kurobasu (c) fujimaki tadatoshi
kikuro
Eksistensi keduanya dipisahkan oleh sebuah dinding tebal bercat putih lusuh, yang mengelupas di beberapa bagian dan ditumbuhi lelumutan hijau. Keadaan yang remang-remang, diterangi cahaya senter seadanya membuat Kuroko Tetsuya menguap bosan. Sudah berapa lama ia berada di tempat ini? Tiga puluh menit kah? Sepertinya lebih. Mengapa ia harus menghabiskan masa mudanya di tempat mengerikan seperti ini?
Cklek! Cklek! Cklek!
Kuroko mematikan senternya, kemudian menghidupkannya lagi. Begitu berulang-ulang untuk mengusir kebosanan. Ingin rasanya ia meninggalkan pemuda yang bersemayam di balik dinding. Namun ia telah berjanji. Ia tak akan pernah meninggalkan sosok yang disayanginya. Kuroko bukan sosok pengkhianat seperti di sinetron remaja yang akhir-akhir ini digemari Aomine.
"Jangan tinggalkan aku-ssu. Kurokocchi!"
Suara samar-samar di balik dinding membuat Kuroko yang tadinya nyaris mati kebosanan mendadak terjaga. Itu suara Kise. Kise Ryouta yang biasanya bersuara cempreng menggelegar, kini mengeluarkan suara rintihan tertahan, seperti tersiksa.
Apapun yang terjadi Kuroko tidak akan meninggalkan Kise. Pemuda dengan tindik di telinga kiri itu sudah cukup tersiksa sejak beberapa saat lalu.
"Aku mencintaimu, Kurokocchi."
"Aku juga mencintaimu, Kise-kun."
Waktu terus bergulir. Kuroko mulai kehilangan kesabaran. Bagaimana pun juga, Kuroko hanyalah manusia biasa yang memiliki batas kesabaran.
"Kise-kun, kau terlalu lama. Aku mau tidur. Bhay."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"KUROKOCCHI HIDOI-SSU AKU BAHKAN BELUM MENGELUARKAN SEMUANYA. KUROKOCCHI JANGAN TINGGALKAN AKU KUMOHON AKU MENCINTAIMU KUROKOCCHI. KAU SUDAH BERJANJI KITA AKAN SEHIDUP SEMATI-SSU!"
Dari dalam kamar mandi berukuran kecil dan minim cahaya, Kise Ryouta menjerit dan memanggil nama Kuroko berulang-ulang. Suara jeritannya beradu dengan suara guyuran air yang terburu-buru.
"Kurokocchi kalau kau meninggalkanku, aku akan merenggut kepolosanmu-ssu!" Kise menjerit lagi.
Suara burung hantu yang bertengger di dahan pohon samar-samar terdengar mengerikan.
"KUROKOCCHIIIIII!"
.
.
.
Empat puluh menit sebelumnya...
"K-Kurokocchi, temani aku ke toilet-ssu. Perutku mulas sejak tadi."
.
.
End.
