Farewell

01/01

Cast

Zhang Yixing

Kim Joonmyun

And other

Desclaimer

Yi is Joon's, Joon is Yi's. Plot are belong to me.

Genre

Romance, Sad (maybe)

Summary

'mata nya pun menemukan sosok Joonmyun tengah tersenyum padanya'

A Songfic about SuLay's farewell story.

Kim Taeyeon – Farewell.

Warning

Typos, BL, Out Of EYD, OOC.

.

.

Bolds mean flashback, Italics is the lyrics of Taeyeon's Farewell, The rest is mean this present day.

.

.

.

Di sebuah cafe, terdengar suara merdu mengalun, menenangkan hati para pengunjung cafe tersebut. Setiap lirik yang keluar dari bibir seakan menceritakan semua hal yang ia alami.

"Menyukai lagu itu,

Menyukai jalan itu, bukan itu, itu salah.

Aku suka lagu yang kita dengarkan bersama-sama,

Jalan yang biasa nya kita lewati bersama."

.

.

"Yixing-ah kenapa kau begitu menyukai lagu itu huh?" ucap Luhan kepada seorang Yixing yang sedang mengetik tugas pada laptopnya. Terdengar alunan lagu 'Nothing Gonna Change My Love For You' karya George Benson dari speaker kecil yang terhubung pada laptop itu.

Yixing tak menjawab, hanya tersenyum tipis masih sambil mengetik dengan lincah.

"Hey, jawablah Xing" Luhan memasang wajah datar.

"Apa karena Liriknya? Penyanyinya? Nadanya? Tahun terbitnya?" Tanya pria cantik itu.

"Hush, kenapa sampai tahun terbit?" ujar Yixing sambil merilekskan/? Tangannya.

"Yixing sering suka yang aneh-aneh sih"

Pria yang lebih muda sedikit mengerucutkan bibir ranum nya. Lalu tiba tiba tersenyum sambil berkata,

"Yang benar karena Joonmyun"

Jalan di pinggir kota ini, penuh pohon sakura yang berbunga dengan indah tiap musimnya. Disisi lain dipenuhi banyak outlet maupun kedai kecil yang selalu ramai. Jalan sangat indah dan menyimpan kenangan bagi semua orang. Yixing khususnya. Pria manis itu berjalan menelusuri jalanan tersebut, dengan jaket tebal untuk menghangatkan badannya ditengah cuaca yang dingin, salju turun mengenai topi kain yang ia kenakan. Berbeda dengan kebanyakan orang yang berjalan disana untuk melihat bunga sakura yang mekar, Yixing malah berjalan jalan untuk melihat salju yang menimbun pohon sakura, memberi kesan tersendiri bagi Yixing. Ini setara dengan pemandangan bunga sakura yang mekar dengan indah, pikirnya. Ia tersenyum, mengingat semua memori indah nya –alasannya mau berjalan di sini walau dalam cuaca dingin.

Memori itu,

,

,

ketika ia menelusuri jalan ini bersama Kim Joonmyun sang pencuri hati.

'Joonmyun menggandeng erat tangan Yixing, hari itu tepat 14 bulan hubungan mereka dijalin, yang kebetulan bertepatan dengan ulang tahun Yixing. Ia mengajak Yixing berjalan jalan sejenak sepulang sekolah. Mereka menelusuri jalan favorit mereka, tempat Joonmyun menembak Yixing, Firstdate, dan banyak momen bahagia lain mereka terukir di jalan itu. Mereka berjalan dengan hening. Rona merah tipis terlihat di pipi mereka berdua ketika orang orang melihat dan berkata jika mereka adalah pasangan yang cocok. Dan tiba tiba saja Joonmyun berhenti, mau tak mau Yixing juga terhenti dan langsung berbalik melihat Joonmyun. Joonmyun melepas tautan tangan mereka, dahi Yixing pun mengerut.

"Ada apa hyung?"

"Xing-ah, dengarkanlah lagu ini" Joonmyun tiba tiba memasang sepasang earphone di kedua telinga Yixing. Joonmyun lalu mencari suatu lagu di i-pod nya yang ternyata sudah daritadi terpasang dengan earphone tadi. Tak lama, Yixing mendengar alunan melodi indah yang unfamiliar baginya, nada baru yang akan mengubah hidupnya. Joonmyun kembali menggandeng Yixing, sambil berjalan Yixing meresapi setiap lirik yang ia dengar, pipinya merona parah, air mata nya tampak berkumpul pada obsidian coklat yang membuat Joonmyun jatuh hati pada Yixing. Yixing terharu mendengar lirik lirik yang mengalun lembut itu. Joonmyun hanya tersenyum kecil dan mengeratkan genggamannya pada tangan mungil Yixing. Mereka pun berjalan bersama hingga lagu itu selesai.'

.

.

"Dari awal, penampilan jelek ini,

Aku harusnya sudah menunjukan padamu diriku yang lusuh ini pertama kali.

Pertama-tama, jelaskan padaku,

Bukan alasan tapi sedikit lebih jelas.

Seperti orang bodoh, diriku.

Kalimat yang mengatakan untuk menjaga diri,

Kalimat yang mengatakan terimakasih.

Apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahu apa-apa."

Bibir itu terus bernyanyi. Tangan lentik sang penyanyi dengan lihai menekan 'keys' piano menghasilkan iringan musik yang tak kalah indah dengan suara si penyanyi.

.

.

Mungkin harusnya Yixing menunjukkan keburukannya dari awal, agar ia setidaknya tidak merasa sakit saat Joonmyun memutuskan hubungan mereka. Ia masih tak percaya sebenarnya.

.

.

"Tanpa alasan yang jelas.

Apakah orang-orang yang berjalan sendirian sepertiku?"

.

.

Seorang Yixing tengah berjalan sendirian ditengah keramaian kota Seoul. Rambutnya sedikit berantakan, mata nya agak memerah. Dia melihat sekitarnya, mungkin memang tak hanya dirinya yang berjalan sendirian disana-walau memang sebagian besarnya bersama teman atau pasangannya-. Tapi apakah mereka yang berjalan sendirian itu berjalan tanpa alasan seperti dirinya?

.

.

"Hari ini, aku tak akan dirangkul lagi.

Aku segera berpaling ketika melihat wajahmu."

Mata si penyanyi sedikit berkaca-kaca memori lama terekam kembali

.

.

Hari ini cukup baik bagi Yixing, setidaknya ulangan Bahasa Inggris nya mendapat nilai tertinggi di kelas. Dan setidaknya hari ini pulang lebih awal. Ia jadi mendapat waktu lebih banyak untuk beristirahat. Ketika bel berbunyi ia segera merapikan alat tulisnya. Ia langsung keluar dari kelas dan mejuju gerbang sekolah. Ketika melewati parkiran matanya tertuju pada sesosok Joonmyun yang sedang menuju motor sportnya. Ia tiba-tiba teringat sesuatu yang selalu terjadi sepulang sekolah saat ia masih bersama Joonmyun. Yaitu Joonmyun akan merangkul nya dari parkiran menuju motornya, Joonmyun akan memaksa Yixing untuk pulang bersamanya. Tiba tiba Joonmyun memandang ke arahnya, Yixing tersentak. Joonmyun tersenyum hendak memanggilnya tapi Yixing segera memalingkan pandangan nya. Ia tak melihat ekspresi Joonmyun yang berubah kecewa dan khawatir. Yixing pun sebenarnya tak mau begitu, ia ingin setidaknya masih berteman dengan Joonmyun, tapi Yixing ingin segera melupakan Joonmyun dan semua kenangan mereka.

.

.

"Pertama-tama, jelaskan padaku,

Bukan alasan tapi sedikit lebih jelas.

Seperti orang bodoh, diriku.

Kalimat yang mengatakan untuk menjaga diri,

Kalimat yang mengatakan terimakasih."

Seorang pengunjung di cafe itu berdecak kagum. Sosok lelaki itu menatap seorang Yixing yang sedang bernyanyi. Ia pikir Yixing benar-benar hebat sekarang. Sekarang lagu yang Yixing nyanyikan menjadi salah satu lagu favoritnya. 'Yixing memang selalu hebat dalam membuat lagu' pikirnya.

.

.

Yixing kaget mengenai pernyataan Joonmyun. Pria didepan nya itu meminta agar hubungan mereka berakhir.

"Apa maksudmu?" hanya itu yang bisa keluar dari bibir Yixing.

"Ayo kita akhiri sampai disini Yi" Yixing lalu terdiam, pandangan matanya kabur dan tak fokus. Raut wajah Joonmyun memang serius tapi terlihat menyembunyikan sesuatu.

"Jaga diri ya, Xing" mata Yixing pun berkaca-kaca tapi Yixing segera menundukan kepalanya. Joonmyun sedikit tergelak. Haruskah ia tidak memutuskan hubungan mereka, Ia tak ingin Yixing nya terluka. Joonmyun menggeleng kecil.. Tidak.. Mereka harus berhenti untuk kebaikan Yixing juga.

"Terimakasih untuk semuanya." Joonmyun pergi dari tempat itu walau terasa begitu sulit, hati dan pikiran nya tidak sependapat, dimana hatinya menyuruh Joonmyun merengkuh tubuh mungil Yixing yang bergetar karena menahan isakan tangis nya. Tapi pikirannya mantap, menyuruhnya meninggalkan Yixing, untuk fokus di ujian akhir dan ujian masuk universitas. Joonmyun tak tau ia akan begitu menyesal telah melepaskan Yixing.

.

.

"Hari ini, entah bagaimana bagiku,

Kau terlihat begitu asing."

.

.

Hari itu datang, pengumuman kelulusan kelas 12, termasuk Joonmyun. Joonmyun bersyukur nilai kelulusannya cukup baik setidaknya ia masih memiliki kesempatan masuk ke Universitas tujuan nya. Ditengah tawa nya bersama teman-teman nya, tiba tiba ia teringat sesuatu 'Yixing' benar dia harus mencari Yixing, tapi gagal ia sama sekali tak menemukan sosok adik kelasnya tersebut.

.

.

Joonmyun memakai baju wisuda bersama teman seangkatan nya. Wajah bahagia terukir di wajah setiap murid, baik yang sudah lulus maupun adik kelas mereka. Tapi raut Joonmyun terlihat beda, seperti menyembunyikan sesuatu. Ia sedikit kecewa pada Yixing yang dulu pernah berjanji akan datang di hari bahagia Joonmyun yaitu kelulusan. Yixing ingkar janji. Batang hidungnya sama sekali tak terlihat hari ini. Ia tidak sadar, sosok Yixing tengah memperhatikannya diam diam. Joonmyun terlihat berbeda di mata Yixing, seperti tampak dewasa? Mungkin? Yixing tak suka ia lebih suka pada sosok Joonmyun yang manja padanya walau Yixing lebih muda. Sungguh.. Joonmyun berbeda

.

.

"Kumohon, jadi kau bisa mengetahui diriku.

Buatlah agar kau bisa memahami nya."

Sosok pria tadi masih memandang Yixing yang terus bernyanyi dengan penuh perasaan. Mendengar tiap lirik yang keluar dari bibir yang ia rindukan itu, membuat ia memandang kembali masa lalunya.. Ketika masih bersama Yixing

"Itu benar, sejujurnya, aku,

Memperhatikan mu hari ini, tanpa kau ketahui."

Dahi Joonmyun mengernyit. 'Kau salah Xing, aku tahu semuanya' ujarnya dalam hati.

.

.

Hari itu hari terakhir anak kelas 12 berada di sekolah itu, dan Joonmyun masih belum melihat Yixing. Ia sungguh merindukan seorang Zhang Yixing. Mereka memang putus tapi ini berlebihan. Dan saat itu juga Joonmyun melihat Yixing, pria cantik itu tengah memandang nya sambil bersembunyi. Ia tak bisa melangkahkan kaki ke arah Yixing, Ia memilih untuk berbicara dengan temannya, berpura-pura tidak melihat Yixing, yang bahkan Joonmyun tak tau mengapa ia begitu.

.

.

"Aku membutuhkan mu,

Kalimat yang mengatakan untuk menjaga diri,

Kalimat yang mengatakan terimakasih.

Apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahu apa-apa."

Nyanyian Yixing sudah akan selesai. Para pendengar di cafe itu masih setia mendengar Yixing bernyanyi. Dan Joonmyun masih betah menatap sosok yang begitu ia rindukan.

"Sekarang aku bisa bertahan,

Tapi perpisahan terakhir ini sangat mengecewakan,

Selamat Tinggal"

Mendengar bait terakhir lagu Yixing, Joonmyun pun segera berfikir 'benar Xingie, itu perpisahan terakhir kita'. Riuh tepuk tangan pun segera terdengar. Joonmyun ikut bertepuk tangan, Yixing tersenyum manis memamerkan lesung pipi nya yang begitu memikat. Sosok cantik itu pun berdiri dan mengedarkan pandangannya, dan menundukkan kepala nya sebentar lalu mata nya pun menemukan sosok Joonmyun tengah tersenyum padanya.

-Fin.

.

.

Halo kembali lagi dengan aku. Oneten.. sebelumnya makasih buat yang udah review 'Janji mu' Sebenarnya fict itu dari awal rencana nya gantung gitu, tapi karena beberapa review para readers, aku bakal jadiin itu fict chaptered. Sekarang dalam proses pembuatan.. Nah ff ini gaje kan? Alurnya juga gajelas hihi. Gantung pula.. Iyakan? Perlukah aku buat sequel? Fict ini dibuat sekitar 3 hari. Dan aku selesaikan saat pelajaran SB :v Nah sekalian aja di post pake modem temen (gamodal :v) Kalau boleh minta saran buat beli winter albumnya exo. Aku harus beli covernya Lay yang versi korean atau mandarin Suhonya yang korean atau mandarin? Sekiann . Terimakasihh..

Review Juseyooo... Yang review ntar dilamar bias nya lho.