Disclaimer: Masashi Kishimoto

Genre: Romance/Friendship

Rating: T

Pairings: SasuSaku, GaaSaku, SasoSaku. Slight NaruHina.

Keterangan: Fanfic ini AU. Jadi gak ada ninja-ninjaan.

Ceritanya disini Sasuke dan Sasori jadi aktor sekaligus penyanyi terkenal, tapi Sakura tetep jadi siswi biasa. Sakura sahabatan sama Ino dan Hinata. Dan image-nya Hinata beda sama yang seperti biasanya. Dan disini juga Sasuke (sedikit) OOC.

Enjoy… ^_^


Soulmate: chapter 1

'Penembakan' yang Romantis

Fic by: Kinay Saku-chan

Sakura berlari melewati koridor sekolah, berharap Asuma-sensei belum mendahuluinya masuk ke kelas. Dengan segenap tenaga ia berlari dan akhirnya sampai di depan pintu kelas dengan nafas ngos-ngosan. Tapi ternyata Asuma-sensei, guru ekonomi yang super nyebelin itu sudah berdiri dengan manisnya di depan kelas. Sensei yang satu ini memang on time banget!

"Maaf, Nona. Anda terlambat. Silakan melapor ke guru piket!" kata Asuma-sensei dengan nada sinis.

Dengan tampang cemberut, Sakura membalikkan tubuhnya, membanting stir menuju kantor guru untuk melapor dan berdiri selama satu jam mata pelajaran.

'Duh… Nyebelin banget deh..! Baru hari pertama masuk sekolah udah berdiri di kantor! Kenapa sih, Asuma-sensei yang super on time itu mesti masuk di jam pertama? Bisa-bisa tiap hari Senin, gue berdiri di kantor mulu nih…' pikir Sakura kesal.

Sakura terus menatap jam dinding yang bergantung dengan manisnya di ruangan itu. Bola mata emeraldnya terus mengikuti setiap gerakan jarum jam yang bergerak dengan teratur. Tik…tik…tik… Dengan tampang cemberut plus kesal and bete, Sakura sama sekali enggak mengalihkan pandangannya dari jam dinding, yang kalau diibaratkan seorang cowok, pasti udah kege-eran banget.

Akhirnya bel pergantian jam pelajaran berbunyi, perasaan gembira langsung menyusup di hati cewek berambut pink ini. Dari tadi ia sudah menunggu bunyi bel itu untuk mengakhiri 'penderitaannya'.

Dengan segera ia berjalan menuju ruang kelas dan saat berpapasan dengan Asuma-sensei, sederet omelan langsung menyembur dari mulut Asuma-sensei berikut, ditambah bonus 'hujan lokal' yang membuat Sakura jiijay setengah mati. Omelan panjang lebar itu kalau disimpulkan poinnya cuma satu, "Lain kali jangan terlambat lagi!". Tapi diomongin dengan versi yang puuaaannjaaang banget, sampe-sampe telinga Sakura merah dibuatnya.

Setelah puas mengomeli Sakura, Asuma-sensei pun segera berjalan menuju kantor guru. Sakura segera bergegas ke kelasnya dan ketika sampe di bangkunya…

"Ah… Lega banget!" serunya saat ia merobohkan tubuh mungilnya di bangku.

"Kenapa telat?" tanya Ino.

"Biasa…" jawab Sakura sambil nyengir kuda. "Eh, gimana cerita tentang Naruto? Ada kemajuan enggak?" selidik Sakura ke sahabatnya yang satu lagi, Hinata.

"Itu dia yang mau gue ceritain ke loe, Sakura. Menurut loe, kalau cowok udah mulai tanya tipe cowok yang disukai sama cewek, apa berarti tuh cowok suka sama tuh cewek? Ino bilang sih mungkin Naruto suka sama gue. Gimana menurut loe?"

"Biasanya sih iya. Tapi tergantung cowoknya juga. Ada yang nanya hanya buat iseng atau nanya buat temannya, bisa juga buat dia sendiri. Emang Naruto nanya gitu?" jawab Sakura yang udah kayak ahlinya cinta, tapi sekedar informasi saja nih… Sakura itu masih jomblo tulen, alias belum pernah pacaran sama sekali!

Hinata mengangguk.

"Ya… Kemungkinan besar sih Naruto suka sama loe. Selamat ya…" lanjut Sakura sambil tertawa dan menepuk bahu sahabatnya itu.

Hinata tampak malu saat Sakura mengatakan selamat, seolah memberikannya harapan untuk mendapatkan cinta Naruto, orang yang disukainya.


Hinata dan Naruto emang udah cukup lama dekat. Mereka pertama kali bertemu waktu Haloween Party tujuh bulan yang lalu. Waktu itu Hinata, Sakura dan Ino ikut meramaikan party tersebut. Tapi karena hujan, acara yang diadakan di restoran dengan konsep outdoor, jadi sedikit terganggu. Alhasil banyak yang pulang sebelum acara selesai. Tapi karena mereka enggak mau rugi, akhirnya ditungguin sampai acaranya selesai. Lagipula mereka pingin tunggu sampai acara pemilihan Best Costume, soalnya udah capek-capek dandan and nyiapin kostum serem, masa enggak ikut pemilihan kostum sih...?

Dan enggak sia-sia penantian mereka, ternyata pemenang Best Costume dimenangkan oleh Ino. Sedangkan Sakura, terpilih dengan kategori kostum terfavorit. Hinata sempat sedih waktu dia enggak terpilih. Tapi waktu pemilihan King and Queen of Haloween, dia terpilih.

Karena banyak yang pulang, maka partisipasi yang bawa pasangan sangat sedikit, akhirnya MC memunculkan ide buat para jomblo untuk mencari pasangan dalam waktu lima menit. Tiba-tiba seorang cowok berambut blonde datang menghampiri Hinata dan mengajaknya menjadi pasangan. Awalnya sih Hinata menolak karena malu, tapi gara-gara dipaksa sama Sakura dan Ino, akhirnya Hinata nurut saja. Eeeh… ternyata beneran terpilih menjadi King and Queen of Haloween. Sejak itu mereka jadi dekat and akhirnya tumbuh benih-benih cinta di hati masing-masing…

Melihat wajah Hinata yang sudah merah padam, terbesit di hati Sakura sedikit perasaan iri. Soalnya sampai saat ini Sakura belum pernah merasakan bagaimana pacaran; gimana raanya mencintai dan dicintai seseorang.

"Loe kenapa Sakura? Kok melamun?" tanya Ino.

"Enggak, gue cuma lagi mikir kenapa sampai sekarang gue belum menemukan cowok yang benar-benar gue suka and suka sama gue ya? Selama ini ada orang yang suka sama gue, tapi gue-nya enggak suka. Atau kalau enggak, gue suka sama cowok itu, tapi dia-nya enggak suka sama gue."

"Gue pingin banget merasakan kisah cinta seperti di komik-komik atau sinetron gitu… Apalagi kalau ada cowok yang sampai memperebutkan gue. Kan keren banget!" lanjut Sakura antusias.

"Kalau udah diperebutkan nanti loe malah jadi pusing sendiri," komentar Ino, diikuti anggukan pelan Hinata.

"Iya sih, tapi seru saja kalau sampai kita diperebutkan. Itu kan berarti mereka benar-benar suka sama kita."

"Terserah loe deh…" jawab Ino.

"Mmm… Kapan ya, soulmate gue muncul?" gumam Sakura sambil bertopang dagu.

"Oh iya. Sakura, pulang sekolah nanti temenin gue ke Konoha Cafe ya…" pinta Hinata.

"Ngapain?" respon gadis pink itu sedikit kaget dan lamunannya tetang pangeran yang jadi soulmate-nya langsung hilang seketika karena panggilan Hinata.

"Katanya Naruto pingin ketemuan sama kita and katanya ada yang mau kenalan sama loe, Sakura."

"Enggak ah… Teman-temannya si Naruto kan enggak ada yang cakep, payah-payah semua! Kenapa enggak ngajak Ino saja?" Sakura buru-buru menolak. Cewek bermata emerald itu tahu kalau teman-temannya Naruto enggak ada yang cakep. Ia sudah cukup trauma kenalan sama teman-temannya Naruto saat ketemu di mall, yang mukanya… Duh… Enggak enak buat diomongin, entar dibilang menghina lagi.

"Ino ada rapat OSIS, jadi enggak bisa. Ayolah… Temenin gue, lagian kan ada yang mau kenalan sama loe. Masa loe biarin gue pergi sendiri?" bujuk Hinata sambil mengoyang-goyangkan lengan sahabatnya itu.

Sakura berpikir sejenak, "Mmm… Gimana ya..?"

"Ayolah…" bujuk Hinata sekali lagi.

"Iya deh…"

"Nah gitu donk…" Hinata tersenyum.

"Eh, ngomong-ngomong kok Kakashi-sensei belum masuk kelas sini juga ya?" tanya Ino, yang langsung nimbrung bareng Sakura dan Hinata.

"Iya juga ya… Mungkin istrinya melahirkan kali," jawab Sakura ceplas-ceplos.

Tak berapa lama, seorang guru pengganti masuk dan bilang kalau Kakashi-sensei enggak bisa masuk karena istrinya melahirkan. Lalu guru pengganti itu memberikan soal latihan yang dititip oleh Kakashi-sensei.

Sakura, Hinata dan Ino saling bertatapan. Dan kontan langsung cengar-cengir setelah mendengar alasan kenapa Kakashi-sensei enggak masuk. Soalnya, si Sakura emang ratunya 'ceplas-ceplos'. Semua yang dikatakannya dengan spontan selalu tepat dengan kenyataannya.


Jam sekolah yang membosankan pun usai. Saat bel kemenangan berbunyi, tanpa aba-aba semua siswa dengan refleks langsung mengemas buku masing-masing.

Sakura dan Hinata langsung menuju Konoha Café di dekat sekolah mereka, sedangkan Ino langsung menuju ruang OSIS. Dengan perasaan H2C, alias Harap-Harap Cemas, Hinata menunggu Naruto. Sedangkan Sakura cuek-cuek saja. Dia benar-benar bete jika membayangkan harus bertemu dengan teman Naruto yang tampangnya enggak karuan itu.

"Amit-amit dah… Semoga saja si temannya Naruto itu tampangnya enggak separah yang waktu itu di mall…" batin Sakura.

"Gimana sih si Naruto itu! Sudah jam segini kok masih belum muncul juga!" omel Sakura sambil terus melirik jam tangan putihnya.

Hinata enggak berkomentar apa-apa. Ia hanya diam sambil menikmati segelas Ice Soda yang menjadi teman setianya dalam menunggu Naruto, selain Sakura tentunya.

Tak lama kemuSakura, Naruto muncul sendirian. Ada perasaan lega terselip di hati Sakura saat melihatnya, karena ketika membayangkan akan dikenalkan sama cowok yang tampangnya enggak karuan, kepalanya jadi pusing.

"Sorry, tadi macet banget," jelas Naruto.

"Enggak apa-apa kok. Oh ya, katanya loe datang sama teman, kok loe sendiri saja?" tanya Hinata.

"Ooh… Dia lagi markir mobil. Sebentar lagi juga datang."

DEG!

"Mati gue! Ternyata temannya datang!" seru Sakura panik dalam hati.

"Nah, itu dia datang," kata Naruto. Jari telunjuknya menunjuk ke arah pintu masuk.

Sakura dan Hinata langsung menoleh ke arah pintu masuk. Dan betapa terkejutnya Sakura saat melihat cowok yang sedang berjalan menuju meja mereka. Ya ampun… Cakepnya bukan main deh! Cowok berambut merah dengan warna matanya yang serupa dengan Sakura, emerald. Sakura hanya menatapnya tanpa berkedip dan mulut setengah terbuka.

"Ya ampun... Ini sih bukannya enggak karuan, tapi pangeran berkuda putih yang selama ini gue tunggu-tunggu!" batin Sakura.

"Kenalin, namanya Gaara," Naruto memperkenalkan cowok tampan itu kepada Hinata dan Sakura.

"Sabaku Gaara," kata pemuda berambut merah itu sambil menjabat tangan Sakura dan Hinata.

"Hyuga Hinata."

"Gue Haruno Sakura," balas Sakura.

"Nar, kita ke meja sana saja ya… Ayo…" ajak Gaara sambil menarik tangan Sakura menuju meja yang agak jauh dari tempat Hinata dan Naruto duduk.

"Lho, kok pindah?" protes Sakura.

"Pengertian sedikit lah… Mereka kan pingin berduaan. Lagipula hari ini Naruto mau 'nembak' Hinata."

"Oh ya?" responnya setengah kaget.

Mereka—Gaara dan Sakura—mulai berbincang-bincang dan kemudian bertukar nomor Handphone. Semua pikiran jelek Sakura langsung hilang saat melihat Gaara.


"Kemarin gimana, Hinata?" tanya Sakura penasaran.

"Gimana apanya!" nada bicara Hinata meninggi. "Kok loe tinggalin gue sih kemarin?"

"Sorry, itu idenya Gaara. Dia yang ngajak gue pulang duluan supaya enggak ngganggu kalian. Sorry…" jelas Sakura. "Terus gimana? Loe sama Naruto sudah jadian?" selidik Sakura penasaran.

Muka Hinata memerah bagai kepiting rebus. Tentu saja Sakura sudah dapat menarik kesimpulan dari wajah Hinata yang merah padam.

"Oh… Ternyata sudah jadian… Ugh, masih marah-marah lagi. Harusnya loe senang donk!"

"Habisnya… Loe tinggalin gue sendirian. Loe tahu enggak, waktu itu gue gugup and malu banget!"

"Tapi, pastinya loe juga berpikir 'Untung enggak ada Sakura. Jadi bisa pulang berduaan' kan?" goda Sakura.

Hinata tambah klop dengan tebakan Sakura dan tersenyum manis.

"Ooh… Ternyata sahabat gue berpikir gitu ya… Ugh, sekarang tinggal gue saja nih yang masih jomblo," keluh Sakura kemudian.

"Lho? Terus gimana dengan Gaara?" sambung Ino yang baru tiba di kelas. Ternyata info tentang Gaara cepat banget sampai ke telinganya.

Sakura tampak merah padam saat Ino menanyakan Gaara. "Apanya yang dengan Gaara..!"

"Apanya yang jomblo?" goda Hinata.

"Emang jomblo kok. Gue sama Gaara cuma temenan saja," jelas Sakura dengan salting.

"Teman apa teman?" goda Ino dan Hinata.

"Teman! Iih… Kalian itu benar-benar ya…!"


Sejak pertemuan mereka di Konoha Café, hidup Sakura selalu diisi dengan nama Gaara…Gaara…dan Gaara. Sepertinya cowok itu memang berhasil membuat Sakura memikirkannya terus, kapan pun dan dimana pun. Sepertinya Gaara juga menaruh hati pada Sakura. Bisa dibilang cinta pada pandangan pertama.

Mereka sering SMS-an, dari sekedar nanya lagi ngapain, nanya sudah makan apa belum sampai nanya Sakura sudah punya pacar apa belum. Itu kan sudah dipastikan kalau Gaara lagi berusaha untuk meluncurkan gencatan senjata untuk mendekati gadis pink itu. Dan Sakura juga sepertinya memberikan sinyal-sinyal cinta yang membuat Gaara makin pede buat PDKT alias pendekatan dengannya.

Gaara menelepon Sakura dan bilang kalau pulang sekolah nanti dia yang akan menjemputnya.

"Aduh… Ngajak kencan ya?" goda Ino.

"Apaan sih..! Dia cuma mau ngajak gue makan siang saja kok."

Hinata dan Ino cuma bisa senyam-senyum saja. Mereka sudah tahu apa yang akan terjadi saat makan siang nanti, soalnya Naruto sudah bocorin rahasia di balik makan siang nanti mereka berdua.

Gaara datang ke sekolah Sakura dengan maksud menjemput dan pergi makan siang bersama. Dan ternyata Gaara sudah merencanakan sesuatu di sebuah restoran miliknya.

"Lho? Kok sepi? Enggak biasanya restoran ini sepi." Sakura dibuatnya bingung.

Gaara hanya tersenyum saja. "Tentu saja sepi, karena restoran ini khusus hanya untuk kita berdua." batin Gaara

"Sekarang restoran ini hanya untuk kita berdua saja…" bisik Gaara tepat di telinga Sakura.

"Eh?" respon Sakura—yang enggak terlalu mengerti.

Alunan biola yang romantis mengiringi mereka. Saat mereka berdua sedang duduk dan berbincang-bincang sambil menikmati menu makan siang mereka—sepiring ikan panggang dan kari ayam, lampu tiba-tiba dipadamkan dan tirai restoran terbuka. Di atas panggung terdapat rangkaian lampu-lampu yang bertuliskan:

I Love You, Sakura

~Sabaku Gaara~

Sakura sangat terkejut dan tampak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitu indah dan mengagumkan. It's amazing!

"Sakura, mmm… Apa… Apa jawaban loe tentang perasaan gue ini?" tanya Gaara gugup plus penasaran.

"Gu-gue…" Sakura tampak sama gugupnya dengan Gaara, dan dengan segera menyambar gelas yang berisi Hot Tea lalu meneguknya dengan cepat—salting.

"Beri gue waktu buat berpikir," lanjut Sakura.

"Oke, gue tunggu jawaban loe."

"…" Hening.

"…" Hening.

"Mmm, Gaara. Gue mau pulang."

"Oke, kalau begitu loe tunggu sebentar ya… Gue siapin mobil dulu," ucapnya lalu pergi menuju tempat parkir.

Saat perjalanan menuju kediaman Haruno, Sakura terus memikirkan peristiwa amazing yang terjadi beberapa saat yang lalu—saat Gaara 'nembak' dia.

"Sebenarnya apa sih yang perlu gue pikirin lagi. Bukannya dia cowok yang selama ini gue tunggu? Gaara itu cowok yang baik, cakep, lembut, romantis lagi!"

"Sakura, kenapa melamun? Sudah sampai loh…" suara berat Gaara menghilangkan lamunannya seketika.

"Ah, iya. Thanks ya… Oh iya, mengenai hal tadi, enggak perlu loe pikirin lagi kok. Gue juga cinta sama loe," kata Sakura sambil memasang senyum manisnya.

Ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu respon dari Gaara. Dia merasa malu banget waktu mengatakan kalau dia juga cinta sama Gaara.


"Gimana? Gimana?" selidik Ino penasaran.

"Apanya?" tanya Sakura pura-pura enggak tahu.

"Halaahh… Jangan pura-pura enggak tahu deh. Jadi gimana? Loe sama Gaara sudah jadian?" tanya Hinata.

Sakura hanya tersenyum, menanggapi bahwa apa yang dikatakan kedua sahabatnya itu benar.

"Duh, sekarang tinggal gue nih yang nge-jomblo," keluh Ino.

"Lho, gimana dengan Sai?" tanya Sakura.

"Jangan bilang kalau kalian berdua sudah putus," sambung Hinata.

"Yeee… Enggak donk. Maksud gue jomblo lokal. Habisnya kalian lagi hangat-hangatnya pacaran, sedangkan kekasih tercinta gue lagi ada di Amerika," jawab Ino setengah cemberut.

"Eh, tapi gue salut sama loe. Setia banget sama pasangannya!" tambah Sakura.

"Ino gitu loh…" jawab Ino dengan gaya sok kerennya.

"Udah ah, cabut saja yuk. Gue mau ke Gramedia, katanya sudah ada komik baru nih. Habiskan minuman kalian cepet," ajak Sakura lalu beranjak pergi dan diikuti kedua sahabatnya.

"Eh guys… Pernah nonton serial Korea yang judulnya 'Soulmate' enggak?" tanya Sakura sambil terus berjalan menuju Gramedia.

"Belum. Emang kenapa?" respon Hinata dan Ino kompak.

"Duh… Loe berdua harus nonton deh… Ceritanya bagus banget!" promosi Sakura antusias.

"Iya… Bagus sih bagus, tapi gimana dulu ceritanya?" tanya Ino.

"Pokoknya bagus banget deh… Susah diceritain! Yang jelas dari drama itu gue penasaran sama soulmate gue, kira-kira siapa ya? Apa Gaara benar-benar soulmate gue?"

Hinata dan Ino cuma ngangkat bahu, menandakan kalau mereka berdua enggak tahu jawabannya.

Mereka bertiga emang suka hang-out bareng ke mall, pantai atau café, cuma buat ngumpul bareng dan curhat-curhatan. Persahabatan mereka emang deket banget. Gimana enggak, mereka sudah berteman selama hampir 10 tahun dari saat mereka kelas 1 SD sampai sekarang—kelas 11 SMA.

Awal persahabatan mereka sangat unik dan seru. Waktu kelas 1 SD, mereka berebut tempat duduk waktu hari pertama sekolah. Mereka bertiga sampai berantem dan jambak-jambakan rambut, bahkan mama mereka sampai datang ke sekolah buat nyelesain masalah mereka. Tapi anehnya, keesokan harinya dengan polos mereka saling minta maaf lalu berjanji enggak akan berantem lagi. Dam sampai sekarang persahabatan mereka tetap akur, meskipun ada pertengkaran sedikit-sedikit.

Tiba-tiba Handphone Sakura berbunyi. Ternyata Gaara, dia berniat mengajak Sakura jalan-jalan, "Sorry nih… Gue sekarang lagi jalan sama Ino dan Hinata. Lain kali saja ya…"

"Mmm… Sedihnya," suara di seberang sana memelas.

"Eh..?"

"Habisnya… Kamu lebih mementingkan teman-temanmu daripada aku," kata Gaara dengan suara yang sengaja dibuat sesedih mungkin.

"Bu…bukan gitu…"

"Hahaha… Enggak apa-apa kok. Just kidding. Aku ngerti kok, aku kan pacar yang paling pengertian sedunia. Hehehe…"

"Huh, gombal..! Tapi, thanks ya."

Ino yang mendengar pembicaraan mereka lalu merebut Handphone Sakura. "Enggak apa-apa kok. Loe datang saja ke Arta Gading."

"Eh…?" Sakura bingung.

"Tenang, gue sama Hinata jalan berdua and loe sama Gaara saja. Dia akan segera datang," jelas Ino.

"Tak berapa lama kemudian Naruto menelepon Hinata untuk ngajak makan siang bareng. Hinata bingung, meski Ino bilang enggak apa-apa.

"Ah… Kenapa di dunia ini gue yang paling malang ya… Temen-temen gue semua sudah punya gandengan, sedangkan gue harus LD (Long Distance) sama Sai..!" keluh Ino.

Sakura dan Hinata hanya tersenyum tipis saja. Kasihan Ino…


Sakura merobohkan tubuhnya yang capek karena jalan seharian, di atas tempat tidur kesayangannya yang empuk. Sesaat dia tersenyum sendiri bila mengingat saat-saat indah yang dilaluinya bersama Gaara tadi sabmil memeluk erat boneka Mickey yang besarnya kayak seukuran anak balita. Sakura memang maniak all things about Mickey Mouse. Jadi apa pun yang menyangkut Mickey, pasti dibelinya. Ya…gitu deh. Di kamar Sakura yang paling dominan cuma 2 hal, all about Mickey Mouse sama koleksi komiknya yang kata Ino dan Hinata sudah bisa dibuat rentalan komik.

Nah, boneka Mickey yang lagi dipeluk sama Sakura itu boneka yang sengaja dibeli sama Gaara dan langsung diberikan ke Sakura waktu mereka bertemu. Ssst… Mengenai kenapa Gaara bisa tahu apa yang disukai sama Sakura, cowok Sabaku itu nanya sama Hinata yang notabene sahabatnya Sakura. Cowok itu emang pinter ya… Bagi Sakura, Gaara benar-benar cowok yang baik banget dan keren abiz..!

"Ugh, sayang banget gue sama Gaara enggak satu sekolahan. Coba satu sekolahan, kan gue sama dia bisa sering ketemu," gumam Sakura sambil tersenyum.

"You can't make up your mind, mind, mind, mind, mind. Please don't waste my time, time, time, time, time…"handphone Sakura berdering dengan nada dering 'Eenie Meenie' yang dinyanyikan Justin Bieber ft. Sean Kingston. Di layar handphone-nya tertera "Gaara calling."

Sakura senang banget saat itu yang meneleponnya adalah sang pujaan hati, Gaara.

"Halo," sapa Sakura.

"Sakura, lagi ngapain?" tanya suara yang ada di seberang telepon.

"Lagi baring-baring saja. Oh ya, thanks ya buat hari ini. Aku seneng banget!" seru Sakura dengan raut wajah super ceria.

"Sama-sama. Aku juga seneng banget hari ini. Aku sayang sama kamu, Sakura."

Sakura tersenyum. "Aku juga…"

"Oh ya, besok aku antar kamu ke sekolah ya? And pulangnya kujemput. Oke?"

"Tapi, sekolahmu kan lumayan jauh dari sekolahku. Kalau kamu telat sekolah gimana?"

"Enggak kok. Demi tuan putri, apa pun akan hamba lakukan…"

"Ugh, gombal banget!"

"Benar kok… Besok ku jemput ya."

"Oke, bos!"

Setelah menutup teleponnya, Sakura tersenyum. Dia tampak sangat bahagia. Gaara emang cowok romantis yang bisa membuat cewek-cewek nosebleed deh!

Dan Sakura sangat beruntung karena itu…


-FIN-


Kembali bertemu dengan saya..! *melambaikan tangan*. Maaf, saya sudah semaksimal mungkin berusaha membuat fic yng bagus. Tapi… Huhuhu… Hasilnya sangat tidak memuaskan! *pundung seketika*.

Saya sudah berusaha untuk tidak membuat Gaara OOC, tapi ternyata GAGAL..! Huhuhuhuhu… Hiks…Hiks… -SROOT *buang ingus*-. Maaf buat yang nunggu Sasuke-nya. Si cowok-pantat-ayam itu baru muncul chapter selanjutnya.

I asked for a review… RnR pliiiss?

~Kinay Saku-chan~