Under Attack : Son Lee Hon Story, Chapter 1

A/N: sudah hampir satu tahun saya berkecimpung di dunia Fanfic RF Online. Kini untuk menambah semarak Fanfic RF saya Slask Wroclaw bekerjasama dengan Leczna Szczecin mempersembahkan sebuah One Shot Under Attack : Son Lee Hon Story. Semoga anda menikmatinya.

Minggu pagi jam menunjukkan pukul 10. Di suatu perumahan ada salah satu rumah yang terlihat megah dan mewah. Rumah itu milik bangsawan Lee salah satu bangsawan elit Holy Alliance Cora. Diruang keluarga terlihat seorang bocah berusia sekitar enam tahun sedang menonton televisi. Tatapannya yang sipit namun serius seolah tidak ingin melewatkan satu momenpun lenyap dari pandangannya. Acara yang ditonton anak itu ternyata sebuah tayangan olahraga balap sepeda lintas alam yang memang cukup terkenal di Cora.

"Ow, memasuki 2 lap terakhir Clave Folken berhasil melewati Ivkor untuk memimpin balapan. Sepertinya peluang dia menjadi juara nasional sangat terbuka sekali , Bung Jay!"

"Benar, bung Bean. Apabila dia bisa konsisten dalam lap terakhir maka dia menjadi satu-satunya rider yang sukses mematahkan dominasi XTM yang 5 tahun terakhir ini selalu menjadi langganan juara sekaligus mematahkan ambisi Ivkor Kharkharos untuk mencetak Hattrick!"

"OWW! LIHAT, BUNG! IVKOR KHARKHAROS MELAKUKAN KESALAHAN. Usahanya untuk menyalip Clave justru membuatnya hampir terjatuh di turunan! Posisinya kini disalip pembalap ketiga bernomor 15! Mitavs Plock. Posisi satu dua menjadi milik Brand Akayama RF. Tapi masih ada lap terakhir apapun bisa menjadi mungkin. Here We Goo!"

Bocah itu perlahan tersenyum dengan apa yang dilihatnya seolah-olah merasa yakin jagoannya akan jadi juara. Detik demi detik seolah terasa sangat lama untuk melihat jagoannya meraih podium tertinggi. Namun senyum yang tadi merekah berubah drastis.

"OWWW! APA YANG BARU SAJA KULIHAT!? Ivkor melakukan trik lompatan tak terduga. Lintasan Numerus Highland yang sangat tidak ramah seolah menjadi keuntungan baginya. Dalam sekejap berhasil memimpin didepan!"

"Sangat-sangat mengagumkan, Bung Bean! Kurang dari satu putaran keadaan berubah 180 derajat. DAN Excelent! Ivkor akhirnya menjadi juara nasional yang ketiga secara berturut-turut. XTM! XTM! XTM! 6 TAHUN BERTURUT-TURUT TELAH MENJADI JUARA! Selamat untuk Ivkor dan XTM!"

"Ah, sial! Lagi-lagi yang juara XTM!" kecewa bocah itu sambil melihat ke langit-langit rumahnya. "Suatu saat aku akan mengalahkan dominasi mereka!" tekadnya sambil mengepalkan tangan.

PYUUTT!

Disaat ia masih menonton TV tiba-tiba seseorang mematikan TV tersebut. Dia yang agak kaget menengok ke belakang. Dibelakangnya berdiri seorang pria paruh baya lengkap dengan pakaiannya yang mewah.

"Apa yang kau tonton, Son!?" tanya pria itu dengan tatapan kesal.

"Ayah? Kenapa ayah mematikan TV? Aku 'kan sedang menonton acara balapan?" jawab bocah bernama Son yang agak bingung.

"Balapan? Itu sama sekali tidak penting. Tidak ada satupun manfaat yang bisa kau ambil dari tayangan itu. Kau sudah ditakdirkan untuk menjadi prajurit bukan jadi pembalap. Mengerti!?" Ayah Son bicara dengan suara yang terdengar marah.

"KENAPA SIH AYAH SELALU MELARANGKU UNTUK JADI PEMBALAP?! AKU SAMA SEKALI TIDAK INGIN JADI PRAJURIT!"

BUAK!

Entah apa yang terjadi Son terpental sejauh 3 meter sampai membentur dinding. Son merasa sekujur tubuhnya serasa patah.

"Dengar, Son. Kau dilahirkan dalam keluarga prajurit. Kau harus jadi prajurit meskipun kau tidak suka. Aku tidak mau Klan Lee dipermalukan hanya karena salah satu diantara anggota klan memilih jalan hidup bukan sebagai prajurit. Camkan itu baik-baik, sampah!" pria itu lalu pergi setelah mengucapkan kata-kata kasar kepada Son. Son sedih mendengar perkataan ayahnya sendiri yang menganggap dirinya hanya sampah yang tidak berguna. Hal itupun membuat menjadi tidak semangat.

Keesokkan harinya Son melihat ayahnya sedang mempersiapkan peralatan pribadinya. Setahu Son hari ini adalah Chip War yang mana setiap bangsa bertempur untuk menguasai area tambang. Tak lama dari arah pintu depan beberapa orang datang berkunjung. Penampilan mereka terlihat gagah dengan armor-armor berwarna keemasan. Mereka adalah anggota klan Lee. Sebagai informasi klan Lee merupakan klan unik dengan ciri-ciri bermata sipit dan berkulit kuning langsat. Mereka tinggal di area Timur 50 kilometer dari Markas Cora.

Tidak lama kemudian mereka pergi ke Markas Cora. Setelah semuanya pergi, Son keluar dari kamar pribadinya dan memutuskan untuk keluar rumah. Dia berjalan tanpa tujuan terserah kemana kakinya akan melangkah. Dalam lubuk hatinya dia ingin sekali bercita-cita menjadi pembalap. Baginya melihat rider-rider melompat-lompat melewati rintangan terlihat sangat keren. Lebih hebat daripada ikut perang yang hanya saling menghancurkan. Tapi apa daya dirinya harus menerima dilahirkan sebagai keluarga prajurit. Mau tidak mau dirinya harus menjadi prajurit agar diterima sebagai anggota keluarga.

Disaat dirinya pusing memikirkan masa depan, tiba-tiba dadanya terasa sakit.

"Ugh! HOEKK!"

Son memuntahkan darah segar dari mulutnya. Melihat itu entah kenapa dia memiliki perasaan buruk. Dengan cepat dia berlari pulang kerumah. Dia bongkar semua dokumen apapun yang ada dirumah. Sampai akhirnya dia menemukan satu dokumen. Didalamnya tertulis pesan yang berbunyi:

"Rahasia Klan Lee: dibalik kuatnya klan Lee terdapat satu fakta yang mengejutkan dimana satu dari setiap 500 keturunan berpotensi terinfeksi Leukimia parah. Penyakit ini berbeda dari Leukimia pada umumnya. Penyakit ini sama sekali tidak bisa disembuhkan namun bisa dikurangi rasa sakitnya. Penyakit terkutuk yang hanya menjangkiti Klan Lee."

Son tidak percaya dengan apa yang dibacanya. Bak tersambar petir, dirinya mendadak jadi lemas hingga lututnya bertekuk dilantai.

"Jadi aku ini penyakitan? Apa itu sebabnya tidak ada satupun anggota keluargaku yang sayang denganku? Itukah sebabnya aku selalu dikasari mereka? Hiks..Hiksss!" perlahan air mata jatuh dari matanya. Son sudah tidak kuat menjalani hidup ini.

Ting Tong!

Disaat dia meratapi nasib, seseorang datang berkunjung kerumahnya. Setelah dipersilahkan masuk orang itu bertanya kepada Son.

"Maaf, apa anda anak dari Chamtalion Lee Hyun Jung?"

Son yang sudah agak tenang menjawab "Ya. Dia adalah ayahku. Ada apa?"

Orang itu agak ragu untuk bicara. Tapi bagaimanapun hal ini penting untuk diberitahu. "Maaf. Ayahmu…. Tewas."

DEG

Bagai tersambar petir untuk kedua kalinya, Song yang semula sudah mulai tegar kembali shock mendengar ucapan orang itu. Belum sembuh luka batinnya akibat fakta pertama, kini tambah lagi satu luka baru yang mengoyak hatinya.

"Ayahmu tewas akibat senjata biologis ebola dan cacar. Tubuhnya bahkan sudah tidak bisa dikenali lagi."

"Si…siapa hikss… yang .. telah membunuh… ayahku?!"

"Maafkan, kami. Sampai saat ini kami masih belum menemukan pelakunya. Tidak hanya ayahmu, tapi seluruh anggota keluargamu tewas akibat wabah yang sama."

Son tidak dapat menahan kesedihan dalam batinnya. Hari ini hingga seterusnya dia adalah satu-satunya Klan Lee yang tersisa. Hal ini pastinya memaksa Son berjuang sendirian menjalani hidup. Tekadnya pun berubah yakni mulai hari ini dia akan sungguh-sungguh menjadi prajurit.

sepuluh tahun berlalu dan Son sekarang berlatih di akademi kemiliteran Cora dan bergabung di Divisi Spiritualist Force. Keputusannya bergabung di akademi tentu bukanlah perkara mudah. Murid-murid diakademi selama ini tidak satupun yang mau berteman dengan Son karena Klannya. Seperti yang diketahui Klan Lee musnah akibat senjata biologis gabungan cacar dan ebola. Hal ini membuat mereka merasa jijik . belum lagi info yang mengatakan Son mengidap penyakit turunan. Makin sulit saja bagi Son menjalani hidup.

Karena perlakuan yang tidak menyenangkan, membuat Son ingin bunuh diri. Semua peralatan sudah disiapkan olehnya mulai dari tali, gunting hingga kursi portabel. Dia ikat talinya disalah satu ranting pohon. Setelah itu dia membuat lingkaran tali untuk mengikat kepalanya. Semua beres dan kini Son berdiri diatas bangku untuk mengikat lehernya sendiri. Tapi saat aksinya akan berjalan, muncul dua orang Corite berjalan didepan Son sambil mengobrol. Yang satu berciri-ciri berambut hitam bergaya sedikit punk sedang satunya berambut coklat bergaya harajuku.

"Eh, eh kau pernah denger perusahaan bernama Slico company belom?" tanya pria berambut harajuku.

"Slico Company? Belom pernah denger, tuh. Emang perusahaan apaan?"

"Perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner. Produk mereka rata-rata adalah makanan-makanan kecil kaya kue-kue gitu, deh?" jelas si harajuku semangat.

"Wih mantap dong. Tuh pabriknya ada dimana?" Si punk terlihat tidak sabar pengen buru-buru pergi.

"Denger-denger, sih ada di daerah timur laut 2 kilometer dari Markas Cora."

Si punk berpikir sejenak seperti teringat akan sesuatu "Oh, daerah itu daerah pertanian paling subur di willayah Cora. Disana juga sangat kental dengan budaya tradisionalnya. Istilahnya The Land of Karate!"

"Heah! Heah! Heah!" mereka berdua memperagakan gerakan-gerakan memukul kaya orang gak jelas. Son hanya ternganga melihat tingkah mereka berdua.

"Ntar dulu. Kita 'kan gak lagi ngomongin karate." Kata si punk memasang wajah bingung. Si harajuku berpikir sambil melihat wajah kawannya dan berkata "True!"

Saat mereka terdiam, si punk melihat Son lagi berdiri diatas bangku. "Woi, ngapain kau berdiri disitu?"

Mendapat pertanyaan tersebut, Son hanya bisa memalingkan muka. Mungkin dia merasa malu aksi bunuh dirinya ketahuan orang lain. Tidak mendapat jawaban, si punk dan si harajuku berjalan mendekat Son.

"Wah, kau mau bunuh diri ya?" kata si harajuku berargumen. Kembali Son hanya diam seribu bahasa. Si punk tidak mau kalah berkata sambil menunjuk tiang tinggi dekat markas.

"Wah, ente kalau bunuh diri disini agak susah. Mending disana aja tuh di tiang markas dijamin langsung mati, deh."

Perlahan wajah Son terlihat mau nangis. Dia berusaha sekuat tenaga agar air mata tidak jatuh dari matanya. Tapi usahanya gagal dan akhirnya dia menangis sekencang-kencangnya.

"Woi, ente kenapa nangis? Dikasih solusi bukannya terima kasih malah nangis. Haduhh!" kata Si Punk pusing.

"Mungkin dia lagi ada masalah hidup kali."

Dengan susah payah akhirnya Son berhenti menangis. Setelah itu mereka berdua meminta Son untuk menceritakan segala keluh kesahnya. Intinya Son merasa kesepian karena selain ditinggal keluarganya, orang-orang pada jijik karena dirasa Son adalah Virus penyebar penyakit yang berbahaya.

"Oh, jadi kasus Crag Mine itu sebagian besar korbannya adalah Klanmu?" tanya si harajuku.

"Yah dan sejak saat itu kehidupanku menjadi tambah suram. Akupun berniat untuk mengakhiri hidupku." Curhat Son sedikit menangis.

"Waduh, masalah klan-klan gitu ternyata ribet juga, ya? Kita berdua sih dari kalangan rendahan jadi maaf-maaf aja kalau kita gak bisa bantu." Si harajuku menyerah tidak bisa kasih solusi. Son kembali hanya diam tak merespon.

"Oh, iya kita 'kan belum kenalan. Kenalin namaku Park Sang Nim. Aku dari class Warrior. Panggil aja Park" kata si Punk bernama Park sambil menjulurkan tangan.

"Namaku Yusuke Nakamoto. Aku dari class Ranger. Panggil aku Yusuke."

"Namaku Son Lee Hon. Aku dari Klan Lee berjob Spiritualist. Senang bisa berkenalan dengan kalian." Son membalas uluran tangan mereka. Terlihat ada senyum menghias wajah Son.

"Mulai sekarang kita adalah teman. Meski saling berbeda class jangan sampai hal itu memisahkan kita. Semua untuk satu dan satu untuk semua." Park merangkul mereka berdua.

"Untuk merayakan pertemanan kita, ayo kita pergi ke Timur Laut menuju ke Slico Shop!" Yusuke terlihat paling semangat diantara mereka berdua. Sementara bagi Son, mereka berdua adalah orang pertama yang mau jadi temannya. Hari ini Son merasa sangat gembira. Mungkin ini pertama kalinya dia merasakan enaknya kebersamaan. Memang benar pepatah yang dulu pernah dibacanya. Dibalik kesulitan akan ada kemudahan. Dibalik awan yang gelap akan ada langit cerah yang menerangi dunia.

Slico Shop, 15:00 P.M.

Slico Shop, merupakan surganya para pecinta jajanan murah, enak dan bergizi. Meskipun baru dibuka beberapa hari yang lalu, namun tempat ini sudah menjadi favorit bagi orang-orang dari semua kalangan. diperkirakan setiap harinya 200 pengunjung datang dari pagi hingga malam pukul 22.00.

"Wih, hebat. Semua jenis kue-kuean ada. Benar-benar super lengkap." Park terpesona dengan aneka jajanan yang dipajang disuatu etalase.

"Benar 'kan apa kataku. Uwoo apa itu? Kue Sakuramochi. Makananku kesukaanku, nih?" Yusuke terlihat sudah menemukan kue incarannya.

Sementara Son terlihat asik memilih-milih gorengan. Dari mulai tahu, tempe, bakwan, cireng, risoles dia ambil sesuai seleranya. Sedang Park setelah lama memilih akhirnya dia memutuskan membeli roti melon.

"Melon pan. Makanan favorit para gadis-gadis moe. HAhahahaha!"

Setelah jajan mereka mencari tempat duduk yang enak untuk menghabiskan makanan. Sembari ngemil mereka saling bertukar cerita tentang pengambilan job lanjutan.

"Kalau aku rencananya mau ambil Knight. Aku ingin menjadi benteng berjalan." Kata Park sambil memakan roti melon.

"Kayanya bakal jadi Archer. Aku ingin mengikat lawan lalu menghabisinya tanpa sisa. Hahahah." Tawa Yusuke sambil membuka bungkusan Saskuramochi.

"Sebenarnya aku masih bingung. Tapi kayanya aku bakal ambil Summoners." Kata Son.

"Aku yakin itu pilihan yang tepat. Tapi sebelum itu kita harus ujian naik pangkat dulu." Ucap Yusuke.

"Dibandingkan ujian praktek, ujian teori menurutku lebih susah. Kenapa? Karena penjagaan petugas sangat ketat sehingga yang namanya nyontek hampir pasti bakalan mustahil. Kalau ujian praktek kerjasama itu sangat diizinkan." Jelas Park.

"Aku tidak tahu kalau mau jadi prajurit ada ujian tertulisnya. Apa ujian teorinya berkaitan dengan peperangan?" tanya Son penasaran.

"Ya adalah kau saja masuk divisi Spiritualist pakai ujian masuk, lulusnya pasti pakai ujian keluar. Dan setahuku kalau ujian teori sama sekali tidak berkaitan dengan peperangan maupun monster-monster. Materi ujian teori biasanya matematika, fisika, bahasa cora, kimia, biologi, sejarah dan ilmu pengetahuan alam dan sosial."

"Emang ujiannya kapan?"

"Seminggu lagi. Kalau hari ini baru pembagian jatah kursi aja. Denger-denger sih ada sistem baru yang bakal diterapkan saat ujian nanti. Yang mana dalam satu kelas murid-muridnya dicampur ama divisi yang lain. Contoh gampangnya begini kau dari kelas Spiritualist 1, mungkin rekan sebelahmu nanti bisa jadi dari kelas spiritualist 5 misalnya atau rekan depan-belakangmu dari kelas ranger 6 juga bisa. Begitu singkatnya." Jelas Yusuke.

"Oh gitu ya. Wah berarti kita harus mulai belajar lebih rajin dong." Simpul Son.

"Kalau mau kita ke perpustakaan Alliansi aja buat belajar. Buku-buku disana lebih lengkap daripada di akademi." Ajak Park.

"Boleh, tuh. Besok jam 10 aja. Gimana?" kata Yusuke

"Setuju."

Setelah berdiskusi mereka melanjutkan obrolan dengan topik yang lain. Disaat mereka asik mengobrol di salah satu sudut kota seorang wanita berambut blonded terlihat memantau mereka. Tatapan hitamnya sedikit tajam. Setelah itu dia menghilang seperti kabut.

To Be Continued

"when compared with practice exams, I think the theory exam more difficult. Why? Due to very strict guard officers that cheating is almost certainly impossible. If the practice exams, may be performed together." (Park Sang Nim in Chapter 1)

Note: Rencanya Fanfic ini akan berakhir di Chapter 2. Untuk Pakde maaf kalau saya pinjam chara Ivkor Kharkharos tnpa izin.