Title : Rules to Love You

Author : Byunkachu

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol and other

Disclaimer : Pure my imagination, all the cast belongs to God

Because I need some rules to love you

byunkachu©RulestoLoveYoucopyright2016


Baekhyun menghela nafas berat. Gadis itu mendudukan tubuhnya di kursi paling belakang bus yang saat ini sedang dinaikinya. Dia merenggangkan otot-otot kakunya setelah seharian otaknya diforsir untuk belajar. Dia menguap sebentar, menyenderkan kepalanya ke kaca bus lalu menutup kelopak matanya tanda beristirahat. Namun beberapa menit kemudian, dia terbangun menyadari seseorang memegang kepalanya dan menaruh nya ke pundak orang tersebut. Baekhyun tidak perlu mendongkakan kepalanya karena orang itu bersuara dan membiarkan sang gadis mengetahui identitasnya.

"Aku membangunkan mu?" tanyanya dengan suara bass favorit Baekhyun. Sang gadis hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Jemari Baekhyun menelusuri milik sang pemuda kemudian mengaitkan nya perlahan dan kembali menutup matanya.

"Kau meninggalkan ku" katanya lagi membuat Baekhyun kembali terjaga.

"Ya, Chanyeol, aku meninggalkan mu berduaan dengan calon pacarmu, apa itu salah?" tanya Baekhyun. Gadis itu bisa merasakan ketegangan tubuh Chanyeol, dan desahan frustasi dari sang pemuda menandakan apa yang dipikirkannya adalah benar. Chanyeol menaruh kepalanya di atas kepala Baekhyun dan memainkan telapak tangan gadis itu.

"Hyemi menolakku"

"Kenapa?"

"Entahlah, mungkin dia tidak suka dengan 100 bunga Lily yang kita rangkai kemarin"

Baekhyun tersenyum kecut. Gadis itu membangkitkan kepalanya dan memutuskan tautan jemari mereka. Baekhyun memposisikan dirinya menghadap Chanyeol dari samping, memegang wajah pemuda itu dan menghapus buliran bening yang mulai menetes dari sungai matanya.

"Ku pikir dia adalah gadis paling bodoh di dunia karena menolak pria seperti mu, Chanyeol" ujar Baekhyun berusaha menenangkan Chanyeol agar pemuda itu tidak menangis lebih lanjut lagi.

"Benarkah?"

"Tentu saja, dan kau pantas mendapatkan lebih dari dia. Seorang pintar yang menyadari betapa kau terlalu berharga untuk ditolak oleh orang tersebut. Sekarang, berhentilah menangis dan sebutkan mantranya"

"Wan..so..nam"

"Terdengar sangat ragu" sungut Baekhyun

"Wansonam..."

"Aku tidak mendengar mu"

"Wansonam*! Wansonam! Aku adalah wansonam!" teriak Chanyeol membuat beberapa orang yang menaiki bus itu keheranan dan menyuruh mereka untuk tidak berisik. Kedua insan itu menunduk meminta maaf kemudian tertawa pelan dan menyenderkan tubuh mereka ke sandaran kursi bus.

Baekhyun berusaha menggapai kepala Chanyeol yang lebih tinggi darinya, menaruhnya diatas pundak, kemudian kembali menggengam jemari panjang itu dan mengelus surai hitam Chanyeol dengan satu tangan yang bebas.

"Mantranya adalah Wansonam, impikasinya adalah suatu saat orang yang kau cintai akan mengetahui bahwa kau adalah pria yang sangat berharga untuk sekedar disia-siakan"

"Dan mantra itu membutuhkan waktu berapa lama untuk bekerja, Baek?"

"Ketika kau tidak menangis lagi pada ku karena cinta mu ditolak" jawab Baekhyun membuat Chanyeol terkekeh.

Pemuda itu menenggelamkan kepalanya pada leher Baekhyun, membuat sang gadis sedikit kegelian merasakan hembusan nafas yang menerpa langsung kulit polosnya. Harum sabun bayi menguar dari tubuh Baekhyun, dan Chanyeol sangat menyukai nya. Wangi Baekhyun sangat menenangkan segala gundah gulananya.

"Aku percaya pada mu, Baek" ujar Chanyeol, Baekhyun hanya tersenyum.

Ketika jemari pemuda itu tidak mempermainkan miliknya lagi, dia tau, Chanyeol sudah terlelap dalam alam mimpinya. Hal tersebut membuat Baekhyun merasa aman untuk menatap lekat bagian tubuh pemuda itu. Dimulai rambut halus Chanyeol, alis mata Chanyeol, kedua mata Chanyeol, hidung tinggi Chanyeol, tulang pipi Chanyeol dan bibir itu.

Baekhyun kembali tersenyum, gadis itu memegang perlahan ke semua bagian tersebut agar tidak membuat Chanyeol terjaga. Dia pun mengamati kedua jemari mereka yang bertautan sangat erat itu. Terasa hangat, namun hal itu tidak menjalari hatinya.

"Andai saja kau tau, kau tak perlu menunggu lama agar mantra itu bekerja." Baekhyun merasa perih memenuhi rongga dadanya, mata sabit itu mulai mengeluarkan cairan bening yang masih tertampung di sungainya.

"Mantra itu selalu bekerja untuk ku, Yeol. Kapanpun dan dimanapun" ujar Baekhyun lagi. Tanpa sadar, gadis itu mendekatkan wajahnya ke wajah Chanyeol. Bibirnya mendekat ke arah pipi sang pemuda, ingin mengecupnya pelan, namun ia urungkan.

"Aku menyukaimu, Yeol" Isakan sudah terdengar jelas dari mulut mungil itu, namun Baekhyun masih berusaha menahannya.

"Sangat menyukaimu..."

.

.


.

.

Chanyeol selalu bilang dia menyukai rambut Baekhyun yang tergerai, dan dia akan melarang gadis itu untuk membebaskan rambut panjang hitam itu di depan orang lain. Chanyeol juga sangat menyukai kontak lensa mata berwarna biru yang sering dipakai Baekhyun ketika mereka akan menghadiri suatu acara bersama. Chanyeol selalu tertawa untuk selera lelucon Baekhyun yang aneh menurut orang lain. Chanyeol akan menggandeng tangan Baekhyun, menautkan jemarinya dan bersenandung kecil ketika mengantarkan gadis itu pulang ke rumah. Chanyeol selalu menonton film horor, karena tau dia akan lebih menikmati memeluk Baekhyun pada saat dia ketakutan.

Chanyeol selalu membawa satu payung, walaupun sebenarnya dia ingin membawakan juga untuk Baekhyun. Tapi karena gadis itu sangat menyukai hujan, dia menghargainya. Namun tetap saja, Chanyeol melarang Baekhyun untuk terang-terangan bermandi hujan, sehingga dia akan membagi payungnya dengan sang gadis, dan membiarkan Baekhyun terkena sedikit hujan. Chanyeol selalu membawakan Baekhyun es krim strawbery ketika sang gadis sedang merasa kesal atau kecewa. Chanyeol selalu mengenakan dress putih panjang milik Baekhyun ketika sang gadis sedang dalam keadaan depresi dan mengayunkan tongkatnya layaknya bidadari dan berusaha menghapus luka Baekhyun.

Intinya, Chanyeol selalu ada untuk Baekhyun dalam berbagai situasi dan kondisi. Dan yang Baekhyun bisa lakukan menurutnya tidak ada, kecuali satu hal...

Yaitu selalu jatuh cinta pada pemuda itu...

Chanyeol tidak pernah menganggap nya sebagai seorang wanita melainkan hanyalah seorang gadis kecil yang sudah bertumbuh bersama dengan nya karena mereka dipertemukan sejak lahir. Chanyeol tidak pernah melihatnya karena Baekhyun hanyalah seorang gadis yang sudah dilabeli sebagai seorang sahabat baik dari pemuda itu. Dan Chanyeol tidak pernah menangkap sedikitpun radar rasa Baekhyun, karena dia menganggap semua perlakuan Baekhyun wajar karena gadis itu adalah seseorang yang sangat mengetahui dan memahaminya.

Itulah hal yang paling menyakitkan menurut Baekhyun, ketika kita mencintai seseorang yang tidak akan mengembalikan rasa yang sama, mencintai seseorang yang mengharapkan kedatangan orang lain dalam kehidupannya, mencintai seseorang yang tidak akan pernah menyadari bahwa kita mencintainya amat dalam. Ya, itu amat menyakitkan, karena itulah, Baekhyun mempunyai beberapa peraturan yang ia buat sendiri untuk mencintai sahabatnya, agar Baekhyun tidak terlalu jatuh ke dalam lubang kepedihannya.

.

.


.

.

Falling in love with him just once a day

Dengan peraturan pertama itu, dia bisa mengurangi ketergantungannya pada Chanyeol sehingga hal itu bisa meminimalisir rasa yang ia pendam.

Baekhyun tengah terdiam dan menumpu wajahnya dengan kedua tangannya. Dia tampak tidak terganggu dengan sekelompok anak lelaki yang tengah memainkan suatu permainan di sebelah mejanya, walaupun suara mereka berisik sekali. Jam pelajaran itu kosong dikarenakan guru yang mengajar tidak bisa datang, dan mereka hanya diberikan tugas sebagai gantinya.

Chanyeol, salah satu dari anak laki-laki kelas mereka yang tengah bermain. Baekhyun sempat memperhatikannya sebentar untuk menangkap tiap tawa dan senyuman yang ditorehkan sang pemuda. Dia sudah jatuh cinta sekali untuk hari ini, maka dari itu, dia akan mengusahakan untuk tidak jatuh cinta lagi meskipun sangat sulit.

Pandangan matanya bertemu dengan manik Chanyeol, dan Baekhyun keheranan ketika pemuda itu, dengan wajah seriusnya menghampiri Baekhyun. Rautnya tidak bisa dibaca, membuat Baekhyun semakin penasaran. Chanyeol mendekatinya, kemudian mengajak Baekhyun untuk berdiri. Gadis itu masih terdiam, tak tau harus merespon seperti apa. Dan beberapa detik kemudian, terjadilah suatu kejadian yang sangat memporak-porandakan hatinya.

Jantungnya berdegup kencang kala pemuda itu, dengan santainya mencium pipi Baekhyun, membuat gadis itu merona setengah mati. Bahkan, Baekhyun sepertinya lupa bernafas, hingga wajahnya semakin memerah.

"Hei, Baek, bernafas" titah Chanyeol memegangi pundak Baekhyun yang baru saja menyadari kebodohannya. Dia melepaskan kedua tangan Chanyeol lalu menatap manik itu dalam. Tidak, Baek. Tidak, jangan menatapnya. Itu ide yang buruk.

"Kau marah? Kau bahkan tidak melihat ku, maafkan aku, Baek" sesal Chanyeol merendahkan posisinya untuk melihat wajah Baekhyun yang menunduk itu. Namun dengan cepat, Baekhyun memutar posisi tubuhnya, membelakangi Chanyeol. Dia masih harus menetralkan detak jantungnya. Gadis itu tidak marah, sungguh. Dia hanya takut akan melanggar peraturan pertamanya itu.

"Baek, jangan marah, aku tidak tau kalau kau tidak suka akan hal itu. Aku hanya sedang mengikuti permainan truth or dare yang ditawarkan Jongdae, aku memilih Dare dan mereka menyuruh ku melakukan ini" jelas Chanyeol namun Baekhyun masih tidak bergeming.

"Lagipula kenapa kau marah sekali? Kita bahkan sudah melakukan nya dari dulu, kau tidak perlu terlalu terkejut. Reaksi mu terlalu berlebihan." Kali ini, dengan wajah yang merah padam, Baekhyun menghadap pemuda itu dan memandang Chanyeol seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan olehnya.

"Tapi kita sudah 16 tahun sekarang, Chanyeol! Kita bukan anak SD atau SMP lagi."

"Lantas apa yang berubah, Baek? Kau tetaplah gadis kesayangan ku, sahabat terbaik ku" sahut Chanyeol yang membuat sebagian kelas mengamati mereka dengan lekat. Baekhyun merasa risih dipandang seperti itu dan Chanyeol menyadarinya. Pemuda itu mengedarkan tatapan tajamnya ke sekitar, membuat seluruh ruang kelas kembali sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Tanyakan pada semua orang dikelas ini, apa ada yang mengira kita melakukan suatu hal yang tidak wajar, yang dilakukan oleh seorang sahabat? Tidak akan ada orang yang menganggap kita berpacaran, Baek, kalau itu yang kau takutkan. Apa kau mempunyai seseorang yang kau sukai berada di sekitar sini, hmm?" tanya Chanyeol sedikit emosi, entah mengapa dia sangat marah mengetahui bahwa Baekhyun menolak perlakukan dirinya untuk gadis itu. Terlebih, dia merasa akan meledak memikirkan hipotesis nya barusan, bahwa Baekhyun memiliki seseorang yang disukainya.

"Bukan aku, tapi kau, Yeol"

"Apa maksud mu, Baek?"

"Hwang Hyemi"

"..."

"Dia barusan melihat mu mencium ku, lalu pergi begitu saja" ujar Baekhyun membuat Chanyeol membulatkan matanya, mengumpat kasar lalu segera berlari meninggalkan Baekhyun tanpa sepatah kata pun. Punggung lebar yang biasa menggendongnya itu semakin mengecil dan memburam seiring dengan genangan air mata yang memenuhi bagian itu.

Pegangan seseorang di pundak nya yang mengerat, membuat Baekhyun menghapus air matanya dan mengalihkan pandangannya. Itu Jongin.

"Dia hanya terlalu bodoh melewatkan beberapa detik untuk mengetahui bahwa dia tidak perlu mengejar siapapun, karena ada seseorang yang selalu berada di sampingnya selama ini, siap menemaninya sebagai pendamping hidup"

Baekhyun tersenyum sementara surainya dielus pelan oleh Jongin. Pemuda itu tampak khawatir pada Baekhyun, namun gadis itu mengisyaratkan bahwa dia akan baik-baik saja.

"Ya, dia hanya terlalu bodoh dan mungkin...akan terus bodoh sampai kapanpun"

.

.


.

.

Jendela kamar Baekhyun kembali berbunyi ketika untuk kesekian kali, kerikil mengenai jendela itu dan membuat Baekhyun tidak bisa mentolerir lagi. Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya dan membuka gorden jendelanya. Baekhyun sudah tau pasti siapa yang akan melakukan hal itu, dialah Chanyeol. Sahabat sekaligus tetangganya. Rumah mereka bersebelahan, demikian juga dengan kamar mereka. Bahkan jarak diantara kamar mereka bisa ditepis dengan sebuah pohon besar, dimana di atas pohon tersebut, ada sebuah rumah kecil tempat mereka biasa bercengkrama ria.

Chanyeol, dengan wajah sumringahnya telah duduk di dalam rumah itu dan sangat gembira ketika melihat Baekhyun menanggapi panggilannya. Gadis itu kemudian membuka jendela serta gordennya dan merasakan hawa dingin menerpa tubuhnya yang hanya terbalut piyama tipis berwarna biru.

"Kau lama sekali, aku ingin menceritakan kabar bahagia padamu" kata Chanyeol seraya mengisyaratkan Baekhyun untuk segera menemani nya duduk di rumah pohon itu dengan jemari panjangnya.

Baekhyun tau hal apa saja yang terjadi dalam hidup Chanyeol ketika senyuman dan tawa sumringah tercetak jelas diwajahnya. Hal itu terjadi ketika Baekhyun menggerai rambutnya dan memproklamirkan bahwa pemandangan itu hanya untuk sang pemuda, ketika Baekhyun memakai kontak lensa berwarna biru untuk pergi ke suatu acara bersama Chanyeol, ketika Baekhyun membuat lelucon yang bahkan gadis itu juga menganggap nya aneh, ketika Baekhyun telah sampai ke rumahnya, memandang Chanyeol sebentar, dan melambaikan tangan tanda perpisahan, ketika mereka selesai menonton film horor dan Chanyeol masih berada dalam pelukan Baekhyun.

Dan masih banyak lagi yang bisa dijabarkan Baekhyun. Tapi dia tau satu hal yang bisa membuat Chanyeol memperlihatkan ekspresi itu bila tidak bersangkutan dengannya.

Yaitu...ketika cinta Chanyeol diterima oleh seorang gadis yang ditaksirnya.

"Ayolah Baek, kenapa kau masih berdiam disitu, hmm? Cepatlah, aku ingin menceritakan semuanya pada mu, ini tentang Hyemi" Chanyeol kembali tersenyum bahagia, membuat Baekhyun mau tidak mau menyunggingkan bibirnya juga.

Baekhyun menggeleng menjawab ajakan Chanyeol, membuat pemuda itu tidak mengerti.

"Aku sangat lelah hari ini, Yeol. Aku akan mendengarkan mu besok" ujar Baekhyun, bisa terlihat bahwa pemuda tinggi itu sangat kecewa dengan respon yang diberikan sang gadis.

"Ayolah Baek, hanya sebentar saja. Aku hanya akan mengambil 10 menit waktu tidurmu, kau tidak akan terlambat ke sekolah besok." ajak Chanyeol lagi, menampakan wajah memohon nya itu. Wajah itu adalah wajah yang membuat Baekhyun goyah, tapi dia harus menaati peraturan keduanya dalam mencintai pemuda itu. Dia harus kuat dan dia tau dia kuat.

"Maaf Chanyeol, aku hanya terlalu lelah. Besok, aku akan mendengarkan cerita mu, kapan pun kau mau bercerita pada ku"

"Bahkan ketika pelajaran Guru Kim?" tanya Chanyeol menyeringai, guru Kim adalah guru yang paling kejam seantero sekolah, mana mungkin mereka bisa mengobrol, namun Baekhyun mengangguk pelan.

"Ya, kita bisa membolos saat itu kalau kau mau. Aku...hanya...tidak untuk saat ini, Yeol" sahut Baekhyun lemah, dia mulai bergetar.

"Baiklah, kau pasti sangat kelelahan karena menjanjikan hal itu. Maafkan aku menganggumu, Baek. Kembali tidurlah, aku juga akan tidur dan memimpikan Hyemi nanti malam."

"Kau tidak ingin memimpikan ku?" tanya Baekhyun sedikit menggoda, mencoba mengalihkan rasa sakitnya.

"Aku bahkan sudah bosan melihat mu di setiap malam ku, Baek. Kali ini, aku akan memimpikan Hyemi dalam bahagia dan itu membuat ku sangat menantikan nya. Baiklah, Baek. Selamat tidur, untuk malam ini dan seterusnya, jangan undang aku ke dalam mimpi mu ya" ujar Chanyeol terkekeh kembali menohok hati Baekhyun.

Gadis itu melambaikan tangannya kemudian dengan cepat menutup jendela kamar serta gorden nya dan kembali ke tempat tidur. Baekhyun merebahkan dirinya di kasur dan menghela nafas berat. Dia menatap langit-langit kamar yang menampakan rentetan foto dirinya dan Chanyeol dari kecil hingga sekarang. Dia menangis tersedu, namun tersenyum juga.

"Well done, Baekhyun, today is tough but youre doing good" ujarnya pada dirinya sendiri berusaha menenangkan.

Dia sudah merasakan sakit hati ketika Chanyeol menciumnya tadi lalu meninggalkannya tanpa sepatah kata apapun. Dia tidak ingin sakit hati lagi mendengar semua cerita romansa Chanyeol dan Hyemi hari ini, karena itu hanya akan membuatnya melanggar peraturan kedua dalam mencintai Chanyeol.

Rule number 2 : Let him break your heart just once a day

Karena Baekhyun akan semakin terpuruk ketika membiarkan hatinya terus-terusan disakiti oleh Chanyeol.

Gadis itu menutup mata dan berusaha terlelap dalam tidur. Walaupun Chanyeol memperingatkan nya untuk tidak memimpikan pemuda itu, namun Baekhyun tidak akan melakukannya. Setidaknya di dalam mimpi, Chanyeol hanya miliknya seorang dan pemuda itu bisa membalas semua perasaan Baekhyun. Gadis itu bahagia dan senang, walau itu semua hanya di dalam mimpi.

"Selamat memimpikan dia, Yeol" ujar Baekhyun lalu berkelana dalam lelapnya, mencari kebahagiaan semu nya dan menguatkan dirinya sendiri untuk menjalani hari esok.

Untuk mencintai Chanyeol, sahabat baiknya, yang bertepuk sebelah tangan.

-TBC/END?-

Note : Wansonam (완소남) itu kepanjangan dari Wanjeon Sojunghan Namja (완전 소중한 남자) yang artinya lelaki yang sangat berharga, merupakan salah satu korean slang

.

.


I hope you can smell the angsty thing in this fanfic, kekeke. Dan, aku masih bingung membiarkan ini berakhir begitu saja atau akan dilanjutkan, jadi aku serahkan sama respon dari pembaca aja ya. Kalau memang responnya bagus bakal aku lanjutin. Ini ga akan panjang, cuma iseng-iseng aja #semoga, keke

Dan buat yang nunggu Lost in Love, aku minta maaf banget kayanya ga bisa ngepost chapter berikutnya minggu ini, tapi aku berusaha menebusnya dengan FF alay ini, hehehe. Otak ku sedang dipenuhi dua ide baru belakangan ini yang kurang ajarnya minta banget ditulis (FF ini bahkan ga termasuk salah satunya)

So mind to review? Anyway, semoga bisa selalu menghibur dan Salam ChanBaek!