Come True

Mark Lee | Lee Donghyuck

NCT

...

"Hyung"

"Apa kau menunggu lama"

"Tentu saja, aku lelah menunggumu"

Aku menatap tajam orang yang telah membuatku menunggu lama. Apa dia tidak berfikir bagaimana aku dengan bosan menunggunya.

Laki-laki yang lebih tua satu tahun dariku itu menggaruk tenguknya yang aku yakin tidak gatal.

"Maafkan aku ..."

"Tidak"

Aku tau dia pasti terkejut dengan perkataanku yang tiba-tiba. Namun aku tidak peduli akan hal tersebut. Aku sedang marah dengannya sekarang.

"Maafkan aku Donghyuck"

"..."

Aku tidak memperdulikan permintaan maafnya dan hanya diam tidak mengatakan sepatah kata pun.

"Donghyuck"

"..."

"Donghyuck"

"..."

"DONGHYUCK"

Aku terkejut mendengar teriakan yang sungguh mengganggu pendengaranku.

Aku menatap tajam orang yang telah mengganggu mimpi indahku. Iya, semua itu hanyalah mimpi. Memimpikin seorang sunbae yang bahkan tidak mengenalmu.

"Jaemin bisakah kau berhenti berteriak untuk membangunkanku"

"Jika kau mau setiap hari basah dengan air yang aku berikan mungkin saja iya"

"Oh kalau begitu aku tidak akan mau"

Di siram dengan air biasa mungkin saja aku menerimanya. Namun jika Na Jaemin yang melakukannya aku tidak yakin jika itu air biasa. Terakhir kali aku di siram olehnya dengan air cucian piring.

"Cepatlah kau mandi agar nanti bisa membuat sarapan. Aku tidak ingin pergi ke sekolah dengan perut kosong ..."

"Iya-iya diamlah cerewet"

Aku tidak memperdulikan Jaemin yang cemberut karena aku memotong ucapannya barusan.

...

"Pagi Jaemin"

"Selamat pagi Jaemin"

Jaemin tersenyum manis untuk membalas sapaan teman-temannya. Di sampingnya ada Donghyuck yang dari mereka berangkat sekolah sampai sekarang wajahnya terus cemberut.

"Berhentilah cemberut Donghyuck. Wajahmu terlihat jadi lebih jelek asal kau tau"

Donghyuck menatap tajam Jaemin yang telah dengan beraninya mengatakan dirinya jelek. Memang dirinya itu tampan apa. Jaemin itu lebih jelek jika di bandingkan dengan dirinya ini.

"Diam kau. Ini semua gara-gara dirimu. Mimpi indahku bersamanya jadi lenyap"

Donghyuck menunjuk-nunjuk Jaemin tepat di depan wajahnya. Dirinya masih kesal dengan Jaemin yang telah membangunkannya dari mimpi yang begitu indah.

"Kenapa menyalahkanku. Bukannya berterima kasih aku sudah membangunkanmu. Kau malah marah-marah kepadaku. Apa kau ingin terlambat ke sekolah?"

Jaemin menepis tangan Donghyuck yang berada di depan wajahnya. Enak saja Donghyuck menyalahkan dirinya. Bukan salahnya jika dirinya telah mengganggu mimpi indah Donghyuck bersama sang sunbae kesayangannya.

"Hei ada apa ini ?"

Jeno menatap bingung Jaemin dan Donghyuck yang saling memberikan tatapan tajam. Sebenarnya sudah biasa melihat Jaemin dan Donghyuck bertengkar. Tapi tetap aja Jeno bingung dengan mereka berdua. Setiap hari ada aja yang mereka ributkan.

"Jeno, Donghyuck menyalahkanku karena aku sudah membangunkannya dan mengganggu mimpi indahnya bersama sunbae kesayangannya. Itu bukan salahku kan Jeno ?"

Jaemin menatap Jeno penuh kasih sayang seraya tangannya yang bergelayut manja pada lengan Jeno. Membuat para siswi di kelas iri melihat Jaemin dengan mudahnya bermanja-manja kepada Jeno.

Jeno sendiri tidak masalah dengan perlakukan seperti itu oleh kekashinya sendiri.

Sementara Donghyuck sudah pergi ke bangkunya meninggalkan pasangan kekasih tersebut. Donghyuck bosan melihat lovey dovey mereka.

"Aku tau kau pasti iri dengan mereka kan Donghyuck ?"

"Jika kau sudah tau. Aku tidak perlu lagi mengatakannya"

"Hehe aku juga iri sama mereka. Terlebih dengan Jeno, punya pacar sekelas yang dengan mudahnya selalu bersama"

"Kau masih beruntung mempunyai kekasih, meskipun adik kelas. Coba aku, di notice gebetan aja tidak"

Renjun cuma tersenyun kecil mendengar penuturan Donghyuck. Dirinya tau bagaimana susahnya Donghyuck untuk mendapatkan perhatian gebetannya yang seorang sunbae mereka.

"Jangan pesimis Donghyuck-ah. Kau pasti bisa mendapatkan sunbae itu"

Renjun menepuk pelan pundak Donghyuck. Mengepalkan tangan kirinya untuk memberi semangat. Membuat Donghyuck yang awalnya cemberut menjadi tersenyum.

...

Donghyuck berjalan sendirian menyusuri koridor menuju kantin. Saat ini waktunya istirahat dan Donghyuck tidak mau membiarkan waktu istirahat ini dibuang sia-sia. Meskipun dia cuma sendirian ke kantin. Karena teman-temannya sibuk dengan urusan mereka. Renjun saat lonceng berbunyi langsung pergi meninggalkan kelas menemui kekasihnya. Sedangkan Jaemin bersama dengan Jeno entah kemana.

Sampai di kantin Donghyuck memesan makanan yang di inginkannya. Setelahnya dia membawa makanannya ke tempat duduk yang kosong di pojok kanan dan agak jauh dari keramaian siswa. Dirinya sengaja mencari tempat di sana agar makan siangnya tidak terganggu.

Donghyuck memakan makanannya dengan tenang tanpa terganggu oleh keramaian siswa dan siswi yang makan sambil bercengkrama, bergosip, atau hanya sekedar duduk tanpa memakan apapun.

"Boleh aku duduk di sini ?"

Donghyuk mendongakan wajahnya mendengar suara di depannya. Betapa terkejutnya dirinya melihat sunbae kesayangannya berada di depannya dengan senyuman yang meluluhkan hatinya. Entah berapa kali Donghyuck di buat terpesona melihat wajah tampan sunbaenya tersebut.

"Ehm boleh aku duduk di sini ?"

Pertanyaan dari sunbaenya tersebut membuat Donghyuck tersadar dari lamunannya. Donghyuck merutuki tingkah lakunya yang telah membuat sunbae kesayangannya berdiri lama dengan nampan berisi makanan.

"Si..silahkan sunbae"

"Terima kasih"

Senyuman itu kembali terukir jelas di wajahnya. Membuat Donghyuck kembali menatap wajah tersebut. Wajah yang terukir sempurna seperti model-model terkenal. Di mana Donghyuck akan melakukan fashion show bersama sunbae kesayangannya tersebut di depan cermin bersama-sama. Dan Jaemin akan mengejeknya karena khayalannya tersebut.

"Apa ada sesuatu di wajahku ?"

"Eh ya. Ma...maksudku tidak"

"Dari tadi kau terus menatapku. Jadi aku berfikir ada sesuatu di wajahku"

Donghyuck gemas melihat wajah bingung sunbaenya tersebut. Ingin rasanya Donghyuck membawa pulang sunbaenya itu dan mengurungnya di kamar. Agar hanya dia saja yang memiliki sunbaenya itu.

"Maafkan aku sunbae aku jadi mengganggumu makan"

"Tidak apa-apa, aku hanya bingung saja ada seorang hoobae manis yang menatapku dengan begitu intensnya"

Donghyuck terdiam saat mendengar perkataan Mark sang sunbae kesayangannya. Dia tidak salah dengarkan jika Mark menyebutnya manis. Donghyuck kembali menatap wajah Mark untuk kesekian kalinya. Berharap jika apa yang di katakan Mark sebelumnya bukanlah bohong.

"Oh iya aku Mark Lee"

Donghyuck bingung melihat sunbaenya memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangan di depannya. Apa mungkin sunbaenya tersebut ingin berkenalan dengannya.

Donghyuck ragu untuk menjabat tangan Mark. Namun karena tidak ingin menyinggung perasaan Mark Donghyuck pun menjabat tangan Mark.

"Lee Donghyuck sun...sunbae"

"Panggil saja hyung. Aku lebih suka di panggil begitu"

"Ah ba...baiklah sun...hyung"

Setelah perbincangan singkat tersebut mereka kembali memakan makan siang mereka. Sesekali Donghyuck akan menatap wajah Mark.

"Mark"

Mark melambaikan tangannya melihat temannya yang baru saja memanggilnya. Donghyuck berbalik untuk melihat siapa teman Mark yang telah mengganggunya makan siang dengan menatap wajah rupawan milik Mark.

Siswa yang barusan memanggil Mark tersebut kini ikut bergabung di meja mereka bersama dengan dua orang yeoja yang juga merupakan teman Mark.

Mereka adalah Kangmin, Arin, dan Mina. Yang juga siswa dan siswi populer di sekolah seperti Mark. Mereka berempat ini teman sekelas dari kelas 1 hingga sekarang mereka telah menjadi kakak paling senior dan paling populer di sekolah.

Dan mereka bertiga lah penyebab Donghyuck tidak bisa mendekati Mark selama ini. Dimana ada Mark mereka bertiga juga selalu ada di sisi Mark. Membuat Donghyuck enggan untuk mendekati Mark.

"Kenapa kau pergi duluan meniggalkan kami bertiga?"

"Maaf aku pikir kalian mengikutiku seperti biasa"

"Tadi kami memang mengikutimu tapi Park seongsengnim datang mengehentikan kami"

"Dia menghukum kami karena tugas yang telah kita janjikan seminggu yang lalu belum juga di kumpul kepadanya"

"Kami ingin memanggilmu tapi kau sudah pergi meninggalkan kami"

"Kau seharusnya juga di hukum Mark"

"Iya kami di hukum juga salahmu Mark"

"Baiklah aku minta maaf, kalian jangan melotot seperti itu juga kan"

Ini dia yang menjadi alasan Donghyuck nggak mau mendekati Mark jika bersama teman-temannya. Dia nggak yakin akan dianggap oleh mereka. Dan selama ini mereka berempat selalu bersama yang membuat Donghyuck tidak bisa mendekati Mark.

Maka dari itu Donghyuck terkejut saat Mark berada di depannya meminta duduk di tempatnya. Bukankah itu adalah keberuntungan untuk Donghyuck. Namun keberuntungan tersebut hanya sesaat sampai teman-teman Mark datang dan mengacaukan semuanya.

"Saya duluan ke kelas Mark sunbae"

Karena tidak tahan lagi menjadi kacang di antara mereka akhirnya Donghyuck lebih memilih beranjak dari kantin. Lebih baik dirinya kembali ke kelas ketimbang hanya menjadi kacang di antara para sunbaenya tersebut. Terlebih lagi jika melihat interaksi Mark dengan kedua teman yeojanya tersebut. Membuat Donghyuck ingin menumpahkan supnya ke wajah Arin dan Mina.

"Tapi bukankah makananmu belum habis ?"

Donghyuck menatap makanannya yang masih lumayan banyak. Karena terlalu asik melihat wajah Mark Donghyuck sampai lupa menghabiskan makanannya. Ditambah dengan kedatangan teman-teman Mark yang sungguh menyebalkan membuat selera makan Donghyuck hilang.

"Saya sudah kenyang sunbae, saya permisi"

Tanpa banyak bicara Donghyuck segera beranjak dari tempat duduknya sebelum tangannya ini benar-benar menumpahkan nampan yang berisi makanan ke wajah Arin dan Mina yang tengah asik merangkul Mark.

"Sayang banget makanannya di buang percuma"

Mark hanya menggelengkan kepala mendengar Kangmin yang lebih peduli kepada makanan milik Donghyuck ketimbang orangnya sendiri.

"Kamu lebih peduli makanannya dari pada orangnya Kangmin ?"

"Tentu saja untuk apa aku memperdulikan orang yang tidak aku kenal. Terlebih lagi orang yang dengan gampangnya membuang makanan"

"Dia tidak memakan makanannya itu karena ada kau di sini"

"Kenapa aku? Bukankah itu karena kau yang duduk di depannya"

"Hei cukup kalian berdua. Kalian meributkan hal yang tidak penting. Apalagi orang yang kalian bicarakan sudah tidak ada"

Arin yang duduk di tengah-tengah Mark dan Kangmin harus segera melerai pertengkaran mereka berdua. Jika tidak sampai pulang sekolah mereka akan terus bertengkar.

"Arin benar kalian bertengkar tentang hal yang tidak penting dan Mark jika kau merasa peduli dengan hoobae itu, lebih baik kau berikan dia roti dan juga susu. Aku yakin dia pasti kelaparan sekarang"

Perkataan Mina membuat Mark terdiam dan berpikir jika apa yang dikatakan Mina memang benar. Tanpa membuang waktu Mark pergi dengan nampan yang menyisakan sedikit makan siangnya.

"Hei bahkan dia pergi tanpa mengucapkan apa-apa kepada kita"

"Sudahlah Kangmin makan saja makananmu"

"Biarkan Mark melakukan apa yang dia inginkan"

...

Donghyuck berjalan dengan lesu menuju kelasnya. Rasa laparnya tidak dapat dia buang. Jika saja temannya Mark tidak datang mengganggu makan siangnya dirinya tidak akan lemas seperti ini.

Sampai di kelas segera saja Donghyuck duduk di bangkunya, merebahkan kepalanya menghadap tembok. Mungkin dengan tertidur rasa laparnya akan hilang, lagi pula tempat duduknya berada di pojok baris ketiga kemungkinan gurunya tidak melihatnya tertidur setidaknya masih ada.

Jaemin menatap Donghyuck yang datang ke kelas dengan tampang lesu tidak bersemangat. Ada apa dengan anak ini apa telah terjadi sesuatu dengannya.

Saat Jaemin ingin menghampiri Donghyuck terdengan suara ketukan pintu membuatnya meurungkan niatnya menghampiri Donghyuck. Jaemin berbalik dan terkejut mendapati Mark berdiri di depan kelasnya. Untung saja kelasnya sepi hanya ada dirinya dan juga Donghyuck jika tidak dia yakin akan terdengar suara teriakan para siswi di kelasnya.

"Permisi"

Mendengar suara Mark membuat Jaemin tersadar dari keterkejutannya. Dirinya segera menghampiri Mark.

"Sunbae ada apa ?"

Mark tidak menanggapi pertanyaan Jaemin, dirinya menatap sekeliling kelas berharap menemukan Donghyuck. Mark sudah bertanya ke salah satu siswa dimana kelas Donghyuck dan mereka mengatakan jika Donghyuck berada di kelas 2-1. Namun Mark tidak melihat Donghyuck di kelasnya. Hanya seorang siswa yang baru saja bertanya kepadanya dan seorang siswa yang sedang tertidur.

Jaemin cemberut karena sunbae di depannya ini tidak menanggapi pertanyaannya. Jika seperti ini lebih baik dirinya menghampiri Donghyuck saja dari tadi.

"Apa benar ini kelasnya Donghyuck?"

Jaemin mengurungkan niatnya untuk meninggalkan sunbaenya tersebut setelah mendengar nama Donghyuck di ucapkan oleh Mark. Jaemin tidak salah dengarkan jika Mark telah bertanya tentang sahabatnya.

"Iya benar ini kelasnya Donghyuck"

Mark tersenyum cerah mendengar jawaban Jaemin. Jadi siswa tadi tidak berbohong kepadanya. Jaemin yang melihat senyum Mark malah bingung dengan sunbaenya tersebut. Sebenarnya ada hubungan apa Donghyuck dengan Mark sunbae. Apa mereka sudah jadian ?.

"Berikan ini ke Donghyuck"

Mark memberikan roti dan susu kepada Jaemin dan segera pergi meninggalkan kelas tersebut. Jaemin yang ingin bertanya apa maksudnya harus menurungkan niatnya karena Mark telah pergi.

Setelah kepergian Mark, Jaemin segera menghampiri Donghyuck. Menepuk pelan pundak Donghyuck, namun tidak ada respon. Jaemin kembali menepuk pundak Donghyuck dengan lebih keras dan berhasil. Donghyuck menatap Jaemin yang telah kembali membangunkan tidurnya.

"Ini untukmu"

Tanpa basa-basi Jaemin memberikan roti dan susu yang Mark berikan sebelumnya. Donghyuck menatap bingung roti dan susu yang di letakkan Jaemin di mejanya.

"Kau memberikanku ini"

Donghyuck bukannya tidak percaya jika Jaemin yang memberikannya. Namun anak itu jika seperti ini terkadang ada maunya.

"Bukan itu dari Mark sunbae"

Donghyuck menegakkan tubuhnya mendengar nama Mark di sebut. Dia jadi merasa ragu dengan pendengarannya sekarang. Sebelumnya dia mendengar Mark mengatakannya manis, sekarang Jaemin mengatakan jika roti dan susu ini pemberian dari Mark. Haruskah dia memeriksakan telinganya.

"Apa kau bercanda? Itu tidak mungkin"

"Jika tidak mungkin untuk apa roti dan susu ini ada di sini. Kau pikir aku yang membelikannya untukmu"

Donghyuck terdiam mendengar penuturan Jaemin barusan. Apa Mark sunbae memiliki perasaan dengannya. Tidak, itu tidak mungkin. Mark baru saja mengenalnya, jadi tidak mungkin Mark memiliki perasaan kepadanya.

"Terserahlah aku tidak ingin berdebat denganmu"

Karena tidak mau berdebat lagi dengan Jaemin dan juga rasa lapar yang telah mendominasinya membuatnya sulit berpikir. Donghyuck mengambil roti dan susu pemberian Mark. Membuka rotinya dan memakannya. Rasa manisnya roti rasa coklat dengan di temani susu membuatnya bahagia. Terlebih roti dan susu tersebut di berikan dari orang yang dia sayang.

"Donghyuck sebenarnya ada hubungan apa kau dengan Mark sunbae? Apa kalian sudah jadian? Kenapa tidak memberi tahukanku? Apa aku bukan temanmu ..."

"Cukup Na Jaemin, bisakah kau bertanya satu-satu. Mulutku cuma satu untuk menjawabnya"

Jaemin menyengir tidak bersalah mendengar omelan Donghyuck. Jaemin hanya terlalu penasaran dengan hubungan percintaan sahabatnya itu.

"Baiklah-baiklah aku mengerti. Jadi ada hubungan apa kau dengan Mark sunbae ?"

Jaemin kembali bertanya kepada Donghyuck. Namun sesuai dengan apa yang Donghyuck katakan sebelumnya, Jaemin harus bertanya satu-persatu.

"Hanya sekedar sunbae dan hoobae saja"

Donghyuck menghabiskan roti dan susu yang di berikan Mark untuknya. Sepertinya dia harus berterima kasih kepada Mark nanti atas roti dan susu yang telah di berikannya. Sekalian ingin pedekate dengan Mark.

"Kau serius hanya sekedar hubungan antara sunbae dan hoobae"

Donghyuck mengangguk pasti untuk menjawab keraguan dari sahabatnya Na Jaemin. Untuk apa dia menyembunyikan hal tersebut.

"Terus kenapa Mark sunbae memberikanmu roti dan susu ?"

Donghyuck juga bingung kenapa Mark memberikan makanan dan minuman kepadanya. Apa mungkin Mark tau jika Donghyuck berbohong tentang dirinya yang sudah kenyang sebelumnya ? Dan Mark juga tau jika Donghyuck meninggalkan kantin karena teman-temannya. Sehingga Mark memberikan roti dan susu sebagai permintaan maaf kepadanya.

"Donghyuck.. Donghyuck"

Jaemin mengguncang pelan pundak Donghyuck. Bukannya menjawab pertanyaannya Donghyuck malah melamun.

"Cepat jawab Donghyuck, kenapa Mark sunbae perhatian denganmu ?"

Donghyuck menghela nafas saat Jaemin kembali bertanya. Apa yang harus dia jawab. Dia aja gak tau juga kok. Karena tidak ingin membuat Jaemin kesal karena terlalu penasaran soal dirinya dan Mark, akhirnya Donghyuck menceritakan apa yang sebelumnya terjadi saat di kantin.

"Jadi menurutmu Mark sunbae hanya meminta maaf kepadamu"

Jaemin mengangguk-angukkan kepala mendengar penjelasan Donghyuck. Jika seperti itu, bukankah Donghyuck mempunyai peluang untuk mendapatkan Mark sunbae.

"Ya begitulah. Dan kenapa kau sendirian saja? Di mana Jeno?"

Jaemin merenggut kesal mendengar nama Jeno kekasihnya di sebut oleh Donghyuck. Bukan kesal dengan Donghyuck tetapi dia kesal dengan Jeno yang meninggalkannya demi klub basketnya.

Flashback

Jaemin dan Jeno jalan bersama menuju taman belakang sekolah dengan membawa bekal milik Jeno. Jaemin tidak membawa bekal karena tidak ingin merepotkan Donghyuck yang tinggal bersama dengannya di apartemen. Jaemin kan tidak bisa masak jadi Donghyucklah yang selalu memasak.

Setelah sampai di taman belakang sekolah, mereka duduk di salah satu pohon di sana dan memakan bekal milik Jeno bersama. Namun hanya beberapa menit berlalu, tiba-tiba ada salah satu siswi menghampiri mereka berdua.

"Jeno bisakah kau ikut denganku, Yoon seongsengnim ingin mendiskusikan lomba basket nanti bersama kita berdua"

Jaemin mendengus kesal karena kedatangan Hina yang telah mengganggu makan siang mereka. Tidak bisakah cewek itu menunggu sebentar saja sampai mereka selesai makan.

"Apa harus sekarang Hina ?"

Jeno tahu pasti sekarang Jaemin tengah kesal karena Hina telah mengganggu mereka berdua. Namun Jeno juga tidak mungkin menyalahkan Hina begitu saja, terlebih Hina yang sebagai manager klub basket hanya menyampaikan pesan dari pembina klub basketnya.

"Iya Jeno, maaf telah mengganggu waktumu bersama Jaemin"

"Tidak apa-apa Hina, aku mengerti kok. Kau bisa pergi duluan menemui Yoon seongsengnim, aku akan menyusulmu nanti secepatnya"

Hina mengangguk mengerti dan pergi lebih dulu sesuai dengan perkataan Jeno. Jeno menghela nafas setelah kepergian Hina, dia menatap Jaemin yang dari tadi terus memasang wajah cemberut. Jeno jadi tidak enak harus meninggalkan Jaemin sendirian.

"Ehhm maaf Jaemin aku... "

"Pergilah aku sudah biasa kok di tinggal sendirian"

Jeno belum selesai berbicara Jaemin sudah terlebih dulu memotong pembicaraannya. Jeno semakin bingung apa harus meninggalkan Jaemin. Namun Jeno juga tidak mungkin membawa Jaemin bertemu dengan Yoon Seongsengnim, Jaemin bukan siapa-siapa di klub basket.

Dengan perasaan campur aduk Jeno meninggalkan Jaemin untuk bertemu dengan Yoon seongsengnim. Biarlah Jaemin marah dengannya, untuk sementara ini dia harus bertemu dengan Yoon seongsengnim terlebih dahulu. Nanti setelahnya dia akan meminta maaf kepada Jaemin.

Jaemin dengan kesal membereskan kotak bekal milik Jeno. Moodnya sangat buruk sekarang in. Lihat saja nanti, dia gak akan memaafkan Jeno dengan mudahnya.

Flashback End

"Jaemin... NA JAEMIN"

Jaemin tersadar dari lamunannya akibat teriakan Donghyuck yang begitu keras. Telinganya sampai berdengung akibat teriakan Donghyuck.

"Apaan sih Donghyuck, telingaku sakit tau mendengar teriakanmu itu"

"Kamu tuh yang apa, di tanyain bukannya menjawab malah melamun"

Jaemin ingat sebelumnya Donghyuck bertanya tentang Jeno kepadanya, namun Jemin malah melamunkan Jeno yang menyebalkan itu.

"Bukan apa-apa. Soal Jeno aku tidak tahu, jangan tanyakan dia kepadaku"

Karena tidak ingin Donghyuck bertanya macam-macam lagi, Jaemin pun pergi ke tempat duduknya meninggalkan Donghyuck yang bingung dengan sikap sahabanya itu.

...

Donghyuck duduk sendirian di halte bus. Jaemin telah pergi bersama Jeno, jadilah dia pulang tengah menunggu bus datang, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Bukankah Donghyuck tengah menunggu bus, kenapa malah mobil yang berhenti di depannya.

Kaca mobil di turunkan dan terpampang jelas Mark yang berada di dalam mobil itu. Donghyuck menatap bingung Mark yang melambaikan tangan. Donghyuck menatap sekelilingnya. Mungkin saja Mark melambaikan tangannya kepada orang lain, bukan dirinya. Namun Donghyuck tidak menemukan siapa-siapa di sekitarnya. Itu berarti Mark melambaikan tangan kepadanya.

"Donghyuck ayo masuk, aku akan mengantarmu pulang"

Apakah Donghyuck bermimpi sekarang ini? Mark baru saja menawarinya pulang bersama. Sepertinya keburuntungan Donghyuck kembali berlanjut.

"Tidak sunbae, aku menunggu bus saja. Aku tidak ingin merepotkanmu"

Bohong sebenarnya jika Donghyuck tidak ingin pulang bersama Mark. Tetapi karena tidak ingin terlihat gampangan Donghyuck menolak ajakan Mark.

"Tidak apa-apa, ayo masuk. Lihat cuacanya mendung, sepertinya akan turun hujan sebentar lagi"

Donghyuck menatap ke atas dan benar saja langit di atas telah berwarna gelap. Donghyuck harus segera pulang sebelum hujan menerpa jemuran miliknya dan Jaemin. Donghyuck kembali menatap mobil Mark. Dia masih bingung, apa harus dia ikut Mark pulang bersama.

Akhirnya setelah berfikir dengan matang Donghyuck pun memutuskan untuk ikut Mark pulang. Mark tersenyum bahagia melihat Donghyuck mau pulang bersamanya. Mark bertanya di mana Donghyuck tinggal dan Donghyuck pun menjawab sekedarnya.

"Terima kasih sunbae sudah mengantarkanku pulang"

Donghyuck turun dari mobil Mark setelah Mark mengantarkannya pulang ke apartemen. Mark tersenyum senang atas ucapan terima kasih Donghyuck.

"Sama-sama dan bolehkah aku memintamu untuk memanggilku Hyung saja"

"Ok hyu.. hyung, hati-hati di jalan"

"Baiklah, sampai bertemu besok"

Donghyuck melambaikan tangannya ketika Mark telah menjalankan mobilnya. Hari ini sungguh menyenangkan baginya. Dengan perasaan bahagia Donghyuck memasuki apartemennya dan Jaemin. Sepertinya Donghyuck ada kesempatan untuk memiliki Mark.

...

Keesokan harinya Donghyuck seperti biasa melakukan rutinitas paginya, yaitu memasak untuk sarapan paginya dengan Jaemin. Namun hari ini Donghyuck memasak makanan lebih banyak dari hari-hari sebelumnya. Membuat Jaemin bingung melihatnya. Donghyuck tidak biasanya memasak sebanyak ini untuk sarapan mereka.

Karena rasa penasarannnya terlalu tinggi akhirnya Jaemin pun bertanya "Donghyuck untuk apa semua makanan ini ? apa kau yakin ini sarapan untuk kita ?"

"Aku ingin membawa bekal"

Donghyuck duduk di meja makan setelah selesai meletakkan masakannya di atas meja makan. Dia akan menyiapkan bekalnya nanti setelah sarapannya selesai.

"Tidak biasanya kau membawa bekal ?"

Jaemin menyuapkan masakan yang telah Donghyuck masak ke mulutnya. Seperti biasa masakan Donghyuck terasa enak. Kapan-kapan Jaemin ingin meminta Donghyuck mengajarinya memasak agar dia juga bisa membuat bekal untuknya sendiri dan juga Jeno.

"Sebenarnya bekal ini untuk Mark hyung, sebagai rasa terima kasihku atas roti dan susu yang Mark hyung berikan kemarin"

"Oh begitu"

Jaemin mengangguk mengerti dan kembali memakan sarapannya dengan tenang. Menurutnya tindakan Donghyuck sudah bagus untuk mendekati Mark sunbae. Selama ini kan Donghyuck tidak berani mendekati Mark sunbae karena teman-teman Mark selalu menempelinya. Namun sekarang Donghyuck telah berani untuk mendekati Mark. Terlebih lagi setelah kejadian kemarin yang sungguh tidak Jaemin duga. Mark sunbae mereka memberikan makanan untuk Donghyuck yang hanya sekedar hoobae biasa.

"Apa kau membutuhkan bantuan ? Aku siap membantumu"

Donghyuck berfikir sebentar mendengar penawaran dari Jaemin yang ingin membantunya. Apa yang bisa Jaemin bantu untuknya ? Selama beberapa menit Donghyuck berfikir dan akhirnya dia tau apa bisa Jaemin bantu untuknya.

"Ya aku perlu bantuanmu Jaemin"

...

"Cepatlah Donghyuck nanti ada yang datang"

Jaemin melihat sekelilingnya dengan seksama takut ada orang yang datang.

"Iya tunggu sebentar, aku tidak bisa menemukannya"

Donghyuck dengan teliti menyelusuri nama-nama yang tertera di depannya. Sudah 10 menit lebih Donghyuck membaca satu-persatu nama di depannya. Namun dia tidak menemukan nama Mark di sana.

"Bukannya kau selalu mengikutinya, kenapa mencari lokernya saja kau tidak tahu"

"Diamlah Jaemin aku sedang fokus mencarinya. Lebih baik kau diam dan kerjakan tugasmu saja"

Jaemin mencibir mendengar omelan Donghyuck yang seperti ahjuma tetangga mereka yang tiap pagi selalu memarahi anaknya. Hingga membuat ketenangan pagi yang di inginkannya sirna jika mendengar suara teriakan ahjuma tetangganya itu.

"Jaemin aku menemukannya" Donghyuck sedikit meninggikan suaranya setelah menemukan loker milik Mark.

"Baguslah cepat letakan bekalnya di dalam loker sebelum ada orang yang melihatnya"

"Iya aku tahu, kau sendiri bagaimana? Apa ada orang yang ingin ke sini?"

"Tenang saja jika ada aku semuanya pasti baik-baik saja"

Jaemin berjalan mendekati Donghyuck setelah memastikan tidak ada orang yang ingin datang kemari. Donghyuck meletakkan bekal buatannya di loker Mark dengan kertas kecil yang ada di atas bekalnya. Semoga Mark mau memakan bekal buatannya nanti.

Setelah selesai meletakkan bekalnya di loker Mark. Donghyuck dan Jaemin pun melangkah pergi menuju kelas mereka. Namun mereka menghentikan langkahnya ketika mendengar suara seseorang.

"Apa yang kalian lakukan ?"

TBC

Terima kasih atas respon kalian terhadap ff aku sebelumnya. Aku telah membaca review kalian dan aku senang karena kalian menyukai ffnya. Maaf tidak bisa membalas review kalian. Aku sibuk dengan sekolahku. Terlebih lagi aku nanti akan menghadapi UN dan sebagainya.

Untuk ff ini aku tidak akan bisa update cepat. Jadi kalian harus bersabar ya nunggunya. Itu pun jika ada yang mau menunggu ff ini.

Review juseyo!