.
Ada sesuatu mengganggu pikirannya. Sebenarnya sudah lama terlintas. Awalnya mencoba acuh, semakin lama malah terasa mengganggu. Natori sudah berusaha mengabaikan, namun setiap pertemuan kembali justru membuatnya semakin merasa ada yang salah.
Ia tertarik pada seseorang.
Harusnya bukan orang yang istimewa, mengingat cara pandang mereka bertolak belakang--walau bukan berarti bersinggungan.
Harusnya bisa saja ia lupakan.
Harusnya.
Tapi bahkan di setiap pertemuan kembali mereka, rasa tertarik itu terus berkembang--mungkin ke arah yang tidak seharusnya.
"...ri-san..."
"Natori-san!!"
Laki-laki berkacamata itu tersentak. Ia melamun. Di depannya, remaja bersurai coklat itu menatapnya khawatir, sementara kedua tangannya memeluk buntalan putih gemuk dengan erat.
"Natsume?"
"Ada masalah?" Sarat kekhawatiran, dan ia hanya bisa tersenyum. Mereka kurang akur, tapi bukan berarti tidak dekat. Yang lebih tua tidak tahu harus mengatakan apa. Tangan kirinya terangkat dan mengelus surai halus milik sang remaja.
"Tidak, tidak ada apa-apa."
Bahkan walau berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar tertarik, ia mungkin akan terus memelihara perasaannya.
END