditutup armor bermotif kalelawar silver dengan dada dalam berwarna merah darah. dibagian atas pundaknya terdapat beberapa rantai yang merantai kedua sayap dipundaknya dan dipinggangnya terdapat sebuah belt dengan tiga pasang peluit terdapat disana dengan mechanical bat berwarna merah tua dan hitam dengan mata kuning bulat besar bergantung terbalik dibagian depan beltnya. Kedua tangannya ditutupi sarung tangan berwarna merah dengan gelang silver dipergelangan tangannya, dan di helmnya terdapat visor kuning bermotif bat di bagian matanya, dan yang paling menarik perhatian adalah rantai yang mengikat kaki kanannya yang tertutup logam silver dengan beberapa rantai mengikat disana(see armor Kiva).

"Sepertinya kau benar-benar menikmati waktumu nona malaikat jatuh." Ujar mechanical bat yang bergantung secara terbalik dibelt sosok itu dengan santainya.

"Kiva!?" teriak Yuma dengan rasa terkejut saat melihat sosok didepannya.

Ya, benar, sosok yang ada didepannya itu adalah Sosok yang dikenal sebagai king of monster, Kiva. Sebuah nama yang melegenda ketiga dunia karena kekuatannya dimasa lampau...

"Hee, dia mengenali kita? Tidak buruk juga nona. Kau sudah belajar dengan baik rupanya." Puji mechanical bat yang tak lain adalah Kivat bat III yang kini terbang kepundak Kiva dengan nada bicara merendahkan.

"Beraninya kau Kiva..." geram Yuma tatapan kesal kepada Kiva sambil memanggil tombak cahaya ditangan kanannya. "Beraninya kau menganggu!" teriak Yuma yang menerjang Kiva dari depan dengan tombak ditangan kanannya itu dengan penuh kemarahan.

"Hooo, sepertinya dia marah." Ujar Kivat III sebelum akhirnya terbang menjauh untuk memberi ruang kepada Kiva untuk melawan malaikat jatuh rendah ini yang kini mengayunkan tombaknya secara membabi buta terhadapnya.

"Mati, mati, mati." kutuk malaikat jatuh ituu sambil terus mengayunkan tombaknya tanpa jeda yang dihindari oleh Kiva dengan sempurna dan gesit sehingga tanpa satupun goresan yang berasal dari ayunan itu. Dan disaat yang tepat Kiva menahan tombak itu yang diayunkan dari atas dengan menyilangkan tangannya untuk menahannya.

"Mati kau Kiva..." geram Yuma yang memasukan tenaga lebih kedua tangannya yang memegang tombak itu.

"..." tak berkata apapun, Kiva berada diposisi bertahan sampai dia akhirnya ia menghentakan tombak yang mencoba membelah kepalanya itu dalam satu hentakan dan mendaratkan satu pukulan keras kebagian perut malaikat jatuh Yuma hingga terpukul mundur kebelakang karenanya.

"Ugh... beraninya kau..." geram Yuma yang terpukul mundur itu sambil memegangi perutnya yang tadi dipukul Kiva dengan telak.

[insert Soundtrack 1 Kiva]

"Yosh, Kiva kita akhiri ini dengan cepat, Kiva!" teriak Kivat yang terbang diudara itu dengan penuh semangat. Tak menjawab atau berkata apapun Kiva hanya menarik salah satu peluit dengan motif kalelawar merah dibagian kepalanya dari belt dan menunjukannya didepan Yuma sebelum akhirnya melemparkannya keudara.

"Yosha, wake up!" teriak Kivat yang menangkap peluit itu diudara dan mulai memainkan nada wake up dengan peluit itu diudara dimana Kiva memasang kuda-kuda dan langit pun tiba-tiba menjadi gelap seperti malam dengan bulan sabit dilangit karenanya.

"..." berkonsentrasi kuda-kudanya sebentar sebelum akhirnya Kiva menganggkat kaki kanannya yang terbungkus logam lucifer tinggi-tinggi (dimana Kivat bat III langsung terbang mengitari kaki itu dan memutuskan semua rantai catena yang mengikat disana) dan menunjukan kaki bersayap kalelawar berwarna merah didalamnya dengan tiga mata orb hijau disana yang sebelumnya terbungkus logam lucifer.

'Konsentrasi kekuatan ini.' batin Yuma yang merasakan bahaya dari kekuatan yang dikeluarkan dari kaki Kiva yang kini telah melompat keudara dan mengarahkan kaki kanannya yang dikenal sebagai hell gate itu kearah Yuma.

BLAAAARRR!

[end soundtrack 1 Kiva]

Ledakan besar terjadi saat tendagan Kiva menyentuh tanah dan menerbangkan debu asap yang tebal keudara disaat kakinya menyentuh tanah.

...

...

...

Keheningan sejenak terjadi sebelum akhirnya asap debu mulai menghilang dan menunjukan Kiva berdiri disana dengan retakan tanah berbentuk lambang Kiva yang besar terbentuk dengan pusat pijakan kaki kanannya itu.

"Dia lolos..." gumam Kiva dengan suara pelan sambil melihat kearah kaki kanannya yang kini sudah terbungkus kembali dengan logam lucifer itu.

"Hee? Cepat juga Malaikat jatuh itu larinya?" gumam Kivat bat III yang terbang dengan santainya itu mendekati Kiva yang berdiri ditengah retakan.

"..." tak berkata apa-apa kiva hanya memandang kosong kearah lambang keluarganya yang adai ditanah.

"Sekarang bagaimana?" tanya Kivat yang kini hinggap kembali dipundak kanannya.

"..." tak menjawab Kiva hanya menoleh kearah sosok Issei yang terbaring sekarat tak jauh dari sana sebelum akhirnya berjalan mendekati pemuda malang satu ini.

"Haaa... anak ini ya? Dia benar-benar sedang tertimpa sial." desah Kivat yang merasa kasihan dengan pemuda yang satu ini. Meskipun mesum, tapi ia tak layak untuk mati seperti ini, setelah ditipu mentah-mentah oleh seorang malaikat jatuh.

"..." tak berkata apapun Kiva hanya memandang kosong kearah Issei yang tergeletak dibawahnya sebelum akhirnya menyadari sebuah kertas dengan sebuah simbol lingkaran yang terbang keluar dari kantung celana Issei.

"Simbol itu..." gumam Kivat yang merasa mengenali simbol yang ada pada kertas yang kini terbang didepan mereka.

"Kita pergi Kivat." Ujar Kiva dengan datar sambil memalingkan punggungnya dari Issei dan pergi meninggalkannya dengan kertas yang terbang itu.

"He? Tunggu dulu, jangan tinggalkan aku." Teriak Kivat yang bergegas terbang mengejar masternya.

Beberapa saat kemudian...

Tak lama setelah Kiva pergi dari kertas yang terbang secara ajaib itu muncul sebuah lingkaran sihir yang memunculkan seorang gadis dari klan iblis kelas atas gremory, Rias gremory. Ia muncul disana berdiri tepat disamping Issei yang tengah sekarat itu.

"Hm?Apa yang terjadi disini?" gumam Rias dengan bingung saat hanya mendapati Issei tergeletak didepannya berlumuran darah. "Ho, jadi kau yang memanggilku ya?" sambung Rias sambil melihat kearah sosok Issei yang menyedihkan itu dengan senyum terlihat diwajah gadis berambut merah ini.

"Baiklah, aku akan menolongmu. Tapi sebagai gantinya hiduplah dan mengabdi kepadaku hyoudo Issei-kun." Ujar Rias sambil tersenyum dengan lingkaran sihir merah yang muncul dibawah mereka dan didepannya muncul beberapa buah bidak catur merah yang akan dia gunakan sebagai bahan ritual.

Ritual untuk menghidupkan kembali pemuda bernama hyoudo Issei sebagai seorang iblis...

Sementara itu dengan Ryu...

"Kau yakin dengan ini? Menyerahkan bocah itu kepada gadis dari klan gremory itu ?" tanya Kivat yang tengah bertenger dipundak Ryu yang saat ini tengah melihat dari atap bangunan tak jauh, kearah Rias yang berada ditaman dan tengah berdiri tepat disamping Issei yang sekarat.

"Itu bukanlah sesuatu yang aku putuskan, melainkan Issei. Dirinya sendirilah yang harus memutuskannya." Ujar Ryu dengan suara pelan sebelum akhirnya berbalik dan berjalan pulang dan meninggalkan Rias yang tengah dalam proses penghidupan kembali Issei sebagai iblis bawahannya.

Sementara itu di kediaman Kurenai...

"Fyunnn...Fyuuun... senpai dan Ryu-san lama sekali. Aku jadi benar-benar bosan sendiri disini." Gumam seekor mini mechanical crimson dragon wyvern yang terbang tak jelas didalam ruang baca itu dengan kesal sebelum akhirnya mendarat diatas meja yang biasa dipakai Ryu untuk membaca.

"Kapan giliranku beraksi.." gumam naga kecil itu dengan bosan sambil melihat kearah violin yang terpajang dengan anggun dibagian utama ruangan itu.

End chapter...

.

.

Biodata :

Nama : Kurenai Ryu

Ras : fandiri(half human, half fangire)

Blood : ?

Hobby : membaca, makan manisan, musik, dan terkadang membuat violin juga.

Kesukaan : violin, buku, tempat sunyi, manisan dan cahaya bulan.

Hate : penganggu, kerumunan orang.

Power : Kiva power, dan king fangire power.

Equip : - devices : Kiva belt, Kivat bat III(Ryu partner), Tatsulot, Fuestles.

- weapon : - demon beast sword garululu saber.

- demon sea gun bashaa magnum.

- demon iron hammer dogga hammer.

- demon imperial sword zanvat sword.(a.k.a strongest sword in the world zanvat)

Kendaraan : - machine Kiva

- Buroon buster

- Castle doran

- Shoodoran

Penampilan : Ryu adalah Pemuda dengan berambut hitam dengan kulit pucat seperti vampire dan juga mata hitam yang seperti zombie(seperti hikigaya dari oregairu) yang tak memiliki niatan atau tujuan hidup sama sekali(ps: terkadang matanya menjadi merah seperti mata reptil disaat ia tengah marah atau menunjukan kekuatannya). Dan biasanya dia mengunakan pakaian tertutup dan didominasi warna hitam, dari jaket hoodie, celana, google, bahkan masker saat diluar rumah. Sedangkan kalau didalam rumah, ia mengunakan kaus oblong lengan panjang putih(seperti L dari death note) dan celana jeans hitam terkadang dibarengi jaket hoodie hitam santai. Dan diacara resmi ia memakai jaket kulit hitam (sama dengan pakaian king di Kiva) dengan zanvat sword dipinggang.

Sifat : self centered, tertutup, dan tidak terlalu peduli dengan dunia luar. Tapi terkadang dia juga memiliki sisi peduli terhadap yang lain, lembut dan perhatian kepada orang disekitarnya.

Hubungan :

- Jiro (last wofren) sebagai pengawas keamanan istana.

- Ramon (last merman) sebagai pngawas kegiatan istana.

- Riki (last franken) sebagai penjaga kebersihan istana dan makanan.

Fangire form : dragonbat fangire.(Kiva flight form)

Kata-kata kesukaan : kenapa aku harus ikut campur dalam masalah dunia yang kacau ini? Sedangkan aku sendiri bukan bagian darinya.

AN: yap, yap selesai sudah sebuah fict iseng yang ane tulis pas ada wangsit dari langit yang satu ini (karena semua fict ane itu berasal dari wangsit.) jadi updatenya 50:50 alias slow. dan kalo situ ga suka dengan ceritanya ya sudahlah, sudah ane peringatkan bukan diatas? Jadi jangan salahkan ane. Dan buat yang suka ane terima dukungan saran serta peninggalan jejaknya berupa review jangan lupa ya ^^

Review...

Btw ane masih bingung nih wujud akhirnya Kiva bagusnya Kiva emperor apa dark Kiva? Menurut situ bagusan mana?